Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SKILL LAB: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING
Dr. drg. Ari Triwanodyo Handayani M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK A4.1
Ega Tiara Iman Sari 181610101060
Arlin Riski Kusuma W 181610101061
Dicky Khatami Kamal 181610101062
Belva Nuriana Rosidea 181610101063
Yogi Ardi S Summase 181610101064
Al Masari 181610101065
Naila Azifatur R 181610101066
Putri Nurul F 181610101067
Ayu Tri Wulandari 181610101068

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2021

Jl. Kalimantan 37 Jember Telp. (031)333536, Fax. (0331) 331 991


BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,


kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka
setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan, Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari Pelayanan kesehatan tingkat
pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga. Salah satu pemberi layanan kesehatan primer adalah
tempat praktek pribadi, baik itu dokter gigi dan dokter umum. (uu rujukan).

Dalam melakukan praktek dokter gigi, seorang dokter gigi perlu memperhatikan mengenai
perencanaan anggaran, pengendalian biaya, penetapan harga, agar terjadi keseimbangan antara
pendapatan dengan biaya produksi dalam praktek dokter gigi serta dapat direncanakan dengan
sebaik mungkin sehingga kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien dapat dilakukan secara
optimal, tepat guna dan terjangkau bagi masyarakat (Sugiyarti, 2013).

Dalam menerapkan praktek kedokteran gigi yang sehat berdasarkan kaidah-kaidah


manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan,
serta dikelola secara dengan prinsip efisiensi dan produktivitas, maka dalam penyelenggaraannya
praktek klinik pribadi sangat membutuhkan input dalam bentuk informasi yang lengkap. Salah
satu bentuk informasi yang dibutuhkan adalah informasi tentang biaya satuan (unit cost) .
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Unit cost?
2. Apa manfaat dari Unit cost?
3. Bagemana cara perhitungan Unit cost?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Unit cost
Biaya satuan ( unit cost ) adalah biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan yang
dihitung dengan cara membagi total cost dengan jumlah/kualitas output Perhitungan biaya satuan
(unit cost) bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai perencanaan anggaran,
pengendalian biaya, penetapan harga, penetapan subsidi serta membantu pengambilan keputusan.
Hal tersebut dilakukan agar keseimbangan antara pendapatan dengan biaya produksi dapat
direncanakan dengan sebaik mungkin sehingga kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien
dapat dilakukan secara optimal, tepat guna dan terjangkau bagi masyarakat.

2.2 Manfaat Unit cost


Manfaat ditetapkannya unit cost antara lain:
 Membantu manajemen dalam menilai kesehatan keuangan rumah sakit melalui tinjauan
positioning biaya terhadap tarif rumah sakit saat ini, sehingga dapat menjadi dasar
perencanaan pendanaan RS di masa depan.
 Memberi masukan/acuan dalam mengusulkan tarif baru berdasar perhitungan biaya per unit
(unit cost)
 Bila dikuasai dan diterapkan dengan baik, hasil analisis unit cost ini dapat menjadi alat
bargaining dalam pengajuan kerjasama terhadap pihak ketiga (Lembaga Asuransi Kesehatan
dll).
 Out put dari analisis unit cost ini dapat juga dijadikan dasar negosiasi mengenai subsidi atas
pelayanan rumah sakit kepada pasien tidak mampu/Gakin (Jamkesmas, PT Askes dll),
 Membantu proses penyusunan pola tarif baru berdasarkan perhitungan biaya per unit (unit
cost).
 Membantu dalam proses inventarisasi aset dan dalam menyusun strategi keuangan ke depan,
 Laporan unit cost yang ada dapat dijadikan dasar dalam penilaian kinerja dan dasar dalam
penyusunan anggaran rumah sakit maupun subsidi pemerintah ke rumah sakit
 Unit cost akan menjadi dasar bargaining power/alat advocacy dalam negosiasi dengan
stakeholder terkait (pengajuan usulan pembiayaan maupun pengajuan subsidi anggaran).
2.3 Perhitungan Unit cost
Biaya satuan adalah seluruh biaya yang dikeluakan untuk melaksanakan kegiatan produksi
atau menghasilkan jasa/kegiatan. Jadi biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan,
diperoleh dengan cara menjumlahkan total biaya tetap (fixed cost) dan biaya operasional tidak
tetap (variable cost). Biaya tetap dihitung dari nilai barang investasi. Komponen biaya investasi
yang terbesar adalah gedung, kemudian alat medis, dilanjutkan dengan alat non medis dan yang
terkecil adalah komponen kendaraan. Jumlah total dari gedung, kendaraan, alat medis, dan alat
non medis menghasilkan data biaya tetap (fixed cost). Variable cost meliputi komponen biaya
habis pakai medis. Variabel cost berhubungan dengan jumlah pasien yang mendapat pelayanan,
bila jumlah pasien meningkat maka akan berpengaruh terhadap peningkatan variabel cost. Biaya
yang terbesar dalam variabel cost adalah biaya bahan habis pakai medis, hal ini disebabkan
karena tindakan medis memerlukan bahan dan alat kesehatan habis pakai yang banyak dan
mahal. Jenis dan lamanya waktu pemberian tindakan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi jumlah dan macamnya alat kesehatan yang digunakan.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam
pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume
penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini
akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi
atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap,
yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini
misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap
unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
BAB III
PEMBAHASAN

Analisis unit cost merupakan suatu perhitungan mengenai besarnya biaya yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu produk, dalam kasus ini perawatan. Metode
perhitungan yang dilakukan dalam menentukan unit cost di hometwon klinik yaitu dengan
metode tradisional (Supriadi, 2019).
Target pasien yang datang ke Klinik HahaCare diperkirakan dalam satu tahun mencapai
angka 8.640 orang. Pasien poli gigi diperkirakan 30% dari total pasien atau sejumlah
2.592 orang. Untuk masing-masing perawatan di poli gigi, rincian pasien yang
diperkirakan datang selama satu tahun yaitu pasien konsultasi 858 orang, tumpatan
permanen GIC 192 orang, tumpatan permanen komposit 192 orang, pencabutan gigi sulung
tanpa injeksi 360 orang, pencabutan sulung dengan injeksi anastesi 120 orang, pencabutan
gigi permanen 140 orang, scaling 400 orang, inisi abses 30 orang, perawatan saluran
akar sederhana 240 orang, dan pembuatan gigi tiruan jembatan 60 orang.
Pada perhitungan unit cost metode tradisional, anggaran biaya dibagi menjadi dua
kelompok yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung (direct cost)
berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk masing-masing perawatan. Biaya tak
langsung merupakan biaya investasi yang dapat mengalami depresiasi atau penyusutan. Biaya
tidak langsung dibagi menjadi dua yaitu driver cost atau biaya pegawai dan fixed cost atau
biaya yang harus ditanggung oleh semua pasien.
Biaya langsung didapatkan dari dua perhitungan yaitu perhitungan unit cost alat
yang digunakan dan perhitungan unit cost bahan yang digunakan. Untuk penggunaan alat
yang digunakan, dilakukan perhitungan dengan cara membagi harga beli dari masing-masing
alat dengan depresiasi dan jumlah pasien. Sedangkan untuk perhitungan bahan habis pakai
dilakukan dengan membagi harga beli setiap bahan dengan estimasi jumlah pasien
maksimal penggunaan bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai