Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Geografi merupakan ilmu yang mempelajari keadaan muka bumi secara
keseluruhan terutama tentang keruangan atau spasial. Dari pelajaran geografi
diharapkan dapat memberikan solusi atau pemecahan masalah tentang hubungan
atau interaksi manusia dengan alam.
Penggunaan model pembelajaran dirasa sangat perlu dikarenakan dalam
setiap model pembelajaran menuntut siswa menjadi subjek untuk dapat
mengembangkan kinerja berpikirnya, serta mengembangkan keaktifan dan
kreativitas siswa dalam pelajaran. Pada prinsipnya model pembelajaran digunakan
untuk meningkatkan sesuatu yang menjadi tujuan dalam proses pembelajaran.
Pada hal ini penelitian menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yang merupakan model pembelajaran ini termasuk model
pembelajaran siswa aktif dimana siswa akan dituntut untuk dapat melakukan
interaksi dengan siswa lain baik dalam menggunakan visual, gerak tubuh, atau
pengucapan/pelafalan. Persoalan yang sering timbul adalah bahwa tidak semua
siswa dapat menangkap langsung dengan mudah apa yang diutarakan atau
diajarkan oleh guru, terkadang mereka masih menanyakan kepada temannya yang
cenderung lebih mudah memahami suatu pelajaran dari apa yang dikatakan oleh
guru. Keadaan seperti ini haruslah menjadikan guru agar lebih peka terhadap
persoalan siswanya bahwa sebenarnya dalam pengajaran guru juga harus
mengintropesi diri dengan menanyakan kepada siswa bagaimana cara
pengajarannya apakah sudah dapat dipahami atau belum.
SMA Negeri 3 Boyolali merupakan salah satu sekolah negeri yang berada
di Kabupaten Boyolali. SMA Negeri 3 Boyolali juga menjadi sekolah Adiwiyata
yaitu sekolah yang berwawasan lingkungan. Dengan kata lain sekolah tersebut
mengedepankan visi dan misi salah satunya untuk menjadikan lingkungan sekitar
sekolah menjadi sumber belajar.

1
2

Kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut adalah Kurikulum 2013


atau K13, akan tetapi karena disangka kurikulum tersebut belum siap maka di
SMA Negeri 3 Boyolali Kurikulum 2013 yang baru berjalan setengah tahun yaitu
dalam tahun pelajaran 2014/2015 atau pada semester 1 terpaksa dihentikan
sementara, hal ini dikarenakan belum banyak pelatihan di Kabupaten Boyolali
terkait dengan Kurikulum 2013 sehingga banyak guru yang masih kebingungan
bagaimana penerapan yang benar terhadap kurikulum tersebut mulai dari materi,
penyusunan RPP, alokasi waktu, sistem pembelajaran, buku yang belum semua
mata pelajaran memiliki, dan penilaian, sehingga di SMA Negeri 3 Boyolali untuk
tahun pelajaran 2014/2015 semester 2 kurikulum berubah lagi menjadi kurikulum
lama yaitu Kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
merupakan model dapat digunakan untuk mengubah pola pikir siswa menjadi
lebih aktif kreatif terutama pada materi Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam
Kaitannya Dengan Pembangunan. Sehingga hal ini diharapkan dapat
meningkatkan daya pikir siswa menjadi lebih aktif dan kreatif tentunya. Pemilihan
submateri tersebut dikarenakan nilai hasil belajar dan pemahaman siswa mengenai
materi kelingkungan masih kurang, sehingga peneliti melakukan pembaruan
dalam penyampaian materi kelingkungan.
Tabel 1.1 Nilai rata-rata Ulangan Akhir Semseter 1 Pelajaran Geografi
Tahun Pelajaran 2014/2015
Nilai rata-rata UAS semester 1
Kelas Tahun Pelajaran 2014/2015
Kognitif Ketrampilan Sikap
XI IPS 1 3,09 3,25 B
XI IPS 2 3,22 3,37 B
XI IPS 3 3,37 3,36 B
XI IPS 4 3,43 3,36 B
Sumber : Data Nilai Rapot Semester 1 kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2014/2015

Dari kondisi atau keadaan nilai rata-rata kognitif kelas dari tabel diatas
dapat diketahui bahwa kelas XI IPS 1 memiliki atau memeperoleh nilai rata-rata
3

paling rendah di bandingkan dengan kelas yang lain. Sehingga kelas XI IPS 1
digunakan sebagai objek penelitian. Hal ini bertujuan untuk dapat memberikan
stimulan terhadap siswa kelas XI IPS 1 untuk dapat meningkatkan nilai kognitif
mereka. Kelas XI IPS 1 digunakan sebagai penelitian karena dari keempat kelas
XI IPS SMA Negeri 3 Boyolali kelas tersebut memiliki rata-rata paling rendah,
aka tetapi hal ini tidak menjadikan kelas lain memiliki kreativitas dan kecerdasan
visual spasial tinggi. Selain itu materi yang digunakan adalah materi pada
kurikulum KTSP yaitu bab lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan wawancara
dengan guru mengenai materi yang kurang dalam pengutaannya kurang pada
tahun pelajaran sebelumnya, sehingga peneliti memilih menggunakan materi
tersebut.
Nilai kognitif dari keempat kelas XI IPS yang ada di SMA Negeri 3
Boyolali digunakan sebagai patokan untuk meningkatkan Kecerdasan Visual
Spasial. Kecerdasan Visual Spasial itu sendiri berkaitan dengan peningkatan
kemampuan siswa dalam mengintepretasi suatu fenomena gejala atau masalah
yang ada di alam dan lingkungan sekitar. Selain itu penggunaan variabel krativitas
dalam hal ini dikarenakan pada saat observasi awal dikelas tersebut pada saat PPL
kelas tersebut memiliki kreativitas dikelas cukup rendah yaitu sebesar 31% atau
hanya 8 siswa kratif dalam kelas dan dalam pembelajaran.
Suatu pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dari
pembelajaran tersebut dapat terpenuhi sehingga siswa atau siswa dapat
menunjukan keaktifannya dalam pembelajaran. Akan tetapi semua itu kembali
kepada guru atau tenaga pendidik dan siswa itu sendiri. Dari guru atau tenaga
pendidik dapat berhasil apabila materi yang disampaikan dapat diterima dengan
baik oleh sebagian besar siswa tentunya dengan metode-metode yang menarik dan
kreatif agar siswa tidak mudah bosan dikarenakan apabila siswa sudah mulai
bosan maka fokus siswa juga akan teralihkan, dan bagi siswa tentuya keberhasilan
menguasi materi tidak hanya dari guru atau tenaga pendidik akan tetapi juga dari
dalam diri siswa itu sendiri atau faktor intern dari siswa. Apabila siswa dapat
mengendalikan dirinya untuk terus dapat memperhatikan maka tentunya akan
lebih mudah menangkap materi yang diberikan.
4

Dari uraian diatas dapat diharapkan penggunaan model pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam
menerima pembelajaran yang ada dikelas sehingga kelas menjadi hidup dalam
proses belajar mengajarnya dan guru tidak akan hanya monoton bercerita atau
berceramah sepanjang jam pelajaran, sehingga penelitian ini diharapakan mampu
merubah sistem mengajar guru menjadi lebih aktif dan kreatif dengan adannya
penelitian yang berjudul, “PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN
KECERDASAN VISUAL SPASIAL SISWA DI KELAS XI IPS 1 SMA
NEGERI 3 BOYOLALI MATERI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBANGUNAN TAHUN PELAJARAN
2014 / 2015”.
B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka


dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah dengan maksud agar lebih terarah
untuk mencapai tujun yang diharapkan :
1. Kreativitas siswa dalam kelas belum mencapai kriteria sesuai yang
diharapkan.
2. Kecerdasan visual spasial siswa dalam kelas masih kurang memuaskan
sehingga pembelajaran geografi berimbas pada nilai siswa.

C. Perumusan Masalah

1. Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat


meningkatkan kreativitas siswa kelas XI IPS 1 SMA N 3 Boyolali pada
submateri Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Kaitannya Dengan
Pembangunan tahun pelajaran 2014/2015 ?
2. Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan kecerdasan visual spasial siswa kelas XI IPS 1 SMA N 3
Boyolali pada submateri Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Kaitannya
Dengan Pembangunan tahun pelajaran 2014/2015 ?
5

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk :
1. Mengetahui peningkatan kreativitas siswa kelas XI IPS 1 SMA N 3
Boyolali pada submateri Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Kaitannya
Dengan Pembangunan tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL)
2. Mengetahui peningkatan kecerdasan visual spasial siswa kelas XI IPS 1
SMA N 3 Boyolali pada submateri Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam
Kaitannya Dengan Pembangunan tahun pelajaran 2014/2015 dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Informasi mengenai model pembelajaran yang terintegrasi dengan
suatu masalah yang terjadi dan berwawasan lingkungan
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengembangan penelitian
selanjutnya dan Memberikan sumbangan pemikiran mengenai
kreativitas dalam pembelajaran
c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan
model pembelajaran yang tepat.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Sebagai masukan mengenai model pembelajaran yang lebih sesuai
sehingga diharapkan peserta didik akan dapat lebih mudah memahami
mengenai pembelajaran dengan permasalahan yang terjadi. Selain itu
guru semakin bisa memotivasi siswa untuk lebih kreatif dalam
berpendapat dan dapat membantu siswa dalam mengkaji dan
6

mengintepretasi suatu fenomena alam atau masalah di lingkungan


sekitar secara visual spasial.
b. Bagi siswa
Sebagai pemahaman yang lebih mudah dalam memperoleh
pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran geografi
sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan kecerdasan visual spasial
c. Bagi sekolah
Sebagai sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran di kelas
dan peningkatan kualitas sekolah yang diteliti dan bagi sekolah lain.
d. Bagi Peneliti
Sebagai penambahan pengetahuan dan pengalaman sebagai calon guru
dalam penerapan model pembelajaran yang tepat. Selain itu
menerapkan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah khususnya
yang berkaitan dengan pendidikan dan geografi.
e. Bagi Pemerintah
Sebagai masukan dan perhatian terhadap dunia pendidikan di
Indonesia melalui guru-guru yang lebih kreatif dalam hal
mengembangkan pemahaman siswa mengenai isu-isu lingkungan
yang terjadi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai