ABSTRAK
Dalam Praktek pelayanan Kesehatan prinsip Sterilisasi merupakan hal yang mutlak di lakukan,
Sterilisasi merupakan rangkaian suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan semua bentuk
kehidupan mikro Organisme (bakteri, jamur, parasit, dan virus termasuk spora). Perawat gigi
berkewajiban menghindari atau mencegah infeksi silang dalam prakteknya dengan cara
melakukan sterilisasi pada alat kesehatan gigi dengan tepat dengan benar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan perawat gigi tentang metode sterilisasi
dengan pencegahan infeksi silang di poli gigi puskesmas di kota Manado. Metode penelitian ini
adalah Survei analitik dengan pendekatan cross sectional study dimana data dikumpulkan dalam
waktu bersamaan. Populasi penelitian pada perawat gigi yang bekerja di 7 puskesmas yang
berjumlah 16 orang, sampel yang diambil yaitu total populasi. Alat ukur menggunakan kuesioner
pengetahuan dan lembar checklist tindakan. Hasil uji correlation spearman’s rho pada taraf
signifikansi pemaknaan 99% (α = 0.01), diperoleh nilai (p) = 0.001 (0.001 < α 0.01) yang artinya
terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan tentang metode sterilisasi dengan pencegahan
infeksi silang, dengan koefisien korelasi 0.741 yang mempunyai kekuatan hubungan yang kuat.
Kolerasi antara variable ini berada pada arah korelasi positif, dimana semakin tinggi pengetahuan
tentang sterilisasi semakin baik juga tindakan pencegahan infeksi silang.
ABSTRACT
In the practice of health services the principle of Sterilization is an absolute thing to do,
Sterilization is a series of a process that aims to eliminate all forms of micro-life Organisms
(bacteria, fungi, parasites, and viruses including spores). Dental nurses have the obligation to
avoid or prevent cross-infection in practice by properly sterilizing the dental appliance. This study
aims to determine whether there is a dental nurse knowledge relation on sterilization method with
cross infection prevention in dental clinic in Manado city.
This research method is analytical survey with approach of cross sectional study where data
collected at the same time. The population of research on dental nurses working in 7 puskesmas
totaling 16 people, the sample taken is total population. The measuring tool uses a knowledge
questionnaire and action checklist.
Result of correlation spearman's rho test at significance level 99% (α = 0.01), obtained value (p) =
0.001 (0.001 <α 0.01) which means there is a significant correlation between knowledge about
sterilization method with cross-infection prevention, with 0.741 correlation coefficient have
strong relationship strength. The correlation between these variables is in the direction of positive
correlation, where the higher the knowledge of sterilization the better the cross infection
prevention action.
66,7% yang menerapkan terhadap pasien, dan Variabel dalam penelitian ini terdir
40% yang melakukan tindakan penanganan variabel Independent yaitu Pengetahuan
instrumen dan alat pelayanan kedokteran. 6 perawat gigi tentang metode sterilisasi tentang
Dahliana (2013) tentang gambaran metode metode sterilisasi adalah segala sesuatu yang
dekontaminasi alat-alat kesehatan gigi dengan diketahui oleh responden tentang sterilisasi
jumlah responden 18 orang perawat gigi, yang diukur dengan dengan menggunakan
didapatkan 7 orang perawat gigi yang kuesioner yang telah divalidasi yang terdiri
mempunyai pengetahuan baik (38,9%), dan 11 dari 10 soal dengan kategori tahu dan tidak
orang perawat gigi yang mempunyai tahu, kategori tahu diberi skor 2, dan tidak
pengetahuan kurang baik (61,1%) tentang tahu diberi skor 1. Penentuan baik dan kurang
dekontaminasi alat-alat kesehatan gigi.7 baik dilakukan dengan cara skor tertinggi 20
Survei awal pada tanggal 27 April dikurangi skor terendah 10 kemudian dibagi 2.
