DISUSUN OLEH :
. Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan Laporan
Aktualisasi ini. Semoga Laporan Aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi para ASN.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Tujuan …………………………………………………………………………… 2
C. Manfaat …………………………………………………………………… 3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN MATA PELATIHAN
A. Gambaran Umum Organisasi …………………………………………………… 4
B. Visi dan Misi …………………………………………………………………… 5
C. Struktur Organisasi …………………………………………………………… 6
D. Nilai-nilai Organisasi …………………………………………………………… 7
E. Tugas dan Fungsi Bidan …………………………………………………… 7
F. Nilai-Nilai Dasar ASN …………………………………………………… 10
G. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI …………………………………… 14
BAB III IDENTIFIKASI ISU DAN ANALISIS DAMPAK
A. Penetapan Isu …………………………………………………………………… 17
B. Deskripsi Isu …………………………………………………………………… 17
C. Gagasan Pemecahan Isu …………………………………………………… 18
D. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu …………………………………………… 18
E. Keterkaitan Isu dengan Agenda 3 …………………………………………… 18
F. Analisis Dampak …………………………………………………………… 19
G. Rencana kegiatan …………………………………………………………… 19
H. Rancangan Aktualisasi …………………………………………………… 20
I. Matriks Nilai-Nilai Dasar ASN …………………………………………… 42
J. Jadwal kegiatan …………………………………………………………… 43
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Pelaksanaan Aktualisasi …………………………………………………… 44
B. Gambaran Pelaksanaan Aktualisasi …………………………………………… 44
C. Matriks Nilai-Nilai Dasar ASN …………………………………………… 83
D. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………………… 84
E. Matriks Keterkaitan Kegiatan dengan Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI 85
F. Matriks Keterkaitan Visi, Misi dan Nilai Organisasi …………………………… 86
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 87
B. Rencana Tindak Lanjut ………………………………………………… 87
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi Negara sebagaimana
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, yang ditandai dengan kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia,
peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Namun prakondisi yang sudah
terpenuhi itu belum mampu dikelola secara efektif dan efisien oleh para aktor
pembangunan, sehingga Indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju pembangunan
global dewasa ini.
PNS memiliki peranan yang menentukan dalam mengelola prakondisi tersebut.
Sejumlah keputusan strategis mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi
kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk memainkan
peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu
memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional
seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan. Selama ini
pelatihan pembentukan CPNS dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, dimana praktik
penyelenggaraan pelatihan yang pembelajarannya didominas oleh ceramah sulit
membentuk karakter PNS yang kuat dan profesional.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat
(4) UU ASN, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan
sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan
Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat Pelatihan dan
di tempat kerja, sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan,
dan mengaktulisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional sesuai
bidang tugas. Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan
PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 1 Tahun 2021 Pelatihan Dasar CPNS
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi.
Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara;
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar
CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal; dan Kompetensi Sosial
Kultural dengan Kompetensi Bidang.
Setelah mengikuti proses Diklat yang terintegrasi dan inovatif tersebut diharapkan
menjadikan CPNS untuk dapat menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasikan,
serta membuat menjadi kebiasaan (habituasi) dalam pribadinya sehingga menjadikan
karakter yang professional sesuai bidang tugasnya sesuai dengan fungsi ASN dalam
berbangsa dan bernegara.
B. Tujuan
Tujuan dari pelatihan Dsar CPNS yang dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi
Negara adalah membentuk karakter PNS di Indonesia, ditandai dengan :
1. Menunjukkan sikap perilaku bela negara
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya
yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi atau biasa disingkat ANEKA
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia
4. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas.
Dengan adanya Pelatihan Dasar CPNS diharapkan mampu menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktulisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan
(habituasi), dan merasakan manfaatnya sehingga terpatri dalam dirinya sebagai
karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas.
C. Manfaat
Manfaat Pelatihan Dasar CPNS yang dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi
Negara yakni:
1. Mewujudkan ASN yang profesional, yang mampu melaksanakan tugas dan
perannya sebagai pelayan masyarakat dan menerapkan nilai-nilai dasar ASN
yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di masyarakat dengan menerapkan
prinsip pelayanan prima yakni:partisipatif, transparan, responsif, non
diskrimatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel dan
berkeadilan.
3. Memberikan kontribusi dalam mewujudkan visi negara sebagaimana yang
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN MATA PELATIHAN
M : Mampu bekerja dengan penuh inisiatif dan kesadaran dalam membangun upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Ada beberapa hal yang menjadi dasar terlaksananya WoG, yaitu perubahan
budaya dan filosofi oraganisasi, cara kerja yang diperbaharui, akuntabilitas dan
insentif, perubahan pendekatan dalam hal mendesain dan mengembangkan program-
program. Selain itu, perlu adanya ide-ide baru dan segar terkait implementasi dari
WoG. WoG akan terselenggara dengan baik jika setiap unsur dapat bersinergi dan
bekerjasama dengan tujuan memberikan public yang prima.
3. Pelayanan Publik
Sebagai Aparatur pemerintahan, ASN mempunyai salah satu peran yang penting
dalam tugas dan fungsinya sebagai Aparatur Sipil Negara dalam penyelenggaraan
tugas pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan pelayanan
publik kepada masyarakat. Aparatur Sipil Negara melakukan perannya sebagai
aparatur pemerintah dengan memberi pelayanan publik.Prinsip-prinsip Pelayanan
Publik Penyelengaraan pelayanan publik juga harus memenuhi beberapa prinsip
pelayanan sebagai berikut :
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan murah
f. Efektif dan efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan
BAB III
IDENTIFIKASI ISU DAN ANALISIS DAMPAK
A. Penetapan Isu
Belum optimalnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Toa
B. Deskripsi isu
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi. ASI
mengandung semua unsur zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan mencukupi hingga bayi usia 6 bulan. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan yang diberikan tanpa jadwal dan tidak
diberi makanan maupun minuman tambahan lainnya sekalipun air putih, sampai bayi
berumur 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu indikator program
pemerintah dalam melaksanakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam
rangka seribu hari pertama kehidupan (Gerakan 1000 HPK), gerakan ini dimulai dari
masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Untuk menunjang keberhasilan dalam
menyusui adapun aturan dan UU nomor 36 yang mengatur tentang ASI Eksklusif yaitu
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128 ayat 1 menyebutkan
bahwa setiap bayi berhak mendapatkan ASI sejak dilahirkan selam 6 bulan kecuali atas
indikasi medis dan ayat 2 selama pemberian ASI pihak keluarga, pemerintah daerah dan
masyarakat harus mendukung ibu secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus (Kemenkes RI, 2014). Selanjutnya, Peraturan Pemerintah No.33 tahun 2012
tentang pemberian ASI Eksklusif mengatur tentang peran pemerintah dalam
meningkatkan pemberian ASI Eksklusif yang didalamnya mencakup peran tenaga
kesehatan dan layanan kesehatan. PP No.33 tahun 2012 juga menerangkan tentang
pemberian informasi atau promosi kesehatan kepada masyarakat (Kemenkes, 2012).
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang
memiliki peran penting dalam kegiatan preventif dan promotif, selain kegiatan kuratif dan
rehabilitatif. Puskesmas diharapkan lebih mampu untuk memaksimalkan peran dan
tanggungjawab berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku demi
mencapai keberhasilan dalam pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan data yang diperoleh
di wilayah kerja Puskesmas Tanah Toa presentase pemberian ASI Eksklusif yaitu 42,2%,
sehingga dapat dikatakan belum optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranyya, masih kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif,
kurangnya media yang dapat diakses, lingkungan masyarakat yang memiliki kebiasaan
memberikan makanan belum waktunya yaitu pada bayi 0-6 bulan, penyuluhan oleh
petugas yang belum merata, serta mayoritas pekerjaan ibu adalah petani dan buruh
bangunan. Sejalan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat isu
tentang “Belum optimalnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Toa”.
F. Analisis dampak
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi. ASI
mengandung semua unsur zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan mencukupi hingga bayi usia 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif
merupakan salah satu indikator program pemerintah dalam melaksanakan Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka seribu hari pertama kehidupan
(Gerakan 1000 HPK), gerakan ini dimulai dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun.
Untuk itu, petugas kesehatan memiliki peranan penting dalam mewujudkan
pemberian ASI yang optimal. Sebab pemberian ASI yang tidak optimal akan berdampak
pada kegagalan bayi mendapatkan manfaat dari ASI tersebut, sebagai nutrisi terbaik
untuk pertumbuhan dan perkembangannya, anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit,
biaya kesehatan untuk pengobatan, kerugian kognitif, dan penghasilan orang tua akan
habis digunakan untuk biaya susu formula, devisa negara untuk mengimpor susu formula
akan semakin meningkat serta sebagai instansi pelayanan kesehatan kita tidak dapat
memberikan kontribusi untuk pencapaian target program pemerintah.
G. Rencana kegiatan
1. Menampilkan video edukasi tentang ASI Eksklusif di ruang tunggu pasien
2. Membuat leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif
3. Melakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Kelas Ibu Hamil
4. Melakukan konseling tentang ASI Eksklusif kepada ibu bersalin dan keluarga
5. Melakukan pendampingan pada ibu menyusui dengan kunjungan rumah
Rancangan Aktualisasi
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Toa
Tujuan gagasan Pemecahan Isu : Terwujudnya pemberian ASI Eksklusif yang optimal di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Toa
Kegiatan 1 : Menampilkan Video Edukasi tentang ASI Eksklusif di ruang tunggu pasien rawat jalan.
Pelayanan publik : menampilkan video edukasi tentang ASI Eksklusif di ruang tunggu pasien merupakan bentuk pelayanan publik
melaui pendekatan promotif secara terbuka agar pasien dan keluarga mendapatkan informasi/pengetahuan yang jelas tentang pentingnya
pemberian ASI Eksklusif
Manajemen ASN: Seorang ASN yang akuntabel akan lebih selektif dan kreatif dalam memilih video edukasi yang akan ditayangkan
kepada masyarakat agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tahapan 1 : Memilih video edukasi tentang ASI Eksklusif dari youtube
Memilih video edukasi tentang ASI Eksklusif di youtube dengan cermat dan teliti dari sumber yang resmi dan dapat di percaya, seperti
Kementrian Kesehatan, WHO dan lain-lain, karena saat sekarang ini berita-berita hoax dengan sangat mudah menyebar dan di percaya oleh
sebagian masyarakat Awam (Akuntabilitas). Dalam memilih video edukasi saya akan memilih video yang bersifat baru, menarik, mudah
dipahami dan berkualitas (Komitmen Mutu)
Tahapan 2 : Mengunduh video edukasi tentang ASI Eksklusif yang menarik dan edukatif
Setelah memilih video yang sesuai dengan kriteria video diinginkan yaitu menarik, edukatif dan inovatif agar pesan yang terdapat dalam video
mudah dimengerti, selanjatnya mengunduh dan menyimpan di folder (Komitmen Mutu).
Tahapan 4 : Menayangkan video edukasi tentang ASI Eksklusif di ruang tunggu pasien Rawat Jalan
Melakukan persiapan dengan mengecek media yang akan digunakan untuk menayangkan video edukasi tentang ASI Ekslusif (Komitmen
mutu) dan mempersilahkan pasien dengan sopan untuk menyimak video tersebut (Etika publik)
Kontribusi terhadap visi misi organisasi:
Dengan terlaksananya kegiatan ini membuat saya berkontribusi pada pencapaian visi sebagi upaya mewujudkan misi organisasi ke-5 yaitu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara terpadu ke seluruh masyarakat. Dimana dalam video yang ditampilkan, masyarakat
akan mendapatkan informasi yang jelas tentang ASI Eksklusif dan dapat dipertanggungjawabkan karena berasal dari sumber yang terpercaya
serta mendapat persetujuan dari pimpinan
Dengan menayangkan video di ruang tunggu pasien merupakan salah satu upaya berkontribusi bagi pencapaian penguatan nilai-nilai organisasi
yaitu “Mampu bekerja dengan penuh inisiatif dan kesadaran dalam membangun upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan .” Video
edukasi yang ditampilkan berisi informasi yang jelas, menarik, terbaru, mudah dipahami, berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan karena
merupakan hasil kerjasama dari berbagi pihak dan mendapat persetujuan dari pimpinan.
Pelayanan publik : Penerima layanan dalam hal ini pasien dan keluarga mendapatkan informasi/pengetahuan tentang pentingnya
pemberian ASI Eksklusif melalui leaflet yang dibagikan dan poster yang terpasang di puskesmas
Manajemen ASN: Dalam pembuatan leaflet dan poster seorang ASN harus selektif dalam mencari materi yang akan dituangkan dan
membuat desain yang kreatif agar dapat menarik minat masyarakat untuk membaca informasi yang terdapat dalam leaflet dan poster
tersebut.
Tahapan 1 : Mencari bahan materi leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif
Mencari bahan/materi untuk leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif dengan cermat dan teliti dari sumber yang resmi dan dapat dipercaya
(Akuntabilitas)
Tahapan 2 : Membuat desain leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif
Setelah mengumpulkan materi, selanjutnya membuat desain leaflet dan poster yang merarik, berisi informasi yang padat dan jelas (Komitmen
Mutu)
Tahapan 3 : Konsultasi dengan Kepala Puskesmas terkait dengan leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif
Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator sebagai bentuk musyawarah untuk mendapatkan masukan atau saran
terkait desain leaflet dan poster yang dibuat (Nasionalisme) dengan bersikap sopan dan menggunakan bahasa yang baik (Etika Publik), serta
terbuka untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (Komitmen mutu)
Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator, selanjutnya leaflet dan poster dibawa ke percetakan dengan
menyertakan ukuran yang jelas (Akuntabilitas), dan mengeluarkan dana pribadi sebagai bentuk rela berkorban untuk kepentingan masyarakat
(Nasionalisme)
Tahapan 5 : Membagikan leaflet ke masyarakat dan memasang poster tentang ASI Eksklusif
Memasang poster tentang ASI Eksklusif dan membagikan leaflet kepada masyarakat dengan sopan (Etika public), secara merata tanpa
membeda-bedakan (Nasionalisme)
Kontribusi Kegiatan pada Pencapaian Visi Misi Organisasi
Dengan terlaksananya pembuatan leaflet dan spanduk yang menarik merupakan kontribusi dalam menjalankan visi puskesmas sebagai upaya
mewujudkan misi yaitu “Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara terpadu kepada seluruh masyarakat. Karena dengan adanya
leaflet dan spanduk ini sebagai bentuk pelayanan kesehatan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dan sebagai media penyampaian
informasi yang jelas sehingga masyarakat memiliki pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
Membagikan Leaflet kepada masyarakat secara adil tanpa membeda-bedakan dan memasang Poster di puskesmas dan posyandu merupakan
salah satu media pemberian informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh seluruh kalangan masyarakat, sejalan dengan hal tersebut maka
kegiatan ini merupakan upaya berkontribusi dalam penguatan nilai organisasi yaitu Adil, bekerja dan melayani tanpa membeda-bedakan
status pasien.
Kegiatan 3 :Melakukan penyuluhan tentang pemberian ASI Eksklusif di kelas ibu hamil
WoG : Dalam melakukan penyuluhan saya melakukan koordinasi dengan penanggungjawab gizi, penanggungjawab program promkes
dan Bidan Koordinator serta eman sejawat agar kegiatan lebih efektif dan efisien yaitu dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang
diharapkan tercapai
Pelayanan publik : Penerima layanan dalam hal ini pasien mendapatkan informasi/pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI
Eksklusif. Dalam pemberian penyuluhan melibatkan partiisipasi pasien dengan memberikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang
tidak/belum dimengerti agar lebih siap dalam menghadapi proses persalinan dan memberikan ASI Eksklusif pada bayinya
Manajemen ASN : Seorang ASN yang profesional harus memiliki kompetensi berupa pengetahuan yang update sehingga lebih cakap
dalam melakukan penyuluhan, memberikan pengetahuan/informasi yang baik dan benar kepada masyarakat
Dalam memilih materi dilakukan dengan cermat dan teliti dari sumber yang terpercaya (Akuntabilitas) serta memperhatikan update ilmu atau
menyesuaikan dengan ilmu yang terbaru (Komitmen Mutu)
Tahapan 2 : Melakukan koordinasi dengan Penanggungjawab gizi, Program Promkes dan bidan koordinator terkait materi tentang
ASI Eksklusif
Melakukan koordinasi dengan penanggungjawab Gizi, Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan dan Bidan Koordinator sebagai bentuk
musyawarah untuk meminta pendapat/saran terkait materi yang akan dibawakan (Nasionalisme) dengan bersikap sopan dan hormat,
menggunakan bahasa yang baik (Etika publik) dan bersedia melakukan Perbaikan berkelanjutan (Komitmen mutu)
Tahapan 3 : Membuat absensi, soal pre dan post test tentang ASI Eksklusif
Membuat daftar hadir penyuluhan, dan menyiapkan soal sebagai bentuk tanggungjawab atas kegiatan yang akan dilakukan (Akuntabilitas) agar
kegiatan menjadi efektif dan efisien (komitmen mutu)
Sebelum melakukan penyuluhan saya membagikan soal post kepada ibu hamil secara adil (Nasionalisme), kemudian mempersilahkan untuk
dikerjakan dengan sopan, menggunakan bahasa yang baik (Etika Publik) dan memberikan waktu batas pengerjaan agar lebih efisien
(Komitmen Mutu)
Melakukan penyuluhan dengan memberikan informasi yang benar disampaikan dengan cara yang santun, dan terbuka (Etika Publik) dan
menunjukkan sikap saling menghargai, mengakui persamaan derajat, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti termasuk bahasa daerah
untuk menyesuaikan dengan bahasa yang digunakan masyarakat setempat serta memberikan kesempatan kepada ibu hamil untuk mengajukan
pertanyaan terkait hal-hal yang belum dipahami (Nasionalisme)
Kegiatan 4 : Melakukan konseling tentang ASI Eksklusif kepada ibu bersalin dan keluarga
Pelayanan public : Pemberian konseling harus dilakukan dengan professional, menyampaikan informasi yang jelas serta melibatkan
partiisipasi pasien dan keluarga dengan memberikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang tidak/belum dimengerti.
Seorang ASN yang profesional harus memiliki kecakapan kompetensi dan skill dalam memberikan konseling kepada pasien dan
keluarganya. agar apa yang disampaikan merupakan informasi yang baik dan benar dan lebih mudah dipahami serta membantu proses
IMD sesuai prosedur.
Tahapan 1: Menyiapkan materi konseling tentang ASI Eksklusif
Dalam memilih materi dilakukan dengan cermat dan teliti dari sumber resmi atau yang terpercaya (Akuntabilitas)
Tahapan 2 : Melakukan kerjasama dengan bidan dikamar bersalin dalam pemberian konseling dan membantu proses IMD
Dalam meminta kerjasama dengan teman sejawat harus menunjukkan sikap hormat dan sopan dengan menggunakan bahasa yang baik (Etika
Publik), memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan (Akuntabilitas) serta meminta pendapat atau masukan sebagai bentuk
musyawarah agar kegiatan lebih efektif (Nasionalisme)
Tahapan 3 : Melakukan konseling tentang ASI Eksklusif kepada ibu bersalin dan keluarga
Dalam melakukan konseling kepada pasien dan keluarga menunjukkkan sikap menghargai (Nasionalisme), terbuka dengan melibattkan
pasrtisipasi ibu dan keluarga serta jujur dalam memberikan informasi (Etika publik)
Menjelaskan prosedur sebelum membantu pasien dalam proses IMD sebagai bentuk tanggungjawab (Akuntabilitas) dan tetap menjaga privacy pasien
(Etika Publik)
Kontribusi Kegiatan pada Pencapaian Visi Misi Organisasi
Memberikan konseling pada ibu bersalin dan membantu melakukan IMD merupakan salah satu upaya berkontribusi bagi pencapaian visi dalam
upaya mewujudkan misi organisasi yaitu “Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.” Kegiatan konseling yang dilakukan merupakan upaya promotif dengan memberikan informasi kepada ibu
dan keluarga tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif termasuk IMD sebagai tahap awal pemberian ASI pada bayi dengan melibatkan peran
serta ibu dan keluarga
Pelayanan publik : Melakukan pendampingan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada pasien,
sebagai upaya untuk memastikan keberhasilan suatu program kesehatan, serta dilakukan partisipatif yaitu dengan melibatkan pasien dalam pemberian
asuhan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Manajemen ASN : Seorang ASN yang baik dalam melakukan suatu kegiatan harus professional sesuai dengan prosedur, juga mampu memberikan
solusi dari kendala/masalah yang dialami oleh pasien, serta membuat bukti dokumentasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelayanan yang
telah diberikan
Dalam melakukan pendampingan diperlukan lembar kunjungan yang nantinya akan diisi dengan data lengkap pasien serta asuhan yang diberikan
sebagai bentuk dokumentasi agar dapat dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas)
Tahapan 2 : Melakukan koordinasi dengan bidan desa mengenai kesediaannya untuk melakukan kunjungan
Sebelum melakukan kunjungan rumah, saya melakukan koordinasi kepada bidan desa selaku penanggungjawab dengan bersikap sopan dan
menggunakan bahasa yang baik. (Etika publik) serta melakukan musyawarah untuk memutuskan jadwal kunjungan dan meminta masukan
tentang apa saja yang harus disiapkan (Nasionalisme)
Dalam melakukan kunjungan rumah harus didasari dengan sikap menghargai kondisi pasien maupun keluarganya (Nasionalisme).
Menggunakan bahasa yang baik, mudah dimengerti serta memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk menyampaikan
keluhan/kendala yang dialami menyusui (Etika publik) serta memberikan informasi yang jelas dan melakukan tindakan sesuai prosedur
(Akuntabilitas)
Melakukan pendokumentasian dalam lembar kunjungan sebagai laporan pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilakukan (Akuntabilitas)
Kontribusi Kegiatan pada Pencapaian Visi Misi Organisasi
Melakukan kegiatan pendampingan dengan kunjungan ke rumah pasien yang didasari dengan sikap menghargai kondisi pasien, keluarga dan
lingkungannya, memberikan asuhan secara professional sesuai prosedur, menggunakan bahasa yang baik, mudah dimengerti serta memberikan
kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk menyampaikan keluhan/kendala yang dialami menyusui memberikan kontribusi terhadap visi
sebagi upaya mewujudkan misi puskesmas ke-2 yaitu meningkatkan peran aktif masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan
terutama promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Nilai Indikator Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5 Total Total Nilai
Dasar Dasar
Akunt Kejelasan 6 12
Tanggung 6
abilita
jawab
s
Nasio Musyawa 5 12
nalism rah
Mengakui 3
e
persamaa
n derajat
Rela 1
berkorban
Adil 3
Etika Sopan 11 17
Terbuka 2
Publik
Hormat 1
Jujur 2
Menjaga 1
privacy
Komit Mutu 6 14
Efektif 2
men
Efisien 2
Mutu Perbaikan 4
berkelanj
utan
Jadwal Kegiatan Aktualisasi
A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan kurang lebih 1 (satu) bulan, yakni dimulai tanggal 25
september sampai 30 Oktober 2021. Kegiatan ini dilakukan di lingkungan kerja
Puskesmas Tanah Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
b. Tahapan kegiatan:
1) Memilih video edukasi tentang ASI Eksklusif di youtube
Pada tanggal 25 September 2021, saya memulai tahapan kegiatan yaitu
memilih video edukasi tentang ASI Eksklusif di youtube dengan memasukkan
kata kunci “video edukasi ASI Eksklusif Kemenkes” menghindari berita-
berita hoax yang dengan sangat mudah menyebar dan di percaya oleh sebagian
masyarakat Awam. Saya memilih video dengan kriteria menarik, mudah
dipahami dan berkualitas (Komitmen Mutu)
a) Output: Referensi video
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak:
Pada tahapan kegiatan ini terdapat beberapa nilai dasar yang terkait,
diantaranya yaitu:
(1) Akuntabilitas
Pada tahapan kegiatan, indikator nilai akuntabilitas yang diterapkan
adalah kejelasan. saya memilih video edukasi tentang ASI Eksklusif di
youtube dengan cermat dan teliti dari sumber yang resmi/jelas dan
dapat di percaya, seperti Kementrian Kesehatan, WHO dan lain-lain.
Dampak apabila nilai tersebut saya terapkan adalah mendapatkan video
edukasi yang tepat dan berkualitas sebagai bahan informasi untuk
masyarakat dan menghindari berita-berita hoax yang sangat mudah
menyebar dan di percaya oleh sebagian masyarakat Awam.
(2) Komitmen mutu
Dalam memilih video saya tetap berorientasi pada mutu (kualitas)
dengan memilih video yang menarik, edukatif dan mudah dipahami.
Dampak apabila nilai ini saya terapkan adalah masyarakat tertarik
untuk menonton dan mudah memahami informasi yang ada dalam
video tersebut.
(1) Nasionalisme
Sebelum menayangkan video edukasi, saya melakukan konsultasi
dengan pimpinan sebagai bentuk musyawarah untuk meminta masukan
atau saran. Dampak dari menerapkan nilai tersebur adalah mendapat
respon yang sangat baik dari bidan koordinator dan menyetujui
kegiatan yang akan saya lakukan.
(2) Etika publik
Dalam melakukan konsultasi kepada bidan koordinator saya
menunjukkan sikap sopan dengan menggunakan bahasa yang baik
serta terbuka dalam meminta pendapat agar pimpinan merasa dihargai
dan dilibatkan dalam setiap kegiatan. Dampak dari menerapkan nilai
tersebut adalah pimpinan memberikan respon yang baik dan
mendukung kegiatan penayangan video edukasi tersebut
(3) Komitmen mutu
Melakukan konsultasi kepada bidan koordinator merupakan upaya
untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Dampak dari menerapkan
nilai tersebut adalah mendapatkan respon yang baik serta
saran/masukan yang membangun terkait video edukasi yang akan
ditampilkan.
f. Manfaat kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk pelayanan publik dalam
memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI
eksklusif. Bagi saya, kegiatan ini merupakan wujud realisasi peran petugas
kesehatan di puskesmas dalam melakukan pendekatan promotif kepada
masyarakat. Dengan adanya video-video edukasi yang ditayangkan diruang
tunggu merupakan bentuk kreatifitas saya dengan memberi solusi untuk
menghilangkan kejenuhan pasien dalam menunggu antrian sehingga secara tidak
langsung, hal ini akan memberikan nilai positif bagi Puskesmas di lingkungan
masyaakat.
2. Kegiatan Kedua
a. Nama Kegiatan : Membuat leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif
Membuat leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif merupakan salah satu upaya
untuk menyediakan media informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat.
b. Tahapan Kegiatan
1) Mencari bahan materi untuk leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif
Pada tanggal 25 September 2021 saya memulai tahapan kegiatan dengan
mencari bahan atau materi untuk leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif di
google dengan memasukkan keyword “materi tentang ASI Eksklusif”
selanjutnya saya memilih materi dengan cermat dan teliti dari sumber yang
resmi dan dapat dipercaya. Materi tentang ASI Eksklusif .
a) Output: Bahan/ materi
b) Dokumentasi:
c) Analisis dampak
(1) Akuntabilitas
Dalam mencari bahan atau materi tentang ASI Ekslusif saya
menerapkan nilai akuntabilitas yaitu kejelasan dengan mencari bahan
atau materi untuk leaflet dan poster tentang ASI Eksklusif di google
dengan memasukkan kata kunci “materi tentang ASI Eksklusif”
selanjutnya saya memilih materi dengan cermat dan teliti dari sumber
yang resmi dan dapat dipercaya. Dampak dari menerapkan nilai
tersebut adalah mendapatkan bahan materi yang jelas dari sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan.
c) Analisis dampak
(1) Nasionalisme
Pada tahap kegiatan ini, saya membagikan leaflet secara merata tanpa
membeda-bedakan. Dampak dari menerapkan nilai tersebut adalah
tidak ada kecemburuan sosial dan masyarakat memberikan respon
yang baik
(2) Etika publik
Dalam membagikan leaflet, saya bersikap sopan denga menggunakan
bahasa yang baik. Dampak dari menerapkan nilai tersebut adalah
masyarakat merasa dihargai dan menerima leaflet serta bersedia untuk
membacany
(3) Komitmen mutu
Dalam tahapan ini, saya berorientasi pada nilai komitmen mutu yaitu
efektif dan efisien dengan memasang poster di beberapa tempat yaitu
kamar bersalin, ruang KIA, Poskesdes dan Pustu. Dampak dari
menerapkan nilai tersbut adalah masyarakat lebih mudah mengakses
informasi tentang ASI Eksklusif.
f. Manfaat Kegiatan
Leaflet dan poster yang telah dibuat media informasi yang dapat diakses dengan
mudah oleh masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif. Membuat
leaflet dan poster menjadikan saya sebagai pelayan publik yang inisiatif dan
kreatif . Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bentuk kontribusi saya kepada
instansi tempat bekerja sebagai sarana pelayanan publik dalam memberikan
pelayanan secara terpadu kepada seluruh masyarakat.
3. Kegiatan ketiga
a. Nama Kegiatan: Melakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di posyandu
Melakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif yang dilakukan di posyandu
merupakan peran petugas kesehatan dalam melakukan promosi kesehatan dan
juga sebagai upaya preventif di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan untuk
memberikan/meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
pemberian ASI Eksklusif.
b. Tahapan kegiatan
1) Menyiapkan materi penyuluhan tentang ASI Eksklusif
Pada tanggal. 10 Oktober Saya mencari materi di google dengan memasukkan
keyword “Materi penyuluhan ASI Eksklusif”, kemudian muncul beberapa
materi. Saya memilih materi dilakukan dengan cermat dan teliti dari sumber
yang terpercaya (Akuntabilitas) serta memperhatikan update ilmu atau
menyesuaikan dengan ilmu yang terbaru serta mudah dipahami oleh
masyarakat (Komitmen Mutu)
a) Output : Materi penyuluhan
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak
(1) Akuntabilitas
Pada tahapan ini, saya menerapkan nilai akuntabilitas yaitu kejelasan
dengan memasukkan keyword yang jelas dan memilih materi dengan
cermat dan teliti dari sumber yang terpercaya. Dampak dari
menerapkan nilai tersebut adalah mendapatkan materi sesuai dengan
yang diharapkan dan menghindari berita-berita hoax.
(2) Komitmen mutu
Dalam menyiapkan materi, saya memperhatikan mutu dari materi yang
akan disampaikan dalam penyuluhan. Dampak dari menerapkan nilai
tersebut adalah mendapatkan materi penyuluhan yang berkualitas dan
mudah dipahami oleh masyarakat
2) Melakukan koordinasi dengan penanggungjawab Gizi, Promkes dan bidan
koordinator terkait materi yang akan disampaikan
Setelah menyiapkan materi penyuluhan, pada tanggal 11 oktober 201 saya
melakukan koordinasi dengan penanggungjawab Gizi, Penanggungjawab
Program Promosi Kesehatan dan Bidan Koordinator sebagai bentuk
musyawarah untuk meminta pendapat/saran terkait materi yang akan
dibawakan (Nasionalisme) dengan bersikap sopan dan hormat, menggunakan
bahasa yang baik (Etika publik) dan bersedia melakukan Perbaikan
berkelanjutan (Komitmen mutu)
a) Output : Lembar koordinasi
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak
1) Nasionalisme
Dalam konusltasi saya melakukan musyawarah bersama bidan
koordinator sebelum memperbanyak leaflet dan poster. Dampak dari
menerapkan nilai tersebut adalah mendapatkan persetujuan terkait
desain yang telah dibuat.
2) Etika publik
Dalam berkonsultasi dengan bidan koordinator, saya bersikap sopan,
menggunakan bahasa yang baik, serta bersikap terbuka. Dampak dari
menerapkan nilai tersebut adalah bidan koordinator merasa dihargai
dan memberikan respon yang sangat baik terkait desain yang saya
buat.
3) Komitmen mutu
Dalam melakukan konsultasi saya menerapkan nilai komitmen mutu
yaitu perbaikan berkelanjutan. Dampak dari menerapkan nilai tersebut
adalah mendapatkan masukan/saran yang membangun terkait desain
yang telah saya buat.
3) Membuat absensi, soal pre dan post test
Membuat daftar hadir penyuluhan yang berisi data lengkap peserta (nama,
alamat, no hp dan tanda tangan), dan menyiapkan soal sebagai bentuk
tanggungjawab atas kegiatan yang akan dilakukan (Akuntabilitas) agar
kegiatan menjadi efektif dan efisien (komitmen mutu)
a) Output: Absensi, soal pre dan post test
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak
1) Akuntabilitas
Dalam membuat absensi, soal pre dan post tes, saya menerapkan nilai
akuntabilitas yaitu kejelasan dan tanggung jawab. Dampak dari
menerapkan nilai tersebut adalah penyuluhan yang akan saya lakukan
dapat dipertanggungjawabkan
2) Komitmen mutu
Dalam tahapan ini, saya menerapkan nilai komitmen mutu yaitu efektif
dan efisien. Dampak dari menerapkan nilai tersbut adalah terwujudnya
tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan
4) Membagikan soal pre tes tentang ASI Eksklusif
Saya membagikan soal pre test secara adil kepada semua peserta sebelum
dilakukan penyuluhan (Nasionalisme), kemudian saya menjelaskan tentang
cara pengisiannya dan mempersilahkan untuk dikerjakan dengan bersikap
sopan, menggunakan bahasa yang baik (Etika Publik) dan memberikan batas
waktu pengerjaan agar lebih efisien (Komitmen Mutu)
a) Output: Dokumentasi proses pembagian soal pre test
b) Dokumnentasi
c) Analisis Dampak
Nilai dasar yang diterapkan dalam tahapan kegiatan ini yaitu:
(1) Nasionalisme
Membagikan soal pre test sebelum penyuluhan dilakukan secara adil
kepada seluruh peserta. Dampak dari menerapkan nulai tersebut adalah
tidak terjadi kecemburuan sosial sehingga peserta penyuluhan
meneriam soal tersebut dengan senang hati
(2) Etika publik
Sebelum memulai pengerjaan soal pre test, saya mempersilahkan
peserta dengan bersikap sopan dan menggunakan bahasa yang baik.
Dampak dari menerapkan nilai tersebut adalah peserta penyuluhan
merasa dihargai dan bersedia mengerjakan soal tersebut.
(3) Komitmen Mutu
Dalam pengerjaan soal pre test, saya memberikan batas waktu
pengerjaan agar lebih efisin. Dampak dari menerapkan nilai tersebut
adalah peserta penyuluhan fokus mengerjakan soal pre test.
f. Manfaat kegiatan
Melakukan kegiatan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Posyandu merupakan
bentuk pelayanan publik secara terpadu dengan memberikan informasi kepada
masyarakat agar memiliki pengetahuan tentang pentingnya ASI Eksklusif.
Kegiatan penyuluhan yang dilengkapi dengan soal pre dan post test dapat menjadi
bahan acuan bagi saya sebagai pelaksana penyuluhan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan yang dilakukan dengan melihat presentasi pengetahuan
masyarakat sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan. Kegiatan ini juga telah
menginternalisasi beberapa nilai-nilai dasar dan peran ASN sehingga dapat
mewujudkan pelayan publik yang profesional dan berkarakter.
g. Kendala dan antisipasi
Dalam kegiatan penyuluhan saya memiliki kendala dalam mengumpulkan
masyarakat. Oleh karena ini, saya melakukan koordinasi dengan bidan desa dan
pelaksana posyandu untuk membantu menyampaikan kepada masyarakat
mengenai jadwal kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan.
4. Kegiatan 4
a. Nama Kegiatan: Melakukan konseling tentang ASI Eksklusif kepada ibu
bersalin dan keluarga
Melakukan konseling tentang ASI Eksklusif kepada ibu bersalin merupakan upaya
pendekatan promotif dan preventif. Konseling yang diberikan pada ibu bersalin
bertujuan untuk memberikan informasi tentang pentingnya ASI Eksklusif
memastikan kesiapan ibu memberikan ASI kepada bayinya. Pemberian ASI dapat
dilakukan segera setelah bayi lahir melalui proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
b. Tahapan Kegiatan
1) Menyiapkan materi konseling
Pada tangga 15 Oktober 2021 saya mencari materi di google, kemudian
memilih materi dilakukan dengan cermat dan teliti dari sumber yang resmi,
jelas atau yang terpercaya (Akuntabilitas)
a) Output: Materi konseling
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak
Nilai yang dierapkan dalam tahapan kegiatan ini adalah Akuntabilitas.
Dalam memilih materi dilakukan dengan cermat dan teliti dari sumber
yang jelas dan terpercaya. Dampak dari menerapkan nilai tersebut adalah
materi yang akan disampaikan dapat dipertanggungjawabkan
2) Melakukan kerjasama dengan bidan kamar bersalin dalam pemberian
konseling dan melakukan IMD
Dalam meminta kerjasama dengan teman sejawat saya menunjukkan sikap
hormat dan sopan dengan menggunakan bahasa yang baik (Etika Publik),
memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan (Akuntabilitas)
serta meminta pendapat atau masukan sebagai bentuk musyawarah agar
kegiatan lebih efektif (Nasionalisme).
a) Output: Dokumentasi proses
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak:
Dalam tahapan ini, nilai dasar yang diterapkan adalah:
(1) Etika publik
Dalam meminta kerjasama dengan teman sejawat saya menunjukkan
sikap hormat dan sopan dengan menggunakan bahasa yang baik.
Dampak dari menerapkan nilai tersebut adalah teman sejawat merasa
dihargai dan mendukung kegiatan yang akan dilakukan.
(2) Akuntabilitas
Dalam melakukan kerjasama, teman sejawat dalam hal ini bidan kamar
bersalin diberi penjelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Dampak
dari menerapkan nilai tersebut adalah bidan memahami apa yang akan
dilakukan.
(3) Nasionalisme
Dalam tahapan kegiatan ini, juga dilakukan musyawarah dengan bidan
kamar bersalin untuk meminta pendapat atau saran mengenai kegiatan
yang dilakukan. Dampak dari menerapkan nilai tersebut adalah
mendapatkan respon yang sangat baik karena merasa sangat dilibatkan
dalam kegiatan tersebut.
3) Melakukan konseling kepada ibu bersalin dan keluarga
Pada tanggal 25 Oktober, saya melakukan konseling kepada ibu bersalin dan
keluarga dengan menunjukkan sikap menghargai (Nasionalisme), terbuka
dengan melibatkan partisipasi ibu serta jujur dalam memberikan informasi
(Etika Publik).
a) Output: dokumentasi pelaksanaan konseling
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak
Nilai yang diterapkan dalam tahapan kegiatan ini adalah:
(1) Nasionalisme
Dalam melakukan konseling kepada ibu bersalin dan keluarga
menunjukkan sikap menghargai. Dampak dari menerapkan nilai
tersebut adalah ibu dan keluarga memberikan respon yang baik saat
dilakukan konseling
(2) Etika publik
Konseling dilakukan dengan bersikap terbuka, melibatkan partisipasi
ibu serta jujur dalam memberikan informasi. Dampak dari menerapkan
nilai tersebut adalah ibu dan keluarga memberikan respon yang baik
saat dilakukan konseling
4) Membantu proses IMD
Saya menjelaskan prosedur sebelum membantu pasien melakukan Inisisasi
Menyusu Dini sebagai bentuk tanggungjawab (Akuntabilitas) dan tetap
menjaga privacy pasien (Etika Publik)
a) Output: dokumentasi pelaksanaan IMD
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak
Nilai yang diterapkan dalam tahapan kegiatan ini adalah:
(1) Akuntabilitas
Menjelaskan prosedur sebelum membantu pasien melakukan Inisisasi
Menyusu Dini sebagai bentuk tanggungjawab. Dampak dari
menerapkan nilai tersebut adalah ibu memahami prosedurnya dan
besedia untuk melakukan.
(2) Etika publik
Proses Inisiasi Menyusu Dini dilakukan dengan tetap menjaga privacy
pasien. Dampak dari menerapkan nilai tersebut adalah pasien merasa
nyaman selama proses IMD.
c. Keterkaitan kegiatan dengan peran ASN dalam NKRI
Pelayanan public : Pemberian konseling harus dilakukan dengan professional,
menyampaikan informasi yang jelas serta melibatkan partiisipasi pasien dan
keluarga dengan memberikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang
tidak/belum dimengerti.
Manajemen ASN: Seorang ASN yang profesional harus memiliki kecakapan
kompetensi dan skill dalam memberikan konseling kepada pasien dan
keluarganya. agar apa yang disampaikan merupakan informasi yang baik dan
benar dan lebih mudah dipahami serta membantu proses IMD sesuai prosedur.
c) Analisis dampak
Nilai dasar yang diterapkan dalam tahapan ini adalah:
(1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan pendampingan pada ibu menyusui melalui kunjungan
rumah diterapkan indikator nilai tanggungjawab dengan membuat
lembar kunjungan. Dampak dari menerapkan nilai tersebut adalah
memiliki bukti dokumentasi sehingga kegiatan ini dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Melakukan koordinasi dengan bidan desa mengenai kesediaannya untuk
melakukan kunjungan
Sebelum melakukan kunjungan rumah, saya melakukan koordinasi kepada
bidan desa selaku penanggungjawab dengan bersikap sopan dan menggunakan
bahasa yang baik serta melakukan musyawarah untuk memutuskan jadwal
kunjungan dan meminta masukan tentang apa saja yang harus disiapkan.
a) Output: lembar koordinasi dan jadwal kunjungan
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak
Dalam tahapan ini, nilai dasar yang diterapkan adalah:
(1) Etika publik
Sebelum melakukan kunjungan rumah, saya melakukan koordinasi
kepada bidan desa selaku penanggungjawab dengan bersikap sopan
dan menggunakan bahasa yang baik. Dampak dari menerapkan nilai
tersebut adalah bidan desa merasa dihargai dan sangat mendukung
kegiatan yang akan dilakukan.
(2) Nasionalisme
Melakukan koordinasi kepada bidan desa dengan bermusyawarah
untuk memutuskan jadwal kunjungan dan meminta masukan tentang
apa saja yang harus disiapkan. Dampak dari menerapkan nilai tersebut
adalah bidan desa merespon dengan baik dan memberikan masukan
tentang jadwal dan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan dalam
kegiatan kunjungan rumah
3) Melakukan kunjungan rumah pada ibu menyususi
Selanjutnya pada tanggal 28 Oktober 2021 saya melakukan kunjungan rumah
dengan menunjukkan sikap menghargai kondisi pasien maupun keluarganya
(Nasionalisme). Menggunakan bahasa yang baik, mudah dimengerti serta
memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk menyampaikan
keluhan/kendala yang dialami menyusui (Etika publik) serta memberikan
informasi yang jelas dan melakukan tindakan sesuai prosedur (Akuntabilitas)
a) Output: dokumentasi pelaksanaan kunjungan
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak
Dalam tahapan kegiatan ini, nilai dasar yang diterapkan adalah:
(1) Nasionalisme
Dalam melakukan kunjungan rumah harus didasari dengan sikap
menghargai kondisi pasien maupun keluarganya. Dampak dari
menerapkan nilai tersebut adalah proses pendampingan dapatt berjalan
lancar.
(2) Etika publik
Dalam pendampingan, kami menggunakan bahasa yang baik, mudah
dimengerti serta memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk menyampaikan keluhan/kendala yang dialami menyusui.
Dampak dari mennerapkan nilai tersebut adalah ibi dan keluarga
merasa dihargai dan memberikan respon yang sangat baik selama
proses pendampingan.
(3) Akuntabilitas
Dalam proses pendampingan pada ibu menysusi, saya memberikan
informasi yang jelas dan melakukan tindakan sesuai prosedur. Dampak
dari menerapkan nilai tersebut adalah ibu/pasien mendapatkan
pengetahuan sebagai solusi dari keluhannya serta kegiatan tersebut
dapat dipertanggungjawab.
4) Mendokumentasikan hasil kegiatan dalam lembar kunjungan
Saya melakukan pendokumentasian dalam lembar kunjungan sebagai laporan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilakukan (Akuntabilitas)
a) Output: Dokumentasi kegiatan dalam lembar kunjungan
b) Dokumentasi
c) Analisis dampak
Nilai dasar yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah Akuntabiltas. Saya
mendokumentasikan hasil kegiatan dalam lembar kunjungan sebagai
laporan pertanggungjawab. Dampak dari menerapkan nilai tersebut adalah
kegiatan yang dilakukan memiliki bukti yang dapat
dipertanggungjawabkn.
c. Keterkaitan kegiatan dengan peran ASN dalam NKRI
Pelayanan publik : Melakukan pendampingan merupakan salah satu bentuk
pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada pasien, sebagai upaya
untuk memastikan keberhasilan suatu program kesehatan, serta dilakukan
partisipatif yaitu dengan melibatkan pasien dalam pemberian asuhan agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
Manajemen ASN : Seorang ASN yang baik dalam melakukan suatu kegiatan
harus professional sesuai dengan prosedur, juga mampu memberikan solusi dari
kendala/masalah yang dialami oleh pasien, serta membuat bukti dokumentasi
sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelayanan yang telah diberikan
d. Kontribusi Kegiatan pada Pencapaian Visi Misi Organisasi
Melakukan kegiatan pendampingan dengan kunjungan ke rumah pasien yang
didasari dengan sikap menghargai kondisi pasien, keluarga dan lingkungannya,
memberikan asuhan secara professional sesuai prosedur, menggunakan bahasa
yang baik, mudah dimengerti serta memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk menyampaikan keluhan/kendala yang dialami menyusui
memberikan kontribusi terhadap visi sebagi upaya mewujudkan misi puskesmas
ke-2 yaitu meningkatkan peran aktif masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan terutama promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
e. Penguatan Nilai-nilai Organisasi
Kegiatan pendampingan pada ibu menyusui dengan kunjungan langsung ke rumah
pasien dilakukan secara profesional sesuai prosedur dan bertanggung jawab
dengan memberikan informasi yang benar dengan menggunakan bahasa yang baik
serta menjadikan pasien sebagai fokus utama dalam pemberian asuhan dengan
melibatkan partisipasinya, juga sebagai langkah awal untuk menumbuhkan
kepercayaan masyarakat kepada petugas kesehatan atas permasalahan kesehatan
yang dialaminya merupakan salah satu upaya berkontribusi bagi pencapaian
penguatan nilai organisasi yaitu “amanah, jujur dan benar-benar dapat
dipercaya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas di masyarakat.
f. Manfaat Kegiatan
Melakukan pendampingan pada ibu menyusui melalui kunjungan rumah
merupakan perwujudan dalam memberikan pelayanan publik yang berorientasi
pada ibu, keluarga serta masyarakat sekitar kepada masyarkat dengan memberikan
informasi tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif serta memberikan asuhan
sesuai dengan keluhan ibu. Hal ini merupakan upaya untuk membangun
kepercayaan masyarakat kepada petugas kesehatan dengan membina hubungan
baik. Dengan memberikan pengetahuan atau pemahaman secara langsung, maka
hal ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengoptimalkan
pemberian ASI serta menghilangkan kebiasaan memberikan makanan pada bayi
sebelum waktunya yaitu dalam rentan usia 0-6 bulan. Kunjungan rumah juga
merupakan tugas seorang bidan dalam memantau keadaan ibu dan bayi dan
melakukan deteksi dini apabila terdapat penyulit dalam rangka menurunkan AKI
dan AKB
g. Kendala dan Antisipasi
Saat hendak melakukan kegiatan pendampingan pada ibu menyusui melalui
kunjungan rumah, Bidan Desa yang bersangkutan sedang ada kegiatan. Sehingga
kami meminta bantuan untuk digantikan dengan bidan pendamping desa.
Matriks Nilai-Nilai Dasar ASN
Nilai Indikator Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5 Total Total Nilai
Dasar Dasar
Akunt Kejelasan 7 14
Tanggung 6
abilita
jawab
s
Konsisten 1
Nasio Musyawa 5 12
nalism rah
Mengakui 3
e
persamaa
n derajat
Rela 1
berkorban
Adil 3
Etika Sopan 11 17
Terbuka 2
Publik
Hormat 1
Jujur 2
Menjaga 1
privacy
Komit Mutu 6 14
Efektif 2
men
Efisien 2
Mutu Perbaikan 4
berkelanj
utan
Anti Mandiri 1 1
Korup
si
MATRIKS KETERKAITAN KEGIATAN DENGAN KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
Keterkaitan Kegiatan dengan Visi Misi Organisasi Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5 Jumlah
Visi Terwujudnya pelayanan kesehatan yang 5
bermutu di wilayah UPT Puskesmas Tanah
Toa
Misi Menyelenggarakan pelayanan secara terpadu 2
kepada seluruh masyarakat
Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam 3
memberin pelayanan kesehatan terutama
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Nilai- Mampu bekerja dengan penuh inisiatif dan 1
Nilai kesadaran dalam membangun upaya
Organis peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Amanah, jujur dan benar-benar dapat 2
asi
dipercaya dalam memberikan pelayanan yang
bermutu dan berkualitas di masyarakat.
Akurat, cermat, tepat dan benar dalam 1
menangani permasalahan kesehatan
Adil bekerja dan melayani tanpa membeda- 1
bedakan status pasien
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Aktualisasi selama kurang lebih 1 bulan memberikan banyak dampak
kepada saya dalam hal menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN, peran dan kedudukan
ASN dalam NKRI serta mengimplementasikan Visi, Misi dan Nilai Organisasi di
Puskesmas Tanah Toa.
Saya menjadi lebih memahami bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan dalam
organisasi hendaknya sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN yang telah dipelajari pada
pelatihan dasar CPNS sehingga menjadi acuan dalam pengembangan karir, menjalankan
tugas dan fungsi sebagai pemberi layanan kepada masyarakat yang merupakan bagian
dari peran dan kedudukan ASN dalam NKRI.
Pemilihan isu tentang Optimalisasi pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Tanah
Toa (OPSI) mendapat respon yang sangat baik dari Kepala Puskesmas. Bahkan dalam
pelaksanaan kegiatan sangat banyak mendapat dukungan dari teman-teman sejawat.
Tidak hanya itu, Kepala Puskesmas menyampaikan harapannya agar kegiatan yang
dilakukan dalam aktualisasi agar dapat menjadi kegiatan yang continue atau
berkelanjutan.