Anda di halaman 1dari 8

JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut) Jean Henry R, Pengetahuan Perawat

PENGETAHUAN PERAWAT GIGI TENTANG METODE STERILISASI DENGAN


PENCEGAHAN INFEKSI SILANG DI POLI GIGI PUSKESMAS RANOTANA WERU DI KOTA
MANADO

Jean Henry Raule


Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes ManadoJl.RW Mongisidi Malalayang II
Manado
Email : jeanhenryraule@gmail.com

ABSTRAK

Dalam Praktek pelayanan Kesehatan prinsip Sterilisasi merupakan hal yang mutlak di lakukan,
Sterilisasi merupakan rangkaian suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan semua bentuk
kehidupan mikro Organisme (bakteri, jamur, parasit, dan virus termasuk spora). Perawat gigi
berkewajiban menghindari atau mencegah infeksi silang dalam prakteknya dengan cara
melakukan sterilisasi pada alat kesehatan gigi dengan tepat dengan benar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan perawat gigi tentang metode sterilisasi
dengan pencegahan infeksi silang di poli gigi puskesmas di kota Manado. Metode penelitian ini
adalah Survei analitik dengan pendekatan cross sectional study dimana data dikumpulkan dalam
waktu bersamaan. Populasi penelitian pada perawat gigi yang bekerja di 7 puskesmas yang
berjumlah 16 orang, sampel yang diambil yaitu total populasi. Alat ukur menggunakan kuesioner
pengetahuan dan lembar checklist tindakan. Hasil uji correlation spearman’s rho pada taraf
signifikansi pemaknaan 99% (α = 0.01), diperoleh nilai (p) = 0.001 (0.001 < α 0.01) yang artinya
terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan tentang metode sterilisasi dengan pencegahan
infeksi silang, dengan koefisien korelasi 0.741 yang mempunyai kekuatan hubungan yang kuat.
Kolerasi antara variable ini berada pada arah korelasi positif, dimana semakin tinggi pengetahuan
tentang sterilisasi semakin baik juga tindakan pencegahan infeksi silang.

Kata Kunci : Sterilisasi, Infeksi Silang, Perawat Gigi

ABSTRACT

In the practice of health services the principle of Sterilization is an absolute thing to do,
Sterilization is a series of a process that aims to eliminate all forms of micro-life Organisms
(bacteria, fungi, parasites, and viruses including spores). Dental nurses have the obligation to
avoid or prevent cross-infection in practice by properly sterilizing the dental appliance. This study
aims to determine whether there is a dental nurse knowledge relation on sterilization method with
cross infection prevention in dental clinic in Manado city.
This research method is analytical survey with approach of cross sectional study where data
collected at the same time. The population of research on dental nurses working in 7 puskesmas
totaling 16 people, the sample taken is total population. The measuring tool uses a knowledge
questionnaire and action checklist.
Result of correlation spearman's rho test at significance level 99% (α = 0.01), obtained value (p) =
0.001 (0.001 <α 0.01) which means there is a significant correlation between knowledge about
sterilization method with cross-infection prevention, with 0.741 correlation coefficient have
strong relationship strength. The correlation between these variables is in the direction of positive
correlation, where the higher the knowledge of sterilization the better the cross infection
prevention action.

Vol. 1 No. 1 Mei 2018 44


JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut) Jean Henry R, Pengetahuan Perawat

