Anda di halaman 1dari 7

MODUL PERKULIAHAN

Pengantar
Akuntansi 2
Kelas
Karyawan
Persediaan (Inventory)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Ekonomi Dan Bisnis S1 Akuntansi MK Hari Setiyawati ,SE,Ak,MSi
Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi
Abstract Kompetensi
Mempelajari definisi persediaan, Kemampuan memahami persediaan,
menjelaskan pengaruh kesalahan mengetahui metode persediaan,
persediaan terhadap laporan keuangan, membuat ayat jurnal persediaan,
arus cost, menghitung cost persediaan
menurut sistem persediaan periodik.

Persediaan (Inventory)
1.1 DEFINISI INVENTORY

Definisi persediaan bagi perusahaan dagang adalah barang dagangan yang disimpan untuk
dijual dalam operasi normal perusahaan.
Bagi perusahaan manufaktur, persediaan adalah bahan yang terdapat dalam proses
produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.

1.2 PENGARUH KESALAHAN INVENTORY TERHADAP LAPORAN KEUANGAN

Kesalahan dalam persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi,
oleh karena itu persediaan merupakan mixed account. Misalnya, kesalahan dalam
perhitungan fisik persediaan akan mengakibatkan kekeliruan persediaan akhir, aktiva lancar
dan total aktiva pada neraca.
Disamping itu, kesalahan dalam perhitungan fisik persediaan akan menimbulkan kekeliruan
harga pokok penjualan(CGS), gross profit dan net income pada laporan laba rugi.
Dan akhirnya, ekuitas pemilik juga akan salah. Kesalahan ekuitas pemilik akan setara
dengan kesalahan persediaan akhir, aktiva lancar dan total aktiva.
Contoh :
Berdasarkan perhitungan fisik persediaan pada tanggal 30 Desember 2002, Sapra
Company secara tidak sengaja salah mencatat persediaan fisik sebesar Rp 115.000.000,
seharusnya Rp 125.000.000. Akibatnya , persediaan barang dagang, current assets dan
total assets yang dilaporkan dalam balance sheet per 31 Desember 2002 dinyatakan terlalu
rendah Rp 10.000.000 (understated). Sebaliknya CGS dinyatakan terlalu tinggi (overstated)
dan gross profit dan net income terlalu rendah , semuanya sebesar Rp 10.000.000, seperti
yang dijelaskan berikut ini :
Balance Sheet Income Statement
Merchandise Inventory 10 juta understated CGS/CMS 10 jt overstated
Current Assets 10 juta understated Gross Profit 10 jt understated
Total Assets 10 juta understated Net Income 10 jt understated
‘13 Pengantar Akuntansi II
Hari Setiyawati,SE,Ak,MSi
2 Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Owner’s Equity 10 juta understated.
Jika kesalahan perhitungan persediaan sebesar Rp 10.000.000 terlalu tinggi, maka akibat
kesalahannya kebalikan dari semua yang telah dijelaskan diatas.

1.3 ASUMSI – ASUMSI ARUS COST INVENTORY


Ada tiga asumsi arus cost yang digunakan dalam bisnis, masing-masing asumsi ini
diidentifikasikan dengan metode kalkulasi cost persediaan, seperti yang diperlihatkan
dibawah ini :
Asumsi arus cost Metode Kalkulasi Cost Persediaan
1. Arus cost searah dengan urutan terjadinya cost 1. F I F O
2. Arus cost berbalik arah dengan urutan terjadinya
cost. 2. L I F O
3. Arus cost adalah rata-rata dari cost yang telah
terjadi 3. Average
Jika perusahaan menggunakan metode FIFO ------- persediaan akhir terdiri dari cost paling
belakang,
Jika perusahaan menggunakan metode LIFO --------- persediaan akhir terdiri dari cost paling
awal.
Jika perusahaan menggunakan metode average --------- unit cost dalam persediaan adalah
rata-rata dari cost pembelian.

1.4 SISTEM PENCATATAN INVENTORY


Ada dua sistem pencatatan inventory, yaitu :
1. Physical Inventory System / Periodical
Dengan sistem ini persediaan dihitung dengan cara menentukan kuantitas setiap jenis
barang, dengan melakukan perhitungan fisik persediaan. Perhitungan fisik persediaan
dilakukan setiap akhir periode akuntansi.
2. Perpetual Inventory System
Dengan sistem ini , keluar masuknya persediaan selalu dicatat dalam catatan
akuntansi, sehingga jumlah persediaan selalu diketahui setiap saat.
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini diperlihatkan perbedaan dari kedua metode diatas,
terutama ayat jurnalnya.
Physical Perpetual
Pada saat pembelian
Purchase XX Merchandise Inv. XX
Cash (A/P) XX Cash (A/P) XX
‘13 Pengantar Akuntansi II
Hari Setiyawati,SE,Ak,MSi
3 Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada saat penjualan
Cash (A/R) XX Cash (A/R) XX
Sales XX Sales XX
CGS XX
Merch. Inventory XX

1.5 METODE PENENTUAN HARGA POKOK INVENTORY (INVENTORY COSTING


METHODS)

Ada tiga metode penentuan harga pokok persediaan , yaitu : FIFO, LIFO, AVERAGE.
Apabila dihubungkan dengan sistem pencatatan persediaan terlihat seperti dibawah ini :
Physical Inventory System

FIRST IN FIRST OUT (FIFO) LAST IN FIRST OUT (LIFO)

AVERAGE COST METHOD WEIGHTED AVERAGE

Perpetual Inventory System

FIRST IN FIRST OUT (FIFO) LAST IN FIRST OUT (LIFO)

AVERAGE COST METHOD MOVING AVERAGE

1.6 METODE KALKULASI COST INVENTORY MENURUT SISTEM PERIODIK

A. FIFO
Menurut metode FIFO, ending inventory dinilai berdasarkan cost terakhir.
Misal : dibawah ini disajikan data-data yang berhubungan dengan inventory :
1 Jan Inventory 200 units @ Rp 9.000 Rp 1.800.000
10 Mart Purchase 300 units @ Rp 10.000 Rp 3.000.000
21 September Purchase 400 units @ Rp 11.000 Rp 4.400.000
18 Nov Purchase 100 units @ Rp 12.000 Rp 1.200.000
‘13 Pengantar Akuntansi II
Hari Setiyawati,SE,Ak,MSi
4 Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Available for sale 1100 units Rp 10.400.000
==== ==========

Perhitungan fisik pada tanggal 31 Desember memperlihatkan bahwa :

Terjual (sales) 700 unit


Ending Inventory 300 unit

Harga Pokok dari 700 unit yang telah terjual ditentukan sebagai berikut :
Cost awal 1 Jan 200 unit @ Rp 9.000 =Rp 1.800.000
Purc. 10 Mart 300 @ Rp 10.000 =Rp 3.000.000
Purc.21 September 200 @ Rp 11.000 =Rp 2.200.000
CGS 700 Rp 7.000.000
Ending Inventory per 31 Desember dihitung sbb :
Available for sale Rp 10.400.000
CGS Rp 7.000.000
Ending Inventory Rp 3.400.000
Ending Inventory tersebut juga merupakan perhitungan dari cost terakhir yaitu :

18 Nov Purc. 100 unit @ Rp 12.000. Rp 1.200.000


21 September Purc. 200 unit @ Rp 11.000 Rp 2.200.000
Ending Inventory Rp 3.400.000

B. LIFO
Menurut metode LIFO, ending inventory dinilai berdasarkan cost awal pembelian.
Berdasarkan contoh di atas, maka CGS 700 unit dapat dihitung sbb :

18 Nov 100 unit @ Rp 12.000 Rp 1.200.000


21 September 400 unit @ Rp 11.000 Rp 4.400.000
10 Mart 200 unit @ Rp 10.000 Rp 2.000.000
CGS 700 unit Rp 7.600.000
Ending Inventory per 31 Desember dihitung sbb :

Available for sale Rp 10.400.000


CGS Rp 7.600.000
‘13 Pengantar Akuntansi II
Hari Setiyawati,SE,Ak,MSi
5 Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ending Inventory Rp 2.800.000
Ending Inventory tersebut juga merupakan perhitungan dari cost terakhir yaitu :
1 Jan 200 unit @ Rp 9.000. Rp 1.800.000
10 Mart Purc. 100 unit @ Rp 10.000 Rp 1.000.000
Ending Inventory Rp 2.800.000

C. AVERAGE COST METHOD (WEIGHTED AVERAGE)

Cost per unit persediaan dihitung dengan rumus sbb :


Average Cost per unit = Total Cost
Total Unit
Dari contoh diatas rata-rata cost persediaan dan persediaan akhir dapat dihitung sbb :

Average unit cost : Rp 10.400.000 : 1.000 unit = Rp 10.400


Ending Inventory : 300 unit @ Rp 10.400 = Rp 3.120.000
CGS : 700 unit @ Rp 10.400 = Rp 7.280.000

1.7 PERBANDINGAN FIFO, LIFO, AVERAGE


FIFO LIFO AVERAGE
Available for sale 10.400.000 10.400.000 10.400.000
Ending Inventory 3.400.000 2.800.000 3.120.000
CGS 7.000.000 7.600.000 7.280.000
======= ======= ========

‘13 Pengantar Akuntansi II


Hari Setiyawati,SE,Ak,MSi
6 Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

1. Reeve. Warren. Duchac. Wang, Principles of Financial Accounting With Conceptual


Emphasis on IFRS . Cengace Learning. 2011
2. Weygandt. Kimmel.Kieso. Financial Accounting. IFRS Edition. John Wiley & Sons, Inc.
2013.

‘13 Pengantar Akuntansi II


Hari Setiyawati,SE,Ak,MSi
7 Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai