Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA DENGAN ASAM URAT

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

Dwiki Muhammad Nuron C.0105.18.046

Wulan Harapan C.0105.18.044

Noviyandra Salsa Nabila C.0105.18.045

Nursyifa Destiawati C.0105.18.046

Siti Patir Muluk C.0105.18.054

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

PRODI PENDIDIKAN NERS 2021/2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penting bagi kita untuk menjaga kadar asam urat tetap normal, agar terhindar
dari penyakit yang menyiksa tersebut. Selain mengonsumsi obat-obatan, perubahan
pola makan dan gaya hidup juga bisa membantu mengendalikan asam urat.
Asam urat adalah jenis radang sendi yang umum dan menyakitkan. Ketika
tubuh memiliki kadar asam urat yang tinggi, Kristal tajam bisa terbentuk di jempol
kaki atau area persendian lainnya dan menyebabkan rasa sakit yang hebat,
pembengkakan dan kekakuan sendi.
Orang yang lanjut usia termasuk kelompok rentan, terutama wanita yang
sudah menopause. Serangan penyakit tersebut bisa terasa sangat menyakitkan dan
melemahkan.
Pada kondisi normal, asam urat larut dalam darah dan dikeluarkan melalui
urin. Akan tetapi pada kondisi tententu, asam urat dapat menumpuk akibat tubuh
menghasilkan asalm urat dalam jumlah berlebih.
Selain di sendi, kristal asam urat juga bisa terbentuk di ginjal dan saluran
kemih. Kondisi tersebut dapat menganggu fungsi ginjal atau menyebabkan batu
ginjal.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud asam urat?
b. Apa yang menyebabkan terjadinya asam urat?
c. Apa saja yang dapat dipengaruhi jika asam urat sedang tinggi?
d. Kelompok mana saja yang rentan terkena kadar asam urat tinggi?
e. Bagaimana cara mengatasi asam urat?

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada keluarga dengan
masalah kesehatan asam urat.
b. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memahami :
1. Pengertian asam urat
2. Factor apa saja yang bisa memicu kadar tinggi asam urat
3. Gangguan-gangguan yang terjadi jika seseorang mengalami kadar asam urat
yang tinggi
4. Mampu menemukan penyelesaian untuk mengatasi masalah kesehatan asam
urat tersebut

D. Manfaat
Dengan adanya masalah ini, diharapkan mahasiswa bisa lebih memahami
masalah-masalah yang mungkin terjadi pada seseorang dan atau keluarga yang
mengalami asam urat.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial
masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga : Keluarga adalah
anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan (WHO, 2008). Padila (2012) mendefinisikan keluarga sebagai suatu arena
berlangsungnya interaksi kepribadian. Keluarga adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari
individu-individu yang bergabung dan berinteraksi secara teratur antara yang satu dengan
yang lain diwujudkan dengan adanya saling ketergantungan dan berhubungan untuk
mencapai tujuan bersama (Andarmoyo, 2012). Keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau
adopsi (Bailon, 2007).
2. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Friendman (1998) ciri-ciri keluarga berdasarkan orientasi tradisional, adalah :
• Keluarga terdiri dari individu-individu yang disatukan oleh ikatan perkawinan
sedarah dan adopsi.
• Anggota keluarga biasanya hidup berdamai dalam satu rumah tangga atau jika
mereka terpisah, tetap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
• Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran
sosial keluarga seperti suami-istri, anak laki-laki dan anak perempuan.
• Keluarga menggunakan budaya yang sama yang diambil dari masyarakat dengan
ciri tersebut.
3. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergabung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan. Tipe keluarga antara lain sebagai berikut :
Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau orangtua
istri.
• Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau karier
keduanya.
• Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari penceraian.
• Bujangan dewasa sendirian.
• Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orangtua yang berhubungan.
• Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-anaknya
sudah berpisah.
4. Struktur Keluarga
Keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga
dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya :
• Patrilineal
Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
• Matrilineal
Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
• Matrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara sedarah istri.
• Patrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
• Keluarga Kawin
Merupakan hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
5. Peranan Dalam Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi
sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku
spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga
menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai
peran masing-masing, antara lain adalah :
• Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga
sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
• Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung
keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai
anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
• Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental,
sosial dan spiritual.
6. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friendman (2012) adalah sebagai berikut :
• Fungsi Efektif
Yaitu perlindungan psikologis, rasa aman, interaksi, mendewasakan dan mengenal
identitas diri individual.
• Fungsi Sosialisasi Peran
Yaitu fungsi dan peran dimasyarakat, serta sasaran untuk kontak social di dalam atau
luar rumah.
• Fungsi Repoduksi
Adalah menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
• Fungsi Memenuhi Kebutuhan Fisik Dan Perawatan
Merupakan pemenuhan sandang, pangan dan papan serta perawatan kesehatan.
• Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana, pengalokasian dana serta pengaturan
keseimbangan.
Adapun fungsi keluarga menurut WHO (1978), yaitu :
• Fungsi Biologis
Artinya adalah fungsi untuk reproduksi, pemeliharaan dan membesarkan anak,
memberi makan, mempertahankan kesehatan dan rekreasi. Prasyarat yang harus
dipenuhi untuk fungsi ini adalah pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen
fertilitas, kesehatan genetik, perawatan selama hamil, perilaku konsumsi yang sehat,
serta melakukan perawatan anak.
• Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi untuk memenuhi sumber penghasilan, menjamin keamanan financial
anggota keluarga dan menentukan alokasi sumber yang diperlukan. Prasyarat untuk
memenuhi fungsi ini adalah keluarga mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
sesuai serta tanggung jawab.
• Fungsi Psikologis
Adalah fungsi untuk menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan
perkembangan kepribadian secara alami, guna memberikan perlindungan psikologis
yang optimum. Prasyarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan fungsi ini adalah
emosi stabil, perasaan antar anggota keluarga baik, keterampilan untuk mengatasi,
stres dan krisis.
• Fungsi Edukasi
Adalah fungsi untuk mengajarkan keterampilan, sikap dan pengetahuan. Prasyarat
yang harus dipenuhi dalam melaksanakan fungsi ini adalah anggota keluarga harus
mempunyai tingkat intelegensi yang meliputi pengetahuaan, keterampilan serta
pengalaman yang sesuai.
• Fungsi Sosiokultural
Adalah fungsi untuk melaksanakan transfer nilai-nilai yang berhubungan dengan
prilaku, tradisi/adat dan bahasa. Prasyarat yang dipenuhi adalah keluarga harus
mengetahui standar nilai yang dibutuhkan, memberi contoh norma-norma prilaku
serta mempertahankannya.
7. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friendman (2012) membagi 5 tugas
keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dann
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
(memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).
8. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap siklus perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga menurut
Duvall (2012) yaitu :
• Tahap I (Keluarga Baru)
− Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
− Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok dan sosial.
− Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua).
− Mendiskusikan recana mempunyai anak
• Tahap II (Kelahiran anak pertama)
− Persiapan menjadi orang tua.
− Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga peran, interaksi, hubungan seksual
dan kegiatan.
− Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
• Tahap III (Keluarga dengan anak pra sekolah)
− Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi dan
keamanan.
− Mengsosialisasikan anak.
− Menginteraksi anak yang baru lahir sementara tetap memenuhi kebutuhan.
− Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan
orang tua, anak dan di luar keluarga besar dan komunitas).
• Tahap IV (Keluarga dengan anak usia sekolah)
− Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi dan
keamanan.
− Mengsosialisasikan anak.
− Menginteraksi anak yang baru lahir sementara tetap memenuhi kebutuhan.
− Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan
orang tua, anak dan di luar keluarga besar dan komunitas).
• Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)
− Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri.
− Memfokuskan kembali hubungan perkawinan berkomunikasi secara terbuka antara
orang tua dan anak-anak.
− Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
• Tahap VI (Keluarga melepas anak dewasa)
− Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapat melalui perkawinan anak-anak.
− Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
− Membantu orang tua sakit-sakitan dari suami maupun istri.
• Tahap VII (Orang tua usia pertengahan)
− Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
− Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orang tua lansia dan anak.
− Memperkokoh hubungan perkawinan.
• Tahap VIII (Keluarga lansia)
− Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
− Menyediakan terhadap pendapatan yang menurun.
− Mempertahankan hubungan perkawinan.
− Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
− Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
− Meneruskan untuk memahami eksistansi mereka.

B. Konsep Penyakit Asam Urat (Gout Arthritis)

1. Definisi
Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan
dengan defekgenetik pada metabolisme purin (hiperurisemia). Pada keadaan ini bisa
terjadi oversekresi asamurat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan eksresi asam
urat, atau kombinasikeduanya. Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Goutprimer
merupakan akibat langsungpembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat
penurunan eksresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat
yang berlebihan atau eksresiasam uratyangberkurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat-obat tertentu.

2. Etiologi

• Faktor usia

Gout umumnya dialami oleh pria dan wanita dewasa yang berusia diatas 40 tahun.
Setelah memasuki masa pubertas, pria memiliki resiko gout lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita. Jumlah total penderita gout pada pria lebih banyak dibandingkan
dengan kaum wanita. Ketika memasuki usia paruh baya, jumlahnya menjadi
sebanding antar apria dan wanita. Resiko serangan gout mencapai puncaknya pada
saat seseorang berusia 75 tahun, setelah berusia di atas 75 tahun, resiko gout semakin
menurun, bahkan tidak ada resiko sama sekali. Kecuali, jika penyakit tersebut
merupakan perkembangan dari penyakit gout kronis yang sebelumnya telah dialami.

• Dehidrasi

Kekurangan cairan didalam tubuh akan menghambat ekskresi asam urat. Pada
dasarnya semua cairan itu adalah pelarut. Namun, daya larut setiap cairan berbeda-
beda. Air yang memiliki daya larut paling tinggi adalah air putih. Air putih dapat
melarutkan semua zat yang larut di dalam cairan, termasuk asam urat. Air diperlukan
sebagai pelarut asam urat yang dibuang atau diekskresi melalui ginjal bersama urine.
Jika tubuh kekurangan air,maka akan menghambat ekskresi asam urat sehingga
memicu peningkatan asam urat. Saat volume cairan tubuh kurang, maka sampah sisa
metabolisme pun akan menumpuk. Penumpukan asam urat dan sisa metabolisme
itulah yang menimbulkan nyeri di persendian.

• Makan berlebihan

Asupan purin dari makanan akan menambah jumlah purin yang beredar di dalam
tubuh.secara teknis, penambahan purin yang beredar di dalam darah tergantung pada
jumlah purin yang berasal dari makanan. Artinya, semakin banyak mengkonsumsi
purin, semakin tinggi kadar asam urat (produk akhir metabolisme purin) dalam tubuh.

• Konsumsi alcohol

Sejumlah studi mengatakan konsumsi alkohol memiliki pengaruh sangat besar dalam
meningkatkan prevalensi gout pada penggemar alkohol. Dampak buruk alkohol akan
semakin nyata pada individu yang mengalami obesitas.

• Penyakit ginjal kronis

Ginjal merupakan filter berbagai benda asing untuk diekskresi keluar tubuh. Karena
itu,gangguan yang timbul pada organ ini akan memengaruhi metabolisme tubuh
danmenimbulkan berbagai jenis penyakit. Salah satunya penyakit yang bisa
ditimbulkanadalah hiperurisemia. Hiperurisemia dan penyakit ginjal memiliki
hubungan sebab akibat.Gangguan fungsi ginjal pada ginjal bisa mengganggu eskresi
asam urat. Namun, kadarasam urat yang terlalu tinggi juga bisa mengganggu kinerja
dan fungsi ginjal.

3. Manifestasi Klinis
Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan pada
sendi yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah persendian kecil
pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain yang dapat terkena ialah pergelangan
kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan siku. Pada serangan akut penderita gout
dapat menimbulkan gejala demam dan nyeri hebat yang biasanya bertahan berjam-jam
sampai seharian, dengan atau tanpa pengobatan. Seiring berjalannya waktu serangan
artritis gout akan timbul lebih sering dan lebih lama. Pasien dengan gout meningkatkan
kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi
(benjolan keras tidak nyeri disekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di
sekitar jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat ditemukan juga
pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang pergelangan kaki) dan pita suara
(sangat jarang terjadi).
4. Patofisiologi
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl
[SI0,4 μmol/L) dapat (tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal monosodium
urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan
mendadak kadar asam urat serum. Kalau kristal urat mengendap dalam sebuah sendi
respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai. Dengan serangan yang berulang,
penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tous akan mengendap dibagian perifer
tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan
penyakit renal kronis yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukan bahwa
faktor-faktor non kristal nmungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal
monosodium yang ditemukan tersalut dengan imonoglobulin yang terutama berupa IgG.
IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas
imonologik.
5. Pemeriksaan Diagnostic

• Serum asam urat


Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan
hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.

• Angka leukosit

Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan


akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000
– 10.000/mm3.

• Eusinofil Sedimen rate (ESR)

Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate


mengindikasikanproses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.

• Urin spesimen 24 jam

Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam
urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam
urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar
kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan
peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan
peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal
direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu
diindikasikan.

• Analisis cairan

Cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari
sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif
gout.

• Pemeriksaan radiografi

Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak
terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif
maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.

6. Penatalaksanaan Medis
Preparat colchicine (oral atau parenteral) atau NSAID seperti indometasin,
digunakan untuk meredakan serangan akut gout. Penatalaksanaan medik hiperurisemia,
tofus, penghancuran sendi dan masalah renal biasanya dimulai setelah proses inflamasi
akut mereda. Preparat urikosurik seperti probenesid akan memperbaiki keadaan
hiperurisemia dan melarutkan endapan urat. Alopurinol juga merupakan oabt yang efektif
tetapi penggunaanya terbatas terdapat resiko toksisitas. Kalau diperlukan penurunan kadar
asam urat dalam serum, preparat urikosurik merupakan obat pilihan. Kalau pasiennya
berisiko untuk mengalami insufisiensi renal atau batu ginjal (kalkuli renal) alupurinol
merupakan obat pilihan.
7. Penatalaksanaan Keperawatan

• Kompres panas atau dingin

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri


dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Agar
efektif, es dapat diletakkan pada tempat cedera segera setelah cedera terjadi. Sementara
terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan
kemungkinan dapat menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.

• Relaksasi

Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan
dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi nyeri. Teknik relaksasi yang
sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat
memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Periode relaksasi
yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang
terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri.

• Olahraga aerobik/senam

Manfaat kesehatan olahraga aerobik meliputi berkurangnya resiko penyakit jantung


atau penyakit kronis lainya, menormalkan tekanan darah, mengontrol berat badan,
mengurangi gula darah dan lemak, dan mengurangi kekakuan dan nyeri karena arthritis.
Olahraga aerobik berpengaruh rendah tidak memperburuk nyeri arthritis. Digabungkan
dengan penguatan dan peregangan, olahraga aerobik menambah kebugaran,
mengurangi depresi dan nyeri dan (dalam jangka panjang) memperbaiki fungsi. Durasi
suatu kelas biasanya 45-60 menit. Kelas 60 menit yang baik meliputi kegiatan
pemanasan minimum 10 menit, 15-20 menit gerak inti, dan 10 menit pendinginan.
Selama 2-4 minggu dalam jangka waktu 2-3 kali dalam seminggu. Penelitian telah
membuktikan bahwa dengan mengikuti aerobik seseorang dapat mengurangi nyeri dan
meningkatkan fungsi tangan dan kaki, kekuatan,kecepatan, atau jarak tempuh yang
merupakan perkiraan ketahanan aerobik pada aktivitas singkat.

8. Komplikasi

• Radang sendi

Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi (gout). Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung berkumpul di cairan
sendi ataupunjaringan ikat longgar. Meskipun hiperurisemia merupakan faktor
resikotimbulnya gout,namun, hubungan secara ilmiah antara hiperurisemia dengan
serangan gout akut masih belum jelas. Atritis gout akut dapat terjadi pada keadaan
konsentrasi asam urat serum yang normal. Akan tetapi, banyak pasien dengan
hiperurisemia tidak mendapat serangan atritis gout. Gejala klinis dari Gout bermacam-
macam, yaitu, hiperurisemia tak bergejala, serangan akutgout, gejala
antara(intercritical), serangan gout berulang, gout menahun disertai tofus. Keluhan
utama serangan akut dari gout adalah nyeri sendi yang amat sangat yang disertai tanda
peradangan (bengkak, memerah, hangat dan nyeri tekan). Adanya peradangan juga
dapat disertai demam yang ringan. Serangan akut biasanya puncaknya 1-2 hari sejak
serangan pertama kali. Namun pada mereka yang tidak diobati, serangan dapat berakhir
setelah 7-10 hari. Serangan biasanya berawal dari malam hari. Awalnya terasa nyeri
yang sedang pada persendian. Selanjutnya nyerinya makin bertambah dan terasa terus
menerus sehingga sangat mengganggu. Biasanya persendian ibu jari kaki dan bagian
lain dari ekstremitas bawah merupakan persendian yang pertama kali terkena.
Persendian ini merupakan bagian yang umumnya terkena karena temperaturnya lebih
rendah dari suhu tubuh dan kelarutan monosodium uratnya yang berkurang. Trauma
pada ekstremitas bawah juga dapat memicu serangan. Trauma pada persendian yang
menerima beban berat tubuh sebagai hasil dari aktivitas rutin menyebabkan cairan
masuk ke sinovial pada siang hari. Pada malam hari, air direabsobsi dari celah sendi
dan meninggalkan sejumlah MSU.tofi pada kedua tangan. Serangan gout akut
berikutnya biasanya makin bertambah sesuai dengan waktu. Sekitar 60% pasien
mengalami serangan akut kedua dalam tahun pertama, sekitar 78% mengalami serangan
kedua dalam 2 tahun. Hanya sekitar 7% pasien yang tidak mengalami serangan akut
kedua dalam 10 tahun. Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentuk tofi. Tofi
adalah benjolan dari kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh.
Tofi merupakan komplikasi lambat dari hiperurisemia. Komplikasi dari tofi berupa
nyeri, kerusakan dan kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi dan sindrom
penekanan saraf.

• Hiperurisemia pada ginjal

Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan
kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer.
Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya,
pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk
batu.Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan bertambah
buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang
berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi
akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan
gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal kronik.
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN
a. Data Umum :
- Nama Keluarga (KK) : Tn. L
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Pendidikan Terakhir : SMP
- Usia : 40 Tahun
- Pekerjaan : Swasta
- Alamat : RT 02 RW 02 Kel. Cisokan, Kec. Cimanggis, Kota.
Cianjur
- Komposisi keluarga :

No Nama L/P Hubungan dengan KK Usia Pendidikan


1 Tn. L L Suami 40 Thn SMP
2 Ny. M P Istri 30 Thn SD
3 An. N L Anak 13 Thn SMP Kls 1

b. Genogram :

Tn. L Ny. M
40 Thn 30 Thn

An. N
13 Thn

Keterangan :
c. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Tn.L adalah Nuclear Family (Keluarga Inti) yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak serta terdapat seorang suami sebagai pencari nafkah bagi klien.
Suku / Bangsa klien adalah Bakumpai/indonesia dan agama yang dianut klien
adalah Islam.
d. Suku Bangsa
Suku / Bangsa klien adalah Bakumpai/Indonesia.
e. Agama
Agama yang dianut klien adalah Islam.
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga Tn. L perbulan rata-rata Rp. 1.500.000 – Rp.
2.000.000/bulan. Hubungan klien dengan masyarakat baik, klien aktif dalam
kegiatan masyarakat seperti kegiatan gotong royong dan suami Ny.M atau kepala
keluaraga Tn.L merupakan ketua RT di lingkungan tempat merek tinggal.
g. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ny.M mengatakan waktu luang yang ada kebanyakan dihabiskan klien dan
keluarga di rumah dengan beristirahat ataupun menonton TV.
h. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Saat ini keluarga Tn.L berada pada fase Nuclear Family (Keluarga Inti)
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tn.L sudah mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk makan, akan
tetapi penghasilan kepala keluarga yang tidak menentu menyebabkan ada
beberapa kebutuhan keluarga yang belum sepenuhnya terpenuhi.
3) Riwayat Keluarga Inti
Ny.M mengatakan bahwa dirinya menderita asam urat dan hipertensi sejak
lama dan sering mengeluh kaki dan tangan serta sendi-sendinya nyeri, dan
belakang kepalanya terasa berat disertai tekanan darah yang tinggi. Biasanya
Ny.M membeli obat di warung dan jika tak kunjung.
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dahulu Tn.L bekerja sebagai tukang bangunan sampai dengan sekarang dan
Ny.M tidak bekerja hanya sebagai IRT. Ny.M mengatakan dahulu
dikeluarganya tidak ada yang pernah menderita penyakit hipertensi. Hanya
menderita asam urat itupun hanya sesekali rkeluhan tidak kunjung hilang
atau berkurang baru berobat ke tenaga kesehatan.

2. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Tn.L merupakan jenis bangunan kayu Non-permanen dengan
luas bangunan 5x10 M2 dengan luas pekarangan 3 M yang di jadikan warung oleh
keluarga Tn.L. Status kepemilikan rumah merupakan milik sendiri, penerangan
dan pencahayaan rumah gelap, pada malam hari menggunakan lampu listrik,
terdapat 2 pintu di bagian depan pintu utama dan di belakang pintu dapur. Di
rumah klien hanya terdapat 3 jendela , satu di lantai dasar di dekat ruang tamu
dan 2 dilantai atas rumah klien. Jendela di lantai dasar rumah klien jarang dibuka
dan hampir tidak pernah sehingga udara hanya masuk melalui pintu depan dan
belakang rumah klien. Dan untuk jendela yang berada di lantai 2 setiap pagi di
buka. Rumah keluarga Tn.L memiliki 2 kamar tidur yang terletak di lantai atas
rumah yang di diami oleh kedua anaknya yang sudh berkeluarga, 1 dapur, 1
ruang tamu yang sering di gunakan Tn.L dan Ny.M untuk tidur. Lantai rumah
klien terbuat dari kayu/papan.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
c. Rumah keluarga Tn.L berdekatan denga tetangga, dan hubungan keluarga Tn.L
dengan tetangga baik, Tn.L merupakan ketua RT setempat ,dan selalu aktif dalam
kegitan masyarakat. Bila ada kegiatan di lingkungan rumahnya Tn.L dan Ny.M
selalu hadir dan berperan aktif.
d. Mobilitas geografis Keluarga
Keluarga Tn.L dan Ny.M menetap bertempat tinggal, tidak berpindahpindah. Bila
ada kesempatan sesekali keluarga bersilahturahmi ke rumah keluarga.
e. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn.L sering berinteraksi dengan masyarakat/warga.
f. Sistem Pendukung Keluarga
Saat pengkajian kondisi Tn.L, dan An.N dalam keadaan sehat. Hanya Ny.M yang
sedang menderita penyakit asam urat dan hipertensi. Bila ada anggota keluarga
yang membutuhkan perawatan keluarga membawa ke bidan praktik atau
kepuskesmas tanpa menggunakan jaminan kesehatan (umum).
3. STRUKTUR KELUARGA
a. Komunikasi Keluarga
Cara berkomunikasi antar anggota keluarga baik, menggunaka jenis komunikasi
terbuka dengan menggunakan bahasa sehari-hari yaitu bahasa daerah bakumpai,
dan setiap hari komunikasi keluarga berjalan dengan baik.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
c. Tn.L sebagai kepala keluarga yang berperan sebagai kepala keluarga didalam
mengambil keputusan untuk keluarganya, setiap keputusan yang diambil di
musyawarahkan dengan anggota keluarga.
d. Struktur Peran
Tn.L bereperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah untuk keluarganya
dan berperan sebagai ayah bagi anak-anaknya, Ny.M berperan sebagai ibu rumah
tangga yang mengurus keperluan rumah tangga dan mengurus anak-anaknya.
e. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn.L menganut agama islam , tidak ada kepercayaan yang bertenyangan
dengan kesehatan.

4. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn.L memiliki sikap dan hubungan baik, keluarga juga selalu
memberikan kasih sayang pada keluarganya dan juga mengajarkan untuk saling
menghargai sesama.
b. Fungsi Sosialisasi
Ny.M mengatakan hubungan dengan saudaranya, sosialisasi dengan tetangga juga
baik. Ny.M mengatakan dalam bersosialisasi tidak memilih-milih dalam
bersosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. L mengaku memiliki hubungan yang harmonis, baik dalam
komunikasi maupun berhubungan intim.
d. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Mengenal masalah
Tn.L mengetahui bahwa istrinya menderita penyakit asam urat dan hipertensi
begitu juga dengan Ny.M sudah mengerti akan penyakit yang dideritanya.
Saat di tanya tentang pengertian asam urat Tn.L dan Ny.M mengetahui
pengertian, penyebab, tanda gejala tentang asam urat.
2) Mengambil keputusan
Menurut Tn.L bila ada salah satu keluarga yang sakit tapi tidak parah, maka
mereka biasanya membeli obat di warung. Namun bila sakitnya tidak
sembuh-sembuh mereka membawanya ke tenaga kesehatan yaitu bidan
praktik.
3) Merawat keluarga yang sakit
Menurut Tn.L ketika sakitnya tidak parah maka keluarga di rawat di rumah di
obati sendiri dengan membeli obat di warung. Apabila parah dan obat warung
tidak berhasil maka keluarga yang sakit dibawa ke tenaga kesehatan seperti
bidan praktik. Keluarga mengatakan kurang mengerti akan penanganan dan
pencegahan asam urat.
4) Memodifikasi lingkungan/memelihara lingkungan rumah yang sehat.
Ny.M mengatakan rumahnya dibersihkan ketika merasa sudah banyak debu
atau kotoran, mungkin seminggu sekali atau lebih. Jendela rumah tidak
pernah dibuka, keadaan rumah cukup bersih dan cukup rapi, pencahayaan di
rumah kurang.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Tn.L mengetahui fasilitas kesehatan yang terdekat adalah posyandu lansia
dan bidan praktik. Bila ada anggota yang sakit biasanya di bawa ke bidan
praktik. Tn.L dan Ny.M mengatakan untuk masalah asam urat dan hipertensi
yang dideritanya sekarang tidak merasa perlu untuk berobat kefasilitas
kesehatan, karen sakitnya belum parah. Dan Tn.L juga mengatakan bahwa
belum punya waktu menemani sang istri untuk pergi berobat ke pelayanan
kesehatan karena sibuk bekerja.
6) Fungsi Ekonomi
Pendapatan utama keluarga ini adalah dari gaji Tn. U menurut pengakuan
keluarga penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
saja. Bila ada kebutuhan yang besar dan mendadak akan dibantu oleh
saudara-saudara yang dekat.

5. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor yang Dimiliki
Tn.L mengatakan sedikit merasa khawatir dengan kondisi istrinya Ny.M saat ini dan
selalu berdoa dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Keluarga jarang memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
c. Strategi Koping yang digunakan
Karena Ny. M telah menyadari bahwa ia sering sakit-sakitan maka ia mengurangi
kecapaian fisik dan menjaga emosinya dan banyak istirahat, namun untuk
makanan, ia tidak banyak pilihan.
d. Strategi Adaptasi Disfungsional
Bila Ny. M merasa persendiaannya sakit, maka ia menyadari bahwa asam uratnya
tinggi, ia mengetahui hal itu ketika dulu ia pernah memeriksakan dirinya dengan
gejala yang sama ke puskesmas di dekat rumahnya.

6. HARAPAN KELUARGA
Tn.L berharap dan selalu berdoa agar keluarganya di jauhkan dari segala macam
penyakit dan yang sakit segera disembuhkan dan diangkat penyakitnya.

7. PEMERIKSAAN FISIK
No Nama TD N (x / S (◦C) RR (x / BB TB
(mmHg) menit) menit)
1. Tn. L 130/80 74 36,5 20 64 168
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda
tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi
cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik,
memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, dapat bergerak ke kiri dan ke
kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis
dengan baik. Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan
kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan,
tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien
tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada
nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi
intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1
dan BJ 3 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-mur dan
gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya
(tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan
abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan
kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler, dan tidak terdapat
suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 10 x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik,
reBeks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela
normal kiri dan kanan, kekuatan otot 5 : 5 : 5 : 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak ada
lesi, sensitiftas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
2 Ny. M 140/80 86 36,6 22 66,5 153
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda
tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi
cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik,
memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, dapat bergerak ke kiri dan ke
kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis
dengan baik. Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan
kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan,
tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien
tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada
nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi
intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1
dan BJ 3 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-mur dan
gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya
(tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan
abnormal, pernafasan 22 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan
kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler, dan tidak terdapat
suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat agak buncit dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas,
tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, bising usus terdengar 8 x/menit.
Ekstremitas :
Pada saat pengkajian anggota gerak ekstremitas klien lengkap,
kedua kaki dan tangan klien terlihat simetris, tidak ada luka,
tidak ada kelemahan pada ektermitas atas dan bawah akan
tetapi klien sering mengeluh nyeri pada persendian pada
seluruh tubuhnya terutama sendisendi kaki dan tangan. Terlihat
klien meringis kesakitan dan sering memegangi kakinya
terutama di bagian sendi. Terdapat nyeri tekan pada daerah
sendi kaki dan tangan. Dan pada saat dilakukan pengukuran
kadar asam urat nilai asam urat klien tinggi yaitu 8,7 g/dl. Klien
juga mengatakan bahwa 1 tahun terkhir memang menderita
penyakit asam urat dan sebelumnya pernah mendapat
pengobatan dan mengkonsumsi obat penurun asam urat.

Kulit :
Kebersihan kulit terlihat bersih, kulit terlihat kuning langsat,
turgor kulit baik kurang 2 detik, tidak terlihat adanya penyakit
kulit atau kelainan pada kulit.

3 An. M 110/82 72 37 19 42 148


Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda
tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi
cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikterik,
memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, dapat bergerak ke kiri dan ke
kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis
dengan baik. Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan
kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan,
tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien
tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada
nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi
intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1
dan BJ 3 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-mur dan
gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya
(tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan
abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan
kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler, dan tidak terdapat
suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 10 x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik,
reBeks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela
normal kiri dan kanan, kekuatan otot 5 : 5 : 5 : 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak ada
lesi, sensitiftas terhadap benda tumpul dan tajam baik.

8. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan
DS : Nyeri
Ny. M mengeluh sering mengalami nyeri pada
persendian seluruh tubuhnya, terutama sendi
tangan dan kakidan 1 tahun terakhir ini memang
menderita asam urat.
DO :
1. Klien terlihat meringis
2. Klien sering memegangi kakinya,
terutama area persendian
3. Terdapat nyeri tekan pada daerah sendi
kaki dan tangan
4. Nilai kadar asam urat 8,7 g/dl
5. TD 140/80 mmHg
6. N 86x/menit
7. S 36,6 C
8. RR 22x/menit
2 DS : Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan jendela di lantai dasar jarang Tidak Efektif
dibuka dan hampir tidak pernah, sehingga udara
hanya masuk melalui pintu. Selain itu,
rumahnya jarang dibersihkan, mungkin
seminggu sekali atau lebih baru dibersihkan
DO :
1. Jarak pembuangan kotoran dengan
sumber air kurang dari 10 meter
2. Air yang digunakan diambil dari sungai,
ditampung menggunakan ember dengan
kondisi terbuka
3. Pembuangan sampah dilakukan ke
sungai
4. Kondisi rumah berdekatan dengan
tetangga

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
10. SCORING/ PEMBOBOTAN DAN PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri
Kriteria Skor Hasil Pembenaran
1. Sifat masalah : Masalah sudah ada, selanjutnya
Tidak/kurang 3 3/3x1 = 1 dilakukan intervensi dan
sehat implementasi

2. Kemungkinan
masalah dapat Masalah mudah untuk dicegah
diubah : 2 2/2x2 = 2 karena tidak memerlukan banyak
Dengan mudah biaya

