Praktikum Analisis Perancangan Kerja
Modul-1:
ANTHROPOMETRI
A. TUJUAN
1. Praktikan diharapkan mampu melakukan pengukuran anthropometri manusia.
2. Mampu menggunakan data anthropometri yang ada untuk merancang suatu design
system maupun alat kerja yang ergonomis.
3. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis design rancangan kerja yang sesuai
anthropometri populasi dimana rancangan kerja diterapkan.
4. Mampu mengolah data anthropometri untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam mendesain suatu system rancangan kerja.
5. Mampu menggunakan alat pengukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran
anthropometri manusia.
B. PENGANTAR PRAKTIKUM
Dalam sistem kerja, manusia berperan sebagai sentral yaitu sebagai perencana,
perancang, pelaksana, pengendali, dan pengevaluasi sistem kerja, sehingga untuk
dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat‐sifat,
keterbatasan, serta semua kemampuan yang dimiliki manusia.
Ergonomi adalah ilmu yang sistematis dalam memanfaatkan informasi mengenai sifat,
kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja. Dengan
ergonomi, penggunaan dan penataan/fasilitas dapat lebih efektif serta memberikan
kepuasan kerja.
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 1
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
Dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian ergonomi dapat dikelompokkan
dalam lima bidang penelitian, yaitu :
1. anthropometri
2. biomekanika
3. fisiologi
4. penginderaan
5. lingkungan fisik kerja
C. ANTHROPOMETRI
Anthropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia
khususnya dimensi tubuh dan aplikasi yang menyangkut geometri fisik, massa, dan
kekuatan tubuh manusia. Permasalahan variasi dimensi anthropometri seringkali
menjadi faktor dalam menghasilkan rancangan yang”fit” untuk pengguna.
Dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah
satu pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Faktor‐faktor
tersebut adalah :
1. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun
untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60
tahun.
2. Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada
dan pinggul.
3. Rumpun dan Suku Bangsa
4. Sosial‐ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
5. Pekerjaan, aktivitas sehari‐hari juga berpengaruh
6. Saat pengukuran
Anthropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
a. Pengukuran Statis
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 2
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh
b. Anthropometri Dinamis
Yang dimaksud dengan anthropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan
cirri‐ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan‐
gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
D. APLIKASI DATA ANTHROPOMETRI DALAM PERANCANGAN PRODUK
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan‐pertimbangan
ergonomis dalam interaksi manusia. Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan
diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :
Perancangan areal kerja (work station )
Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan
sebagainya.
Perancangan produk‐produk konsumtif seperti pakaian, kursi / meja komputer dan
lain‐lain.
Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dalam hal ini ada dua dimensi rancangan yang akan dijadikan dasar untuk menentukan
poin minimum dan/atau maksimum ukuran yang umum ingin diterapkan, yaitu
(Wignjosoebroto,2000):
1. Dimensi jarak ruangan (clearance dimension), yaitu dimensi yang diperlukan orang
untuk dengan leluasa melaksanakn aktivitas dalam sebuah stasiun kerja baik pada
saat mengoperasikan maupun harus melakukan perawatan dari fasilitas kerja yang
ada.
2. Dimensi jarak jangkauan (reach dimension), yaitu dimensi yang diperlukan untuk
menentukan maksimum ukuran yang harus ditetapkan agar mayoritas populasi
mampu menjangkau dan megoperasikan peralatan kerja secara mudah dan tidak
memerlukan usaha yang terlalu memaksa.
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 3
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang
akan mengoperasikannya, maka yang harus diambil dalam aplikasi data anthropometri
tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan dalam uraian di bawah ini
(Wignjosoebroto,2000):
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim. Disini
rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk,yaitu:
a. Sesuai bagi tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti
terlalu besar atau terlalu kecil bila dibandingkan dengan rata‐ratanya.
b. Tetap bisa digunakan untuk ukuran tubuh manusia yang lain (mayoritas
populasi yang ada).
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran
tertentu.
Disini rancangan dapat diubah‐ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh.
Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini
maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai
persentil 5 sampai dengan 95.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata‐rata
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata‐rata ukuran manusia.
Disini produk dirancang dan dibuat untuk ukuran mereka yang berukuran rata‐
rata. Sedangkan bagi mereka yang mempunyai ukuran ekstrim akan dibuatkan
rancangan tersendiri.
E. METODE PERANCANGAN DENGAN ANTHROPOMETRI (ANTHROPOMETRIC
METHOD)
Tahapan perancangan sistem kerja menyangkut work space design dengan
memperhatikan faktor anthropometri secara umum adalah sebagai berikut (Roebuck,
1995):
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 4
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
1. Menentukan tujuan perancangan dan kebutuhannya (establish requirement)
2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai
3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya
4. Penentuan kebutuhan data (dimensi‐dimensi system kerja yang akan
dirancang)
5. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan
persentil yang akan dipakai
6. Penyiapan alat ukur anthropometri
7. Pengambilan data
8. Pengolahan data
Uji kenormalan data
Uji keseragaman data
Uji kecukupan data
Perhitungan persentil Data (Persentil kecil, rata‐rata, dan besar)
9. Visualisasi rancangan, dengan memperhatikan :
posisi tubuh secara normal
kelonggaran (pakaian dan ruang)
variasi gerak
10. Analisis hasil rancangan
Contoh visualisasi rancangan dengan menggunakan software MannequinPro dapat
dilihat pada gambar bawah ini
Contoh visualisasi hasil rancangan
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 5
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
F. APLIKASI DATA ANTHROPOMETRI PADA PERANCANGAN DIMENSI STASIUN KERJA
INDUSTRI
Dimensi stasiun kerja untuk operator duduk
Operasi industri yang biasanya dilakukan dalam keadaan duduk ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas pekerja dengan memaksimasi gerakan efektif, mengurangi
kelelahan pekerja, dan meningkatkan stabilitas pekerja,
Dalam perancangan stasiun kerja duduk, tinggi meja kerja yang disarankan adalah
sekitar 2 inchi di bawah siku. Untuk menetapkan area kerja pada stasiun kerja duduk,
terdapat dua metode yang biasa digunakan, yaitu metode Farley dan metode Squires.
Dimensi stasiun kerja untuk operator berdiri
Posisi berdiri untuk operator tidak begitu disukai, tetapi sering diperlukan. Hal ini
terutama untuk pekerjaan yang memerlukan:
penanganan yang sering terhadap obyek yang berat
jangkauan jauh yang sering dilakukan
mobilitas untuk bergerak di sekitar stasiun kerja
Untuk perancangan stasiun kerja berdiri, data anthropometri yang dibutuhkan adalah:
E = tinggi bahu A = tinggi tubuh
L = tinggi siku C = tinggi mata
G. ALAT DAN BAHAN
Penggaris dan meteran
Alat pengukur tinggi tubuh
Timbangan badan
Kursi Antropometri
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 6
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
H. PEDOMAN PENGUKURAN DATA ANTHROPOMETRI
H.1 Pengukuran Anthropometri Statis/Dimensi Tubuh
H.1.1 Posisi: Duduk Samping
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 7
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
9. Tebal paha Subjek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas
duduk sampai ke permukaan atas pangkal paha.
10. Tinggi popliteal Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah
paha.
11. Pantat popliteal Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian
terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam
(popliteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk
sudut siku‐siku.
12. Pantat ke lutut Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian
terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian
bawah membentuk sudut siku‐siku (No. 11 + tebal
lutut)
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 8
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
J.1.2 Posisi: Duduk menghadap ke depan
2. Lebar pinggul Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian
terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi
kanan.
4. Lebar pinggang Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian
terluar pinggang sisi kiri sampai bagian terluar pinggang
sisi kanan
5. Siku ke siku Subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke
badan dan lengan bawah direntangkan ke depan. Ukur
jarak horizontal dari bagian terluar siku sisi kiri sampai
bagian terluar siku sisi kanan.
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 9
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
H.1.3 Posisi: Berdiri
No. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1. Tinggi badan tegak Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang
paling atas. Sementara subjek berdiri tegak dengan
mata memandang lurus ke depan.
2. Tinggi mata berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata
bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek berdiri
tegak dan memandang lurus ke depan.
3. Tinggi bahu berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang
menonjol pada saat subjek berdiri tegak.
4. Tinggi siku berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan
antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri
tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar.
5. Tinggi pinggang berdiri Ukur jarak vertikal lantai sampai pinggang pada saat
subjek berdiri tegak.
6. Jangkauan tangan ke Tangan menjangkau ke atas setinggi‐tingginya. Ukur
atas jarak vertikal lantai sampai ujung jari tengah pada
saat subjek berdiri tegak.
7. Panjang lengan bawah Subjek berdiri tegak, tangan disamping, ukur jarak
dari siku sampai pergelangan tangan.
8. Tinggi lutut berdiri Ukur jarak vertikal lantai sampai lutut pada saat
subjek berdiri tegak.
9. Tebal dada Subjek berdiri tegak, ukur jarak dari dada (bagian ulu
hati) sampai punggung secara horizontal.
10. Tebal perut Subjek berdiri tegak, ukur (menyamping) jarak dari
perut depan sampai perut belakang secara
horizontal.
11. Berat badan Menimbang dengan posisi normal di atas timbangan.
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 10
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
H.1.4 Posisi: Berdiri dengan tangan lurus ke depan
No. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1. Jangkauan tangan ke Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung
depan jari tengah. Subjek berdiri tegak dengan betis,
pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan
direntangkan secara horizontal ke depan
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 11
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
H.1.5 Posisi: Berdiri dengan kedua tangan direntangkan
No. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1. Rentangan tangan Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang
tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan
kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan
direntangkan horizontal ke samping sejauh
mungkin.
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 12
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
LAMPIRAN
LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN ANTHROPOMETRI STATIS / DIMENSI TUBUH
NAMA :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
SUKU BANGSA :
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (cm)
1. Tinggi duduk tegak tdt
2. Tinggi duduk normal tdn
3. Tinggi mata duduk tmd
4. Tinggi bahu duduk tbd
5. Tinggi siku duduk tsd
6. Tinggi sandaran punggung tsp
7. Tinggi pinggang tpg
8. Tebal perut duduk tpd
9. Tebal paha tp
10. Tinggi popliteal tpo
11. Pantat popliteal pp
12. Pantat ke lutut pkl
13 Lebar bahu lb
14 Lebar pinggul lp
15 Lebar sandaran duduk lsd
16 Lebar pinggang lpg
17 Siku ke siku sks
18 Tinggi badan tegak tbt
19 Tinggi mata berdiri tmd
20 Tinggi bahu berdiri tbhb
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 13
Panduan Praktikum Analisis Perancangan Kerja
Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta @2008 14
Modul REBA
Praktikum Genap 2012/2013
MODUL 10 REBA
1. Deskripsi
2. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami analisa postur kerja
2. Mahasiswa mampu menganalisa postur kerja pekerja
3. Mahasiswa mampu memberi rekomendasi berdasar analisa postur kerja
3. Input
1. Video postur kerja operator perakitan
4. Output
1. Score REBA
2. Analisa postur kerja
3. Rekomendasi Postur kerja
5. Referensi
Hignett, S., & McAtamney, L. (2000). Rapid entire body assessment (REBA).
Applied ergonomics, 31(2), 201–206.
Tayyari, F., & Smith, J. L. (1997). Occupational ergonomics: Principles and
applications. Chapman & Hall.
6. Landasan Teori
6.1 POSTUR KERJA
Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh pergerakan organ tubuh saat
bekerja. Pergerakan yang dilakukan saat bekerja meliputi : flexion, extension,
abduction, adduction, rotation, pronation, dan supination. Flexion adalah
gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan. Extension
adalah gerakan merentangkan (stretching) dimana terjadi peningkatan sudut
Modul REBA
Praktikum Genap 2012/2013
Gambar 1. Range pergerakan punggung (a) postur alamiah, (b) postur 0 – 20o
flexion, (c) postur 20 – 60o flexion, (d) postur 60o flexion atau lebih.