Keywords: Sterilization, Cross Infection, Dental Nurse

PENDAHULUAN Data Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia bahwa kasus HIV di
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Indonesia tahun 2016 sebanyak 17.847 dan
merupakan tindakan yang beresiko terpapar AIDS sebanyak 3.267 kasus. Dan sebanyak 49
cairan tubuh pasien. Petugas kesehatan yang kasus terjadi pada tenaga profesional medis.
menangani daerah gigidan mulut secara rutin Provinsi Sulawesi Utara jumlah kasus
mengalami paparan yang berulang terhadap HIVpada tahun 2016 sebanyak 199 kasus dan
mikroorganisme yang ada dalam darah dan AIDS sebanyak 46 kasus . Di kota Manado
saliva.1 sendiri sebanyak 150 kasus terjangkit HIV-
Sarana pelayanan kesehatan gigi wajib AIDS. Hal inilah yang menyebabkan tenaga
memberikan jaminan keamanan kesehatan medis khususnya dokter gigi dan perawat gigi
baik bagi tenaga kesehatan maupun harus memperhatikan keselamatan dirinya
masyarakat yang dilayani. Penyebaran dengan cara menerapkan proteksi diri sebagai
penyakit menular telah meningkatkan upaya untuk mencegah terjadinya infeksi
kekhawatiran masyarakat maupun petugas silang.3
kesehatan dalam beberapa dekade terakhir Upaya untuk mencegah penyebaran
akibat munculnya infeksi mematikan seperti infeksi dari orang ke orang atau dari peralatan
HIV dan HBV.Tenaga pelayanan kesehatan ke orang dapat dilakukan dengan meletakan
gigi dan mulut di Indonesia mempunyai penghalang di antara mikroorganisme dan
kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu individu (pasien atau petugas kesehatan).
kriteria standar pelayanan kedokteran gigi di Penghalang ini dapat berupa upaya fisik,
Indonesia, yaitu melaksanakan Pencegahan mekanik, ataupun kimia yang meliputi :
dan Pengendalian Infeksi.2 Pencucian tangan, penggunaan sarung tangan,
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia penggunaan cairan antiseptik untuk
(WHO),antara 35 juta pekerjakesehatan di membersihkan luka pada kulit, pemrosesan
seluruh dunia,sekitar tiga juta menerima alat bekas pakai, dan pembuangan sampah.4
eksposur perkutanpatogen melalui darah setiap Berdasarkan penelitian dari Siampa dan
tahun.Duajuta di antaranya tertularHBV( virus Samad (2012) tentang penerapan proteksi diri
Hepatitis B), 900.000tertular HCV(virus dokter gigi sebagai upaya pencegahan infeksi
Hepatitis C) dan 170,000 tertular silang di kota Makassar menyimpulkan bahwa
HIV.Hepatitis B adalah salah satupenyakit tingkat pencapaian penerapan proteksi diri
yang paling umum dan serius di dunia. dokter gigi sebagai upaya pencegahan infeksi
Penyakit ini adalah 100 kali lebih silang hanya mencapai 51-75%.5 Penelitian
menulardibandingkan HIV. Menurut WHO, dari Ramadhani dkk (2015) tentang
adasekitar 350 juta pembawa hepatitis kronisB pencegahan dan
(HBV) di seluruh dunia. Sampai dengan 2 juta pengendalian infeksi pada perawatan
orang meninggal setiap tahun dari infeksi periodonsia di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
virus hepatitis B, sehingga menjadi urutan PSPDG FK Unsrat hasil penelitian
kesembilan penyebab utama kematian di memperlihatkan 43,7% yang menerapkan
seluruh dunia.3 tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
terhadap mahasiswa kepaniteraan klinik,

Vol. 1 No. 1 Mei 2018 45


JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut) Jean Henry R, Pengetahuan Perawat

66,7% yang menerapkan terhadap pasien, dan Variabel dalam penelitian ini terdir
40% yang melakukan tindakan penanganan variabel Independent yaitu Pengetahuan
instrumen dan alat pelayanan kedokteran. 6 perawat gigi tentang metode sterilisasi tentang
Dahliana (2013) tentang gambaran metode metode sterilisasi adalah segala sesuatu yang
dekontaminasi alat-alat kesehatan gigi dengan diketahui oleh responden tentang sterilisasi
jumlah responden 18 orang perawat gigi, yang diukur dengan dengan menggunakan
didapatkan 7 orang perawat gigi yang kuesioner yang telah divalidasi yang terdiri
mempunyai pengetahuan baik (38,9%), dan 11 dari 10 soal dengan kategori tahu dan tidak
orang perawat gigi yang mempunyai tahu, kategori tahu diberi skor 2, dan tidak
pengetahuan kurang baik (61,1%) tentang tahu diberi skor 1. Penentuan baik dan kurang
dekontaminasi alat-alat kesehatan gigi.7 baik dilakukan dengan cara skor tertinggi 20
Survei awal pada tanggal 27 April dikurangi skor terendah 10 kemudian dibagi 2.
2017 yang dilakukan di Puskesmas Tikala Dari hasil penjumlahan tersebut maka
Baru dan Puskesmas Minanga, dari 5 perawat pengetahuan dapat dikategorikan: a. Baik : 16-
gigi yang diwawancarai tentang metode 20 ,b. Kurang Baik : 10-15 ,dan Variabel
sterilisasi didapatkan 2 perawat gigi kurang Dependent adalah Tindakan Pencegahan
tahu tentang metode sterilisasi yang benar dan infeksi silang diukur dengan cara
dari 5 perawat gigi yang diamati pada saat menggunakan format check list yang sudah
melakukan sterilisasi, 2 orang perawat gigi tersusun, penulis mengamati kegiatan proses
melakukan tidak sesuai prosedur sterilisasi sterilisasi yang dilakukan oleh perawat gigi
yang benar dan 3 orang melakukan dengan dan menilai dengan mengisi format checklist
benar. Dari data hasil wawancara dan yangterdiri dari 12 pernyataan. Penilaian
pengamatan tersebut, peneliti tertarik untuk dengan format Checklist dikategorikan
melakukan penelitian guna mengetahui menjadi baik,cukup, dan kurang.Kategori baik
hubungan pengetahuan perawat gigi tentang diberikan apabila dari 12 item pernyataan yang
metode sterilisasi dengan pencegahan infeksi ada 9-12 pernyataan di lakukan dengan benar,
silang di poli gigi puskesmas di kota kategori cukup diberikan apabila 5-8
Manado,dengan rumusan masalah “Apakah pernyataan di lakukan dengan benar, kategori
ada hubungan pengetahuan perawat gigi kurang diberikan apabila 1-4 pernyataan saja
tentang metode sterilisasi dengan pencegahan di lakukan dengan benar. Peneliti memberikan
infeksi silang di poli gigi puskesmas di Kota tanda check pada daftar pada saat perawat gigi
Manado melakukan sterilisasi. Skor ditentukan oleh
jumlah pernyataan yang dilakukan dengan
benar oleh perawat gigi.
METODE Populasi dalam penelitian adalah
seluruh perawat gigi yang bekerja dipoli gigi 7
Penelitian ini adalah puskesmas dikota Manado yang berjumlah 16
dengan pendekatan Cross Sectional Study.8 orang perawat gigi , Sampel dalam penelitian
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ini adalah total populasi yaitu dengan cara
perawat gigi tentang sterilisasi dengan mengambil seluruh populasi yang ada di
pencegahan infeksi silang ,yang di lakukan tempat penelitian. Analisa data dalam
pada 14 Juni sampai 23 Juni 2017, di 7 poli penelitian ini menggunakan uji Correlation
gigi puskesmas di Kota Manado. Spearman dengan menggunakan bantuan

Vol. 1 No. 1 Mei 2018 46


JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut) Jean Henry R, Pengetahuan Perawat

program SPSS (Statistical Program for Social (18,75%), Puskesmas Tikala Baru sebanyak 3
Science). responden (18,75%), Puskesmas Paniki
Bawah sebanyak 3 responden (18,75%),
HASIL Puskesmas Minanga sebanyak 2 responden
(12,5%), Puskesmas Tuminting sebanyak 2
a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian responden (12,5%), Puskesmas Bailang
Tempat penelitian ini dilakukan pada 7 sebanyak 2 responden (12,5%), dan
puskesmas yang ada diwilayah kerja Dinas Puskesmas Tongkaina sebanyak 1 responden
Kesehatan Kota Manado yaitu : Puskesmas (6,25%).
Minanga, Puskesmas Tikala Baru, Puskesmas
Tuminting, Puskesmas Kombos, Puskesmas 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Bailang, Puskesmas Tongkaina, Puskesmas Kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah
Paniki Bawah. Batas-batas geografis kota ini:
Manado adalah : Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis
a. Sebelah Utara : Kecamatan Wori , Kelamin
Kabupaten Minahasa Utara
b. Sebelah Timur : Kecamatan Jenis Persentase
Jumlah
Airmadidi , Kabupaten Minahasa Utara Kelamin (%)
Laki-laki 2 12.5
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Pineleng ,
Perempuan 14 87.5
Kabupaten Minahasa
Total 16 100
d. Sebelah Barat : Teluk Manado dan
Laut Sulawesi
1. Distribusi Perawat Gigi di 7 Puskesmas di Data responden menurut jenis kelamin
Kota Manado dapat dilihat pada tabel diperoleh bahwa perawat gigi berjenis
dibawah ini. kelamin perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan perawat gigi berjenis
Tabel 1. Distribusi Perawat Gigi di 7 kelamin laki-laki. Jumlah responden
Puskesmas Kota Manado perempuan sebanyak 14 orang (87,5%) dan
responden laki-laki sebanyak 2 orang (12,5%).
Puskesmas Jumlah Persentase
(%)
Minanga 2 12,5 3. Distribusi Responden Menurut Golongan
Tuminting 2 12,5 Umur
Kombos 3 18,75
Bailang 2 12,5 Berdasarkan data jumlah responden menurut
Tikala Baru 3 18,75 golongan umur dapat dilihat pada tabel di
Paniki Bawah 3 18,75 bawah ini.
Tongkaina 1 6,25
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Golongan
Total 16 100 Umur
Persentase
Berdasarkan pada tabel diatas jumlah Umur (Tahun) Jumlah
(%)
keseluruhan perawat gigi di 7 puskesmas di 29 - 34 7 43,75
Kota Manado yaitu 16 orang perawat gigi. 35 - 40 3 18,75
Tabel menunjukan bahwa responden di 41 - 46 4 25
47 - 52 2 12,5
Puskesmas Kombos sebanyak 3 responden

Vol. 1 No. 1 Mei 2018 47


JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut) Jean Henry R, Pengetahuan Perawat

Total 16 100 Kurang Baik 5 31,25


Total 16 100
Data pada tabel menunjukkan bahwa
responden yang berumur 29-34 tahun Data Pada tabel 5, menunjukkan kategori
sebanyak 7 responden (43,75%), yang tingkat pengetahuan baik sebanyak 11
berumur 35-40 tahun sebanyak 3 responden responden (68,75%) dan kategori pengetahuan
(18,75%), yang berumur 41-46 tahun kurang baik sebanyak 5 responden (31,25%).
sebanyak 4 responden (25%), dan yang
berumur 47-52 tahun sebanyak 2 responden 6. Distribusi Responden Menurut Kategori
(12,5%). Tindakan

4. Distribusi Responden berdasarkan tingkat Berdasarkan jumlah responden menurut


Pendidikan kategori tindakan dapat dilihat pada di bawah
ini.
Berdasarkan data jumlah responden menurut Tabel 6. Distribusi Responden Menurut
Kategori Tindakan
tingkat Pendidikan dapat dilihat pada tabel 4. Tindakan Jumlah Persentase (%)
di bawah ini. Baik 7 43,75
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Cukup Baik 6 37,5
Pendidikan Kurang Baik 3 18,75
Kat. Pendidikan Jumlah Persentase Total 16 100
(%)
SPRG 3 18,75 Tabel 6 menunjukkan responden dengan
D-III 12 75 tindakan baik sebanyak 7 responden (43,75%),
D-IV 1 6,25
tindakan cukup baik sebanyak 6 responden
Total 16 100
(37,5%) dan tindakan kurang baik sebanyak 3
Data pada tabel 4. menunjukkan bahwa responden (18,75%).
responden yang berpendidikan D-III sebanyak
12 responden (75%), yang berpendidikan 7. Distribusi Responden Menurut Hubungan
SPRG sebanyak 3 responden (18,75%), yang Pengetahuan tentang Sterilisasi dengan
berpendidikan D-IV sebanyak 1 responden Tindakan Pencegahan Infeksi Silang.
(6,25%).
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut
Hubungan Pengetahuan tentang Sterilisasi
5. Distribusi Responden Menurut Kategori dengan Tindakan Pencegahan Infeksi Silang
Tingkat Pengetahuan
Penget Tindakan Pencegahan Infeksi Silang N Tot
Berdasarkan jumlah data responden menurut ahuan al

kategori tingkat pengetahuan dapat dilihat (%)


pada tabel dibawah ini.
Baik % Cuku % Ku %
p ran
Tabel 5. Distribusi Responden Menurut g
Baik 7 43, 4 25 0 0 11 68,
Kategori Tingkat Pengetahuan 7 7

Kurang 0 0 2 12,5 3 18,7 5 31,


Tingkat Jumlah Persentase Baik 2
pengetahuan (%)
Total 7 43, 6 37,2 3 18,7 16 100
Baik 11 68,75 7

Vol. 1 No. 1 Mei 2018 48


JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut) Jean Henry R, Pengetahuan Perawat

besar pengetahuan manusia diperolah melalui


Data pada tabel 7, menunjukkan bahwa mata dan telinga.9 Pengetahuan tentang
responden dengan kategori pengetahuan sterilisasi alat-alat kesehatan gigi dan perilaku
“baik” dan tindakan “baik” sebanyak 7 penanganan alat-alat yang telah terkontaminasi
responden (43,75%), kategori pengetahuan perlu ditingkatkan, karena sarana kesehatan
“baik” dan tindakan “cukup baik” sebanyak 4 merupakan sarana umum yang sangat
responden (25%), kategori pengetahuan “baik” berbahaya dan rawan untuk terjadinya infeksi.1
dan tindakan “kurang baik” tidak ada (0%), Hasil penelitian pada 16 orang perawat
kategori pengetahuan “kurang baik” dan gigi di puskesmas di kota Manado didapatkan
tindakan “baik” tidak ada(0%), kategori hasil 11 responden (68,75%) dengan tingkat
pengetahuan “kurang baik” dan tindakan pengetahuan tentang metode sterilisasi yang
“cukup baik” sebanyak 2 responden (12,5%), baik mempengaruhi dalam tindakan
dan kategori pengetahuan “kurang baik” dan pencegahan infeksi silang. Sedangkan 5
tindakan “kurang baik” sebanyak 3 responden responden (31,25%) memiliki pengetahuan
(18,75%). yang kurang baik, hal ini di karenakan
8. Hasil Analisa Hubungan Pengetahuan responden masih kurang menyadari bahwa
Tentang Sterilisasi dengan Tindakan pentingnya pengetahuan tentang metode
Pencegahan Infeksi Silang. sterilisasi yang baik. Perawat gigi yang setiap
harinya berkecimpung di bidang kesehatan
Tabel 8. Hasil Analisa dengan Uji Statistik
gigi harus memiliki pengetahuan yang baik
Variabel Tindakan tentang metode sterilisasi untuk pencegahan
rhitung 0.741 infeksi silang. Menurut Notoatmodjo (2003)
Pengetahuan α 0.01 bahwa perilaku yang dilandasi pengetahuan
Ρ 0.001
akan lebih langgeng dibandingkan yang tanpa
N 16
dilandasi dengan pengetahuan.
Hasil uji correlation spearman’s rho pada Tindakan pencegahan infeksi silang dalam
taraf siginifikan 99% (α = 0.01), (p) = 0.001 kedokteran gigi dapat diartikan sebagai suatu
(0.001 < α 0.01) terdapat hubungan yang tindakan untuk meminimalisir perpindahan
bermakna antara pengetahuan tentang metode penyebab penyakit di antara pasien, dokter
sterilisasi dengan pencegahan infeksi silang, gigi, dan petugas kesehatan dalam lingkungan
dengan koefisien korelasi 0.741 yang pelayanan kesehatan gigi.1 Hasil penelitian
mempunyai kekuatan hubungan yang kuat. tentang tindakan pencegahan infeksi silang
Kolerasi antara variable ini berada pada arah didapatkan bahwa 7 responden (43,75%)
korelasi positif, dimana semakin tinggi memiliki tindakan yang baik, hal ini
pengetahuan tentang sterilisasi semakin baik dikarenakan responden sudah memiliki
juga tindakan pencegahan infeksi silang. pengetahuan yang baik tentang sterilisasi, dan
6 responden (37,5%) memiliki tindakan yang
cukup baik, sedangkan 3 responden memiliki
tindakan yang kurang baik, hal ini disebabkan
PEMBAHASAN
selain masih kurangnya pengetahuan juga
Pengetahuan merupakan domain kognitif yang disebabkan oleh masih kurangnya sarana dan
sangat penting untuk terbentuknya suatu prasarana dalam menunjang prosedur
tindakan seseorang(overt behavior).Sebagian sterilisasi yang baik. Penanganan yang benar
terhadap kebersihan alat-alat kesehatan gigi

Vol. 1 No. 1 Mei 2018 49


JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut) Jean Henry R, Pengetahuan Perawat

yang telah terkontaminasi dapat kuat. Kolerasi antara variabel ini berada pada
menghindarkan terjadinya infeksi silang baik arah korelasi positif, dimana semakin tinggi
kepada petugas kesehatan maupun pasien, pengetahuan tentang sterilisasi semakin baik
sehingga dapat meningkatkan kualitas juga tindakan pencegahan infeksi silang.
pelayanan yang baik kepada pasien. Penelitian ini selaras dengan penelitian yang
Hasil data dari hubungan pengetahuan tentang dilakukan oleh Ningsih (2013), menyatakan
metode sterilisasi dengan tindakan pencegahan bahwa ada hubungan antara tingkat
infeksi silang didapat bahwa responden pengetahuan dengan perilaku pencegahan
dengan kategori pengetahuan “baik” dan infeksi nosokomial oleh perawat.10 Penelitian
tindakan “baik” sebanyak 7 responden ini juga sejalan dengan penelitian yang
(43,75%), kategori pengetahuan “baik” dan dilakukan oleh Putra (2014), mendapatkan
tindakan “cukup baik” sebanyak 4 responden kesimpulan bahwa ada hubungan tingkat
(25%), kategori pengetahuan “baik” dan pengetahuan, sikap dan pelatihan dengan
tindakan “kurang baik” tidak ada (0%). Data tindakan K3 perawat dalam pengendalian
diatas menunjukan bahwa pengetahuan yang infeksi nosokomial.11 Wardani (2012)
baik akan menghasilkan tindakan yang baik menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
dan cukup baik karena seseorang yang sudah bermakna secara statistik antara pengetahuan
memiliki pengetahuan maka orang tersebut dengan kinerja perawat dalam pengendalian
memiliki dasar untuk melakukan suatu infeksi nosokomial.12
tindakan. Sedangkan kategori pengetahuan
“kurang baik” dan tindakan “baik” tidak KESIMPULAN
ada(0%), kategori pengetahuan “kurang baik”
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dan tindakan “cukup baik” sebanyak 2
dilakukan pada perawat gigi dipoli gigi di 7
responden (12,5%), dan kategori pengetahuan
puskesmas di kota Manado maka dapat
“kurang baik” dan tindakan “kurang baik”
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
sebanyak 3 responden (18,75%). Data diatas
pengetahuan perawat gigi tentang metode
menunjukan apabila seseorang memiliki
sterilisasi dengan pencegahan infeksi silang
pengetahuan yang kurang baik dalam
dipoli gigi puskesmas di Kota Manado.
melakukan tindakan orang tersebut tidak
memiliki dasar yang kuat sehingga tindakan
SARAN
akan cenderung kurang baik atau cukup baik.
Setelah melaksanakan penelitian dan
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa
membahas hasil penelitian ini, maka peneliti
pengetahuan merupakan salah satu penentu
dapat memberikan saran yaitu :
didalam membentuk sikap dan tindakan,
1. Kepada Puskesmas
dimana semakin baik pengetahuan maka
Untuk meningkatkan tindakan
semakin baik pula sikap dan tindakannya.9
pengendalian dan pencegahan infeksi
Hasil uji correlation spearman’s rho
silang dikalangan tenaga kesehatan gigi,
dengan berdasarkan signifikansi pada
perlu mengadakan pelatihan secara
pemaknaan 99% (α = 0.01), diperoleh nilai (ρ)
berkala tentang pengendalian infeksi dan
= 0.001 (0.001 < α 0.01) yang artinya terdapat
menambah sarana dan fasilitas penunjang
hubungan bermakna antara pengetahuan
medik untuk mendukung terlaksananya
tentang metode sterilisasi dengan pencegahan
standar prosedur pencegahan infeksi
infeksi silang, dengan koefisien korelasi 0.741
silang.
yang mempunyai kekuatan hubungan yang

