Disusun Oleh:
Putri Khunaezah
NIM 071202081
2. Obesitas
Klien yang obese mengalami penurunan volume paru. Hal ini dikarenakan thorak
dan abdomen bagian bawah yang berat.
3. Kelainan musculoskeletal
Kerusakan muskulosetal di region thorak menyebabkan penurunan oksigenasi.
4. Konfigurasi structural yang abnormal
5. Trauma
6. Penyakit otot
7. Penyakit system persarafan
8. Perubahan system saraf pusat
9. Pengaruh penyakit kronis.
10. Faktor Perkembangan
1. Bayi Prematur
Bayi premature : berisiko terkena penyakit membrane hialin, yang diduga
disebabkan defisiensi surfaktan.
2. Bayi dan Todler
Bayi dan toddler : berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA) hasil pemaparan dari anak-anak lain dan pemaparan asap dari rokok.
Selain itu, selama proses pertumbuhan gigi, beberapa bayi berkembang
kongesti nasal yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan
potensi terjadinya ISPA. ISPA yang sering doalami adalah nasofaringitis,
faringitis, influenza, dan tonsillitis.
3. Anak usia sekolah dan remaja
Anak usia sekolah dan remaja terpapar pada infeksi pernapasan dan factor-
faktor resiko pernafasan, misalnya asap rokok dan merokok.
4. Dewasa muda dan dewasa pertengahan
Individu pada usia pertengahan dan dewasa muda terpapar pada banyak
factor resiko kerdiopulmonar seperti diet yang tidak sehat, kurang latihan
fisik, obat-obatan.
5. Lansia
Kompliansi dinding dada menurun pada klien lansia yang berhubungan
dengan osteoporosis dan kalsifikasi tulang rawan kosta. Otot – otot
pernapasan melemah dan sirkulsi pemubuluh darah pulmonar menurun.
b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi
Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar dalam beberapa cara. Klien yang
mengalami kekurangan gizi mengalami kelemahan otot pernafasan. Kondisi ini
menyebabkan kekekuatan otot dan kerja pernapasan menurun.
2. Latihan Fisik
Latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolism tubuh dan kebutuhan oksigen.
Frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat, memampukan individu untuk
mengatasi lebih banyak oksigen dan mengeluarkan kelebihan karbondoksida.
3. Merokok
Dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung, penyakit paru
obstrukti kronis, dan kanker paru.
4. Penyalahgunaan Substansi
Penggunaan alcohol dan obat-obatan secara berlebihan akan menggganggu
oksigenasi jaringan. Kondisi ini sering kali memiliki asupan nutrisi yang
buruk.Kondisi ini menyebabkan penurunan asupan makanan kaya gizi yang
kemudian menyebabkan penurunan prosuksi hemoglobin.
c. Faktor Lingkungan
Abestosis merupakan penyakit paru yang memperoleh di tempat kerja dan
berkembang setelah individu terpapar asbestosis.
a. Ansietas
Keadaan yang terus-menerus pada insietas beat akan meningkatkan laju
metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen akan meningkat(Potter & Perry,
2006).
5. Patofisologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan
baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
Invasi Clostridium
Tetani Trauma
Px mengalami pernapasan
paradoksal
Rigiditas
otot
Gangguan Oksigenasi
Penurunan ekspansi
dada Penurunan kadar oksigen
yang diinspirasi, penurunan
kadar hemoglobin dan
ketidakmampuan jaringan
untuk mengambil oksigen
RR meningkat, , Hipoksia
penggunaan otot bantu
pernafasan
Peningkatan Frekuensi
Dipsnea
dan kedalaman
pernapasan
Ketidakefektipan
pola nafas
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Elektrokardiogram
Elektrokardiogram ( EKG ) menghasilkan rekaman grfaik aktivitas listrik jantung,
mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
c. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar
dan keadekuatan oksigenasi.
d. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
e. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
f. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang
menghambat jalan nafas.
6. Tindakan Penanganan
a. Penatalaksanaan medis
1. Pemantauan Hemodinamika
2. Pengobatan bronkodilator
3. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika
diperlukan.
4. Penggunaan ventilator mekanik
5. Fisoterapi dada
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a. Pembersihan jalan nafas
b. Latihan batuk efektif
c. Pengisapan lendir
d. Jalan nafas buatan
2. Pola Nafas Tidak Efektif
a. Atur posisi pasien ( semi fowler )
b. Pemberian oksigen
c. Teknik bernafas dan relaksasi
3. Gangguan Pertukaran Gas
a. Atur posisi pasien ( posisi fowler )
b. Pemberian oksigen
c. Pengisapan lender
7. Komplikasi
a. Penurunan Kesadaran
b. Hipoksia
c. Cemas dan gelisah
8. Diagnosa Keperawatan
D.0005 Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan proses penyakit
D.0056 Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
D.0008 Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
9. Rencana Keperawatan
N
SDKI SLKI SIKI
O
1 D.0005 Pola Napas Tidak Efektif L.01004 Pola Napas I.01002 Dukungan
Definisi : Inspirasi dan/atau Definisi : Inspirasi Ventilasi
ekspirasi yang tidak memberikan dan/atau ekspirasai yang Definisi : Memfasilitasi
ventilasi adekuat memberikan ventilasi dalam mempertahankan
Penyebab : adekuat pernapasan spontan untuk
- Proses penyakit Setelah dilakukan memaksimalkan
- Penurunan energi tindakan keperawatan pertukaran gas di paru-
Gejala dan tanda mayor selama ...x 24 jam paru.
Subyektif : diharapkan status Aktivitas-aktivitas :
- Dispnea aktivitas pasien Observasi
Obyektif : meningkat dengan 1. Identifikasi adanya
- Fase ekspirasi memanjang kriteria hasil capaian: kelelahan otot bantu
Gejala dan tanda minor 1. Ortopnea dari skala napas
Subyektif : 2 (sukup meningkat) 2. Identifikasi efek
- Ortopnea diturunkan ke skala perubahan posisi
Obyektif : 4 (cukup menurun) terhadap status
- Pernapasan cuping hidung 2. Pernapasan cuping pernafasan
hidung dari skala 2 3. Monitor status
(sukup meningkat) respirasi dan
diturunkan ke skala oksigenasi
4 (cukup menurun) Terapeutik
3. Frekuensi napas dari 1. Pertahankan
skala 2 (cukup kepatenan jalan
memburuk) napas
diturunkan ke skala 2. Berikan posisi semi
4 (cukup membaik) fowler/fowler
3. Fasilitasi mengubah
posisi senyaman
mungkin
4. Berikan oksigenasi
sesuai kebutuhan
(nasal kanul)
Edukasi
1. Ajarkan teknik
relaksasi napas dalam
2. Ajarkan mengubah
posisi secara mandiri
I.01019 Pengaturan
Posisi
Definisi : Menempatkan
bagian tubuh untuk
meningkatkan kesehatan
fisiologis dan/atau
psikologis.
Aktivitas-aktivitas :
Observasi
1. Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik
1. Atur posisi untuk
mengurangi sesak
(misal semi fowler)
2. Tempatkan objek
yang sering
digunakan dekat
pasien
3. Berikan bantal yang
tepat pada leher
4. Motivasi terlibat
dalam perubahan
posisi
Edukasi
1. Informasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi
2 D. 0056 Intoleransi Aktivitas L.13118 Konservasi I.05186 Terapi Aktivitas
Definisi : Ketidakcukupan energi Energi Definisi : Menggunakan
untuk melakukan aktivitas sehari- Definisi : kemampuan aktivitas fisik, kognitif,
hari maenggunakan energi sosial, dan spiritual
Penyebab : secara efektif dan tertentu untuk
– Ketidakseimbangan antara efisien memulihkan keterlibatan
suplai dan kebutuhan Setelah dilakukan frekuensi, atau durasi
oksigen tindakan keperawatan aktivitas individu atau
– Kelemahan selama ...x 24 jam kelompok
Gejala dan tanda mayor diharapkan status Aktivitas-aktivitas :
– Mengeluh lelah aktivitas pasien Observasi
– Frekuensi jantung meningkat dengan 1. Identifikasi defisit
meningkat >20% dari kriteria hasil capaian: tingkat aktivitas
kondisi istirahat 1. Aktivitas fisik yang tertentu
Gejala dan tanda minor direkomendasikan 2. Identifikasi
Subjektif : dari skala 2 (cukup kemampuan
– Dispnea saat/setelah menurun) berpartisipasi dalam
aktivitas ditingkatkan aktivitas tertentu
– Merasa tidak nyaman menjadi skala 4 Terapeutik
setelah beraktivitas (cukup meningkat) 1. Fasilitasi fokus pada
Objektif 2. Pembatasan kemampuan, bukan
Tekanan darah berubah >20% dari aktivitas dari skala defisit yang dialami
kondisi istirahat 2 (cukup menurun) 2. Fasilitasii memilih
Kondisi klinis terkait ditingkatkan aktivitas dan tetapkan
– Penyakit jantung koroner menjadi skala 4 tujuan aktivitas yang
– Anemia (cukup meningkat) konsisten sesuai
– PPOK 3. Aktivitas yang kemampuan fisik,
tepat dari skala 2 psikologis, dan sosial
(cukup menurun) 3. Fasilitasi aktivitas fisik
ditingkatkan rutin (misalnya
menjadi skala 4 ambulasi, mobilisasi
(cukup meningkat) dan perawatan diri)
L.05047 Toleransi sesuai kebutuhan
Aktivitas 4. Libatkan keluarga
Definisi : Respon dalam melakukan
fisiologis terhadap aktivitas, jika perlu
aktivitas yang fasilitasi pasien dan
membutuhkan tenaga. keluarga memantau
Setelah dilakukan kemajuannya sendiri
tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan
selama ...x 24 jam Edukasi
diharapkan status 1. Ajarkan metode
aktivitas pasien aktivitas fisik sehari-
meningkat dengan hari, jika perlu
kriteria hasil capaian: 2. Ajarkan cara
1. Saturasi oksigen melakukan aktivitas
dari skala 2 (cukup yang dipilih
menurun) 3. Anjurkan melakukan
ditingkatkan aktivitas fisik, sosial,
menjadi skala 4 spiritual, dan kognitif
(cukup meningkat) dalam emnjaga fungsi
2. Kemudahan dalam dan kesehatan
melakukan kolaborasi dengan
aktivitas sehari-hari terapis okupasi dalam
dari skala 2 (cukup merencanakan dan
menurun) memonitor origram
ditingkatkan aktivitas jika sesuai
menjadi skala 4
(cukup meningkat) I.05178 Manajemen
3. Keluhan lelah dari Energi
skala 2 (cukup Definisi :
menurun) Mengidentifikasi dan
ditingkatkan mengelola penggunaan
menjadi skala 4 energi untuk mengatasi
(cukup meningkat) atau mencegah kelelahan
4. Dispnea saat dan mengoptimalkan
aktivitas dari skala proses pemulihan
2 (cukup menurun) Aktivitas-aktvitas :
ditingkatkan Observasi
menjadi skala 4 1. Monitor kelelahan fisik
(cukup meningkat) dan emosional
5. Dispnea setelah 2. Monitor lokasi dan
aktivitas dari skala ketidaknyamanan
2 (cukup menurun) selama melakukan
ditingkatkan aktivitas
menjadi skala 4 Terapeutik
(cukup meningkat) 1. Lakukan rentang gerak
6. Tekanan darah dari pasif dan/ atau aktif
skala 2 (cukup 2. Anjurkan melakukan
menurun) aktivitas secara
ditingkatkan bertahap
menjadi skala 4 Edukasi
(cukup meningkat) 1. Ajarkan strategi
7. Frekuensi nafas koping untuk
dari skala 2 (cukup mengurangi kelelahan
menurun)
ditingkatkan I.06198 Pemantauan
menjadi skala 4 Tanda Vital
(cukup meningkat) Definisi : mengumpulkan
dan menganalisis data
hasil pengukuran fungsi
vital kardiovaskuler,
pernapasan dan suhu
tubuh
Aktivitas-aktivitas :
Observasi
1. Monitor tekanan
darah
2. Monitor pernafasan
(frekuensi,
kedalaman)
3. Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital
Terapeutik
1. Atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
3 D.0008 Penurunan Curah L.02008 Curah I.02075 Perawatan
Jantung Jantung Jantung
Definisi : Ketidakadekuatan Definisi : Keadekuatan Definisi :
jantung memompa darah untuk jantung memompa Mengidentifikasi,
memenuhi kebutuhan metabolisme darah untuk memenuhi merawat dan membatasi
tubuh kebutuhan metabolisme komplikasi akibat
Penyebab : tubuh ketidakseimbangan antara
- Perubahan kontraktilitas Setelah dilakukan suplai dan konsumsi
jantung tindakan keperawatan oksigen miokard.
Gejala dan tanda mayor selama ...x 24 jam Aktivitas-aktivitas :
Subyektif : diharapkan status Observasi
- Perubahan kontraktilitas aktivitas pasien 1. Identifikasi
- Perubahan afterload meningkat dengan tanda/gejala
Obyektif : kriteria hasil capaian: penurunan curah
- Kulit pucat 1. Lelah dari skala 2 jantung
- Akral dingin (cukup meningkat) 2. Monitor TTV, EKG,
Gejala dan tanda minor diturunkan ke skala nilai laboratorium
Obyektif : 4 (cukup menurun) jantung
- Cardiac index menurun 2. Dispnea dari skala Terapeutik
2 (cukup 1. Posisikan pasien
meningkat) fowler/semi fowler
diturunkan ke skala 2. Berikan diet jantung
4 (cukup menurun) yang sesuai (mis:
3. Pucat dari skala 2 batasi asupan kafein,
(cukup meningkat) natrium, dll)
diturunkan ke skala 3. Berikan terapi
4 (cukup menurun) relaksasi untuk
mengurangi
stres/cemas
4. Beri dukungan
emosional, spiritual
5. Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
Edukasi
1. Anjurkan aktivitas
fisik seusai toleransi
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian antiaritmia
DAFTAR PUSTAKA