Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Fitri Handayani
1110011000023
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peranan Pendidikan Agama Islam
pada perilaku anak jalana, dan untuk mengetahui Pelaksanan Pembelajaran Agama
Islam di rumah singgah Charity Of Children Education. Adapun dalam proses
pengumpulan data, penulis menggunakan metode obsevasi, interview, Angket dan
dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis, penulis menggunakan teknik analis
diskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis atau wawancara secara lisan
dari orang yang terlibat dalam Charity Of Children Education tersebut serta prilaku
yang di amati, sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang
bersifat menggabarkan secara menyeluruh.
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peranan pendidikan Agama Islam
di CCE (Charity Of Children Education) masih kurang berperan terhadap perilaku
terpuji anak jalanan, karena hanya sebagian anak jalanan yang menganggap
Pendidikan Agama Islam itu penting. Sebagian anak jalanan masih mementingkan
pekerjaan mereka di bandingkan dengan pendidikan, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor baik yang berasal dari anak jalanan itu sendiri, keluarga, dan guru/pembina
anak jalan. Anak jalanan mengerti pentingnya pendidikan, tapi sebagian dari mereka
berfikir bahwa pendidikan itu pada ujungnya untuk menghasilkan uang, dan ketika
mereka berfikir bahwa menghasilkan uang itu bisa dilakukan tanpa melalui
pendidikan, maka kemudian mereka akan menomorduakan pendidikan. Hal ini dapat
dilihat dari sikap dan perilaku anak jalanan sehari-hari sebagian anak jalanan mulai
melaksanakan tentang apa yang mereka dapat kan dalam pembinaan seperti, berkata
sopan santun kepada guru, orang tua, dan orang lain. Sedangkan Pelaksanaaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Charity Of Children Education masih
kurang terlaksana, karena waktu yang sangat terbatas, yaitu hanya dua kali pertemuan
dalam satu minggu sehingga akan sulit untuk melakukan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Dengan demikian peranan pembelajaran pendidikan Agama Islam masih kurang
berperan terhadap perilaku terpuji anak jalanan dan pelaksanan pembelajaran
pendidikan Agama Islam masih belum terlaksana dengan baik karena waktu yang
sangat terbatas.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah dengan segenap jiwa dan raga penulis panjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjul "Peranan
ii
4. Bapak Dr. H. Abdul MajidKhon, M.Ag, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam dan Ibu Marhamah Saleh, Lc, MA, selaku wakil ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam.
5. Ibu Siti Khadijah, M.A sekaligus pembimbing yang telah tulus ikhlas dan penuh
kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan nasehat kepada penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini. Sangat terimakasih.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang budiman, yang telah banyak membantu dan mengukir
penulis dengan ilmu selama menyelesaikan studi di UIN Jakarta.
7. Bapak Asep Roby Sulaiman, selaku pengurus Charity Of Chilfren Education
tempat penulis meneliti hasil dari skripsi ini. Serta Pembina-pembina yang telah
membantu kelancaran penulis dalam meneliti.
8. Nenek Maeni, selaku nenekku yang selalu mendoakan.Terimakasih atas doanya.
9. Yuli Yani, selaku kakak sepupu aku satu-satunya dan adik Sepupu aku satu-
satunya Trisna Sanubari yang selalu mendoakan dan memberisemangat. Aku
sayang kalian.
10. Azwar Fikri, salah satu sahabat terdekataku yang paling spesial yang telah
menyemangati, membantu baik materil maupun spiritual selama belakangan ini.
Sehingga dapat terselesainya studiku dan sampai pada tugas akhir skripsi ini.
Terimakasih sayang.
11. Sahabat-sahabat terdekatku Reni Anggraeni, Eva Fauziyah, Nur Fauziah, Debi
Utami Rizky, Widya Rafika, Maesaroh, Nur Fitriana, yang mengisi hari-hariku
selama dikampus ini dan selalu member semangat serta nasihat selama empat
tahun lebih ini. Sungguh terimakasih buat kalian.
12. Sahabat seperjuangan PAI lainnya yang telah banyak membantu penulis baik
materiil maupun spiritual demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Terimakasih banyak.