Vol. 1 No. 1 Mei 2018 50


JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut) Jean Henry R, Pengetahuan Perawat

2. Bagi Perawat Gigi (Juli-Desember) diakses tanggal 05 Mei


Dalam melaksanakan tindakan untuk 2017.
selalu menggunakan alat pelindung diri 7. Dahliana, (2012). Gambaran
dan memperhatikan prosedur sterilisasi Pengetahuan Tentang Metode
alat-alat kesehatan gigi guna mencegah Dekontaminasi Alat-alat Kesehatan Gigi
terjadinya infeksi silang terhadap petugas oleh Perawat Gigi di 6 Puskesmas Kota
kesehatan dan pasien. Manado. KTI Poltekkes Manado.
3. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat 8. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan
meneliti faktor lain tentang sterilisasi Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
alat-alat kesehatan gigi. 9. Notoatmodjo, S (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
10. Ningsih, E. W. (2013).Hubungan Antara
DAFTAR PUSTAKA Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi
Perawat Dengan Perilaku Pencegahan
1. Mulyanti, S., Putri H.M, Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit
(2011).Pengendalian Infeksi Silang di Umum Daerah Sukoharjo.Universitas
Klinik Gigi.EGC. Jakarta. Muhammadiyah Surakarta. Diakses
2. Kementerian Kesehatan RI.(2012). tanggal 29 Juni 2017.
Standar Pencegahan dan Pengendalian 11. Putra A.. (2014). Analisis Tindakan
Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Mulut di Fasilitas Pelayanan Perawat Dalam Pengendalian Infeksi
Kesehatan.Direktorat Bina Upaya Nosokomial Di Ruang ICU RSUD DR.
Kesehatan. Jakarta. Zainoel Abidin Banda Aceh. JKS. 3(128-
3. Kementrian Kesehatan RI (2016). 134). Diakses tanggal 3 Juli 2017.
Laporan Situasi Perkembangan HIV- 12. Wardani, H. Y. (2012). Analisis Kinerja
AIDS di Indonesia. Jakarta Perawat Dalam Pengendalian Infeksi
4. Uliyah, M., Hidayat A.A.A. Nosokomial Di RSU PKU
(2008).Keterampilan Dasar Praktik Muhammadiyah Bantul. Ahmad Dahlan
Klinik. Salemba Medika. Jakarta. Yogyakarta. Jurnal Kes Mas. 6 (3:144-
5. Siampa, A. F., Samad, R. (2012). 211) diakses tanggal 29 Juni 2017.
Penerapan Proteksi Dokter Gigi sebagai
upaya pencegahan terhadap Infeksi
Silang di kota Makassar.
http://pdgimakassar.org/journal/file_journ
al/1607010201266proteksi-febby-7.pdf
diakses tanggal 01 Mei 2017
6. Ramadhani, R. W., Kepel, J. B.,
Parengkuan, G. W., (2015).Tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
pada perawatan periodonsia di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut PSPDG FK Unsrat.
Journal e-GiGi(eG), volume3, nomor 2,

Vol. 1 No. 1 Mei 2018 51

Anda mungkin juga menyukai