3. Potensi Masalah mudah untuk dicegah


masalah untuk 3 3/3x1 = 1 dengan menerapkan perilaku hidup
dicegah : sehat
Tinggi

4. Menonjolnya
masalah :
Ada masalah, 1 1/2x1 = Terdapat masalah, tetapi tidak
tetapi tidak 1/2 memerlukan penagangan segera
perlu segera
ditangani

Total 4½

2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif


Kriteria Skor Hasil Pembenaran
1. Sifat masalah : Masalah adalah kurang dan atau
Ancaman 2 2/3x1 = 1 tidak sehat, dan memerlukan
tindakan yang tepat

2. Kemungkinan Sumber daya klien untuk mengatasi


masalah dapat 1 1/2x2 = 1 masalah ada, tetapi memerlukan
diubah : waktu yang cukup lama
Hanya sebagian

3. Potensi 1 1/3x1 = Berkaitan dengan tingkat pendidikan


masalah untuk 1/3 klien yang bisa dikatakan rendah,
dicegah : memungkinkan klien mengalami
Rendah kesulitan untuk memahami arti
penting kesehatan lingkungan

4. Menonjolnya Klien tidak merasakan masalah yang


masalah : 2 2/2x1 = 1 ada, dan tidak mengetahui masalah
Perlu segera yang terjadi
ditangani

Total 3
Prioritas Masalah :

1. Nyeri b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit


(asam urat)
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d kurangnya informasi
11. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
No. Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Keperawan
1. Nyeri (ekstremitas) Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga dapat 1. Bina hubungan saling percaya dengan
tindakan keperawatan Verbal menyebutkan cara keluarga
diharapkan tingkat merawat anggota 2. Kaji karakteristik dan keluhan nyeri yang
nyeri menurun dengan keluarga yang sedang di alami Ny.M
kriteria hasil : sakit 3. Lakukan pengukuran TTV (TD, N, R, T,
2. Keluarga dapat UA)
TUK 1 menyebutkan komplikasi 4. Kaji pengetahuan keluarga tentang
1. Mengenal masalah yang mungkin terjadi jika penyakit yang dideritanya
asam urat tidak segera ditangani 5. Ajarkan teknik rileksasi / distraksi
2. Menyebutkan 6. Anjurkan pada keluarga untuk diet rendah
pengertian asam purin
urat 7. Berikan penyuluhan kesehatan tentang
asam urat
TUK 2 8. Berikan penyuluhan kesehatan tentang diet
1. Menyebutkan rendah purin.
penyebab asam 9. Jelaskan pada keluarga cara merawat
urat anggota keluarga yang sakit
2. Keluarga dapat 10. Berikan motivasi kepada klien dan keluarga
menyebutkan
tanda dan gejala
asam urat

TUK 3
1. Merawat atau
menjaga serta
melaksanakan
hidup sehat

TUK 4
1. Memodifikasi
lingkungan yang
baik untuk
keluarga

TUK 5
1. Menyebutkan
cara pencegahan
dan perawatan
dari asam urat
2. Pemeliharaan Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga mampu 1. Kaji data lingkungan fisik lingkungan
Lingkungan Tidak intervensi keperawatan, Verbal menjelaskan cara (perumahan, sumber airbersih, tempat
Efektif diharapkan keluarga mengelola sampah atau penampngan air, pembuangan sampah,
dapat meningkatkan limbah rumah tangga yang pembuangan kotoran rumah tangga, dan
pemeliharaan kesehatan ada hewan peliharaan)
dengan kriteria hasil : 2. Keluarga mampu 2. Kaji pengetahua keluarga tentang
menjelaskan keuntungan lingkungan rumah yang sehat
TUK1 dan kerugian dari 3. Kaji pengetahuan keluarga tentang
1. Keluarga pengelolaan sampah atau pengelolaan limbah atau sampah rumah
mampu limbah yang benar dan tangga
mengenal/mema pengelolaan limbah/ 4. Berikan penyuluhan keshatan tentang
hami tentang sampah yang salah (PHBS : pengelolaan air dan limbah
pemeliharaan 3. Keluarga mampu rumah tangga)
kesehatan bagi memelihara lingkungan 5. Berikan motivasi pada keluarga untuk
keluarga yang sehat berprilaku hideup bersih dan sehat
4. Keluarga mampu
TUK 2 menerapkan perilaku
1. Keluarga hidup bersih dan sehat
mampu
memutuskan
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan
dengan tepat

TUK 3
1. Keluarga
mampu untuk
melakukan
upaya
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan

TUK 4
1. Keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan yang
lebih baik dalam
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan

TUK 5
1. Keluarga
mampu
menggunakan
fasilitas layanan
kesehatan dalam
upaya
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan

12. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Waktu Implementasi Evaluasi


1.

Anda mungkin juga menyukai