100
80
60
40
20
0
2020 2021 2022
100
80
60
40
20
0
2020 2021 2022
Jika dibandingkan tahun 2020 sebesar 52,89%, maka capaian tahun 2022
mengalami penurunan sebesar 98,35%, hal ini dikarenakan terdapat beberapa
hambatan sebagai berikut:
1) Adanya social distancing dan physical distancing sehingga kunjungan
puskesmas secara otomatis
2) Menurun dan pelayanan hanya dioptimalkan pada pelayanan dalam gedung
puskesmas.
3) Adanya ketakutan masyarakat memeriksakan kesehatan jiwa ke
Puskesmas karena pandemi covid-19.
4) Komitmen stakeholder ditingkat kecamatan terhadap program penanganan
kesehatan jiwa masih kurang.
5) Masih adanya stigma tentang orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
6) Kurang percaya diri petugas kesehatan/dokter klinis dalam mendiagnosa
penderita gangguan jiwa.
7) kegiatan Public Health Nursing (PHN) / kunjungan rumah kesehatan jiwa
kurang bisa maksimal dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia
medis dan paramedis di puskesmas dan adanya pandemi covid-19.
8) Belum optimalanya sosialisasi tentang rehabilitasi jiwa
9) Belum optimalnya sistem pelaporan terpadu
10) Belum optimalnya sistem pemantauan kepatuhan pengobatan ODGJ
Kegiatan yang sudah dilakukan untuk mencapai target SPM tersebut adalah :
1) Penyediaan materi KIE Keswa, Pedoman dan Buku Kerja Kesehatan Jiwa
2) Peningkatan pengetahuan SDM
3) Penyediaan form pencatatan dan pelaporan
4) Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat di Puskesmas
5) Pelaksanaan kunjungan rumah (KIE keswa dan dukungan psikososial)
6) Monitoring dan evaluasi
Untuk alat fiksasi, puskesmas belum memiliki kit fiksasi yang standar baru
bersifat sederhana yang dibuat secara manual. Untuk RS yang sudah memiliki
alat fiksasi standar adalah di RS Grasia, RSA UGM, RS Sarjito dan RSUD
Sleman. Untuk form pelaporan sifatnya manual sehingga tidak perlu untuk
pengadaan/cetak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah:
1) Adanya program Desa Siaga Sehat Jiwa yang merupakan kegiatan
pembinaan Desa Siaga sebagai upaya kesehatan Jiwa berbasis masyarakat
di Kabupaten Sleman sampai dengan tahun 2022 sudah mencapai 2 desa.
2) Adanya dukungan dan komitmen lintas sektor dan stakeholder tingkat
kecamatan dalam penanganan kasus jiwa yang dikukuhkan dengan SK Tim
Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) di beberapa kecamatan di
Kabupaten Sleman
3) Koordinasi lintas program dan lintas sektor berjalan dengan baik
4) Adanya dukungan dari lembaga swasta terkait dengan program kesehatan
jiwa.
5) Adanya pelayanan psikolog di semua puskesmas se-Kab. Sleman
Faktor penghambat:
1) Pandemi covid 19 mengakibatkan pembatasan pelayanan kesehatan di
Puskesmas, termasuk pelayanan kesehatan jiwa dan psikologi
2) Belum semua stakeholder di tingkat kecamatan berkomitmen terhadap
program penanganan kesehatan jiwa
3) Masih adanya stigma tentang orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
4) Kurang percaya diri petugas kesehatan / dokter klinis dalam mendiagnosa
penderita gangguan jiwa.
5) Kurang maksimalnya kegiatan Public Health Nursing (PHN) / kunjungan
rumah kesehatan jiwa dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia
medis dan paramedis di puskesmas, dan pembatasan aktivitas akibat
adanya pendemi covid 19
6) Masyarakat takut mengakses layanan kesehatan di Puskesmas akibat
adanya stigma terhadap covid 19
7) Belum tersedia regulasi tingkat Kabupaten tentang peran lintas sektor dalam
mencapai SPM bidang Kesehatan
Strategi / tindaklanjut :
1) Mengoptimalkan kolaborasi lintas sektor dengan terbentuknya Tim
Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) dikecamatan, dan adanya
partisipasi masyarakat dengan Desa Siaga Sehat Jiwa dan Sekolah Siaga
Sehat Jiwa yang merupakan bentuk peran serta masyarakat.
2) Mengoptimalkan tenaga medis, paramedis dan kader kesehatan dalam
program kesehatan jiwa.
3) Koordinasi lintas program (promosi kesehatan, program P2) dan lintas
sektoral (PKK, Dinas Sosial, Dinas Dukcapil, Bapeda, Dinas KB, Satuan Pol
PP, Pemerintah kecamatan dan desa) .
4) Meningkatkan promosi tentang Kesehatan jiwa kepada masyarakat
5) Meningkatkan jejaring dengan linsek, swasta, LSM dalam penanganan
gangguan jiwa
6) Koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor untuk Sleman Bebas
Pasung
7) Mengoptimalkan program Inovasi Mata Hati (Remaja Tangguh Sehat Jiwa).