Anda di halaman 1dari 2

Surveying dalam penentuan desain dan arah pasang GTSL

Tujuan dari surveyor :a) Menyurvei kast studib) Menyurvei kast masterc) Membentuk kontur pola-pola wax
untuk mahkota yang disurveid) Menempatkan retainer intracoronale) Menempatkan rest presisiUrutan surveying
:a) mengidentifikasi permukaan-permukaan gigi proksimal yang bisa dibuat paralel untuk bidang pandub)
mengidentifikasi dan menentukan apakah gigi dan area bertulang interferensi perludimodifikasi atau
dihilangkanc) menempatkan dan mengukur area-area gigi yang bisa digunakan untuk retensid)
menentukan sebuah posisi “dasar” dengan survei visual, dengan kast di table, sesuaikan
table sampai semua undercut dan bidang pandu separalel mungkin.e) Dengan batang penganalisis, pastikan
keparalelan posisi ini dan lakukan penyesuaian jikaperluf) Mengukur retensi gigi penopangg) mengukur
undercut jaringanh) tripod-mark tiga tiga titik dalam bidang yang sama c) Membentuk kontur pola-pola wax
untuk mahkota yang disurvei d) Menempatkan retainer intracoronal e) Menempatkan rest presis

Sebutkan langkah-langkah surveying.

Surveying adalah menentukan secara akurat kontur ketinggian maksimum dalam kaitannya dengan dimana
model diposisikan atay prosedur melokalisasikan dan menggambarkan bentuk dan posisi gigi sebelum
mengerjakan gigi tiruan sebagian lepasan.
Manfaat surveying :
1) Dapat menentukan arah pemasangan (path of insertion) yang paling baik sehingga terjadi sangkutan
(interference) pada saat geligi tiruan dipasang dan dikeluarkan.
2) Menentukan lokasi dan besarnya daerah gerong pada permukaan gigi.
3) Menentukan estetik, sehingga penempatan cangkolan tidak mengganggu estetika.
4) Melakukan penutupan daerah gerong (block-out).
5) Membentuk model malam sehingga sesuai dengan arah pemasangan
Langkah-langkah surveying :
1) Model yang akan disurvei diletakkan dan diklem pada meja model.
2) Posisi permulaan diambil bidang oklusal letaknya horizontal. Pada posisi ini umumnya hanya sediki
ditemukan sangkutan (interface) pada bagian proksimal daerah tak bergigi.
3) Apabila pada posisi horizontal ini diperoleh di daerah gerong yang cukup untuk meletakkan cangkolan
pada gigi sandaran, maka posisi ini lebih diambil untuk melakukan surveying selanjutnya.
4) Pada posisi ini pemasangan tegak lurus terhadap bidang oklusal. Arah pemasangan searah dengan tongkat
vertical (vertical spindle), selanjutnya masih pada posisi tersebut dilakukan pembuatan garis-garis survey pada
semua permukaan gigi sandaran dan pada bagian-bagian yang perlu penutupan (block-out).
5) Caranya dengan memasangkan batang pensil dan disinggungkan pada daerah yang disurvei.
6) Bila pada posisi horizontal tersebut ternyata terlalu banyak sangkutan dan tidak ditemukan daerah gerong
yang cukup pada gigi sandaran, maka perlu dilakukan perubahan posisi model (tilting).
7) Perubahan posisi model dapat dilakukan ke anterior, posterior, dan lateral. Disinilah arah pemasangan
sudah ditentukan (tidak tegak lurus dengan bidang oklusal). Masih tetap pada posisi ini dibuat garis survey, pada
bagian-bagian yang diperlukan.
8) Sebelum dilepas dari meja model, terlebih dahulu dilakukan tripoding, yaitu membuat 3 tanda titik pada
model (basis) dengan ketinggian yang sama.
9) Titik ini dipakai untuk menentukan kembali posisi model yang sudah dilepas.
10) Selain itu, pada bagian basis dapat pula digoreskan garis yang sejajar dengan tongkat vertical. Garis ini
yang disebut “Guide Marker” dan berguna untuk memberikan gambaran arah pemasangan pada model tertentu.
BLOK OUT
Pengertian : Cara menutup undercut area baik pada gigi maupun jaringan lunak yang
menghalangi pemasangan dan pelepasan gigi tiruan.
Daerah yang akan diblock :
Seluruh daerah gerong (undercut) pada gigi dan jaringan lunak yang akan menghalangi
pemasangan dan pelepasan gigi tiruan yaitu di bawah garis survei/lingkaran terbesar.
Cara blocking out :
1. Model masih berada pada meja peninjau
2. Daerah yang akan diblock ditutup dengan gips putih, sesuai dengan batas yang telah
ditentukan
3. Kelebihan gips putih dbuang dengan surveior dan trimmer
Pembuatan Galengan Gigit
 Fungsi : menggantikan prosesus alveolar yang telah hilang setelah mengalami resorpsi
karena hilangnya gigi
 Memperhatikan 3 daerah kontak yang berbeda antara kedua rahang, yaitu 2 daerah
posterior dan 1 daerah anterior
 Galengan gigit dibuat di atas lempeng gigit
 Bahan terbuat dari malam model atau wax
 Galengan gigit dibuat dengan membentuk wax menjadi suatu gulungan memanjang
yang kemudian diletakkan di atas lempeng gigit, kira-kira di pros. alveolaris
 Bentuk segi empat atau trapesium
 Guna galengan gigit untuk menentukan dukungan yang wajar bagi bibir dan pipi,
menetapkan hubungan antar rahang, dan untuk tempat menyusun gigi-geligi
Penentuan Relasi Rahang dengan Bantuan Galengan Gigit
Cara ini digunakan bila ada satu atau lebih daerah perluasan distal, atau sadel tertutup
yang cukup lebar atau bila gigi yang masih ada sudah tidak kontak.

Anda mungkin juga menyukai