13. Semua pihak yang ikut membantu dan memberikan sumbangan pikiran dalam
rangka menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis, mendapatkan imbalan yang
lebih besar dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh, Amin. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang budiman
sangat penulis harapkan demi mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang akan
datang. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Sekaligus dapat menambah khazanah pengetahuan untuk
mengembangkan cakrawala berfikir terutama dalam dunia pendidikan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v
BAB I: PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ………………………………………………… 1
B. IdentifikasiMasalah …………………………………………… 5
C. PembatasanMasalah …………………………………………... 5
D. PerumusanMasalah …………………………………………… 5
E. TujuandanManfaatPenelitian ................................................... 6
A. AnakJalanan …………….………………………………….… 7
B. PengertianPembelajaran………………………………………. 12
C. Pendidikan Agama Islam……………………………………… 13
D. PengertianPrilaku……………………………………………... 17
E. KerangkaBerfikir……………………………………………… 18
F. HasilPenelitian yang Relevan…………………………………. 19
A. TempatdanWaktu ……………………………………………... 21
v
B. MetodePenelitian ……………………………………………… 22
C. TeknikPengumpulan Data ……………………………...……... 23
D. TeknikAnalisis Data ………………………………………...… 28
A. ObjekPenelitian ……………………………………….……….. 32
B. PenyajiandanAnalisis Data ……………………………………...37
C. Analisa Data ……………………………………………………. 42
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………..… 51
B. Saran ………………………………………………………..….. 51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang mempunyai tujuan
sebagaimana dijelaskan pula dalam Undang-undang Nomer 20 tahun 2003,
Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3 tentang dasar, fungsi dan tujuan
pendidikan yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangakan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1
Menurut Zakiah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, ajaran Agama Islam, dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut Agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.2
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada saat ini masih berhadapan dengan
kritik-kritik internal. Di katakan bahwa PAI kurang mempunyai relevansi
terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat atau kurang ilustrasi
konteks sosial budaya dan bersifat statis akonsteksual, dan lepas dari sejarah
sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai
yang hidup dalam keseharian.3 Hal yang seperti ini sangat disayangkan sekali,
karena Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang sangat
1
Redaksi Sinar Grafika, UU Sisdiknas 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 5.
2
Zakiah Darajat, Remaja Harapan dan Tantangan, ( Jakarta: Ruhama, 1995), cet. 2, h.
65.
3
Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 56.
1
2
penting untuk membangun moral dan akhlak para siswa guna meningkatkan
keimanan kepada Allah SWT dan meneladani sifat Nabi Muhammad SAW
dan menjadi bekal di kehidupan sehari-hari.
Akibat situasi krisis ekonomi dan urbanisasi di kota besar, salah satu
masalah sosial yang membutuhkan pemecahan segera adalah perkembangan
jumlah anak jalanan yang belakangan ini makin mencemaskan.4
Sebagaimana diketahui, tujuan utama pembangunan masyarakat adalah
peningkatan taraf hidup. Dengan demikian, kondisi yang menunjukan adanya
taraf hidup yang rendah merupakan sasaran usaha-usaha perbaikan dalam
rangka pembangunan masyarakat tersebut. Kondisi kemiskinan dengan
berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk masalah
sosial yang menuntut pemecahan.5
Anak jalanan merupakan sekelompok anak yang menghabiskan
waktunya dijalanan. Umumnya mereka berasal dari keluarga yang
pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan
berkembang dengan latar kehidupan di jalanan dan akrab dengan kemiskinan,
penganiayaan dan hilang kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan
membuatnya berperilaku negatif.
Hidup sebagai anak jalanan bukanlah sebagai pilihan hidup yang
menyenagkan, melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima karena
adanya sebab tertentu. Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi fenomena
yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka adalah anak-
anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional
yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus berkelut dengan
dunia jalanan yang keras dan cenderung perpengaruh negatif bagi
perkembangan dan pembentukan kepribadiannya.
Dalam UU RI Nomor 23 Tahun 2002, BAB 1 pasal 1 ditegaskan bahwa
anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
4
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2003),
cet. 1, h. 182.
5
Soetomo, Masalah Sosial Dan Pembangunan, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995),
cet. 1, h. 116.
3
6
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Malang: UIN Malang Pres,
2008), cet. 1, h. 302.
7
Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadist, (Ciputat : UIN Jakarta
Pres, 2005), cet. 1, h. 236.
8
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam (Pemeliharaan Kesehatan
Jiwa anak), (Bandung : PT. RemajaRosdakarya, 1990), cet. 1, h. 98.
4
Masalah sikap dan tingkah laku merupakan masalah yang penting yang di
dalamnya akan mencerminkan sikap dari tingkah laku seseorang beragama.
Karena masalah ini penting dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam
kehidupan anak jalanan.karena biasanya mereka kurang kontrol dari orang tua
mereka yang mengakibatkan mereka bertingkah laku yang tidak sesuai
dengan norma masyarakat dan ajaran Agama Islam.
Selama ini upaya yang dapat dilakukan untuk menangani anak-anak
jalanan biasanya adalah dengan mengeluarkan mereka dari jalanan,
memasukan mereka ketempat singgah, tempat-tempat pelatihan dan
sejenisnya dengan harapan diberikan bekal pendidikan dan keterampilan
tertentu.
Islam mengajarkan kita untuk menjaga dan mendidik keluarga dan anak-
anak kita kepada kebaikan. Sebagai firman Allah:
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, berikut akan
dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masih kurangnya minat belajar anak jalanan terhadap Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
2. Terbatasnya waktu untuk melakukan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
3. Tidak semua anak jalanan mempunyai kesadaran bahwa pembelajaran
Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan terhadap kehidupan mereka.
C. Pembatasan Masalah
Atas dasar identifikasi masalah diatas, maka agar penelitian dapat
teararah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi
pada:
1. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membentuk
perilaku terpuji anak jalanan.
2. Peranan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Rumah Singgah dalam
membentuk perilaku terpuji anak jalanan.
D. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
6
A. Anak Jalanan
1. Pengertian Anak Jalanan
Anak jalanan adalah anak-anak yang tersisih, marginal, teralienasi
dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif
dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, bahkan
sangat tidak bersahabat. Sebagai bagian dari pekerja anak, anak jalanan
sendiri sebenarnya bukanlah kelompok yang homogeny. Mereka cukup
beragam, dan dapat dibedakan atas dasar pekerjaannya, hubungannya
dengan orang tua atau orang dewasa terdekat, waktu dan jenis
kegiatannya dijalanan, serta jenis kelaminnya (Farid, 1998). Berdasarkan
hasil kajian lapangan, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam
tiga kelompok (Surbakti dkk.(eds.) 1997).Pertama, Children On The
Street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai
pekerja anak di jalan, namun masih mempuyai hubungan yang kuat
dengan orang tua mereka. Kedua, Children Of The Sreet, yakni anak-anak
yang berartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi.
Ketiga, Children From Families Of The Street, yakni anak-anak yang
berasal dari keluarga yang hidup dijalanan.
Anak jalanan adalah anak yang belum dewasa (secara fisik dan
psikis) dan sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari
nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.
Umumnya anak jalanan besar dari keluarga yang pekerjaannya berat dan
ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar
belakang kehidupan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan
7
8
1
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),
h.185-189.
2
Ibid,h.190.
3
Koestoer Partowisastro,Dinamika Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Erlangga 1983), h.37.
9
4
Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Semarang: Bumi Akasara, 2006), h.189.
10
kepribadian seorang anak. Terutama dari cara para orang tua mendidik
dan membesarkan anaknya.5
Kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan-
perubahan,tetapi di dalam perkembangan itu semakin terbentuklah pola-
pola yang tetap dan khas, sehingga mempengaruhi ciri-ciri yang unik
bagi individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
dan pembentukan kepribadian itu dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a) Faktor Biologis
Yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani atau yang
sering disebut dengan faktor fisiologis. Keadaan fisik, baik yang
berasal dari keturunan yang merupakan pembawaan yang dibawa
sejak lahir itu melainkan peranan yang penting pada kepribadian
seseorang, tidak ada yang mengingkarinya. Namun demikian itu
hanya merupakan salah satu faktor saja. Kita mengetahui bahwa
dalam perkembangan dan pembentukan kepribadian selanjutnya
faktor-faktor yang lain terutama faktor lingkungan dan pendidikan
yang tidak dapat kita abaikan.
b) Faktor Sosial
Faktor sosial disini yakni manusia-manusia lain di sekitar individu
yang mempengaruhi individu yang bersangkutan.Termasuk kedalam
faktor sosial ini juga tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan,
bahasa, suasana keluarga dan sebagainya berlaku dalam masyarakat.
c) Faktor Kebudayaan
Kita mengetahui bahwa kebudayan itu tumbuh dan berkembang di
dalam masyarakat.Kita dapat mengenal bahwa kebudayaan tiap daerah
atau negara berlainan.Perkembangan dan pembentukan kepribadian
pada diri masing-masing anak atau orang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat dimana anak itu dibesarkan.
Perbedaan antara faktor bioligis dan psikologis pada tingkah laku
manusia adalah bahwa pada faktor biologis memandang bahwa
5
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.19.
11
B. Pengertian Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan.9 Proses mereaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan
memahami sesuatu yang dipelajari.
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Sesorang dianggap telah belajar
sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan
kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. menurut teori ini yang terpenting
adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output
yang berupa respon.
8
Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Sosial, (Jakarta : Erlangga,v1983), cet.1,
h.93.
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Proses Pendidikan,
(Jakarta:Kencana Pranda Media Grup,2006), Cet.1,h.114.
13
10
Dimyati Dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.
157.
11
Zakiah Darajat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta:Ruhama,1995),cet.2, h. 65.
14
metode tertentu , materi dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah
terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran
Agama Islam.12
Menurut M.Yusuf Al-Qardhawi Pendidikan Agama Islam adalah
Pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan
jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, Pendidikan
Agama Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik keadaan damai
maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat
dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.13
Menurut Basyiruddin Usman “Pendidikan Agama diartikan sebagai
suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis
dengan menanamkan akidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau
akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang takwa kepada Allah
SWT”.14
Sedangkan Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
Departemen Agama Republik Indonesia yang dikutip Allisuf Sabri
merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam yaitu “ usaha sadar
untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama
lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.15
Pendidikan Agama Islam Adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
serta mengimani ajaran Agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut Agama lain dalam hubungannya dengan
12
Endang Saifuddin Anshari,Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam, (Jakarta: Usaha
Interprise 1976), h. 85.
13
M.Yusuf Al-Qardhawi, Pendidikan Agama Islam Dan Madrasah Hasan Al-
Banna,terj.Bustami A.Gani dan Zainal Abidin Ahmad,(Jakarta: Bulan Bintang,1980), h.157.
14
Basyiruddin Usman, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Pres,2002), h. 4.
15
Ali Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005),cet. 1, h.
111.
15
16
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi(
Konsep dalam Implementasi Kurikulum 2004), Remaja Rosda Karya, Bandung: 204, h.130.
