Anda di halaman 1dari 3

KASUS KMB BEDAH

A. KASUS
Tn. Z usia 24 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarga pada pukul 07.00 WIB. Motor
yang ditumpangi pasien mengalami kecelakaan kurang lebih dua jam sebelum masuk
rumah sakit (SMRS) di jalan raya dekat rumahnya. Pasien yang merupakan pembonceng
sepeda motor, mengatakan tidak tahu jika motornya menabrak pembatas jalan. Saat itu,
pasien terpental dari sepeda motor sejauh dua meter. Tiba-tiba kaki kanan pasien
menghentak ke aspal dan lutut kanan terbentur pembatas jalan yang tajam. Pasien pingsan
sekitar tujuh jam dan sadar saat di IGD. Berdasarkan data rekam medik, pasien datang ke
IGD dengan cedera pada lutut, lengan, siku, dan punggung. Tampak tulang pada lutut
kanan pasien. Saat masuk ke IGD, dilakukan debridement pada pasien dengan mencuci
luka menggunakan NaCl dan H2O2 kemudian dibilas menggunakan NaCl.

Setelah itu pasien dipindah ke ruang bedah dan pasien dilakukan operasi ORIF (open
reduction and internal fixation) distal femur dan TBW (tension band wiring) patella.
Pasien diberikan spinal anastesi dan jumlah perdarahan selama operasi mencapai 600 cc.
Setelah menjalani operasi, pasien kembali menjalani perawatan.ke ruang bedah.

Bunyi jantung normal, yaitu BJ I dan BJ II, murmur (-), CRT <3 detik, TD = 110/80
mmHg, nadi=84x/menit, nadi teraba pada ektremitas yang sakit (dextra). Bunyi napas
vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-), frekuensi napas= 20x/menit. Konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik, bibir sedikit kering dan pucat. Pasien BAB dan BAK dengan normal.
BAB paling tidak 1x/hari dengan warna kuning dan konsistensi lembek. BAK > 3x/ hari
dengan warna kuning
jernih. Tidak ada masalah pada abdomen pasien, nyeri tekan (-), massa (-).

Aktivitas sehari-hari pasien dibantu oleh keluarga. Ketika berpakaian, pasien mampu
menggunakan baju sendiri. Pasien juga mampu makan sendiri. Namun, pasien tidak dapat
turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk BAB dan BAK karena
keterbatasan pada ekstermitas kanan yang mengalami fraktur. Pasien hanya dapat
berbaring dan duduk di tempat tidur. Pasien dapat mengerakkan seluruh anggota tubuh
dengan maksimal kecuali, pada kaki kanan. Kekuatan otot pasien maksimal pada kedua
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah bagian kiri. Pasien hanya dapat menggerakkan jari
kaki kanan saja.

Pasien mengatakan nyeri pada bagian post operasi di lutut dan paha kanan. Skala nyeri
3-4. Nyeri seperti berdenyut dan hilang timbul, lebih sering timbul pada malam hari.
Biasanya pasien merasa nyeri saat menggerakkan atau mengubah posisi kaki kanannya.
Jika nyeri, pasien terlihat mengerutkan muka bahkan terkadang sampai berteriak.

Hasil pemeriksaan keadaan umum tampak lemah. Tingkat kesadaran klien sadar penuh
(compos mentis) dengan nilai Glasglow Coma Scale (GCS): 15 (eye 4, verbal 5, motorik
6). Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital adalah sebagai berikut, tekanan darah 110/70
mmhg, nadi 68 kali per menit dengan irama teratur dan kuat, frekuensi pernafasan 20 kali
per menit dengan irama teratur, dan suhu 36,5o C.

Pasien kembali direncanakan untuk menjalani operasi pada tanggal 26 April 2020 untuk
dilakukan ORIF pada kolum femur. Pasien mengatakan cemas dengan operasi yang akan
dijalani walaupun tidak secemas operasi sebelumnya. Pasien berharap dengan operasi
yang dijalani maka keadaan kaki kanannya akan lebih baik.

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium;
Hemoglobin 11,0 g/dl, hematrokit 50,0 %, eritrosit 6,34 juta/mm3, leukosit 25,100/mm3,
trombosit 343,000 U/L, basophil 0,2%, eosinophil 1,0%, neutrophil 44,7%, limfosit 92,6%,
monosit 2,9%, MCV 80 fL, MCH 25 pg, MCHC 32%, golongan darah B/ Rh (+), masa
perdarahan BT 02’10’’ menit, masa pembekuan CT 06’15’’ menit, HbsAg kualitatif
negative, glukosa darah sewaktu 107 mg/dl.
Diagnosa medis pasien adalah fraktur multiple, yaitu fraktur patella, distal femur, dan colum
femur. Fraktur pada distal femur dan patella merupakan fraktur terbuka dengan grade III,
sedangkan fraktur pada kolum femur adalah fraktur tertutup.

Berdasarkan hasil rontgen Post Op ORIF distal femur dan patela didapatkan gambaran
fraktur pada kolum femur dextra dan sublikasi caput femur dengan pergeseran fragmen
distal fraktur ke superlateral.

C. TERAPI
Program terapi yang didapat yaitu infus RL 20 tpm (tetes per menit), ketorolax 30 mg/ 12
jam melalui injeksi intravena, gentamisin 120 mg/12 Jam, morfin 25 mg/12 jam.

D. TUGAS
1. Buat WOC dari penyebab sampai munculnya masalah keperawatan pada kasus
tersebut!
2. Apakah pengakjian yang harus dilengkapi pada pasien tersebut!
3. Rumaskan masalah keperawatan pada kasus tersebut berdasarkan rumusan
NANDA /SDKI, dan ditulis berdasarkan prioritas!
4. Buatlah kriteria hasil yang tepat pada kasus diatas sesuai NOC/SLKI!
5. Buatlah perencanaan yang tepat sesuai kasus diatas, dengan mengacu pada
NIC/SIKI dan minimal satu hasil penelitian (dilampirkan saat pengumpulan)
6. Pilih satu tindakan untuk mengatasi masalah pada kasus diatas yang ada dalam
perencanaan yang sesuai hasil penelitian dan buat video berdasarkan SOP yang
benar.

Anda mungkin juga menyukai