Anda di halaman 1dari 23

DOSEN PENGAMPUH: NISKA SALSIANI SINTA S. KM.,K.Kes, M.

Kes,

MAKALAH

AUDIT DOKUMEN REKAM MEDIS ANALISIS KUANTITATIF

OLEH:

NAMA : HARTATI

NIM : PBB220064

KELAS : M22B

JURUSAN KESEHATAN

PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFOMASI KESEHATAN

POLITEKNIK BAUBAU

2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur atas rahmat tuhan yang
maha esa karena tanpa rahmatnya, saya tidak dapat meyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu, Adapun tema dai makalah ini adalah “Audit
dokumen rekam medis analisis kuantitatif”.

Tidak lupa juga ucapan teimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


mata kuliah Mutu pelayanan rekam medis yang telah membeikan tugas kepada
saya, saya ingin mengucapkan terimakasih kpada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini teerdapat kesalahan yang belum


saya ketahui, Maka dari itu saya mohon saran & kritik dari teman-teman maupun
dosen, Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Baubau, 4 Desember 2023

Penyusuun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis


profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, Asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien. Dalam perkembangan perkembangan yang terjadi terjadi pada
pelayanan kesehatan saat ini mengharuskan setiap pemberi pelayanan
kesehatan segera dapat memenuhi keinginan pelanggannya. Untuk mendukung
pelayanan kesehatan tersebut tergabung dalam data kesehatan yang disebut
Rekam Medis.

Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam
pelayanan pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk
pelayanan bagi pasien karena data yang lengkap dapat memberikan informasi
dalam menentukan keputusan baik pengobatan, penengananan, tindakan medis
dan lainnya. Rekam medis diisi dan dilengkapi sesuai dengan ketentuan –
ketentuan yang ada pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
269/MENKES/PER/III/2008.

Sebuah rekam medis meliputi data – data rumah sakit yang akan diolah
menjadi sebuah data yang lebih spesifik dengan fakta yang sebenarnya terjadi.
Setelah seseorang memperoleh dan mengumpulkan suatu data yang
dikehendaki maka selanjutnya data-data tersebut harus dianalisis agar diperoleh
suatu gambaran atau maksud dari semua data yang telah diperoleh.

Analisis data adalah proses penghimpunan atau pengumpulan, pemodelan


dan transformasi data dengan tujuan untuk menyoroti dan memperoleh
informasi yang bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan dan mendukung
pembuatan keputusan. Analisis data mempunyai banyak variasi pendekatan,
teknik yang digunakan dan nama atau sebutan bergantung pada tujuan dan
bidang ilmu yang terkait.

Analisis data dari hasil pengumpulan data merupakan tahapan yang


penting dalam penyelesaian suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang telah
terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data
yang mati dan tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data ini untuk memberi
arti, makna, dan nilai yang terkandung dalam data.

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data


dari seluruh responded atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam
analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan
hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.

Setelah penulis mengetahui tentang analisis kuantitatif maka penulis akan


menarik kesimpulan dengan hasil data kuantitatif kelengkapan rekam medis.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum: Untuk mengetahui hasil analisis kuantitatif kelengkapan