2017 yang dilakukan di Puskesmas Tikala Dari hasil penjumlahan tersebut maka
Baru dan Puskesmas Minanga, dari 5 perawat pengetahuan dapat dikategorikan: a. Baik : 16-
gigi yang diwawancarai tentang metode 20 ,b. Kurang Baik : 10-15 ,dan Variabel
sterilisasi didapatkan 2 perawat gigi kurang Dependent adalah Tindakan Pencegahan
tahu tentang metode sterilisasi yang benar dan infeksi silang diukur dengan cara
dari 5 perawat gigi yang diamati pada saat menggunakan format check list yang sudah
melakukan sterilisasi, 2 orang perawat gigi tersusun, penulis mengamati kegiatan proses
melakukan tidak sesuai prosedur sterilisasi sterilisasi yang dilakukan oleh perawat gigi
yang benar dan 3 orang melakukan dengan dan menilai dengan mengisi format checklist
benar. Dari data hasil wawancara dan yangterdiri dari 12 pernyataan. Penilaian
pengamatan tersebut, peneliti tertarik untuk dengan format Checklist dikategorikan
melakukan penelitian guna mengetahui menjadi baik,cukup, dan kurang.Kategori baik
hubungan pengetahuan perawat gigi tentang diberikan apabila dari 12 item pernyataan yang
metode sterilisasi dengan pencegahan infeksi ada 9-12 pernyataan di lakukan dengan benar,
silang di poli gigi puskesmas di kota kategori cukup diberikan apabila 5-8
Manado,dengan rumusan masalah “Apakah pernyataan di lakukan dengan benar, kategori
ada hubungan pengetahuan perawat gigi kurang diberikan apabila 1-4 pernyataan saja
tentang metode sterilisasi dengan pencegahan di lakukan dengan benar. Peneliti memberikan
infeksi silang di poli gigi puskesmas di Kota tanda check pada daftar pada saat perawat gigi
Manado melakukan sterilisasi. Skor ditentukan oleh
jumlah pernyataan yang dilakukan dengan
benar oleh perawat gigi.
METODE Populasi dalam penelitian adalah
seluruh perawat gigi yang bekerja dipoli gigi 7
Penelitian ini adalah puskesmas dikota Manado yang berjumlah 16
dengan pendekatan Cross Sectional Study.8 orang perawat gigi , Sampel dalam penelitian
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ini adalah total populasi yaitu dengan cara
perawat gigi tentang sterilisasi dengan mengambil seluruh populasi yang ada di
pencegahan infeksi silang ,yang di lakukan tempat penelitian. Analisa data dalam
pada 14 Juni sampai 23 Juni 2017, di 7 poli penelitian ini menggunakan uji Correlation
gigi puskesmas di Kota Manado. Spearman dengan menggunakan bantuan
program SPSS (Statistical Program for Social (18,75%), Puskesmas Tikala Baru sebanyak 3
Science). responden (18,75%), Puskesmas Paniki
Bawah sebanyak 3 responden (18,75%),
HASIL Puskesmas Minanga sebanyak 2 responden
(12,5%), Puskesmas Tuminting sebanyak 2
a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian responden (12,5%), Puskesmas Bailang
Tempat penelitian ini dilakukan pada 7 sebanyak 2 responden (12,5%), dan
puskesmas yang ada diwilayah kerja Dinas Puskesmas Tongkaina sebanyak 1 responden
Kesehatan Kota Manado yaitu : Puskesmas (6,25%).
Minanga, Puskesmas Tikala Baru, Puskesmas
Tuminting, Puskesmas Kombos, Puskesmas 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Bailang, Puskesmas Tongkaina, Puskesmas Kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah
Paniki Bawah. Batas-batas geografis kota ini:
Manado adalah : Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis
a. Sebelah Utara : Kecamatan Wori , Kelamin
Kabupaten Minahasa Utara
b. Sebelah Timur : Kecamatan Jenis Persentase
Jumlah
Airmadidi , Kabupaten Minahasa Utara Kelamin (%)
Laki-laki 2 12.5
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Pineleng ,
Perempuan 14 87.5
Kabupaten Minahasa
Total 16 100
d. Sebelah Barat : Teluk Manado dan
Laut Sulawesi
1. Distribusi Perawat Gigi di 7 Puskesmas di Data responden menurut jenis kelamin
Kota Manado dapat dilihat pada tabel diperoleh bahwa perawat gigi berjenis
dibawah ini. kelamin perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan perawat gigi berjenis
Tabel 1. Distribusi Perawat Gigi di 7 kelamin laki-laki. Jumlah responden
Puskesmas Kota Manado perempuan sebanyak 14 orang (87,5%) dan
responden laki-laki sebanyak 2 orang (12,5%).
Puskesmas Jumlah Persentase
(%)
Minanga 2 12,5 3. Distribusi Responden Menurut Golongan
Tuminting 2 12,5 Umur
Kombos 3 18,75
Bailang 2 12,5 Berdasarkan data jumlah responden menurut
Tikala Baru 3 18,75 golongan umur dapat dilihat pada tabel di
Paniki Bawah 3 18,75 bawah ini.
