Disusun Oleh:
Putri Khunaezah
071202081
VI. Evaluasi
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk Test : Test Lisan
3. Butir Soal :
- Sebutkan makanan yang dianjurkan ?
- Sebutkan buah dan sayuran untuk penderita hipertensi ?
- Sebutkan cara membuat jus seledri
4. Kunci jawaban
1. Makanan yang dianjurkan bagi penderita hipertensi adalah :
Sayuran dan buah-buahan. Kandungan serat dan vitamin Cnya dapat membentu menurunkan tekanan darah
tinggi.
Serealia juga berfungsi untuk membantu menyerap lemak dan kandungan seratnya membantu dalam poses
pencernaan makanan.
Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel, dan sarden.
2. Makanan Yang harus dikurangi
Makanan kaleng atau makanan yang sudah diproses dengan kandungan garam yang tinggi.
Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel dan sarden
Makanan berlemak.
Minuman beralkohol
3. Makanan Yang harus dihindari
2.SAYURAN
sayuran yang dianjurkan antara lain tomat, wortel, bunga kol, brokoli, dan sayuran berdaun
hijau seperti bayam, kangkung, dll. Sayuran tersebut kaya akan mineral, vitamin, dan senyawa
lain yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko komplikasi
hipertensi
3.JUS SELEDRI
Cara membuat jus seledri
A. Alat dan bahan
> saringan
> alat penumbuk
> sendok
> gelas
> seledri 5 helai
B. Cara membuat
Pertama kali kita ambil seledri masih segar (5 helai) kemudian cuci sampai bersih, setelah itu
lalu dipotong-potong kemudian ditaruh dialat tumbuk lalu ditumbuk hingga halus. Jus siap
diminum boleh dikasih gula sesuai selera. Jus diminum 3 x sehari sebanyak 1/4 gelas.
Uraian materi
Pembuluh darah koroner yang menderita aterosklerotik, selain menjadi tidak elastis, juga mengalami penyempitan sehingga tahanan
terhadap aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik. Naiknya tekanan sistolik karena pembuluh darah tidak elastis serta naiknya
tekanan diastolik akibat penyempitan pembuluh darah tersebut, dike nal dengan istilah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Nama
lengkapnya adalah hipertensi esensial.
Pembatasan jumlah cairan, ataupun pemberian cairan / air minum lebih daripada biasanya kepada penderita, juga ternyata tidak ada
pengaruhnya terhadap tekanan darah.
Diet rendah garam umumnya dianjurkan bagi penderita tekanan darah tinggi. Akan tetapi banyak ahli kedokteran yang masih
meragukan efek diet rendah garam itu terhadap penurunan tekanan darah.
Lebih-lebih jika kandungan natrium dalam diet penderita di atas 250 gram sehari. Jadi agar diet rendah garam itu membawa pengaruh
berupa penurunan tekanan darah, maka kandungan natrium dalam diet harus berkisar antara 200 – 250 mg sehari.
Jika digunakan diet Kempner dengan kadar natrium sekitar 200 mg, diet itu harus diberikan untuk jangka waktu yang lama. Karena itu, penderita hipertensi,
sungguhpun ia sudah menjalani diet pantang garam, masih juga memerlukan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah.
Sayuran dan buah-buahan. Kandungan serat dan vitamin Cnya dapat membentu menurunkan tekanan darah tinggi.
Serealia juga berfungsi untuk membantu menyerap lemak dan kandungan seratnya membantu dalam poses pencernaan makanan.
Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel, dan sarden.
Makanan kaleng atau makanan yang sudah diproses dengan kandungan garam yang tinggi.
Jenis ikan yang banyak mengandung lemak seperti salmon, makerel dan sarden
Makanan berlemak.
Minuman beralkohol
"Hipertensi primer ini tidak hanya menjadi masalah di Indonesia, tetapi juga di negara-negara Asia lainnya. Maklum,
kuliner masyarakat di Asia kaya dengan bumbu dan garam," kata dokter spesialis jantung dari RS Mitra keluarga
Kelapa Gading, dr Sari S Mumpuni dalam seminar tentang pengendalian hipertensi, yang digelar Departemen
Kesehatan terkait dengan peringatan Hari Hipertensi Sedunia, di Jakarta, Rabu (2/7).
Karena itu, lanjut dr Sari, pentingnya melakukan diet rendah garam sejak dini, terutama pada mereka yang memiliki
riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga. Selain menghindar dari faktor risiko lain seperti stress. Pasalnya, stress
dapat memicu peningkatan hormon adrenalin dan kortisol.
"Dan yang tak kalah penting adalah hindari rokok dan minuman beralkohol, ganti dengan kegiatan olahraga dan
banyak mengkonsumsi makanan berserat," katanya menandaskan.
Hipertensi patut mendapat perhatian, karena di Amerika penyakit tersebut telah menjadi keprihatinan tersendiri.
Mengingat, saat ini ada sekitar 20 persen penduduk Amerika atau lebih dari 50 juta orang yang terkena hipertensi.
"Setiap tahun ada sekitar 2 juta orang di Amerika terdeteksi kena hipertensi. Dari 50 juta populasi hipertensi,
sayangnya yang melakukan kontrol rutin hanya sekitar 27 persen dan sekitar 13 persen tidak mengetahui kalau
mereka menderita hipertensi," kata dr Sari.
Data Departemen Kesehatan menunjukkan, tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia ditenggarai telah mencapai 17-
21 persen dari total penduduk. "Parahnya, kebanyakan dari pengidap tidak menyadari kalau mereka sudah
menderita penyakit hipertensi," kata Sekjen Depkes, dr Sjafii Achmad dalam pidato pembukaannya.
Menurut Sjafii Achmad, kebanyakan masyarakat tidak sadar kalau dirinya terkena hipertensi, lantaran penyakit itu
ditandai oleh gejala-gejala khusus. "Data WHO, dari 50 persen penderita hipertensi yang terdeteksi, hanya 25 persen
mendapat pengobatan dan hanya 12,5 persen yang dapat diobati dengan baik," katanya.
Ia menambahkan, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 dan data Pola Penyebab Kematian Umum
di Indonesia disebutkan, penyakit jantung dan pembuluh darah dianggap sebagai pembunuh nomor wahid di Tanah
air. "Umumnya, gangguan jantung dan pembuluh darah berawal dari hipertensi," ucapnya.
Dr Sari mengemukakan, hipertensi bukan saja menimbulkan kelainan vaskuler yang menjadi pemicu terjadinya
serangan stroke dan jantung, tetapi juga merusak ginjal yang berujung pada cuci darah akibat ginjalnya yang sudah
tidak berfungsi.
"Hipertensi juga bisa merusak kerja mata dan menimbulkan kelainan atau gangguan kerja otak, sehingga
intelegensia penderita dapat menurun drastik," ujarnya.
Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal,
pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90
mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam
pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan
menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).
Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebut dengan tekanan sistolik.
Angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik. Sikap yang
paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau berbaring.
"Tekanan darah normal (normotensif) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk
mengangkut oksigen dan zat-zat gizi," tuturnya.
Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat
dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter. Biasanya dokter akan mengecek dua kali
atau lebih sebelum menentukan anda terkena tekanan darah tinggi atau tidak.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi.
Natrium dan klorida merupakan ion utama cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan
konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.
Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak
kepada timbulnya hipertensi.
Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah
natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat.
Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu
sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat kita yang
umumnya boros menggunakan garam.
Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin,
sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita
terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
Sumber natrium yang juga perlu diwaspadai adalah yang berasal dari penyedap masakan (MSG). Budaya
penggunaan MSG sudah sampai pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Hampir semua ibu rumah tangga,
penjual makanan, dan penyedia jasa katering selalu menggunakannya.
Penggunaan MSG di Indonesia sudah begitu bebasnya, sehingga penjual bakso, bubur ayam, soto, dan lain -lain,
dengan seenaknya menambahkannya ke dalam mangkok tanpa takaran yang jelas.
Pengaturan menu bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan empat cara. Cara pertama adalah diet rendah
garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari)
dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari).
Cara kedua, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas. Cara ketiga, diet tinggi serat. Dan keempat, diet rendah
energi bagi mereka yang kegemukan.