Anda di halaman 1dari 11

BAB I

Pendahuluan
Latar Belakang

Memasuki jaman globalisasi dan perdagangan bebaskhususnya di Indonesia membawa


dampak perubahan nyata bagi dunia usaha, seperti banyaknya perusahaan manufaktur, dagang,
dan jasa. Dengan demikian, para pelaku bisnis haruslah tepat dalam pengambilan keputusan dan
semakin meningkatkan strategi-strategi perusahaan untuk menarik perhatian para konsumennya.
Meningkatnya persaingan dalam industri sejenis mengakibatkan pasar untuk industri tersebut
menjadi price sensitive, dimana peningkatan atau penurunan harga yang relatif kecil dapat
mengakibatkan dampak yang signifikan pada penjualan (Martusa & Adie, 2011:2).
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa Untuk dapat bertahan di dalam persaingan
tersebut, maka setiap perusahaan dituntut agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari
setiap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Salah satu diantaranya adalah
perusahaan atau organisasi yang bergerak di bidang jasa kesehatan, seperti rumah sakit ataupun
klinik.Pengertian klinik menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
(2014:Pasal 1) yaitu, “Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik”.
Perkembangan organisasi klinik pratama menuntut diselenggarakannya
manajemen keuangan yang efektif dan efisien termasuk dalam hal penetapan tarif. Penetapan
klinik pratama dapat mempengaruhi profitabilitas dan brand image klinik.Dalam menentukan
besaran tarif pelayanan rumah sakit diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis
pelayanan dan kelas perawatan, yang perhitungannya memperhatikan kemampuan ekonomi
masyarakat dan standar biaya atau bench marking dari klinik

Rumusan Masalah
1. Apa yang mendasari penentuan tarif untuk klinik pratama
2. Bagaimana cara menentukan tarif pelayanan dari setiap perawatan pada klinik pratama ?
BAB II
Tinjaun Pustaka

A. Pengertian dan Tujuan tarif pelayanan


Tarif pelayanan adalah nilai suatu jasa pelayanan yang
ditetapkan dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa
dengan nilai uang tersebut sarana pelayanan kesehatan bersedia memberikan
jasa kepada pasien.

1. Pemulihan biaya
2. Subsidi silang
3. Meningkatkan akses pelayanan
4. Meningkatkan mutu pelayanan
5. Memaksimalkan penggunaan pelayanan
6. Mengurangi pesaing
7. Memaksimalkan pendapatan
8. Meminimalkan penggunaan
9. Menciptakan corporate image

B. Pertimbangan menentukan tarif pelayanan


a. Biaya investasi
Biaya investasi meliputi biaya pembangunan gedung,
pembeliaan perawatan medis dan non medis, pendidikan dan
pelatihan, dll. Penetapan tarif pun tergantung pada: rencana titik
impas, jangka waktu pengembalian modal, dan perhitungan masa
kadaluarsa.

b. Biaya kegiatan rutin


Mencakup semua biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan semua kegiatan rutin. Biaya kegiatan rutin terdiri
dari direct cost dan indirect cost. Direct cost merupakan biaya untuk
kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan (Contohnya, biaya penggunaan alat- alat kesehatan,
konsultasi dokter, dan lain-lain). Sedangkan indirect cost merupakan
biaya yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan
(Contohnya, gaji karyawan, rekening listrik, air, pemeliharaan
bangunan dan peralatan, dan lain-lain)

c. Biaya rencana pengembangan


d. Besarnya target keuntungan

C. Hambatan menentukan tarif pelayanan


Dalam menentukan tarif pelayanan terdapat hambatan praktis, yaitu:

a. Penetapan tarif yang dipengaruhi oleh struktur tenaga kerja,


kekuatan tawar menawar dokter cukup besar karena
keterbatasan dari segi jumlah
b. Transfer price, mengukur investasi secara benar dan dapat
digunakan untuk memperkirakan pendapatan dan
pengeluaran suatu unit
c. Masalah dalam menetapkan tarif untuk produk baru,
hambatan menentukan tarif layanan kesehatan karena suatu
produk yang baru bagi rumah sakit

D. Macam-macam cara atau proses menentukan tarif pelayanan


a. Full-Cost Pricing
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana secara
teoritis, tetapi membutuhkan informasi mengenai biaya produksi.
Dasar cara ini dilakukan dengan menetapkan tarif sesuai dengan unit
cost ditambah dengan keuntungan. Dengan cara ini, jelas bahwa
analisis biaya (lihat bagian terdahulu) merupakan hal mutlak yang
harus dilakukan. Teknik penetapan tarif ini dikritik karena pertama,
sering mengabaikan faktor demand. Dengan berbasis pada unit
cost,maka asumsinya tidak ada pesaing ataupun demand- nya sangat
tinggi. Dengan asumsi ini maka pembeli seakan-akan dipaksa
menerima jalur produksi yang menimbulkan biaya walaupun mungkin
tidak efisien. Dengan demikian teknik ini mengabaikan faktor
kompetisi. Kedua, membutuhkan penghitungan biaya yang rumit dan
tepat. Sebagai gambaran untuk mengembangkan sistem akuntansi
yang baik, dibutuhkan modal yang besar.

b. Kontrak dan Cost-Plus

Tarif rumah sakit dapat ditetapkan berdasarkan kontrak


misal-nya kepada perusahaan asuransi, ataupun konsumen yang
tergabung dalam satu organisasi. Dalam kontrak tersebut
penghitungan tarif juga berbasis pada biaya dengan tambahan surplus
sebagai keuntungan bagi rumah sakit. Akan tetapi, saat ini
perhitungan tarif kontrak dengan asuransi kesehatan masih sering
menimbulkan perdebatan: apakah rumah sakit mendapat surplus dari
kontrak, atau justru malah rugi atau memberikan subsidi. Tarif
kontrak ini dapat memaksa rumah sakit menyesuaikan tarifnya sesuai
dengan kontrak yang ditawarkan perusahaan asuransi kesehatan.
Dengan demikian, masalah efisiensi menjadi hal yang penting untuk
dipertimbangkan.

c. Target Rate of Return Pricing


Cara ini merupakan modifikasi dari metode full-cost di
atas. Misalnya, tarif ditentukan oleh direksi harus mempunyai 10%
keuntungan. Dengan demikian, apabila biaya produksi suatu
pemeriksaan darah Rp5.000,00, maka tarifnya harus sebesar
Rp5.500,00 agar memberi keuntungan 10%. diperhitungkan. Pada
saat melakukan investasi, seharusnya telah diproyeksikan demand dan
pesaingnya sehingga direksi berani menetapkan target tertentu. Dalam
teknik ini dibutuhkan beberapa kondisi antara lain, pertama, rumah
sakit harus dapat menetapkan tarif sendiri tanpa harus menunggu
persetujuan pihak lain; kedua, rumah sakit harus dapat
memperkirakan besar pemasukan yang benar; dan ketiga, rumah sakit
harus mempunyai pandangan jangka panjang terhadap kegiatannya.

d. Acceptance Pricing
Teknik ini digunakan apabila pada pasar terdapat satu
rumah sakit yang dianggap sebagai panutan (pemimpin) harga.
Rumah sakit lain akan mengikuti pola pentarifan yang digunakan oleh
rumah sakit tersebut. Mengapa butuh pemimpin dalam menetapkan
harga? Keadaan ini dapat timbul karena rumah-rumah sakit sakit
enggan terjadi perang tarif dan mereka enggan saling merugikan.
Walaupun mungkin tidak ada komunikasi formal, tetapi ada saling
pengertian antar rumah sakit. Jadi hal ini bukan semacam kartel. Pada
situasi ini, dapat muncul rumah sakit yang menjadi pemimpin harga.
Rumah sakit yang lain mengikutinya. Masalah akan timbul apabila
pemimpin harga ini merubah tarifnya. Para pengikutnya harus
mengevaluasi apakah akan mengikutinya atau tidak.

E. UMR di Jember
UMR sendiri adalah singkatan dari Upah Minimum
Regional, Upah Minimum Regional yang ditetapkan oleh gubernur
provinsi setempat sebagai jaring pengaman dengan cakupan satu
wilayah yaitu provinsi. UMR di Kabupaten Jember pada tahun 2020
yaitu Rp 2,355,662.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Tarif Pelayanan Praktek Kedokteran Gigi

Unit cost merupakan nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran sejumlah
uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut sebuah rumah sakit bersedia

memberikan jasa kepada pasien (Trisnantoro, 2004). Analisis unit cost merupakan suatu
perhitungan mengenai besarnya biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk, dalam
kasus ini perawatan. Salah satu poin pokok dalam pola penentuan tarif adalah analisis satuan
biaya (unit cost). Tarif jasa pelayanan kesehatan merupakan suatu nilai jasa pelayanan yang
diukur dengan sejumlah nominal uang sesuai dengan jasa yang akan diberikan kepada pemakai
jasa (Gani, 1995). Menurut (Depkes, 1992) yang dimaksud dengan tarif jasa pelayanan kesehatan
adalah imbal jasa atas suatu pelayanan jasa kesehatan oleh lembaga kesehatan di mana imbal jasa
tersebut berupa sejumlah nominal uang. Pada klinik Altheya dalam menentukan tarif pelayanan
digunakan metode Gross Margin Pricing. Gross Margin Pricing yaitu “Metode yang digunakan
untuk menentukan tarif yang didasarkan pada mark-up yang diinginkan perusahaan”. Mark up
adalah sebuah peningkatan harga atau jumlah rupiah yang telah ditambahkan pada biaya dari
sebuah jasa yang diberikan.

GMP dihasilkan dari mengalikan prosentase laba yang diharapkan dengan unit cost per
item. Setelah didapatakan besaran laba yang diharapkan, besaran laba tersebut ditambahkan
dengan unit cost per item. Hasil penjumlahan kedua perhitungan tersebut dapat dijadikan
patokan dalam penentuan tarif. Dalam hal ini laba yang kami harapkan dari total pendapatan unit
cost per tahun Rp 707.148.375 x 15% = 106.074.257. nilai tersebut merupakan besaran laba yang
diharapkan dari total unit cost per tahun. Sehingga didapati total tarif per tahun adalah Rp .
813.220.631
N Unit Cost
Perawatan
o Fixed Cost Direct Cost Driver Cost Direct Cost Universal

1 Pencabutan Sulung Dengan Anastesi Rp8.091 Rp18.616 Rp37.597 Rp5.670

2 Pencabutan Sulung Tanpa Anastesi Rp8.091 Rp14.313 Rp37.597 Rp5.670

3 Scalling dan Root Planning 1 Regio Rp8.091 Rp6.809 Rp37.597 Rp5.670

4 Perawatan Insisi Abses Rp8.091 Rp27.985 Rp37.597 Rp5.670

5 Perawatan Saluran Akar Rp8.091 Rp59.052 Rp37.597 Rp5.670

6 Tumpatan GIC Rp8.091 Rp58.726 Rp37.597 Rp5.670

7 Tumpatan Komposit Rp8.091 Rp50.309 Rp37.597 Rp5.670

8 Pencabutan Permanen Rp8.091 Rp18.456 Rp37.597 Rp5.670

9 GTJ Rp8.091 Rp365.873 Rp37.597 Rp5.670

10 Konsultasi Rp8.091 Rp1.780 Rp37.597 Rp5.670

No. Total Pembulatan Target Pasien Total Pembulatan Unit Total Unit Cost
Per-Tahun Cost

1 Rp69.974 Rp71.000 750 Rp53.250.000 Rp52.480.500

2 Rp65.671 Rp66.000 750 Rp49.500.000 Rp49.253.250

3 Rp58.167 Rp59.000 1125 Rp66.375.000 Rp65.437.875

4 Rp79.343 Rp80.000 375 Rp30.000.000 Rp29.753.625

5 Rp110.410 Rp111.000 750 Rp83.250.000 Rp82.807.500

6 Rp110.084 Rp111.000 750 Rp83.250.000 Rp82.563.000

7 Rp101.667 Rp104.000 750 Rp78.000.000 Rp76.250.250

8 Rp69.814 Rp70.000 750 Rp52.500.000 Rp52.360.500

9 Rp417.231 Rp418.000 375 Rp156.750.000 Rp156.461.625

10 Rp53.138 Rp54.000 1125 Rp60.750.000 Rp59.780.250

Rp713.625.000 Rp707.148.375

Dilanjutkan tabel
dibawah

Persentase lama yg
besaran laba yg diharapkan total tarif total tarif per-tahun
No diharapkan

1 15% Rp10.496 Rp80.470 Rp60.352.575

2 15% Rp9.851 Rp75.522 Rp56.641.238

3 15% Rp8.725 Rp66.892 Rp75.253.556

4 15% Rp11.901 Rp91.244 Rp34.216.669

5 15% Rp16.562 Rp126.972 Rp95.228.625

6 15% Rp16.513 Rp126.597 Rp94.947.450

7 15% Rp15.250 Rp116.917 Rp87.687.788

8 15% Rp10.472 Rp80.286 Rp60.214.575

9 15% Rp62.585 Rp479.816 Rp179.930.869

10 15% Rp7.971 Rp61.109 Rp68.747.288

Rp1.305.824 Rp813.220.631

Anda mungkin juga menyukai