Tongkaina 1 6,25
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Golongan
Total 16 100 Umur
Persentase
Berdasarkan pada tabel diatas jumlah Umur (Tahun) Jumlah
(%)
keseluruhan perawat gigi di 7 puskesmas di 29 - 34 7 43,75
Kota Manado yaitu 16 orang perawat gigi. 35 - 40 3 18,75
Tabel menunjukan bahwa responden di 41 - 46 4 25
47 - 52 2 12,5
Puskesmas Kombos sebanyak 3 responden
yang telah terkontaminasi dapat kuat. Kolerasi antara variabel ini berada pada
menghindarkan terjadinya infeksi silang baik arah korelasi positif, dimana semakin tinggi
kepada petugas kesehatan maupun pasien, pengetahuan tentang sterilisasi semakin baik
sehingga dapat meningkatkan kualitas juga tindakan pencegahan infeksi silang.
pelayanan yang baik kepada pasien. Penelitian ini selaras dengan penelitian yang
Hasil data dari hubungan pengetahuan tentang dilakukan oleh Ningsih (2013), menyatakan
metode sterilisasi dengan tindakan pencegahan bahwa ada hubungan antara tingkat
infeksi silang didapat bahwa responden pengetahuan dengan perilaku pencegahan
dengan kategori pengetahuan “baik” dan infeksi nosokomial oleh perawat.10 Penelitian
tindakan “baik” sebanyak 7 responden ini juga sejalan dengan penelitian yang
(43,75%), kategori pengetahuan “baik” dan dilakukan oleh Putra (2014), mendapatkan
tindakan “cukup baik” sebanyak 4 responden kesimpulan bahwa ada hubungan tingkat
(25%), kategori pengetahuan “baik” dan pengetahuan, sikap dan pelatihan dengan
tindakan “kurang baik” tidak ada (0%). Data tindakan K3 perawat dalam pengendalian
diatas menunjukan bahwa pengetahuan yang infeksi nosokomial.11 Wardani (2012)
baik akan menghasilkan tindakan yang baik menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
dan cukup baik karena seseorang yang sudah bermakna secara statistik antara pengetahuan
memiliki pengetahuan maka orang tersebut dengan kinerja perawat dalam pengendalian
memiliki dasar untuk melakukan suatu infeksi nosokomial.12
tindakan. Sedangkan kategori pengetahuan
“kurang baik” dan tindakan “baik” tidak KESIMPULAN
ada(0%), kategori pengetahuan “kurang baik”
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dan tindakan “cukup baik” sebanyak 2
dilakukan pada perawat gigi dipoli gigi di 7
responden (12,5%), dan kategori pengetahuan
puskesmas di kota Manado maka dapat
“kurang baik” dan tindakan “kurang baik”
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
sebanyak 3 responden (18,75%). Data diatas
pengetahuan perawat gigi tentang metode
menunjukan apabila seseorang memiliki
sterilisasi dengan pencegahan infeksi silang
pengetahuan yang kurang baik dalam
dipoli gigi puskesmas di Kota Manado.
melakukan tindakan orang tersebut tidak
memiliki dasar yang kuat sehingga tindakan
SARAN
akan cenderung kurang baik atau cukup baik.
Setelah melaksanakan penelitian dan
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa
membahas hasil penelitian ini, maka peneliti
pengetahuan merupakan salah satu penentu
dapat memberikan saran yaitu :
didalam membentuk sikap dan tindakan,
1. Kepada Puskesmas
dimana semakin baik pengetahuan maka
Untuk meningkatkan tindakan
semakin baik pula sikap dan tindakannya.9
pengendalian dan pencegahan infeksi
Hasil uji correlation spearman’s rho
silang dikalangan tenaga kesehatan gigi,
dengan berdasarkan signifikansi pada
perlu mengadakan pelatihan secara
pemaknaan 99% (α = 0.01), diperoleh nilai (ρ)
berkala tentang pengendalian infeksi dan
= 0.001 (0.001 < α 0.01) yang artinya terdapat
menambah sarana dan fasilitas penunjang
hubungan bermakna antara pengetahuan
medik untuk mendukung terlaksananya
tentang metode sterilisasi dengan pencegahan
standar prosedur pencegahan infeksi
infeksi silang, dengan koefisien korelasi 0.741
silang.
yang mempunyai kekuatan hubungan yang