penisisan dokumen rekam medis rawat ianp pada kasus umum di RS
Politeknik BauBau.
2. Tujuan Khusus:
a) Untuk mengetahi kelengkapan identifikasi pasien pada setiap
lembaran rekam medis rawat inap, kasus umum di RS Politeknik
BauBau.
b) Mengetahui kelengkapan lapoan penting kasus umum di RS
Politeknik BauBau
c) Mengetahui kelengkapan auntentikasi pada dokumen RS awat inap
dan kasus umum di RS Politeknik BauBau.
d) Mengetahui kelengkapan pendokumentasian pada dokumen Rekam
Medis rawat ianp kasus umum di RS Politeknik BauBau.
e) Membuat SOP Analisis kuantitatif dokumen Rekam medis di RS
PoliteknikBauB
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan
penyakit serta pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu. Selain itu, Rumah sakit juga dilaksanakan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan yang
bermanfaat untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Sebagai
penyedia pelayanan kesehatan, rumah sakit bersaing dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu, rumah sakit yang mampu bertahan
dalam persaingan adalah rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan (Trimumpuni, 2009).
Dalam rangka meningkatkan kinerja yang profesional dan mandiri
tentunya rumah sakit harus mempunyai perangkat strategis yang dapat
menjadi panduan untuk mengendalikan dan mengarahkan organisasi
dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan rumah sakit.
Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan
bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya (UU No. 44, 2009).
Rumah sakit sebagai organisasi penyedia pelayanan kesehatan
dihadapkan pada lingkungan yang semakin kompetitif. Hal ini terlihat dari
ekskalasi biaya dan kebutuhan pasien yang terus meningkat dan kesadaran
manajemen penyedia pelayanan kesehatan untuk memberikan perhatian
lebih banyak kepada kepuasan pasien. Sehingga, manajer rumah sakit
harus mengubah paradigma bahwa rumah sakit sekarang ini bukanlah 2
semata-mata organisasi yang bersifat sosial. Meningkatnya teknologi
kedokteran dengan komponen-komponen lainnya memaksa para manajer
rumah sakit berpikir dan berusaha secara sosio ekonomi dalam mengelola
rumah sakitnya, terutama rumah sakit pemerintah, karena pada
kenyataannya rumak sakit pemerintah memiliki keterbatasan fasilitas
kesehatan dalam melayani masyarakat (Kunto, 2004).
Oleh karena itu, pemerintah menggandeng pihak swasta dengan
cara melibatkan fasilitas milik swasta termasuk rumah sakit. Hal ini
didukung dengan UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yang
menyatakan bahwa rumah sakit dapat didirikan oleh swasta. Swasta yang
mendirikan rumah sakit yang dimaksud harus berbentuk badan hukum
yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan. Rumah
sakit dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan
Hukum yang bersifat nirlaba (UU No. 44, 2009).
Rumah sakit swasta merupakan sebuah usaha yang bergerak di
bidang kesehatan yang punya orientasi keuntungan. Jika tidak ada
keuntungan maka rumah sakit tersebut akan tutup atau jalan di tempat.
Terdapat tiga komponen yang harus diperhatikan oleh manajemen rumah
sakit swasta jika ingin rumah sakitnya mampu bersaing dengan yang lain,
yaitu biaya operasional, biaya pemeliharaan sebuah rumah sakit dan biaya
pengembangan untuk investasi baru rumah sakit yang semuanya diperoleh
dari pendapatan rumah sakit tersebut (Ristrini, 2005).
Maka dari itu, pada era sekarang ini rumah sakit swasta selain
berfungsi memberikan pelayanan primer seperti promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif juga dituntut memiliki keunggulan yang
memberikan nilai tambah tersendiri bagi orangorang yang berkunjung ke
rumah sakit tersebut. Tujuannya agar rumah sakit tersebut 3 memiliki
diferensiasi sehingga dapat meningkatkan kunjungan yang nanti akan
berdampak positif bagi profit rumah sakit (Ristrini, 2005).
Selain keunggulan tersebut, hal yang harus dimiliki suatu rumah
sakit swasta adalah kualitas pelayanan yang baik dari rumah sakit tersebut.
Kualitas pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan pada pelanggan
sehingga pelanggan akan memanfaatkan ulang dan merekomendasikan
ulang pelayanan kesehatan tersebut pada orang di sekitarnya, sehingga
diharapkan tercipta loyalitas pelanggan. Pelayanan yang baik dan
berkualitas akan meningkatkan jumlah kunjungan dan pada akhirnya akan
meningkatkan jumlah pendapatan rumah sakit yang bersangkutan
(Tarigan, 2009)
Penilaian pasien terhadap kualitas ditentukan oleh dua hal, yaitu
harapan pasien terhadap kualitas (expected quality) dan persepsi pasien
atas kualitas (perceived quality). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
pengukuran keberhasilan suatu perusahaan jasa rumah sakit lebih banyak
ditentukan oleh penilaian dan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan
yang diberikan oleh rumah sakit tersebut dengan segala unsur yang ada
dalam lingkungan internalnya. Serta unsur yang berada di luar perusahaan
yang saling berinteraksi dan mempengaruhi keberhasilan perusahaan
jasa/rumah sakit tersebut dalam mencapai kepuasan pasien dan dapat
menciptakan loyalitas pasien. Terdapat lima dimensi kualitas jasa yang
sering digunakan untuk mengukur kualitas layanan, yaitu tangibles,
reliability, responsiveness, assurance, dan empathy (Parasuraman et al,
1988).
2. Rekam Medis
a) Pengertian Rekam Medis
 Pasal 46 ayat (1) UU Praktik kedokteran, rekam medis adalah
berkas yang berisicatatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakandan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
 Peraturan Menkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989 berkas yang
berisi catatan dandokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayananlain kepada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan
 Rekam Medis adalah adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentangidentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telahdiberikan kepada pasien.
(Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor269/MENKES/PER/III/2008).

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan


dokumen tentang identitas,anamnesis, pemeriksaan, diagnosis,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikankepada
seorang pasien selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit
rawat jalantermasuk unit gawat darurat dan unit rawat inap (SK Dirjen
Yanmed No. 78 tahun 1991).

Rekam Medis adalah Rekaman atau catatan mengenai siapa, apa,


mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada
pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai
pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang
cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan
pengobatan serta merekam hasilnya (Huffman EK, 1992).

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak


hanya sekedar kegiatanpencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian
sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekammedis yaitu mulai
pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik dilanjutkan
denganpenanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan
penyimpanan serta pengeluaranberkas dari tempat penyimpanan untuk
melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasienatau untuk keperluan
lainnya Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis Pasal 1,
rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

b) Tujuan Rekam Medis


Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertip
administrasi dalam rangkaupaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistempengelolaan rekam medis
yang baik dan benar, tidak akan tercipta tertip administrasi
merupakansalah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Tujuanrekam Medis berdasarkan Hatta
(1985) terdiri dari beberapa aspek diantaranya aspekadministrasi,
legal, finansial, riset, edukasi dan dokumentasi.

c) Manfaat Rekam Medis


Manfaat rekam medis berdasarkan Permenkes Nomor
269/MenKes/Per/III/2008, tentangRekam Medis adalah sebagai berikut:
1) Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk
untuk merencanakandan menganalisis penyakit serta
merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakanmedis
yang harus diberikan kepada pasien
2) Peningkatan Kualitas Pelayanan. Membuat Rekam Medis bagi
penyelenggaraan praktikkedokteran dengan jelas dan lengkap
akan meningkatkan kualitas pelayanan untukmelindungi
tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang
optimal.
3) Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan
informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis,
pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk15bahan
informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di
bidang profesikedokteran dan kedokteran gigi.
4) Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan
bahan untuk menetapkanpembiayaan dalam pelayanan kesehatan
pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapatdipakai sebagai bukti
pembiayaan kepada pasien.
5) Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai
bahan statistik kesehatan,khususnya untuk mempelajari
perkembangan kesehatan masyarakat dan untukmenentukan
jumlah penderita pada penyakit- penyakit tertentu
6) Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam
medis merupakan alat buktitertulis utama, sehingga
bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin danetik

3. Analisis Kuantitatif Rekam Medis


A. Pengertian Analisis Kuantitatif
Penilaian mutu berkas rekam medik salah satunya dapat dilakukan
melalui analisis kuantitatif. Ketidaklengkapan pengisian berkas rekam
medik sering terjadi pada pengisian pengisian nama dan nomor rekam
medik. Dengan tidak adanya nama dan nomor rekam medik akan
menyulitkan petugas rekam medik dalam menggabungkan berkas rekam
medik dengan berkas rekam medis yang lain jika tercecer atau terlepas dari
mapnya
Mutu dalam pengisian berkas rekam medis memang menjadi
tanggung jawab para tenaga kesehatan. Hal ini dijelaskan dalam UU
Praktik Kedokteran No. 29 tahun 2004 pasal 46 ayat (1) :’Setiap :’Setiap
dokter atau dokter gigi dalam menjalankan menjalankan praktek praktek
wajib membuat rekam medis.”. Selanjutnya dalam ayat (2) disebutkan
bahwa “Rekam medis sebagaimana dimaksud ayat (1) harus segera
dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan pelayanan
kesehatan. kesehatan. Dalam ayat (3) disebutkan disebutkan bahwa,”
bahwa,” Setiap catatan catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu
dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan”.
Analisis kuantitatif adalah telaah atau review bagian tertentu
bagian tertentu dari isi rekam dari isi rekam medis dengan maksud
menemukan kekurangan khusus dari isi rekam medis dengan maksud
menemukan kekurangan khusus yang berkaitan dengan pendokumentasian
(pencatatan) rekam medis.
Dalam melakukan analisis kuantitatif harus dilakukan oleh tenaga
rekam medik yang “tahu” tentang :
1) Jenis formulir yang digunakan
2) Jenis formulir yang harus ada
3) Orang yang berhak mengisi formulir
4) Orang yang harus harus melegalisasi penulisan.

Yang dimaksud dengan “tahu” adalah dapat mengidentifikasi


(mengenal, menemukan) bagian yang tidak lengkap ataupun belum tepat
pengisiannya.

B. Komponen Analisis Kuantitati


1. Review identifikasi pasien
Pemilihan terhadap tiap-tiap halaman atau lembar dokumen rekam
medis dalam hal identifikasi pasien, minimal harus memuat nomor rekam
medis dan nama pasien. Bila terdapat lembaran tanpa identitas maka harus
dilakukan review untuk menentukan kepemilikan formulir rekam medis
tersebut. Dalam hal ini secara concurrent analysis akan lebih baik dari
pada retrospectif analysis.
2. Review identifikasi pasien
Dalam analisis kuantitatif, bukti rekaman yang dapat
dipertanggungjawabkan secara lengkap yaitu adanya data/info kunjungan
yang memuat alasan, keluhan pasien(kalau pasien(kalau ada), riwayat
riwayat pemeriksaan, pemeriksaan, data tambahan tambahan (lab), USG,
EKG, EMG, diagnosis atau kondisi, rujukan(kalau ada). Lembaran tertentu
kadang ada tergantung kasus. Contoh laporan operasi, anestesi, hasil PA.
Penting ada tanggal dan jam pencatatan, sebab ada kaitannya dengan
peraturan pengisian.
3. Review Otentikasi
Rekam kesehatan dikatakan memiliki keabsahan bilamana tenaga
kesehatan yang memeriksa pasien atau surat persetujuan yang diberikan
pasien/wali dalam rekam kesehatan diakhiri dengan membubuhkan tanda
tangan. Otentikasi dapat berupa tanda tangan, stempel milik pribadi, initial
akses komputer, pasword pasword dan sebagainya. sebagainya. Sehingga
Sehingga dapat memudahkan memudahkan identifikasi identifikasi dalam
rekam medis.
Tidak boleh ditanda tangani oleh orang lain selain penulis, kecuali
bila ditulis oleh Dokter jaga atau mahasiswa maka akan ada tanda tangan
sipenulis ditambah 6 countersign oleh supervisor dan ditulis “telah
direview dan dilaksanakan atas instruksi dari…………………..atau telah
diperiksa oleh……………………..
4. Review pencatatan
Analisa kuantitatif tidak bisa memecahkan masalah tentang isi
rekam medis yang tidak terbaca atau tidak lengkap, tetapi bisa
mengingatkan atau menandai entry yang tidak tertanggal, dimana
kesalahan tidak diperbaiki secara semestinya terdapat daerah lompatan
yang seharusnya diberi garis untuk mencegah penambahan, kemudian
pada catatan kemajuan dan perintah dokter, perbaikan kesalahan
merupakan aspek yang sangat penting dalam pendokumentasian.
Singkatan tidak diperbolehkan. Bila ada salah pencatatan maka
bagian yang salah digaris dan catatan tersebut masih terbaca, kemudian
diberi keterangan disampingnya bahwa catatan tersebut salah/salah
menulis rekam medis pasien lain.

C. Tujuan Analisis Kuantitatif Rekam Medis


Analisis kuantitatif dilakukan untuk menilai kelengkapan dan
keakuratan rekam medis rawat inap dan rawat jalan yang dimiliki oleh
sarana pelayanan kesehatan Dan telaah review bagian tertentu dari isi
rekam medis dengan maksud menemukan kekurangan khusus yang
berkaitan dengan pencatatan Rekam Medis.

D. Waktu Pelaksanaan Analisis Kuantitatif


1. Concurrent Analisys yaitu analisis dilakukan bersamaan dengan saat
pelayanan pasien terkait sedang berjalan. Cara ini memudahkan koreksi
dan akan mengurangi salah tafsir dikemudian hari. Keuntungan yang lain
yaitu terjaganya kualitas kelengkapan data/informasi klinis dan
pengesahannya (adanya nama lengkap, tanda tangan petugas/pasien/wali,
waktu pemberian pelayanan dan lainya) dalam rekam medis.
2. Retrospective Retrospective Analisys Analisys yaitu analisis dilakukan
pada saat perawatan selesai dilaksanakan yang memungkinkan telaah
secara menyeluruh walaupun hal ini memperlambat proses melengkapi
yang kurang.
Telaahan rekam medis secara kuantitatif dilaksanakan dengan
mengevaluasi kelengkapan berbagai jenis formulir dan data/informasi
(manual kertas maupun elektronis) seperti pada:
1) Semua laporan yang dianggap penting, bentuk entry data atau
tampilan layar (pada RKE.
2) Semua laporan dan bentuk entry data atau tampilan layar, termasuk
keakuratan informasi identitas pasien (nama, nomor pasien, jenis
kelamin, dokter yang merawat dan lainnya)
3) Semua jenis perijinan yang diperlukan pasien, ragam otoritas atau
pengesahan yang telah ditandatangani pasien atau wali pasien yang
berwenang
4) Semua jenis tes diagnostik yang diinstruksikan oleh dokter dan
dokter dan laporan konsultasi laporan konsultasi
5) Pelaksanaan semua konsultasi medis yang diinstruksikan oleh
dokter dan laporan konsultasi
6) Semua masukan dan laporan harus diberi tanggal sesuai dengan
kebijakan sarana pelayanan kesehatan
7) Riwayat dan laporan pemeriksaan fisik terisi dengan lengkap,
termasuk pendokumentasian diagnosis saat mendaftar
8) Ringkasan riwayat pulang (resume)tercatat lengkap
9) Dokumentasi dokter termasuk semua diagnosis utama dan
sekunder serta prosedur utama dan tambahan
10) Untuk pasien bedah, selain kelengkapan data di atas juga ditelaah
kelengkapan: Semua anestesi saat pra dan sertapasca operasib.
Semua laporan operasi, laporan patologi patologi dan catatan
catatan perkembangan perkembangan pasca operasic. Semua
operasic. Semua laporan laporan ruang pemulihan (recovery
room)
11) Untuk pasien yang meninggal saat dirawat dan diautopsi harus
memiliki laporan awal dan akhir autopsy.

E. Kerangka Teori Analisis Kuantitatif

Audit Dokumen Rekam Medis Analisis


Kuantitatif

Rekam Medis Analisis Kuantitatif RM


Rumah Sakit
*Pengertan *Pengertian

* Tujuan *komponen

* manfaat *Tujuan

*waktu pelaksanaan

* SOP & aAnalisis Kuantitatif


F. SOP & Analisis Kuantitatif
1. SOP (Standard Operating Procedure)
Standard Operating Procedure (SOP) merupakan prosedur yang
seharusnya ada dalam sebuah perusahaan dalam membantu
menjalankan aktivitas. Standard Operating Procedure ada dan
dibentuk oleh perusahaan sebagai acuan kerja sehingga para manager
dan karyawan dapat menjadi sumber daya perusahaan yang
professional dan handal (Setiawati, 2015).
SOP merupakan dokumen tertulis yang memuat prosedur kerja,
tahapan yang sistematis serta serangkaian instruksi mengenai aktivitas
rutin dan berulang yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
(Ramadhan, Syaharudin, Prajitiasari 2015).
Standard Operating Procedure (SOP) menjelaskan peran dan tugas
setiap karyawan, seperti siapa penanggung jawab dan pelaksananya,
kapan melaksanakannya, bagaimana proses pekerjaannya, dokumen
apa yang diperlukan, serta siapa yang memberikan persetujuan
(Setiawati, 2015).
Saat prosedur itu terbentuk dan diterapkan dengan baik oleh
seluruh elemen perusahaan maka akan sangat membantu aktivitas
perusahan dengan baik dan mencapai tujuan yang ditetapkan, Oleh
karena itu, SOP merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam
sebuah perusahaan.

2. Analisis kuantitatif
metode analisis data kuantitatif merupakan salah satu metode yang
sering digunakan. Metode ini adalah tentang menganalisis data
berbasis angka menggunakan berbagai teknik statistik. Maka jelas jika
metode penelitian ini mencakup data kategorik dan numerik
Analisis data dalam kuantitatif menggunakan pendekatan statistik.
Dalam teknik analisis data menggunakan statistik, terdapat dua
macam statistik yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan
inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan non
parametris.
BAB III

METODE ANALISIS

A. Metode Analisis
Jenis analisis pada penilitian ini adalah “analisis kuantitatif”

B. Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara
beberapa konsep yang diukur atau diamati melalui penelitian yang akan
dilakukan. Karena konsep tidak dapat langsung diamati, variable.
Diagram dalam kerangka konsep harus menunjukan hubungan antara
variable – variable yang akan diteliti

Audit Dokumen Rekam Medis Analisis

Rumah sakit Rekam Medis Analisis Kuantitatif RM

Pengertian RS Pengetian RM Review identifikasi


pasien
Tujuan RS Manfaat RM. Untuk
Review identifikasi
Pasien dan RS
Manfaat RS pasien

Tujuan RM Review Otentikasi

Review pencatatan
C. Lokasi
Lokasi penelitian merupakan obek penelitian dimana kegiatan
penelitian dilakukan . Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk
mempermudah atau memperjelas lokasi yang menjadi sasarna dalam
penelitian . Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian di RS POLIEKNIK
BAUBAU sebagai lokasi penelitian yaitu karena di rs politeknik baubau
belum penah diadakan penelitian yang serupa khususnya mengenai Auudit
dokumen rekam medis analisis kuantitatif .

D. Populasi & Sampel


 Populasinya adalah dokumen rakam medis rawat inap dan khasus
umum di RS Politeknik baubau.
 Sample yang digunakan yaitu dokumen rekam medis pasien rawat
inap, khusus umam yang berjumlah 10 dokumen rekam medis.

Anda mungkin juga menyukai