Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan terbagi dalam tiga tahap, yaitu:
A. Rencana Perawatan
Pada tahap rencana perawatan dilakukan analisis tentang konsep umum
kehilangan gigi, mengapa gigi tiruan dibutuhkan, bagaimana cara menangani
kehilangan gigi sebagian, klasifikasi dari kehilangan gigi sebagian,
biomekanika dari gigi tiruan sebagian lepasan, pengetahuan mengenai konektor
mayor dan minor, sandaran dan dudukan sandaran, retainer langsung dan tidak
langsung, basis gigi tiruan, prinsip desain gigi tiruan sebagian lepasan, dan cara
melakukan survei serta tujuan dilakukan survei pada model.
B. Klinik dan Laboratorium
Pada tahap klinik dan laboratorium dilakukan penentuan diagnosa dan
rencana perawatan, persiapan keadaan rongga mulut sebelum dilakukannya
proses pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, persiapan gigi penyangga,
bahan cetak yang digunakan dan prosedur pencetakan yang akan dilakukan
Tahapan pembuatan GTSL adalah:
a. Surveying
Surveying merupakan tahap pertama dalam mendesain GTSL. Istilah "Survey"
didefinisikan sebagai prosedur untuk menemukan atau menggambarkan kontur dan posisi
gigi penyangga dan struktur terkait sebelum merancang GTSL. Surveying dilakukan
menggunakan surveyor yaitu instrumen yang digunakan dalam konstruksi gigi tiruan
sebagian yang dapat dilepas untuk menemukan dan menggambarkan kontur dan posisi
relatif gigi penyangga dan struktur terkait.
b. Bagian surveyor
Gambar 33. Bagian surveyor. (1) Surveying platform, (2)
Surveying table, (3) Lengan vertikal, (4) Lengan horizontal, (5)
Lengan Survey, (6) Surveying tool (Sumber: Rangarajan, 2017)
Surveying tool:
1) Analysing rod: berupa cylindrical metal rod yang
berkontak dengan permukaan cembung gigi yang akan
dianalisis, seperti garis singgung yang menyentuh
kurva, sehingga menempatkan ketinggian kontur.
Analisis daerah undercut maupun non undercut.
7) Survey Line
Garis yang dibuat pada model oleh surveyor menandai
kontur terbesar dalam kaitannya dengan jalur penempatan restorasi
yang direncanakan. garis survei ditandai pada semua permukaan
gigi dengan memasang carbon marker pada lengan surveyor.
d. Desain
Menurut Gunadi (1991) dalam Maharani (2019) rencana pembuatan
desain merupakan salah satu tahap penting dalam Faktor penentu
keberhasilan atau kegagalan dari sebuah gigi tiruan sebagian lepasan.
Desain yang benar dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan mulut.
Ada empat tahap dalam pembuatan desain gigi tiruan sebagian lepasan
yaitu:
a. Tahap 1 Menentukan kelas dari daerah tak bergigi
Daerah tak bergigi pada suatu lengkung rahang dapat bervariasi,
dalam hal panjang, macam dan letaknya. Semua ini akan
mempengaruhi pembuatan desain yang akan digunakan dalam
pembuatan gigi tiruan baik dalam bentuk sadel, konektor maupun
dukungannya (Gunadi:1995:309).142.
b. Tahap II Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
Bentuk daerah yang tak bergigi ada dua macam yaitu daerah
tertutup (paradental) dan daerah yang berujung bebas (free end).
Sesuai dengan sebutan ini, bentuk sadel tertutup atau paradental
(paradental saddle) dan sadel berujung bebas (free end saddle).
Ada tiga dukungan untuk sadel paradental, yaitu dukungan dari
gigi, mukosa, serta gigi dan mukosa (kombinasi).
(Gunadi:1995:310).
c. Tahap III Menentukan jenis penahan
Ada dua macam penahan (retainer) untuk gigi tiruan sebagian
lepasan yaitu, penahan langsung (direct retainer) yang diperlukan
untuk setiap gigi tiruan dan penahan tak langsung (indirect
retainer) yang tidak selalu dibutuhkan. Tujuan dari penahan
(retainer) adalah sebagai retensi dan stabilisasi gigi tiruan
(Gunadi:1995:312). Untuk menentukan penahan mana yang akan
dipilih, maka perlu diperhatikan faktor berikut:
1) Dukungan sadel. Hal ini berkaitan dengan indikasi dari
macam cengkram yang akan dipakai dan gigi penyangga
yang ada atau diperlukan.
2) Stabilisasi dari gigi tiruan. Ini berfungsi dengan jumlah
dan macam gigi pendukung yang ada akan dipakai.
3) Estetika. Ini berhubungan dengan bentuk atau tipe
cengkram serta lokasi dari gigi penyangga
(Gunadi,1995:312).
d. Tahap IV Menentukan jenis konektor. Untuk protesa resin,
konektor yang dipakai biasanya berbentuk plat. Pada protesa
kerangka logam bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai
indikasinya (Gunadi:1995).
e. Pembuatan GTSL
1. Block Out atau Wax out
Block out merupakan proses menutup daerah undercut dengan menggunakan
wax atau agar undercut yang tidak menguntungkan tidak menghalangi keluar
masuknya protesa gigi tiruan. Ini merupakan proses pengeliminasian undercut
yang tidak diinginkan pada model menggunakan lilin. Karena undercuts diisi
dengan wax, model kerja kini tidak akan memiliki undercut (Gunadi dkk,1991;
Deepak, 2004)
2. Pembuatan Cengkeram
a. Pulling the casting yaitu dimana setelah boiling out, gigi-gigi akan ikut pada
flask bagian atas. Keuntungan: memulas separating medium (CMS) dan
packingnya mudah, karena seluruh mold terlihat.
b. Holding the casting yaitu dimana permukaan labial gigi-gigi ditutup gips
sehingga setelah boiling out akan terlihat seperti gua kecil. Pada waktu
packing adonan resin akrilik harus melewati bagian bawah gigi untuk
mencapai daerah sayap. Keuntungan: ketinggian gigitan dapat dicegah.
(Itjiningsih,1991.153).
Gambar Contoh penanaman pada flask atau kuvet
4. Boiling Out
Pembuangan pola malam dengan cara direbus dan disiram dengan air
panas pada kuvet. Tujuannya untuk menghilangkan wax dari model yang telah
ditanam ke dalam flash untuk mendapatkan mould space. Tahap ini bertujuan
untuk menghilangkan pola malam dengan cara kuvet dimasukkan ke dalam air
mendidih selama 10 menit. Lalu kuvet diangkat dan dipisahkan secara perlahan
dengan seluruh gigi sudah berada di kuvet atas. Air mendidih yang bersih
disiramkan pada mould space, sehingga tidak ada lagi sisa malam pada mould
space. Bagian tepi yang tajam pada mould space dirapikan dengan
menggunakan lecron (pisau model). Mould space yang masih hangat diolesi
dengan CMS agar pada saat deflasking protesa akrilik mudah dilepas dari model
kerja (Maharani, 2019).
Deflasking ialah melepaskan geligi tiruan resin akrilik dari flask dan
bahan tanamnya dan model dikeluarkan secara utuh. Bila curing telah selesai,
maka flask dibiarkan mendingin sendiri sampai suhu kamar, baru flask boleh
dibuka. Apabila flask pada waktu masih panas sudah dibuka maka akan terjadi
perubahan bentuk dan sebaliknya bila sangat dingin resin akrilik akan menjadi
rapuh (Maharai, 2019)
9. Polishing
Pada tahap akhir klinik dan laboratorium dilakukan pemasangan, penyesuaian, dan
perbaikan gigi tiruan sebagian lepasan.
C. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan mencakup tahap relining dan rebasing gigi tiruan sebagian
lepasan, perbaikan dan penambahan komponen gigi tiruan sebagian lepasan, dll.
DAFUS
Maharani, J.D.Z. 2019. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Rahang
Atas Klasifikasi Kennedy Kelas III Modifikasi II Dengan Kasus Deep Bite.
Thesis. Poltekkes Tanjungkarang.