Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN

PERHITUNGAN UNIT COST PELAYANAN RUMAH SAKIT


(STUDI KASUS KELAS III BANGSAL PSIKIATRI RUMAH SAKIT X)

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Kesehatan
Dosen Pengampu: Milza N Rosad SH, MARS

Disusun Oleh :
Muhammad Hanif Alman Bimo (11161010000095)
Hasna Linawati (11171010000020)
Didi Khaerudin (11171010000023)
Sabrina Izzati Nasution (11171010000090)
Halwa Ainaya Addiina (11171010000112)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Identifikasi Unit-unit Pelayanan Rumah Sakit X .............................................. 3
B. Identifikasi Jenis Biaya Rumah Sakit X ............................................................. 3
C. Penentuan Dasar Alokasi Rumah Sakit X .......................................................... 5
D. Mekanisme Alokasi Biaya Rumah Sakit X ......................................................... 5
E. Unit Cost Rawat Inap Kelas III Bangsal Psikiatri RS X ................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
B. Saran ...................................................................................................................... 8
LAMPIRAN....................................................................................................................... 9

i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, baik secara fisik,
mental maupun sosial, untuk mencapai suatu kehidupan sosial ekonomi yang
produktif yang didukung dengan sumber daya memadai seperti tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan
kebutuhan dalam bidang kesehatan tentunya menuntut rumah sakit untuk
meningkatkan kemampuan sumber dayanya agar dapat memberikan pelayanan
yang baik, bermutu dan professional kepada masyarakat. Bukan hanya dari
sisi sumber daya manusianya, tetapi juga dari kesiapan dana untuk
memberikan pelayanan, juga sarana dan prasana yang dimiliki rumah sakit
apakah memadai atau kurang memadai. Tuntutan ini tentunya akan menjadi
tantangan sekaligus motivasi bagi rumah sakit agar dapat meningkatkan
pelayanan kesehatannya kepada masyarakat umum.
Rumah sakit sebagai salah satu organisasi yang menyediakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki struktur organisasi yang unik dan
kompleks. Rumah Sakit mempunyai sifat, ciri dan fungsi khusus, karena
didalamnya terdapat berbagai macam profesi yang terlibat dalam
menghasilkan produk jasa pelayanan medis.
Sebagai Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) yang melayani kepentingan umum, Rumah Sakit harus
mengutamakan pelayanan yang baik kepada masyarakat, sehingga dalam
penyediaan barang dan jasa yang dijual, keuntungan bukanlah tujuan utama
yang harus dicapai oleh Rumah Sakit. Hal ini sesuai dengan tujuan BLU yaitu
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapan bisnis yang

1
sehat. Maka, sebagai suatu instansi yang berada dalam naungan pemerintahan,
rumah sakit dalam menjalankan kegiatan operasionalnya lebih berfokus pada
efisiensi dan efektivitas.

Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas tersebut munculah suatu


reformasi dalam bidang perhitungan biaya pada rumah sakit dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2005 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 61 tahun 2007 yang menegaskan
bahwa tarif pelayanan BLU dan BLUD harus ditentukan berdasarkan unit cost.
Perhitungan unit cost dapat dipergunakan rumah sakit sebagai dasar
pengukuran kinerja penyusunan anggaran dan subsidi, sebagai alat negosiasi
pembiayaan kepada stakeholder yang terkait serta dapat pula dijadikan acuan
dalam mengusulkan tarif pelayanan rumah sakit yang baru dan terjangkau oleh
masyarakat. Perhitungan unit cost dalam suatu jasa pelayanan akan sangat
membantu dalam menetapkan besarnya anggaran dan biaya dalam suatu
proses pelayanan di rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Unit-unit Pelayanan yang ada di Rumah Sakit X ?
2. Bagaiana Jenis Biaya di Rumah Sakit X ?
3. Bagaimana Penentuan Dasar Alokasi di Rumah Sakit X ?
4. Bagaimana Mekanisme Alokasi Biaya Rumah Sakit X ?
5. Bagaimana Unit Cost Rawat Inap Kelas III Bangsal Psikiatri di RS X ?
C. Tujuan
1. Untuk mrngetahui Unit-unit Pelayanan yang ada di Rumah Sakit X ?
2. Untuk mengidentifikasi Jenis Biaya di Rumah Sakit X ?
3. Untuk mengidentifikasi Penentuan Dasar Alokasi di Rumah Sakit X ?
4. Untuk mengidentifikasi Mekanisme Alokasi Biaya Rumah Sakit X ?
5. Untuk mengetahui Unit Cost Rawat Inap Kelas III Bangsal Psikiatri di RS
X?

2
BAB II PEMBAHASAN

Unit cost adalah biaya per unit produk atau dalam bidang kesehatan
produknya adalah pelayanan kesehatan. Unit cost digunakan untuk memudahkan
strategi penganggaran.
Tahap perhitungan unit cost yang digunakan oleh RS X:
A. Identifikasi Unit-unit Pelayanan Rumah Sakit X
Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan di RS X merupakan Unit-unit
pelayanan produktif dan non produktif yang terdiri dari:
a. Unit rawat inap terdiri dari: unit rawat inap psikiater, unit rawat inap
NAPZA, unit rawat inap Umum.
b. Unit rawat jalan terdiri dari: psikiater, Unit rawat jalan NAPZA, Unit
rawat jalan Spesialistik (poliklinik)
c. Unit Gawat Darurat
d. Unit penunjang terdiri dari Medik dan Non Medik. Medik terdiri dari:
instalasi Gizi, Instalasi Farmasi, Instalasi laboratorium, UPF
Elektromedik, UPF Rehabilitasi. Non Medik terdiri dari: Program
pelayanan umum seperti: Program penyusunan dan laporan, tata usaha,
bidang-bidang, UPF-UPF; administrasi keuangan, rumah tangga
seperti: Gudang barang, investaris, kendaraan, keamanan;
kepegawaian; rekam medis; laundry, instalasi pemeliharaan sarana RS.

B. Identifikasi Jenis Biaya Rumah Sakit X


Tiap-tiap unit pelayanan RS X memiliki identifikasi biaya untuk
memproduksi suatu unit atau paket pelayanan bagi pengguna jasa layanan RS.
Biaya-biaya ini terdiri dari:
a. bahan, alat dan administrasi kantor: bahan makanan pasien, bahan
makanan pegawai, obat, alat kesehatan, alat atau bahan terapi NAPZA,
tekstil pasien, alat tulis kantor, koran, pakaian kerja, pos fotokopi, alat
kebersihan binatu, alat rumah tangga?RS blangko rekam medis, bahan
computer, blangko cetakan kantor.
b. biaya pemeliharaan: sparepart, STNK, Cleaning service.
c. biaya daya dan jasa: gas, bbm, listrik, telepon, air, internet.
d. biaya pegawai: gaji pegawai negeri, gaji pegawai honorer, jasa pelayanan.
e. biaya infestasi: belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung
dan bangunan, pembelian peralatan kesehatan, penyusutan.

3
f. biaya lain-lain: kunjungan rumah, penyuluhan, perjalanan dinas,
penguburan pasien, pemulangan pasien, dan lain-lain.

Dalam penentuan tarif biaya operasional seperti biaya gaji pegawai negeri,
biaya investasi dan biaya jasa pelayanan, tidak diperhitungkan dalam proses
pentarifan. Sedangkan, komponen biaya lainnya diperhitungkan dalam proses
pentarifan. Baik secara langsung maupun tidak langsung kepada unit-unit
pelayanan yang mengkonsumsinya sebagai biaya tetap atau biaya variable.
Biaya yang dapat di bebankan langsung disebut biaya langsung departemen
dan biaya yang tidak dapat dibebankan langsung disebut biaya tidak langsung
departemen atau unit pelayanan.
Biaya langsung department atau unit pelayanan RS X
No. Biaya Langsung Departement/Unit Perilaku Biaya
Pelayanan
1 Honorarium Tetap
2 Makanan pasien Variabel
3 Alat kebersihan binatu Variabel
4 Cleaning service Tetap
5 Gas Variabel
6 Bahan Makanan Pegawai Khusus Tetap
7 Obat Variabel
8 Reagensia Variabel
9 Alat Kesehatan Variabel
10 Alat atau bahan Terapi Kerja Variabel

Biaya tidak langsung departemen/unit pelayanan RS X


No. Biaya tidak langsung departemen/Unit Perilaku Biaya
Pelayanan
1 Tektil pasien Variabel
2 Pakaian kerja Variabel
3 Alat tulis kantor Variabel
4 Pos Variabel
5 Fotocopy Variabel
6 Koran Tetap
7 Alat kebersihan Rumah tangga/ RS Tetap
8 Alat rumah tangga/Rs Variabel
9 Blangko reka medis Variabel
10 BBM (solar) Variabel
11 Bahan computer Variabel
12 Blangko cetakan kantor Variabel
13 Pemeliharaan rutin RS Tetap

4
14 Bbm kendaraan Variabel
15 STNK Tetap
16 Spare part Variabel
17 Listrik Variabel
18 Air Variabel
19 Telepon Variabel
20 Internet Variabel
21 Kunjungan Rumah Variabel
22 Pemulangan pasien Variabel
23 Penyuluhan Variabel
24 Penguburan pasien Variabel
25 Tim panitia komite Tetap
26 Perjalanan dinas Variabel
27 Seminar/lokakarya Variabel
28 Pengadaan barang dan jasa Variabel
29 Pengelolaan dana PNBP Variabel
30 Peningkatan SDM Variabel
31 Sistem Informasi manajemen Tetap

C. Penentuan Dasar Alokasi Rumah Sakit X


Penentuan dasar alokasi sangat diperlukan dalam mengalokasikan semua
biaya pada unit-unit non produktif ke unit-unit produktif RS X. dasar alokasi
yang dipilih sedapat mungkin mencerminkan aktivitas konsumsi biaya yang
terjadi pada unit-unit pelayanan RS X.
Dasar Alokasi biaya yang digunakan pada RS X
Dasar Alokasi Pemakaian
1. Makan Pasien 1. Instalansi gizi’
2. Luas bangunan 2. Pemeliharaan rutin
3. Pakaian potong 3. Binatu/laundry
4. Pemakaian listrik 4. Listrik
5. Pemakaian air 5. Air
6. Jumlah hari perawatan 6. Reka Medis
7. Jumlah pegawai 7. Personalia
8. Komposisi biaya 8. Umum, Administrasi
keuangan, RT

D. Mekanisme Alokasi Biaya Rumah Sakit X


Total biaya operasional RS X tahun 2005 sebesar Rp 11.190.398.135, yang
terdiri dari total biaya unit produktif sebesar Rp 4.038.619.142, total biaya unit
penunjang medik sebesar Rp 3.514.294.068, total biaya unit penunjang non
medik sebesar Rp 3.637.484.925. total biaya yang akan dialokasikan hanya
total biaya pada unit penunjang non medik. Sedangkan total biaya pada unit
penunjang medik tidak dialokasikan karena unit ini telah menghasilkan

5
penerimaan sendiri dari jasa yang diberikan kepada para pengguna jasa
layanan.
Alokasi biaya dilakukan melalui dua tahap yaitu:
Tahap 1: total biaya pada tiap-tiap unit penunjang non medik dialokasikan
kesemua unit baik pada unit produktif maupun unit penunjang lainnya.
Total Biaya Unit-Unit Penunjang Non Medik RS X
No. Unit penunjang non medic Total biaya
1 Umum Rp 322.081.633
2 Administrasi keuangan Rp 583.566.319
3 Rumah tangga Rp 758.750.897
4 Personalia Rp 410.051.704
5 Rekam medis Rp 109.015.213
6 Gizi Rp 140.029.203
7 Binatu Rp 33.997.123
8 Listrik Rp 379.491.100
9 Air Rp 194.746.700
10 Pemeliharaan Rp 705.755.033

Tahap II: Total Biaya unit-unit penunjang non medik telah habis
dialokasikan pada tahap 1. Akan tetapi pada unit penunjang masih terdapat
tambahan biaya yang berasal dari alokasi biaya antar unit penunjang non
medik.
Tambahan Biaya Unit-Unit Penunjang Non Medik RS X
No. Unit Penunjang Non Medik Total Biaya
1 Umum Rp 430.240.546
2 Administrasi keuangan Rp 93.842.362
3 Rumah Tangga Rp 141.396.922
4 Personalia Rp 75.386.910
5 Rekam Medis Rp 37. 952. 046
6 Gizi Rp 81.680.228
7 Binatu Rp 94.900.743
8 Listrik Rp 59.727.83
9 Air Rp 30.650.865
10 Pemeliharaan Rp 145.923.108

E. Unit Cost Rawat Inap Kelas III Bangsal Psikiatri RS X


Besar biaya operasional tiap-tiap unit pelayanan pada RS X setelah tahap
II diperoleh dengan metode Double Distribution. Double distribution adalah
metode yang diawali dengan membagi biaya-biaya diunit pendukung dan unit
utama. Alokasi dilakukan hingga semua biaya diunit pendukung habis hingga
akhirnya ke unit utama. Dasar biaya adalah pengeluaran kas secara

6
keseluruhan. Besar total biaya operasional Unit rawat inap kelas III bangsal
psikiatri RS X adalah Rp 2.252.348.736.
Kelas Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
III Rp 255.783.205 Rp 1.996.565.531 Rp 2.252.348.736

Jumlah hari perawatan unit rawat inap kelas III bangsal psikiatri periode 1
Januari 2005- 31 Desember sebagai volume jasa pelayanan yang dihasilkan
adalah 95.713 hari (Terdapat di lampiran).

Unit Cost Pelayanan = Total Biaya Operasional : Jumlah Hari


Perawatan
2.252.348.736
Unit Cost Rawat Inap Kelas III Bangsal Psikiatri = 95.713
= 23.532

Dengan demikian, berdasarkan perhitungan Unit Cost dengan metode


Double Distribution pada Rawat Inap Kelas III Bangsal Psikiatri RS X adalah
Rp 23.532.

7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Perhitungan unit cost pelayanan RS X diawali dengan membagi semua
pelayanan RS ke dalam unit-unit pelayanan yang mengkonsumsi biaya.
Perhitungan unit cost menggunakan metode double distribution. Berdasarkan
perhitungan unit cost pelayanan dengan metode double distribution dapat
diketahui besarnya total biaya operasional unit rawat inap kelas III bangsal
psikiatri RS X adalah Rp 2.252.348.736. jumlah hari perawatan unit rawat inap
kelas III bangsal psikiatri RS X periode 1 Januari 2005-31 Desember 2005 adalah
Rp 95.713 hari. Dengan demikian, besarnya unit rawat inap kelas III bangsal
psikiatri RS X adalah Rp 23. 532.
B. Saran
Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan RS
dalam menentukan tarif pelayanan. Dimasa mendatang, pihak RS harus dapat
melakukan perhitungan unit cost pelayanan yang memperhitungkan semua
komponen biaya RS untuk mengetahui besarnya real cosh yang dikeluarkan.

8
LAMPIRAN
KELAS RAWAT BULAN
INAP
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES TOTAL
A. PSIKIATRI 13269 12031 12936 12290 12523 12668 13100 13196 12799 12706 11849 12812 152179
MPKP 366 447 431 843 493 445 437 427 438 350 309 386 4972
UPIP 801 721 754 833 812 905 1001 1184 1280 1283 911 1005 11490
PHCU 703 624 605 679 670 675 705 722 765 775 1039 1094 9056
KS 1197 883 1023 1064 1076 998 1073 1159 1138 1192 1054 1165 13024
I 531 575 576 586 590 616 550 559 599 575 509 686 6952
II 1270 1119 1088 829 850 904 1026 875 768 807 652 784 10972
III 8401 7662 8459 7856 8030 8125 8308 8270 7811 7724 7375 7692 95713

B. NAPZA 1920 1839 2016 1900 2242 2294 2275 2178 2099 2142 1937 2062 24904
C. UMUM 243 453 685 924 1106 1114 1134 1327 1326 1126 1186 1377 12201

TOTAL 189284

9
10
DAFTAR PUSTAKA
Hadimitomuliani. 2006. Penentuan Tarif Rawat Inap Berdasarkan Perhitungan
Unit Cost Pelayanan Rumah Sakit (Studi Kasus Kelas III Bangsal Psikiatri Rumah
Sakit X). Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

11

Anda mungkin juga menyukai