Gambar 2. Range pergerakan leher (a) postur 20o atau lebih flexion, (b) postur
extension
Kaki tidak
tertopang, bobot +2 jika lutut >600
tidak tersebar 2 flexion (tidak
merata/postur ketika duduk)
tidak stabil
Modul REBA
Praktikum Genap 2012/2013
Gambar 3. Range pergerakan kaki (a) kaki tertopang, bobot tersebar merata,
(b) kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata.
Gambar 4. Range pergerakan lengan atas (a) postur 20o flexion dan extension,
(b) postur 20o atau lebih extension dan postur 20 – 45o flexion, (c) postur 45 –
90o flexion, (d) postur 90o atau lebih flexion
Gambar 5. Range pergerakan lengan bawah (a) postur 60 – 100o flexion, (b)
postur 60o atau kurang flexion dan 100o atau lebih flexion
Modul REBA
Praktikum Genap 2012/2013
Tabel 7. Tabel A
Punggung
1 2 3 4 5
Kaki
1 1 2 2 3 4
Leher = 1 2 2 3 4 5 6
3 3 4 5 6 7
4 4 5 6 7 8
Kaki
1 1 3 4 5 6
Leher = 2 2 2 4 5 6 7
3 3 5 6 7 8
4 4 6 7 8 9
Kaki
1 3 4 5 6 7
Leher = 3 2 3 5 6 7 8
3 5 6 7 8 9
4 6 7 8 9 9
Tabel 8. Tabel B
Lengan atas
1 2 3 4 5 6
Pergelangan
Lengan
1 1 1 3 4 6 7
bawah =
2 2 2 4 5 7 8
1
3 3 3 5 5 8 8
Pergelangan
Lengan
1 1 2 4 5 7 8
bawah =
2 2 3 5 6 8 9
2
3 3 4 5 7 8 9
Modul REBA
Praktikum Genap 2012/2013
Hasil skor yang diperoleh dari tabel A dan tabel B digunakan untuk
melihat tabel C sehingga didapatkan skor dari tabel C.
Tabel 9. Tabel C
Score A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12
2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12
4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12
5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12
Score 6 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 12
B 7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12
8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12
9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12
10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
12 7 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
REBA : SCORING
L R
Trunk
Upper Arms
L R
GROUP A Neck GROUP B
+ + Lower Arms
L R
Legs Load/ Force
Coupling Wrists
SCORE A
Use
Table C
SCORE C
+
Activity
Score
Date:
Task:
Dari tabel resiko di atas dapat diketahui dengan nilai REBA yang
didapatkan dari hasil perhitungan sebelumnya dapat diketahui level resiko
yang terjadi dan perlu atau tidaknya tindakan yang dilakukan untuk
Modul REBA
Praktikum Genap 2012/2013
Berdasarkan vidoe postur kerja operator perakitan pada stsiun kerja 1, maka
didapat penilaian REBA adalah sebagai berikut:
Grup A:
1. Batang tubuh (trunk)
Batang tubuh pada proses kerja ini membungkuk sebesar 20o (ke depan)
maka skor adalah 2.
2. Leher (neck)
Penilaian untuk postur leher operator membentuk sudut 30o, maka skor
yang didapat adalah 2.
3. Kaki (legs)
Posisi kaki normal/ seimbang sehingga skornya adalah 1.
4. Beban (load)
Beban yang dibawa memiliki berat > 10 kg sehingga skornya adalah 2
dan karena perlu kekuatan cepat untuk membawa beban maka ditambah
+1, sehingga totalnya adalah 2 + 1 = 3.
Grup B:
1. Lengan atas (upper arm)
Pergerakan lengan atas saat mengangkat kotak adalah 40o, sehingga
skornya adalah 2 dan +1 karena lengan bengkok, maka total skornya 3.
2. Lengan bawah (lower arm)
Lengan bawah pada proses ini memungkinkan pergerakan 50o sehingga
skornya 2.
3. Pergelangan tangan (wrist)
Pergelangan tangan > 15o ke atas sehingga skornya adalah 2.
4. Coupling
Dalam hal ini benda yang diangkat berupa kotak sehingga tidak ada
pegangan tangan yang terdapat pada sisi kotak sehingga skor untuk
coupling adalah 3.
Modul REBA
Praktikum Genap 2012/2013
5. Aktivitas Skor
Pada tahap bekerja terjadi tindakan yang menyebabkan jangkauan yang
besar dan cepat pada postur (tidak stabil) sehingga penilaian terhadap
postur tersebut adalah ketidakstabilan dengan skor +1.
8. Tugas Praktikum
a. Menganalisa postur kerja berdasarkan video/gambar dengan metode
REBA
b. Membuat rekomendasi dari analisa postur
9. Prosedur Praktikum
Untuk praktikum R E B A , prosedur pelaksanaan praktikum yang harus
dilaksanakan adalah:
a. Praktikan merekam postur kerja operator perakitan pada menit ke 5 pada posisi
bergerak (dinamis) dengan menggunakan handy cam/ webcam
b. Praktikan mengambil gambar postur dan stasiun kerja perakitan dengan
menggunakan kamera
c. Praktikan mengkonversi video ke dalam bentuk JPG dengan movie plotter
d. Praktikan mencatat data yang diukur
e. Praktikan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan pengukuran yang
telah dilakukan.
f. Praktikan menganalisa postur kerja berdasarkan video/gambar dengan metode
REBA
Modul REBA
Praktikum Genap 2012/2013
Daftar Tabel
Tabel 1. Skor pergerakan punggung (batang tubuh) ................................................................75
Tabel 2. Skor pergerakan leher ................................................................................................75
Tabel 3. Skor posisi kaki ..........................................................................................................76
Tabel 4. Skor pergerakan lengan atas ......................................................................................77
Tabel 5. Skor pergerakan lengan bawah ..................................................................................78
Tabel 6. Skor pergerakan pergelangan tangan .........................................................................79
Tabel 7. Tabel A .......................................................................................................................80
Tabel 8. Tabel B .......................................................................................................................80
Tabel 9. Tabel C .......................................................................................................................81
Tabel 10. Skor berat beban yang diangkat ...............................................................................81
Tabel 11. Tabel Coupling.........................................................................................................82
Tabel 12. Activity Score ...........................................................................................................82
Tabel 13. Tabel Level Resiko dan Tindakan ...........................................................................83
Daftar Gambar
Gambar 1. Range pergerakan punggung (a) postur alamiah, (b) postur 0 – 20o
flexion, (c) postur 20 – 60o flexion, (d) postur 60o flexion atau lebih. ...................................75
Gambar 2. Range pergerakan leher (a) postur 20o atau lebih flexion, (b) postur
extension ...................................................................................................................................76
Gambar 3. Range pergerakan kaki (a) kaki tertopang, bobot tersebar merata, (b)
kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata. ...................................................................77
Gambar 4. Range pergerakan lengan atas (a) postur 20o flexion dan extension, (b)
postur 20o atau lebih extension dan postur 20 – 45o flexion, (c) postur 45 – 90o
flexion, (d) postur 90o atau lebih flexion ..................................................................................78
Gambar 5. Range pergerakan lengan bawah (a) postur 60 – 100o flexion, (b) postur
60o atau kurang flexion dan 100o atau lebih flexion .................................................................78
Gambar 6. Range pergerakan pergelangan tangan (a) postur alamiah, (b) postur 0
– 15o flexion maupun extension, (c) postur 15o atau lebih flexion, (d) postur 15o
atau lebih extension ..................................................................................................................79
Gambar 7. Langkah – langkah perhitungan metode REBA (Sumber: Hignett, S.,
McAtamney, L., (2000). Applied Ergonomics, 31, 201-5.) .....................................................83