17
Ahmad D.Marinda, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-
Ma’arif,1962),h.23.
18
Ramayulis, Metodelogi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,2005),cet.4,
h.21.
16
19
Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qu’an, (Jakarta:UIN Jakarta pres,
2005), cet.1, h. 167-173.
20
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2012), cet. V, h. 78.
21
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1996) cet.ke-4,h.15.
22
Alisuf Saabri,Op. cit.
17
D. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah segala tindakan yang dilakukan oleh suatu
organism.Berbagai respon terhadap stimuli, motorik atau glandular,
dipandang sebagai jenis perilaku.23 Dalam kamus bahasa Indonesia
perilaku diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan atau lingkungan.24 Dengan kata lain, perilaku merupakan hasil
dari stimulus atau berupa respon yang ada pada diri manusia terhadap
lingkungan disekitarnya, yang mana respon yang dapat dikenali dalam
bentuk tindakan yang dapat diamati oleh panca indra.
Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan
irasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri
psikoseksual tertentu pada masa enam tahunpertama dalam kehidupannya.
Pandangan ini menunjukan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia
pada dasarnya adalah deterministik.Sekalipun demikian, menurut Gerald
Corey yang mengutif perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpuh pada
dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah
dinyatakan pada aliran Freud luluh.Lebih jauh, Kovel menyatakan bahwa
jalan pikiran itu adalah ditentukan,tetapi tidak linier.Ajaran psikonalisis
menyatakan bahwa perilaku seseorang lebih rumit daripada apa yang
dibayangkan pada orang tersebut.25
Pokok utama dari pada timbulnya kenakalan anak-anak terutama
disebabkan dari pada kelalaian para orang tua.Dalam masa seperti
sekarang ini banyak orang tua lebih mengutamakan pekerjaan diluar
rumah dari pada pendidikan terhadap anak-anaknya.26
Berdasarkan uraian di atas, maka perilaku dapat diartikan sebagai
gerak gerik yang dilakukan individu maupun oleh suatu kelompok,
mengakibatkan seseorang melakukan perbuatan tersebut.
23
Kanisius, Kamus Istilah Kunci Psikologi,(Yogyakarta: Kanisius, 1989),cet.1,h.41.
24
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta :Balai Pustaka,2002),h.859.
25
Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h.73.
26
Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1983), cet.1,
h.65.
18
E. Kerangka Berpikir
Anak jalanan merupakan sebuah realita sosial yang mewarnai
kehidupan masyarakat Indonesia. Anak jalanan dengan berbagai karakter
yang dimiliki telah menjadi bagian dalam setiap aktifitas sehari-hari yang
secara tidak langsung mengganggu keamanan, ketertiban dan kenyamanan
orang lain serta dirinya sendiri.
Pekerjaan yang dijalani anak jalanan dapat dikelompokan kedalam
empat kategori yaitu usaha dagang, usaha jasa, pengamen dan kerja
serabutan.Pekerjaan yang dijalani anak jalanan di jalan merupakan
pekerjaan yang penuh resiko. Mereka akan mudah terserang penyakit
sehingga membutuhkan tempat tinggal, makanan, pakaian, dan tentunya
jaminan kesehatan. Terdapat kecenderungan semakin pasti jenis pekerjaan
anak jalanan maka semakin baik peranan rumah singgah dalam upaya
perlindungan anak jalanan.
Sebagian besar anak jalanan memiliki tingkat pendidikan yang rendah,
ada yang pernah sekolah namun terpaksa putus sekolah bahkan ada yang
tidak pernah mengenyam pendidikan disekolah. Anak jalanan sangat
memerlukan pendidikan dan keterampilan untuk meningkatkan
pengetahuan dan daya kreatifitasnya agar tidak tertinggal walaupun
pendidikan mereka tergolong rendah. Hal ini berarti adanya
kecenderungan semakin rendah tingkat pendidikan anak jalanan maka
semakin baik peranan perlindungan anak jalanan.
Penyebab anak-anak turun kejalan pun beragam, yaitu: pertama,
kondisi ekonomi keluarga (kemiskinan) sehingga semakin miskin kondisi
ekonomi keluarga anak jalanan maka semakin tinggi tingkat kepuasan
pemenuhan kebutuhan. Anak-anak yang berasal dari keluarga miskin tentu
sangat membutuhkan sandang, pangan dan papan, jaminan kesehatan dan
pendidikan yang tidak terpenuhi dengan baik dalam keluarganya.Latak
belakang kedua, disharmonisasi keluarga (konflik dengan atau antar orang
tua).Selain membutuhkan sandang, pangan, papan, jaminan kesehatan dan
pendidikan anak jalanan yang mengalami konflik dalam keluarga juga
19
sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih, dalam hal ini
dapat diberikan oleh kakak Pembina sebagai pengganti orang tua dan
sesama anak jalanan sebagai pengganti saudara.Memiliki kecenderungan
semakin tinggi konflik yang terjadi dalam keluarga anak jalanan maka
semakin tinggi tingkat kepuasan pemenuhan kebutuhan anak jalanan.
1
Hasil Observasi di Charity Of Children Education
21
22
B. Metodologi Penelitian
Pengertian metode penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal
yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan
penelitian.Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang
dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini, ia tidak perlu
membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung
memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat
bersifat substantive atau metodologis. Asumsi substanstive berhubungan
dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan
dengan metodologi penelitian.3
Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan
berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian
sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena
tersebut.4
Penelitian deskriptif biasanya tidak diarahkan untuk menguji hipotesa,
melainkan untuk mencari informasi untuk mengambil kesimpulan.
Berdasarkan proses sifat dan analisis datanya, penelitian ini bersifat
eksploratif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status
fenomena. Karena penelitian ini mendeskripsikan suatu gejala nyata yang ada
dilapangan.
2
Ibid
3
Juliansyah Noor, MetodologiPenelitian, (Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2011), h.
254.
4
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013),cet.1, h.47.
23
5
Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 2.
6
Ibid, h. 34.
7
Maman Abdurrahman, PanduanPraktisMemahamiPenelitian, (Bandung: CV
PustakaSetia, 2011) cet.1, h. 3.
8
SutrisnoHadi, Metodologi Research II ,(Yogyakarta: Andi Offset, 1984), h. 126.
24
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menu mental
dari seseorang11. Studi domentasi merupakan bagian yang mendukung
dalam proses mengungkapkan dan mendeskipsikan hasil penelitian.
Dalam dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data mengenai
profil CCE (Charity Of Children Education).
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu
berbentuk surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, dan foto.
Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member
peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di
waktu silam. Secara detail, bahan dokumenter terbagi beberapa macam,
yaitu auto bigrafi, surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial,
klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data server dan flashdisk, dan
data tersimpan di website.12
9
Juliansyah.,op. cit., h. 114.
10
Ibid., h. 141.
11
Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta,
2009), cet. IX, h. 329.
12
Juliansyah.,op. cit., h. 141.
25
3. Metode Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstuksikan
makna dalam suatu topik tertentu.13
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan
pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.14
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat
mewawancarai respondenya itu intonasi suara, kecepatan berbicara, dan
sensitivitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan non verbal. Dalam
mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu auto
anamnesis (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden)
dan aloanamnesisi (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa
tips saat melakukan wawancara yaitu mulai dengan pertanyaan sangat
mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple,
jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building report, ulang
kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol
emosi negatif.15
13
Ibid, h. 317.
14
Lexy J. Meleong, MetodologiPenelitianKualitatif, (Bandung, PT RemajaRosdakarya,
2013), h. 186.
15
Juliansyah, op. cit., h. 139.
26
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1993), cet. IX, hal. 202.
27
Kisi-kisi Instrument
Peranan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Perilaku
terpuji anak jalanan :
Tabel 3.1
Variabel Indikator Nomer Jumlah
Butir
Pembelajaran Menanamkan moral 1,2,3,4,5 5 soal
Pendidikan keislaman, mematuhi
Agama Islam peraturan yang ada di
Charity Of Children
Education
Mengaplikasihkan
pelajaran yang telah
di dapat di Charity Of
Children Education
Perilaku Sopan santun tata 6,7,8,9,10 5 soal
Terpuji anak krama dan
jalanan Di kedisiplinan .
Charity Of
Children
Education
dan jika data yang diperoleh belum memadai atau masih kurang, maka dapat
segera dilengkapi.17
Dalam hal analisis data kualitatif Bogdan menyatakan bahwa analisis
data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari,
menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan,
dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknik-
teknik pengumpulan data lainnya.18 Pengumpulan dan analisis data penelitian
kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling
tumpang tindih.Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan
analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi
sebelumnya yang telah digunakan dan diperoleh.
Analisi data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,
selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya
dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak
berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dikumpulkan
secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima,
maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.19
Untuk menganalisis data yang terkumpul, maka data itu perlu dianalisa
langkah-langkah yang penulis lakukan untuk mengelolah dan menganalisis
data adalah sebagai berikut:
1. Editing, mengedit data adalah kegiatan memeriksa data yang terkumpul.
Memeriksa angket yang telah terisi apakah telah terisi dengan sempurna
atau belum.
2. Tabulating dan Scoring, merupakan tahap lanjutan dalam rangkaian
proses analisis data. Degan membuat tabulasi maka data lapangan akan
17
ZainalArifin, Penelitian Pendidikan Metodedan Paradigma Baru, (Bandung: PT
RemajaRosdakarya, 2011), Cet. I, h.171.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta,
2009), cet.IX, h.244.
19
Ibid, h. 245.
30
tersusun dalam suatu tabel sehingga dapat mudah dianalisa, setelah data
dibuat dalam tabel kemudian semua pertanyaan angket diberi skor nilai
setiap itemnya dengan cara jawaban yang berupa huruf akan dirubah
menjadi nilai angka.
3. Analiting dan Interprestasi,langkah selanjutnya adalah menganalisis
data, setelah data ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban
responden untuk setiap alternatif, kemudian dipersentasikan dengan
rumus :
P= Angka
F= Frekuensi yang sedang dicari
N= Number Of Cases (Jumlah responden) atau banyaknya
individu
Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya penulis mengkategorikan
hasil angket mengenai angket Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
anak yang berada di Charity Of Children Education berdasarkan skor
yang diperoleh, yaitu:
1) Skor 60-52 baik sekali
2) Skor 51-43 baik
3) Skor 42-34 sedanglcukup
4) Skor 24-15 rendah sekali.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Objek Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya CCE (Charity Of Children
Education)
Charity Of Children Education Community (CCE Community)
merupakan komunitas yang terdiri dari mahasiswa lintas Universitats se-
JABODETABEK. Komunitas ini bertujuan untuk menghadapi segala
permasalahan dan tantangan yang ada pada negara ini terutama mengenai
pendidikan bagi anak-anak kurang mampu serta mewujudkan apa yang
dicita-citakan mereka untuk negaranya. Komunitas ini berencana mendirikan
dan mengaktifkan “School of Life” bagi anak-anak yang tidak mampu,
memberikan dorongan semangat kepada mereka tentang penting kehidupan,
dan memberikan pengajaran yang baik kepada mereka.
School of Life merupakan sebuah program pembelajaran bersifat non
formal yang diberikan bagi anak-anak yang kurang mampu. Definisi
dariSchool Of Life ini sendiri adalah sebuah sarana pembelajaran yang dibuat
agar menciptakan kehidupan ditengah masyarakat yang “Mati”. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah lingkungan dimana pendidikan sangat minim
didapatkan, yaitu dilingkungan anak-anak yang kurang mampu .
Selain mengajarkan beberapa mata pelajaran formal, dalam SOFL
(School Of Life) ini juga memberikan tentang arti pentingnya sebuah
pendidikan untuk masa depan bagi anak-anak tidak mampu. Pembelajaran
integrasi kecerdasan emosional ini diharapkan nantinya melahirkan
pemimpin-peminpin bangsa yang berkarakter, humanis, dan mencintai
bangsa beserta rakyatnya. Program kami sebagai langkah awal untuk
mrmbuat SOFL (School Of Life) adalah dengan mengadakan pengajaran di
31
32
lapak pemulung yang terletak di Jl. Kebagusan 1 Rt 06/Rw 01, Gang Waru,
Pasar Minggu, Jakarta Selatan.1
Karena keterbatasan perekonomian, membuat sebagian besar orangtua,
warga lapak pemulung kebagusan berpendapat untuk lebih mengedepankan
mata pencaharian dari pada pendidikan untuk anaknya. Diharapkan dari
langkah awal ini kami akan dapat membuat lingkungan sekitar mengenali
konsep dari School Of Life ini sendiri mengerti betapa pentingnya sebuah
pendidikan.
1
Hasil Observasi dan Dokumentasi di CCE (Charity Of Children Education)
2
Ibid.,
33
3. Struktur Kepengurusan
Ketua Pengurus
Sekretaris Bendahara
Humas Pendidikan
Staf Pengajar
Syahrial Sukoco
Eka Apriana
Dian Febriani
Errica Syamara
Febri Dwi Rahmawati
Fitri Apriliani
Hadiansyah Ismawan
Sarah Khairini
Tsuwaybatul Aslamiyah
Abdul Latief Fikry
Mega Ulan Nurmaysari
Dwi Handayani
Dicky Mahsardi
34
3
Hasil Wawancara dengan Bapak Asep Roby Sulaiman. Pada 15 November 2014 Pukul 09.00
WIB, di Charity Of Children Education Pasar Minggu.
37
4
Hasil Observasi Pada 15 November 2014 Pukul 09.00 WIB, di CCE (Charity Of Children
Education) Pasar Minggu.
38
5
Hasil Wawancara dengan Ibu Dwi Handayani. Pada Minggu 23 November 2014 Pukul 09.00
WIB, di Charity Of Children Education, Pasar Minggu.
39
dari jam 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB, itu setiap hari Sabtu
dan Minggu.6
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan
pembelajaran pendidikan Agama Islam masih kurang terlaksana, kerena
waktu yang sangat terbatas sehinggaakan sulit untuk melakukan
Pembelajaran pendidikan Agama Islam.7
c. Evaluasi Pendidikan.
Evaluasi atau penilaian merupakan bagian yang sangat penting
dalam kualiatas mengajar, yang berfungsi untuk mengetahui kemajuan
belajar peserta didik dan mengukur tingkat keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Penilaian yang dilakukan ketika proses pendidikan
berlangsung dan setelah kegiatan pendidikan berlangsung. Hal ini
berdasarkan wawancara peneliti dengan guru Agama, yakni ibu Dwi
Handayani, bahwa:
“Penilaian yang dilakukan dengan memberikan tugas sesuai materi
yang diberikan, rencana selanjutnya dengan setiap anak harus
melaporkan laporan shalat lima waktu, dan setor hafalan yang
diberikan setiap kali pertemuan.”8
Berdasarkan observasi di sana bahwa penilaian yang dilakukan di
Charity Of Children Education dengan cara memberikan tugas sesuai
materi yang diajarkan, setor hafalan, dan melaporkan laporan shalat lima
waktu. Ketika seorang peserta didik di masukkan ke dalam lembaga
pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun non formal yang
diharapakan oleh orang tua adalah perubahan tingkah laku, pengetahuan
6
Hasil Wawancara dengan Bapak Asep Roby Sulaiman. Pada 15 November 2014 Pukul
09.00 WIB, di Charity Of Children Education , Pasar Minggu.
7
Hasil Wawancara dengan Bapak Asep Roby Sulaiman. Pada 15 November 2014 Pukul
09.00 WIB, di Charity Of Children Education , Pasar Minggu.
8
Hasil Wawancara dengan Ibu Dwi Handayani. Pada Minggu 23 November 2014 Pukul 09.00
WIB, di Charity Of Children Education, Pasar Minggu.
40
9
Hasil Wawancara dengan M.Nasir. Pada 29 November 2014 Pukul 09.00 WIB, di Charity
Of Children Education , Pasar Minggu.
41
kepada orang tua dan guru. Lain halnya dari hasil wawancara peneliti dengan
anak jalanan lainnya yakni, Udin dan Ani bahwa:
“Peranan Pendidikan Agama Islam tidak berpengaruh bagi saya karena
kehidupan saya sehari-hari saya sibuk mencari uang dengan mengamen
dan memulung dijalanan ,jadi tidak sempat untuk menerapkannya.”10
“Peranan Pendidikan Agama Islam kurang berpengaruh bagi saya ,
karena kehidupan saya berada dijalanan jadi menurut saya kesopanan
itu tidak terlalu penting buat saya.11
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peranan
pendidikan Agama Islam kurang berpengaruh, karena menurutnya kesopanan
itu tidak terlalu penting bagi seseorang yang tinggal dijalanan. Hal ini juga
berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam,
yakni ibu Dwi Handayani, bahwa :
“Peranan Pendidikan Agama Islam di rumah singgah ini kurang
pencapaiannya dikarenakan dari sebagian anak jalannya tersebut yang
jarang mengikuti kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.Mungkin sebagian anak-anak itu beranggapan kalo pendidikan
Agama Islam itu kurang begitu penting dibandingkan dengan
pekerjaannya yang menghasilkan uang. Tapi dari sebagian anak jalanan
mengaku membutuhkan Pendidikan Agama Islam untuk menjadi pribadi
yang lebih baik.”12
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian anak-
anak jalanan lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dengan
Pendidikan mereka. Maka dari itu pendidikan Agama Islam kurang berperan
10
Hasil Wawancara dengan Udin. Pada 29 November 2014 Pukul 10.00 WIB, di Charity Of
Children Education , Pasar Minggu
11
Hasil Wawancara dengan Ani. Pada 29 November 2014 Pukul 11.00 WIB, di Charity Of
Children Education , Pasar Minggu.
12
Hasil Wawancara dengan Ibu Dwi Handayani. Pada Minggu 6 Desember2014 Pukul 09.00
WIB, di Charity Of Children Education, Pasar Minggu.
42
Tabel 4.2
2) Selama ada di CCE, apakah anda mendapatkan pembelajaran
seputar agama?
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %
2. Selalu 3 15 %
Sering 5 25 %
Kadang-kadang 10 50 %
Tidak pernah 2 10 %
Jumlah 20 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian
Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan yang
berada di CCE (Charity of Children Education) 50% kadang-kadang
mendapatkan pendalaman pembelajaran seputar agama, 25%
mendapatkan pendalaman pembelajaran seputar agama, 15% selalu
mendengarkan pendalaman pembelajaran seputar agama, dan 10% tidak
pernah mendapatkan pendalaman pembelajaran seputar agama. Ini
menunjukkan kurangnya minat belajar anak jalanan seputar
pembelajaran pendidikan agama Islam.
Tabel 4.3
3) Jika Pembina sedang menjelaskan tentang pembelajaran agama
Islam, apakah anda mendengarkannya?
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %
3. Selalu 4 20 %
Sering 6 30 %
Kadang-kadang 10 50 %
Tidak pernah - -
Jumlah 20 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian
44
Tabel 4.5
5) Apakah setiap hari anda selalu menyempatkan diri untuk
membaca Al-Qur’an?
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %
5. Selalu 3 15 %
Sering - -
Kadang-kadang 10 50 %
Tidak pernah 7 35 %
Jumlah 20 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian
Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan
yang berada di CCE (Charity of Children Education) 50%
kadang-kadang membaca Al-Qur’an, 35% tidak pernah membaca
Al-Qur’an, dan 15% selalu membaca Al-Qur’an. Ini menunjukkan
bahwa anak jalanan yang ada di CCE (Charity of Children
Education) tidak membiasakan diri untuk membaca Al-Qur’an.
Tabel 4.6
6) Ketika tidak diperintah untuk melakukan shalat, apakah
anda melakukannya?
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %
6. Selalu 5 25 %
Sering 3 15 %
Kadang-kadang 12 60 %
Tidak pernah - -
Jumlah 20 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian
Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan
yang berada di CCE (Charity of Children Education) 5 % selalu
melakukan shalat tanpa diperintah, 60 % kadang-kadang
46
7. Selalu 1 5%
Sering 1 5%
Kadang-kadang 17 85 %
Tidak pernah 1 5%
Jumlah 20 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian
Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan
yang berada di CCE (Charity of Children Education) 85%
kadang-kadang berpuasa senin-kamis, 5% selalu berpuasa senin-
kamis, 5% sering berpuasa senin-kamis, dan 5% tidak pernah
berpuasa senin-kamis. Ini menunjukkan bahwa anak jalanan tidak
membiasakan puasa senin-kamis.
Tabel 4.8
8) Apakah Pembina mengajarkan anda sikap kejujuran?
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %
8. Selalu 12 60 %
Sering 6 30 %
Kadang-kadang 2 10 %
Tidak pernah - -
Jumlah 20 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian
47
Tabel 4.10
10) Apakah anda menghormati orang tua, guru, dan teman?
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %
10. Selalu 10 50 %
Sering 1 5%
Kadang-kadang 9 45 %
Tidak pernah - -
Jumlah 20 100%
Sumber: Data Hasil Penelitian
Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan
yang berada di CCE (Charity of Children Education) 50% selalu
menghormati orang tua, guru, dan teman, 1 % sering
menghormati orang tua, guru, dan teman, dan 45% kadang-
kadang menghormati orang tua, guru, dan teman. Ini
menunjukkan bahwa anak jalanan sebagian masih belum
nemanamkan kesopanan kepada orang tua, guru, dan teman yang
berada di CCE (Charity of Children Education).
Berdasarkan kesimpulan tabel-tabel di atas, dapat di ketahui
bahwa responden dalam menjawab dan memilih jawaban yang
diajukan penulis kebanyakan memilih jawaban kadang-kadang.
Itu menunjukkan bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam
belum sepenuhnya berperan dalam kehidupan mereka sehari-hari,
karena kebanyakan dari responden memilih jawaban kadang-
kadang. Sebagian dari anak-anak jalanan masih belum menyadari
bahwa pentingnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
49
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Charity Of Children
Education masih kurang terlaksana, karena waktu yang sangat terbatas, yaitu hanya
dua kali pertemuan dalam satu minggu sehingga akan sulit untuk melakukan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun pelaksanan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dilakukan setiap hari sabtu pukul 07.30 sampai pukul 09.00.
2. Peranan pendidikan Agama Islam di CCE (Charity Of Children Education) masih
kurang berperan terhadap perilaku anak jalanan, karena sebagian anak jalanan masih
mementingkan pekerjaan mereka dibandingkan dengan pendidikan, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor baik yang berasal dari anak jalanan itu sendiri,
keluarga, dan guru/Pembina anak jalan. Anak jalanan mengerti pentingnya
pendidikan, tapi sebagian dari mereka berfikir bahwa pendidikan itu pada ujungnya
untuk menghasilkan uang, dan ketika mereka berfikir bahwa menghasilkan uang itu
bisa dilakukan tanpa melalui pendidikan, maka kemudian mereka akan
menomorduakan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan perilaku anak
jalanan sehari-hari sebagian anak jalanan mulai melaksanakan tentang apa yang
mereka dapat kan dalam pembinaan seperti, berkata sopan santun kepada guru, orang
tua, dan orang lain. Anak jalanan yang sering datang untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar di CCE (Charity Of Children Education) dengan sendirinya akan
mempercepat proses perubahan perilaku dan moral mereka. Sebaliknya, anak yang
jarang atau kadang-kadang datang akan kurang intensif, akibatnya proses perubahan
perilaku dan moral mereka akan lama.
B. Saran-Saran
1. Kepada Pembina Charity Of Children Education terus mengabdikan diri dan terus
peduli dengan generasi muda bangsa kita agar tidak menyia-nyiakan kemampuan dari
generasi kita agar bermanfaat untuk orang lain, dibutuhkan tenaga propesional dalam
50
51
hal mengajar di Charity Of Children Education sehingga anak jalanan lebih terarah
dan lebih baik lagi
2. Untuk anak-anak jalanan Charity Of Children Education, Teruslah belajar walaupun
waktu kalian terbatas, Dalam rumah singgah ini banyak sekali pengalaman dan
pelajaran yang kalian ambil, banyak prestasi yang menjadikan diri kalian bangkit dari
keterpurukan serta masalah yang kalian hadapi dijalanan maupun masyarakat serta
keluarga.
3. Kepada para masyarakat, memang terkadang kita takut dengan anak jalanan,
terkadang tidak semua anak jalanan memiliki siat atau perilaku yang kasar, dan setiap
anak jalanan itu mempunyai pembina atau pemimpin, jika anak jalanan itu diajarkan
yang baik oleh pemimpin akan menghasilkan anak-anak jalanan yang berbudi pekerti
baik serta mengetahui norma-norma atau aturan tanpa harus menggunakan kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA
Instrumen Penelitian
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
DOKUMENTASI OBSERVASI
HASIL WAWANCARA
Nama : M. Nasir
Pertanyaan :
Nama : Udin
Pertanyaan :
HASIL WAWANCARA
Nama : Ani
Pertanyaan :
HASIL WAWANCARA
Pertanyaan :
HASIL WAWANCARA
Pertanyaan: