Anda di halaman 1dari 12

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ORGANOLEPTIK TEH DAUN

KELOR KOMBINASI DAUN JAMBU BIJI DENGAN VARIASI SUHU


PENGERINGAN SERTA PENAMBAHAN JAHE

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata I pada
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

KIKY WAHYU KURNIAWAN


A420130093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ORGANOLEPTIK TEH DAUN


KELOR KOMBINASI DAUN JAMBU BIJI DENGAN VARIASI SUHU
PENGERINGAN SERTA PENAMBAHAN JAHE

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

KIKY WAHYU KURNIAWAN


A420130093

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(Dra. Aminah Asngad, M.Si)


NIDN.0628095901

i
HALAMAN PENGESAHAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ORGANOLEPTIK TEH DAUN


KELOR KOMBINASI DAUN JAMBU BIJI DENGAN VARIASI SUHU
PENGERINGAN SERTA PENAMBAHAN JAHE

Dipersiapkan dan disusun oleh :

KIKY WAHYU KURNIAWAN

A420130093

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


Pada tanggal 25 Juli 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan dewan penguji

1. Dra. Aminah Asngad, M. Si ( )

2. Dra. Titik Suryani, M.Sc. ( )

3. Efri Roziaty, S.Si., M.Si ( )

Surakarta, 27 Juli 2017


Universitas muhammadiyah surakarta
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Dekan,

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitono, M. Hum)NIDN.0028046501

ii
HALAMAN PERNYATAAN

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Kiky Wahyu Kurniawan

NIM : A420130093

Program Studi : Pendidikan Biologi

Judul Artikel Publikasi : Aktivitas Antioksidan dan Organoleptik Teh Daun


Kelor Kombinasi Daun Jambu Biji dengan Variasi Suhu
Pengeringan Serta Penambahan Jahe

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan


ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab
sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku

Surakarta, 14 Juli 2017

Yang membuat pernyataan,

Kiky Wahyu Kurniawan

A420130093

iii
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ORGANOLEPTIK TEH DAUN
KELOR KOMBINASI DAUN JAMBU BIJI DENGAN VARIASI SUHU
PENGERINGAN SERTA PENAMBAHAN JAHE
ABSTRAK
Teh daun kelor kombinasi daun jambu biji dengan penambahan jahe merupakan salah satu inovasi
pengoptimalan pemanfaatan tanaman kelor dan tanaman jambu biji. Daun kelor dan daun jambu biji
mengandung senyawa antioksidan seperti tanin, saponin, flavonoid, alkoloid, triterpen dan
querceetin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan sifat organoleptik teh
daun kelor kombinasi daun jambu biji dengan variasi suhu pengeringan serta penambahan jahe.
Metode penelitian ini rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu faktor 1 : variasi suhu
pengeringan 55°C (S1), 60°C (S2), 65°C (S3) dan faktor 2 : variasi konsentrasi daun kelor : daun
jambu biji 1:1 (K1), 1:2 (K2), 2:1 (K3). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil
aktivitas antioksidan pada teh daun kelor kombinasi daun jambu biji dengan variasi suhu
pengeringan serta penambahan perasa alami jahe. Aktivitas antioksidan tertinggi pada perlakuan
S1K3 (suhu 55°C dengan daun kelor 2 g : daun jambu biji 1 g) yaitu 70,49 % dan aktivitas antioksidan
terendah pada perlakuan S3K2 (suhu 65°C dengan daun kelor 1 g : daun jambu biji 2 g) yaitu 30,77
%. Hasil uji sifat organoleptik teh daun kelor kombinasi daun jambu biji menunjukan bahwa nilai
rata-rata yang diberikan oleh panelis terhadap warna adalah 2,55 (coklat muda), rasa adalah 2,05
(sepat) dan aroma adalah 2,5 (langu) pada perlakuan S3K2, (suhu 65°C dengan daun kelor 1 g : daun
jambu biji 2 g) penilain terhadap daya terima 2,7 (suka) pada perlakuan S1K3 (suhu 55°C dengan
daun kelor 2 g : daun jambu biji 1 g).

Kata kunci : teh, daun kelor, daun jambu biji, suhu pengeringan, aktivitas
antioksidan

ABSTRACT
Moringa leaf tea combination of guava leaf with the addition of ginger is one of the optimization
innovation of the use of moringa and guava plants. Moringa leaves and guava leaves contain
antioxidant compounds such as tannins, saponins, flavonoids, alkoloid, triterpen and querceetin.
The purpose of this thesis is to determine the antioxidant activity and organoleptic properties of
moringa leaf tea combination of guava leaf with variation of drying temperature and addition of
ginger. The research method was complete randomized design with two factors: factor 1:
temperature variation of drying 55 ° C (S1), 60 ° C (S2), 65 ° C (S3) and factor 2: variation of leaf
concentration moringa: guava leaf 1: 1 (K1), 1: 2 (K2), 2: 1 (K3). The results showed that there is
difference results of antioxidant activity result in moringa leaf tea of guava leaves combination with
variations in drying temperature and the addition of natural ginger taste. The highest antioxidant
activity in the S1K3 treatment (55 ° C with 2 g of moringa leaf: guava leaf 1 g) was 70.49% and the
lowest antioxidant activity in the S3K2 treatment (65 ° C with moringa leaf 1 g: guava leaf 2 g) that
is 30.77%. The results of the organoleptic test of the moringa leaves combination with guava leaves
showed that the average value given by the panelist to the color was 2.55 (light brown), the taste
assessment was 2.05 (sense of chelity) and of the aroma is 2.5 (unpleasant) on the S 3K2 treatment
(65 ° C with moringa leaf 1 g: guava leaf 2 g), assessing the received power of 2.7 (likes) on the
S1K3 treatment (55 ° C with 2 g of moringa leaf: guava leaf 1 g).

Keywords: tea, moringa leaves, guava leaves, drying temperature, antioxidant


activity

1
1. PENDAHULUAN
Teh merupakan jenis minuman yang digemari oleh seluruh masyarakat.
Bahan teh dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah mengalami proses
pengolahan pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis dan pengeringan.
Manfaat yang dihasilkan dari minuman teh adalah memberi rasa segar, dapat
memulihkan kesehatan badan dan tidak menimbulkan dampak negatif.
Produk teh dapat terbuat dari daun lain seperti daun sirsak, daun alpukat,
daun talok, daun kelor dan daun jambu biji. Daun kelor dapat dimanfaatkan
sebagai bahan obat-obatan berkhasiat untuk kesehatan karena mengandung
kandungan flavonoid sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Menurut Nweze
(2014) daun kelor mengandung flavonoid, antrakuinon, alkaloid, saponin,
terpenoid, antosianin, tanin dan karotenoid. Sedangkan Menurut Haryadi (2011)
daun kelor kering per 100 g mengandung air 0,075%, 2,05 % kalori, 0,382 % ,
karbohidrat, 0,271 % protein,0.023 % lemak, 0,192 % serat, 20,03 %, kalsium,
3,68 % magnesium, 2,04 % fosfor, 0,006 % tembaga, 0,282 % besi, 8,7 % sulfur,
dan 13,24% protasium serta 10 % flavonoid.
Pembutan teh daun kelor dapat dikombinasikan dengan daun lainya,
seperti penelitian Sayekti (2016) tentang pembuatan teh daun kelor yang di
kombinasikan dengan daun katuk di dapatkan kandungan antioksidan sebesar
74,9% . Daun jambu biji dapat di kombinasikan dalam pembuatan teh untuk
meningkatan kandungan antioksidan. Menurut savitri (2008) daun jambu biji per
100g terdapat 0,9g protein, 0,3g lemak, 12g karbohidrat, 14mg kalsium, 28mg
fosfor, 1,1mg besi, 25 SI vitamin A, 0,02mg vitamin B1,87mg vitamin C, 86g
air dan total kalori sebanyak 49 kalori. kandung daun jambu biji sebagai sumber
antioksidan yaitu flavonoid terutama quercetin.
Pada penelitian Sayekti (2016) teh kombinasi daun kelor dan daun katuk
memiliki rasa hambar, pahit dan aroma agak langu maka perlu penambahan yang
digunakan sebagai perasa dan aroma. Agoes (2010) menjelaskan kandungan jahe
antara lain minyak atsiri, oleorosin, amilum, air dan abu. Aroma yang dimiliki
jahe disebabkan oleh komponen minyak atsiri, sedangkan rasa pedas yang
ditimbulkan disebabkan oleh oleoresin.

2
Dalam pembuatan teh dilakukan proses pengeringan yang bertujuan
untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada bahan baku teh. proses
pengeringan daun menggunakan oven harus diperhatikan suhu pengeringan
yang digunakan, agar komponen aktif yang terdapat dalam daun tetap terjaga.
Berdasarakan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menguji Sifat
Organoleptik Teh Daun Kelor Kombinasi Daun Jambu Biji Dengan Variasi Suhu
Pengeringan Serta Penambahan Perasa Alami Jahe.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi UMS, pengujian aktivitas
antioksidan di Laboratorium Farmasi Universitas Setia Budi, dan pengujian
organoleptik dilaksanakan dikampus Biologi UMS. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 9 kombinasi perlakuan 3 kali pengulangan dan 2 faktor yaitu
faktor 1 : variasi suhu 55°C (S1), 60°C (S2), 65°C (S3) dan faktor 2 : variasi
konsentrasi daun kelor : daun jambu biji 1:1 (K1), 1:2 (K2), 2:1 (K3).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kelor yang muda,
daun jambu biji yang muda, kantong teh, air, DPPH, alumunium foil, methanol,
kertas label, aquades, teh daun kelor kombinasi daun jambu biji, gula pasir dan
tissue. Alat yang digunkan adalah pisau, oven, gunting, timbangan digital,
timbangan analitik, nampan, gelas ukur, sendok, alat tulis, labu takar 5ml, labu
takar 100ml, pipet ukur 2ml, spektrofotometer UV-Vis, cup plastik.
Pelaksanaan penelitian di awali dengan pembuatan teh daun kelor
kombinasi daun jambu biji, kemudian uji sifat organoleptik. Pembuatan teh
dilakukan dengan cara memetikan daun kelor dan daun jambu bji, kemudian di
cuci, pelayuan selama 24 jam, pengeringan dengan oven masing-masing suhu
55ºC, 60ºC, 65ºC selama 2 jam. Penimbangan daun kelor dan daun jambu biji
yang telah menjadi bubuk kemudian ditimbang dengan timbangan digital
ditimbang sesuai dengan perlakuan, pengemasan kedalam kantong celup sesuai
pelakuan masing-masing dan diberi label dan penyeduhan dengan air suhu
100°C dalam waktu 5 menit.

3
Uji sifat organoleptik dilakukan oleh 20 orang panelis terlatih yang terdiri
dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Teknik dan instrumen pengumpulan data adalah dengan metode
eksperimen, uji organoleptik, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan
menggunakan deskriptif kualitatif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Tabel 4.1 hasil uji sifat organoleptik teh daun kelor kombinasi daun jambu
biji
Penilaian uji organoleptik
Perlakuan
Warna Rasa Aroma Daya terima
S1K1 Kuning muda Sedikit sepat Langu Suka
S1K2 Coklat muda Sedikit sepat Sedikit langu Suka
S1K3 Kuning muda Sedikit sepat Sedikit langu Suka
S2K1 Coklat muda Sedikit sepat Langu Suka
S2K2 Coklat muda Sedikit sepat Sedikit langu Suka
S2K3 Kuning muda Sedikit sepat Sedikit langu Suka
S3K1 Coklat muda Sedikit sepat Langu Suka
S3K2 Coklat muda Sepat Langu Suka
S3K3 Coklat muda Sedikit sepat Sedikit langu Suka
Keterangan:
*) kandungan antioksidan terendah
**) kandungan antioksidan tertinggi

3.2 Pembahasan
3.2.1 Uji organoleptik
Warna
Warna dominan yang dihasilkan teh daun kelor dan kombinasi
daun jambu biji yaitu warna coklat muda. Warna coklat muda diperoleh
pada perlakuan S1K2, S2K1, S2K1, S2K2, S3K1, S3K2 dan S3K3. Dan
warna kuning muda pada perlakuan S1K1, S1K3, dan S2K3. Penyebab
warna coklat muda dan kuning muda karena suhu pengeringan sangat
berprngaruh pada kualitas warna teh.

Pada saat pengeringan daun tersebut berubah warna agak


kecoklatan. Menurut Harisson dan Dalimarta (2005), bahwa pada reaksi

4
Maillard gugus karbonat dari glukosa bereaksi dengan nukleofilik
gugus amini dari protein yang menghasilkan warna khas coklat. Hal ini
sependapat dengan Hernani (2009), proses pengeringan menyebabkan
warna hijau klorofil pada daun teroksidasi menjadi warna coklat. Hal
ini dikarenakan terjadi peristiwa pencoklatan.
Rasa
Rasa pada teh daun kelor kombinasi daun jambu biji berasal dari
daun itu sendiri, pada perlakuan S1K1, S1K2, S1K3, S2K1, S2K2, S2K3,
S3K1 dan S3K3 rasanya sedikit sepat dan pada perlakuan S3K2 rasanya
sepat.
Rasa sepat tersebut dikarenakan daun kelor dan daun jambu biji
mengandung senyawa antioksidan salah satunya saponin, tanin dan
flavonoid. Menurut Winarno (2008) saponin adalah glikosida dalam
tanaman yang terdiri atas gugus sapogenin (steroid) dan trierpenoid,
gugus heksosa, pentosa atau asam uronat. Senyawa ini mempunyai rasa
pahit dan berbusa bila dilarutkan dalam air, saponin akan menimbulkan
busa ketika dikocok dalam air.
Aroma
Aroma teh daun kelor kombinasi daun jambu biji dominan adalah
sedikit langu. Pada perlakuan S1K2, S1K3, S2K2, S2K3 dan S3K3 aroma
sedikit langu dan perlakuan S1K1, S2K1, S3K1 dan S3K2 beraroma langu.
Senyawa yang menyebabkan aroma langu adalah saponin
(Warsino dan Kres, 2010). Kandungan dalam daun kelor yang
menyebabkan aroma langu adalah enzim lipolsidase. Enzim lipolsidase
memiliki fungsi yaitu membeikan aroma langu yang terdapat pada daun
kelor. Faktor lain yang mempengaruhi aroma adalah kualitas komponen
aroma, suhu, komposisi aroma, viskositas makanan, interaksi alami
antar komponen nutrisi dalam makan tersebut.
Daya terima

5
Memiliki daya terima suka oleh 20 orang panelis karena memiliki
warna kuning muda dan coklat muda, rasa sedikit sepat, dan aroma
sedikit langu.

4. PENUTUP
Berdasarkan analisis data dan pembahasan teh daun kelor kombinasi daun
jambu biji, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil uji sifat
organoleptik pada teh daun kelor kombinasi daun jambu biji dengan variasi suhu
pengeringan serta penambahan jahe masing-masing perlakuan memiliki warna
kuning muda dan coklat muda, rasa sedikit sepat dan sepat, aroma sedikit langu
dan langu dan daya terima suka dari semua perlakuan.
Saran dari peneliti adalah pada penelitian selanjutnya dapat meneliti
kandungan lain yang terdapat pada daun kelor dan daun jambu biji dengan
variasi atau lama pengeringan yang berbeda dan diperlukan cara menghilangkan
aroma langu yang dominan dari daun kelor dengan menambahkan perasa yang
kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Salemba Medika.

Ajeng, Rumantika Galuh .2016. Uji Organoleptik dan Antioksidan Teh Daun Kelor
dan Kulit Jeruk Purut Dengan Variasi Suhu Pengeringan. Skripsi.
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ajisaka. 2012. Teh Dahsyat Khasiatnya. Surabaya : Stomata.

Eze, J.I. dan K.E. Agbo. 2011. Comparative studies of sun and solar drying of
peeled and unpeeled ginger. Am. J. Sci. Ind. Res. 2 : 136-143.

Fadillah, Rizki, Juni Handajani, Tetiana Haniastuti. 2010. “Ekstrak Daun Jambu
Biji Konsentrasi 10% yang dikumurkan Dapat Menghambat Pertumbuhan
Streptococcus Mutans Salivia”. Dentika Dental Journal. Vol 15 Hal: 135-
140

6
Fahey, J.W. 2005. Moringa: A review of the Medical Evidence for Its Nutritional,
Therapeutic, and Prophylactic Properties. Part I. USA: Trees for live
Journal

Hadisaputra, Deny Indra Praja. 2012. Super food. Yogyakarta: Flash Books.

Hartiati, A., & Mulyani, S. 2009. Pengaruh Preparasi Bahan Baku Rosella dan
Waktu ]Pemasakan Terhadap Aktivitas Antioksidan Sirup Bunga Rosella
(Hisbiscus sabdariffa L.). Jurnal Argotekno Vol.15 No,1 : 20-24. Bali:
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Udayana.

Haryadi , N. K. 2011. Kelor herbal Multikhasiat Ampuh Melawan diabetes


Mellitus, Kolesterol Tinggi dan Penyakit Lainnya. Surakarta: Delta Media.

Hernani. 2009. Gandapura : pengolahan, fitokimia, minyak atsiri, dan daya


herbisida. Buletin penelitian tanaman rempah dan obat. Vol. XV (2) : 32-
40.

Nweze, Nkechin yere Onyekwere and Nwafor, Felix I. 2014. Phytochemivcal,


Proximate and Mineral Composition Of Leaf Extracts Of Moringa Oleifera
Lam. From Nsukka, South-Eastern Nigeria. Journal of pharmacy and
biological sciences. Volume 9, issue 3.

Palada, M.C. 2003. Suggested Cultural Practice for Moringa. Taiwan: AVRDC.

Pin, K.Y., T.G. Chuah., A. Abdull Rashih, C.L. Law, M.A. Rasadah, and T.S.Y.
Choong. 2009. Drying of Betel Leaves (Piper betle L.): Quality and Drying
Kinetics. Drying Technology. 27 (1) : 149-155.

Retno, Aria Ningrum. 2013. Pemanfaatan Tumbuhan Jambu biji Sebagai Obat
Tradisional. Universitas Negeri Yogyakarta: Jogjakarta.

Rofiah, D. 2015. Aktivitas Antioksidan Dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor
Dengan Variasi Lama Pengeringan Dan Penambahan Jahe Serta Lengkuas
Sebagai Perasa Alami. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Sayaketi, Erviana Duwi. 2016. Aktivitas Antioksidan Teh Kombinasi Daun Katuk
Dan Daun Kelor Dengan Variasi Suhu Pengeringan. Skripsi. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sumali. 2011. Pilihan Konsumsi Daun Graviola. Trubus 496 Maret 2011.

Sutrisno, L. 2011. Efek Pemberian Ekstrak Methanol Daun Kelor (Moringa


Oleifera) Meningkatkan Apoptosis Pada Sel Epitel Kolon Tikus (Rattus

7
Norvegius) Wistar Yang Diinduksi 7,12 Dimetilbenz (alfa) Antrasen
(DMBA). Skripsi. Malang : Universitas Brawijaya.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).


Yogyakarta : Gadjah Mada University.

Winarsi, Hery., et al. 2007. Antiokisdan Alami dan Radikal Bebas : Potensi dan
Aplikasi Dalam Kesehatan. Yogyakarta, Indonesia : Kanisius. Halaman
11, 17-18, 20, 77-111, 122, 211-218.

Yulianti. Rika. 2008. “ Pembuatan Minuman Jeli Daun Kelor (Moringa oleifera
Lamk. ) Sebagai Sumber Vitamin C”. (Skripsi S-1 Progam Studi Gizi
Masyarakat Dan Sumber Daya Keluarga ). Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.

Yulinar, Rochmasari, Studi Isolasi Dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa


Kimia Dalam Fraksi Netral Daun Jambu Biji Australia (Psidium guajava
L.), Universitas Indonesia, Depok, 2011, hlm. 3.

Anda mungkin juga menyukai