Anda di halaman 1dari 72

TUGAS AKHIR

STUDI ANTENA YAGI-UDA MENGGUNAKAN TEKNIK FRAKTAL

KURVA KOCH UNTUK TELEVISI UHF

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Telekomunikasi

Oleh:

LEILY HANDAYANI UTAMA

NIM : 120402021

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


STUDI ANTENA YAGI-UDA MENGGUNAKAN TEKNIK FRAKTAL
KURVA KOCH UNTUK TELEVISI UHF

Oleh :

LEILY HANDAYANI UTAMA


NIM: 120402021

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

Sidang pada tanggal 12 bulan Oktober tahun 2016 di depan Penguji :

1. Ketua Penguji : Emerson P Sinulingga, S.T., M.Sc., Ph.D


2. Anggota Penguji : Naemah Mubarakah, S.T., M.T.

Disetujui oleh :
Pembimbing Tugas Akhir,

Ir. Arman Sani, M.T.


NIP: 196311281991031003

Diketahui oleh :
Ketua Departemen Teknik Elektro,

Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si


NIP : 195405311986011002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Antena Yagi-Uda untuk televisi terrestrial UHF konvensional saat ini


memiliki ukuran yang relatif besar, sehingga membutuhkan ruang penempatan
antena yang lebar dan kurang cocok apabila diterapkan pada peralatan yang
bersifat portable. Untuk dapat mereduksi ukuran fisik antena dengan
mempertahankan atau meningkatkan performansi antena tersebut, salah satu
teknik yang dapat diterapkan adalah teknik fraktal Kurva Koch. Pada penelitian
ini, dilakukan kajian secara simulasi mengenai antena Yagi-Uda televisi DP SAT
UHF 17 elemen untuk diterapkan teknik fraktal Kurva Koch iterasi 1 dan iterasi 2
menggunakan software MMANA-GAL Basic versi 3.0.0.31. Dari hasil simulasi
antena Yagi-Uda pabrikasi, diperoleh parameter karakteristik antena yaitu gain
sebesar 12.94 dBi, VSWR 1.4, dan pola radiasi unidireksional. Setelah diterapkan
teknik fraktal Kurva Koch iterasi 1 diperoleh kenaikan gain sebesar 7.3%, VSWR
1.18, pola radiasi unidireksional dan penurunan panjang fisik linear antena sebesar
7.4%. Kemudian setelah diterapkan teknik fraktal Kurva Koch iterasi 2 diperoleh
kenaikan gain sebesar 11.2%, VSWR 1.13, pola radiasi unidireksional dan
penurunan panjang fisik linear antena sebesar 8.7%. Hasil ini menunjukkan bahwa
penerapan teknik fraktal Kurva Koch secara umum telah meningkatkan
performansi antena Yagi-Uda.

Kata kunci: Yagi-Uda, Kurva Koch, Televisi UHF, MMANA-GAL

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin senantiasa penulis ucapkan kepada Allah


SWT yang telah memberikan rahmat, kesehatan dan kesempatan kepada penulis
untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tak lupa pula shalawat dan salam
kepada Rasulullah Muhammad SAW yang selalu menjadi panutan umat muslim
di seluruh dunia.
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada orang tua tercinta yaitu Ibu
Sukmawati dan Bapak Legino serta adik-adik tersayang Leiny Handayanti Utama,
S.E. dan Leidya Nur Rahma Utama yang senantiasa mencurahkan kasih sayang
dan doa yang tiada terhitung kepada penulis serta selalu membantu dan
memberikan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan
untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:
STUDI ANTENA YAGI-UDA MENGGUNAKAN TEKNIK FRAKTAL
KURVA KOCH UNTUK TELEVISI UHF
Selama masa kuliah sampai penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis juga
banyak mendapat dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Arman Sani, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang
telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulis baik semasa kuliah maupun saat proses penulisan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Emerson Pascawira Sinulingga, S.T.,M.Sc.,Ph.D dan Ibu Naemah
Mubarakah, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji Tugas Akhir yang telah
banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis untuk penulisan
Tugas Akhir ini.

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik
Elektro FT-USU, dan Bapak Rahmad Fauzi, ST, MT selaku Sekretaris
Departemen Teknik Elektro FT-USU.
4. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Elektro FT-USU.
5. Sahabat-sahabat terbaik Grumble, Rizka Nurmiza, S.Pd, Bripda Nindy
Handayani, Atika Aprilla, Esty Vidiah Addha, Uswatun Hasanah, A.md,
Henri Fauzi Harahap, S.E, Serda M. Husein, Brian Reza Kawalta Tarigan,
dan Novrizal Sirmi yang telah membuat hari-hari selalu baru dan berbeda
sehingga selalu ada semangat bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
6. Teman-teman tercantik, Agida Putranti N., Rini Mulia Sari, Muadzzah
Rahmat, Fauziah Nur Siregar, Elyani Br. Surbakti, Desy Sarah Tarigan, Ira
Melati Silalahi, Novayanti Simalango, terimakasih telah menjadi teman
terbaik selama perkuliahan.
7. Teman-teman asisten Laboratorium Dasar Elektronika, Guntur Gusmao
Lintang, M. Kennedy Ginting, Bobby B Kewas, Sudarmin Pasaribu, Mohd.
Antan Wisuga, terimakasih telah berbagi pengalaman selama perkuliahan.
8. Asisten Laboratorium Analisis Sitem Tenaga, Arif, Mahatir, Yudi, Riovan
yang secara ikhlas memberikan izin wifian di laboratorium.
9. Asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik, Ibas, Gading, Wira, Syahrul
yang telah membantu memberikan saran penulisan Tugas Akhir juga wifi
gratis.
10. Teman-teman kos, Dodi, Fajar, Hendra, Junaidi, Arif, yang telah bersedia
menjadikan kosnya sebagai tempat mengerjakan tugas kuliah dan Tugas
Akhir.
11. Senior – senior dan adik – adik junior yang telah bersedia berbagi
pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan dan selalu siap sedia
menolong penulis kapanpun dibutuhkan.
12. Seluruh koordinator dan anggota IMTE dan MMEGS.
13. Seluruh teman-teman terhebat lainnya angkatan 2012.

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama
menjalani masa perkuliahan di Departemen Teknik Elektro FT-USU.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis pribadi dan juga semua pihak
yang membutuhkannya.

Medan, 29 Agustus 2016


Penulis

Leily Handayani Utama


NIM: 120402021

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah............................................................................. 2
1.6 Metodologi Penelitian .................................................................... 2
1.7 Sistematika Penulisan..................................................................... 3

BAB II DASAR TEORI


2.1 Siaran Televisi Terrestrial UHF .................................................... 5
2.2 Defenisi dan Parameter Antena ...................................................... 7
2.2.1 Pola Radiasi........................................................................... 7
2.2.2 Lebar Berkas (Beamwidth).................................................... 8
2.2.3 Gain ....................................................................................... 8
2.2.4 Bandwidth ............................................................................. 9
2.2.5 VSWR (Votage Standing Wave Ratio) ................................. 9
2.3 Antena Yagi-Uda ........................................................................... 10
2.4 Teknik Fraktal ................................................................................ 12
2.4.1 Fraktal Kurva Koch ............................................................... 13
2.4.2 Fraktal Kurva Minkowski ..................................................... 14
2.4.3 Fraktal Sierpinski Gasket ...................................................... 15
2.4.4 Fraktal Cohen Minkowski ..................................................... 16

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PERANCANGAN
3.1 Proses Perancangan Antena ........................................................... 18
3.2 Simulator MMANA- GAL Basic versi 3.0.0.31 ............................ 21
3.3 Spesifikasi Antena Yagi-Uda yang Dikaji ..................................... 22
3.4 Pemodelan Antena Yagi-Uda pada Software MMANA-GAL....... 24
3.5 Perancangan Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 dan iterasi 2 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Pendahuluan ................................................................................... 28
4.2 Hasil Simulasi Antena Yagi-Uda ................................................... 28
4.3 Simulasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 .......................... 30
4.3.1 Perhitungan Elemen Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 31
4.3.2 Pemodelan Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 pada
Simulator MMANA-GAL ..................................................... 33
4.4 Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1.................... 36
4.5 Simulasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2 .......................... 40
4.5.1 Perhitungan Elemen Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi
2 ............................................................................................. 40
4.5.2 Pemodelan Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2 pada
Simulator MMANA-GAL ..................................................... 41
4.6 Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva Iterasi 2 ............................. 44
4.7 Analisis Perubahan Bentuk Fisik Antena ....................................... 47
4.8 Analisis Hasil Capaian Antena....................................................... 49
4.9 Analisis Perbandingan Jumlah Elemen Antena ............................. 51

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 54
5.2 Saran ................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Koordinat untuk Menganalisis Antena......................... 7


Gambar 2.2 Ilustrasi HPBW dan FNBW dalam tiga dimensi dan dua
dimensi ..................................................................................... 8
Gambar 2.3 Elemen Antena Yagi-Uda ........................................................ 11
Gambar 2.4 Grafik Nilai Gain terhadap Jumlah Elemen ............................. 11
Gambar 2.5 Fraktal Kurva Koch .................................................................. 14
Gambar 2.6 Fraktal Kurva Minkowski ........................................................ 15
Gambar 2.7 Fraktal Sirpienski Gasket ......................................................... 16
Gambar 2.8 Fraktal Cohen Minkowski ........................................................ 16
Gambar 3.1 Diagram Alir ............................................................................ 19
(a) Pengukuran dan Simulasi Antena Yagi-Uda ....................... 19
(b) Perancangan dan Simulasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch
iterasi 1 dan Iterasi 2 ............................................................ 20
Gambar 3.2 Tampilan Menu Geometry ....................................................... 22
Gambar 3.3 Keadaan Awal Antena Yagi-Uda ............................................. 23
Gambar 3.4 Tampilan Menu Geometry pada MMANA-GAL .................... 25
Gambar 3.5 Antena Yagi Uda ...................................................................... 25
Gambar 3.6 Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 ................................... 26
Gambar 3.7 Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2 ................................... 26
Gambar 4.1 Tampilan Pemodelan Antena Yagi-Uda pada Menu View
Simulator MMANA-GAL........................................................ 28
Gambar 4.2 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan
VSWR Antena Yagi-Uda ......................................................... 29
Gambar 4.3 Grafik Pola Radiasi Antena Yagi-Uda ..................................... 29
Gambar 4.4 Grafik Bandwidth Antena Yagi-Uda........................................ 30
Gambar 4.5 Tampilan Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 .................. 32
Gambar 4.6 Tampilan Menu Geometry Simulator MMANA-GAL ............ 32
Gambar 4.7 Tampilan Pemodelan Antena Kurva Koch Iterasi 1 pada
Menu View simulator MMANA-GAL ..................................... 34

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.8 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan
VSWR Antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 ...................... 34
Gambar 4.9 Grafik Pola Radiasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 .. 35
Gambar 4.10 Grafik Bandwidth Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 ..... 35
Gambar 4.11 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan
VSWR Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch
Iterasi 1 ..................................................................................... 38
Gambar 4.12 Grafik Pola Radiasi Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda
Kurva Koch Iterasi 1 ................................................................ 39
Gambar 4.13 Grafik Bandwidth Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda
Kurva Koch Iterasi 1 ................................................................ 39
Gambar 4.14 Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2 ................................... 41
Gambar 4.15 Tampilan Menu Geometry Simulator MMANA-GAL ............ 42
Gambar 4.16 Tampilan Menu View Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2 42
Gambar 4.17 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan
VSWR Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2 ...................... 43
Gambar 4.18 Grafik Pola Radiasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2 .. 43
Gambar 4.19 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan
VSWR Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch
Iterasi 2 ..................................................................................... 46
Gambar 4.20 Grafik Pola Radiasi Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda
Kurva Koch Iterasi 2 ................................................................ 46
Gambar 4.21 Grafik Bandwidth Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda
Kurva Koch Iterasi 2 ................................................................ 47
Gambar 4.22 Perbandingan Ukuran Panjang Fisik Linear Antena Yagi-Uda
tanpa fraktal dengan Antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1
dan iterasi 2 .............................................................................. 48
Gambar 4.23 Hasil Simulasi Pola Radiasi Antena ......................................... 50

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian Kanal Televisi UHF di Kota Medan ........................... 5


Tabel 3.1 Spesifikasi Antena Televisi UHF ................................................... 18
Tabel 3.2 Spesifikasi Antena Yagi-Uda ......................................................... 23
Tabel 3.3 Ukuran Fisik Antena Setelah Pengukuran ..................................... 23
Tabel 4.1 Panjang Elemen Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 .............. 32
Tabel 4.2 Optimalisasi Jarak Antar Elemen .................................................. 36
Tabel 4.3 Panjang Elemen Fraktal Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 . 37
Tabel 4.4 Optimalisasi Jarak Antar Elemen ................................................... 44
Tabel 4.5 Perbandingan Antena Yagi-Uda dengan Antena Yagi-Uda Kurva
Koch ............................................................................................... 49
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Yagi-Uda dengan Antena
Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 ..................................................... 51
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Yagi-Uda dengan Antena
Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2 ..................................................... 52

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antena berfungsi sebagai pengubah gelombang terbimbing menjadi
gelombang bebas, maupun sebaliknya. Berdasarkan fungsinya, antena telah
banyak digunakan untuk kepentingan telekomunikasi, antara lain untuk menerima
siaran televisi UHF. Salah satu jenis antena yang digunakan sebagai antena
pesawat televisi adalah antena Yagi-Uda. Antena ini dipilih karena memiliki gain
yang tinggi dengan sebuah struktur antena yang sederhana [1]. Selain itu antena
Yagi memiliki pola radiasi unidireksional, sehingga daya yang diterima pada
suatu arah lebih tinggi dari yang lain. Akan tetapi untuk mendapatkan performansi
yang maksimal perlu jumlah elemen yang tidak sedikit. Selain itu antena televisi
terrestrial UHF konvensional yang beredar saat ini memiliki ukuran yang relatif
besar, selain kurang cocok apabila diterapkan pada peralatan yang bersifat
portable, pada saat ini juga semakin sedikitnya ketersediaan ruang untuk
penempatan antena yang berukuran besar. Salah satu solusi dari permasalahan
tersebut adalah dengan menggunakan teknik fraktal antena. Antena model fraktal
adalah antena yang mengadopsi bentuk fraktal dengan maksud untuk
mengoptimalkan struktur dan karakteristik dari antena tersebut, sehingga dapat
meningkatkan performansi antena dan mereduksi panjang fisik linearnya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, dilakukan perancangan dan analisis
performansi antena dipole fraktal kurva koch tipe planar pada pita frekuensi UHF
televisi [2]. Sedangkan pada Tugas Akhir ini akan dikaji secara simulasi salah
satu antena Yagi–Uda untuk televisi UHF yang ada dipasaran, kemudian
diterapkan teknik fraktal Kurva Koch iterasi 1 dan iterasi 2 pada antena Yagi-Uda
tersebut untuk aplikasi televisi UHF. Dari studi ini diinginkan antena Yagi-Uda
yang mempunyai performansi yang lebih baik, menghasilkan gain yang relatif
besar dan panjang fisik linear yang lebih kecil. Simulasi antena akan dilakukan
menggunakan simulator MMANA-GAL Basic versi 3.0.0.31. Adapun parameter
yang akan dianalisis adalah: VSWR, gain, pola radiasi, bandwidth, dan panjang
fisik linear antena.

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2 Rumusan Masalah
Merancang sebuah antena Yagi-Uda fraktal Kurva Koch untuk dapat
menerima siaran televisi UHF dengan performansi yang lebih baik dan panjang
fisik linear yang lebih kecil dari antena Yagi-Uda pabrikasi konvensional.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan
solusi atas permasalahan penggunaan antena Yagi-Uda oleh masyarakat umum
untuk menerima siaran televisi UHF.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menawarkan perancangan
antena Yagi-Uda dengan menerapkan teknik fraktal Kurva Koch agar performansi
antena lebih baik dan panjang fisik linear antena lebih kecil.

1.5 Batasan Masalah


Agar Tugas Akhir ini lebih terarah, maka penulis perlu membuat batasan
masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah pada penulisan Tugas Akhir
ini adalah sebagai berikut:
1. Antena yang dibahas adalah antena Yagi-Uda.
2. Frekuensi yang digunakan adalah 600 MHz
3. Perancangan dilakukan dengan menggunakan simulator MMANA-GAL
Basic versi 3.0.0.31.
4. Jenis fraktal antena yaitu Kurva Koch iterasi 1 dan iterasi 2.
5. Parameter antena yang diamati adalah VSWR, gain, pola radiasi,
bandwidth, dan panjang fisik linear antena

1.6 Metodologi Penelitian


Agar Tugas Akhir ini dapat diselesaikan, digunakan metode penyusunan
Tugas Akhir dalam langkah-langkah sebagai berikut:

2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Studi Literatur
Studi literatur berkaitan dengan studi kepustakaan tentang antena Yagi-
Uda dan fraktal Kurva Koch dari berbagai sumber pustaka yang
relevan.
2. Simulasi Antena Yagi-Uda
Simulasi ini dilakukan dengan menginputkan data ukuran fisik antena
Yagi-Uda pabrikasi kedalam simulator MMANA-GAL Basic versi
3.0.0.31, sehingga dapat diketahui karakteristik antena seperti gain,
VSWR, pola radiasi, bandwidth, dan panjang fisik linear antena.
3. Perancangan Antena
Melakukan perhitungan panjang elemen fraktal antena menggunakan
rumus berdasarkan panjang elemen, jumlah elemen, diameter dan jarak
antar elemen antena Yagi-Uda pabrikasi.
4. Simulasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch
Simulasi ini dilakukan seperti simulasi antena Yagi-Uda tetapi
menggunakan antena yang sudah dimodelkan dengan fraktal Kurva
Koch iterasi 1 dan iterasi 2.
5. Analisis
Analisis yang akan dilakukan adalah membandingkan performansi
antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 dan iterasi 2 dengan antena
Yagi-Uda pabrikasi pada televisi UHF dengan mengacu pada hasil
simulasi.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk memberikan gambaran mengenai Tugas Akhir ini, secara singkat
penulis menyusun sistematika penulisan dan pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang pemilihan topik penelitian,
rumusan masalah, tujuan Tugas Akhir yang ingin dicapai, manfaat
penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian dan pembahasan
Tugas Akhir, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini.

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II DASAR TEORI
Bab ini berisi penjelasan tentang televisi UHF, penjelasan tentang
antena secara umum, penjelasan mengenai teknik fraktal antena,
dan penjelasan tentang macam-macam fraktal.

BAB III METODE PERANCANGAN


Bab ini membahas mengenai perancangan antena Yagi-Uda Kurva
Koch iterasi 1 dan iterasi 2 pada frekuensi UHF televisi dengan
menggunakan simulator MMANA-GAL Basic versi 3.0.0.31.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisikan analisis perbandingan hasil simulasi antara antena
Yagi-Uda pabrikasi dengan antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1
dan iterasi 2 dengan parameter yang telah ditetapkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan
saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan.

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Siaran Televisi Terrestrial


Salah satu penerapan penggunaan antena adalah pada penerimaan siaran
televisi terrestrial. Televisi terrestrial adalah televisi yang pada pemancaran
siarannya tidak menggunakan perangkat satelit maupun kabel. Sinyal dipancarkan
langsung menggunakan propagasi LOS (Line of Sight) [3]. Oleh karena perbedaan
topologi dan kontur tanah pada tiap-tiap negara, pada beberapa negara termasuk
Indonesia, televisi terrestrial menggabungkan teknologi satelit dengan propagasi
LOS pada sistem pemancaran siarannya [2]. Siaran televisi terrestrial biasanya
dipancarkan melalui dua daerah pita frekuensi yang berbeda, yaitu VHF (Very
High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency). Berdasarkan Keputusan
Menteri Perhubungan No. 76 Tahun 2003 rentang frekuensi televisi analog UHF
adalah antara 478-806 MHz [4].
Di kota Medan, siaran televisi terrestrial, baik stasiun televisi nasional
maupun televisi lokal, menggunakan pita frekuensi UHF [4]. Pembagian kanal
frekuensi untuk siaran televisi terrestrial di kota Medan dan sekitarnya dapat
dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pembagian Kanal Televisi UHF di Kota Medan [4]

Kanal (UHF) Signal Nama

23 487.250-MHz Indosiar

25 503.250-MHz MNCTV

27 519.250-MHz Trans TV

29 535.250-MHz ANTV

31 551.250-MHz Global TV

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.1 Lanjutan

33 567.250-MHz RCTI

35 583.250-MHz SCTV

37 599.250-MHz tvOne

39 615.250-MHz Metro TV

41 631.250-MHz Trans7

43 647.250-MHz NET. Medan

iNews TV
45 663.250-MHz
Medan

TVRI Nasional

47 679.250-MHz
TVRI Sumatera
Utara

49 695.250-MHz DAAI TV

53 727.250-MHz RTV Medan

Penggunaan pita frekuensi UHF untuk televisi memiliki beberapa


keuntungan, salah satunya adalah antena yang digunakan sebagai pemancar dan
penerima berukuran lebih kecil dari antena yang digunakan pada pita frekuensi
VHF. Selain itu pemancar dengan pita frekuensi UHF digunakan oleh sebagian
besar stasiun televisi swasta maupun negeri agar mampu menjangkau jarak yang
lebih luas karena jangkauan sinyalnya yang nasional.

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2 Defenisi dan Parameter Antena
Dalam Kamus Webster, antena didefinisikan sebagai perangkat logam
untuk memancarkan atau menerima gelombang radio. Menurut The IEEE
Standard Definitions of Terms for Antennas (IEEE Std 145-1983), definisi antena
adalah suatu bagian dari sistem telekomunikasi nirkabel yang digunakan untuk
memancarkan atau menerima gelombang radio. Berdasarkan definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa antena dapat berfungsi sebagai penerima maupun
pemancar yang merupakan medium perantara antara gelombang terpandu dengan
gelombang bebas. Gelombang terpandu adalah gelombang dengan sedikit rugi-
rugi dalam saluran transmisi, sedangkan gelombang ruang hampa adalah
gelombang yang dipancarkan ke ruang bebas sehingga membentuk lapisan-
lapisan. Kinerja dari suatu antena ditentukan oleh beberapa parameter, diantaranya
pola radiasi, lebar berkas (beamwidth), gain, bandwidth, dan VSWR [5].

2.2.1 Pola Radiasi


Pola radiasi dapat didefenisikan sebagai fungsi matematis atau gambaran
secara grafis dari karakteristik radiasi antena sebagai fungsi dari koordinat ruang.
Besaran ini diukur/dihitung pada medan jauh (far-field) dengan jarak ke antena,
dan divariasikan terhadap sudut. Karakteristik radiasi mencakup rapat flux daya,
intensitas radiasi, kuat medan, keterarahan/direktivitas, fasa atau polarisasi.
Karakteristik radiasi yang menjadi pusat perhatian adalah distribusi energi radiasi
dalam ruang dua dimensi maupun tiga dimensi sebagai fungsi dari posisi
pengamat di sepanjang jalur dengan jari-jari yang konstan [5]. Contoh koordinat
yang sesuai diperlihatkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sistem Koordinat untuk Menganalisis Antena [5]

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.2 Lebar Berkas (Beamwidth)
Pola dari suatu lebar berkas didefinisikan sebagai sudut interval dari dua
titik identik yang terletak berlawanan dari pola maksimum. Dalam suatu pola
antena, terdapat sejumlah lebar berkas. Salah satu lebar berkas yang sering
digunakan adalah Half-Power Beamwidth (HPBW), yang didefinisikan oleh IEEE
sebagai suatu bidang yang berisi arah maksimum dari suatu berkas sudut yang
terdapat diantara dua arah dimana intensitas radiasi bernilai setengah dari berkas.
Lebar berkas lain yang penting untuk diketahui adalah sudut interval antara titik-
titik level nol dari pola yang disebut dengan First-Null Beamwidth (FNBW) [5].
Untuk memahami lebar berkas dengan lebih jelas, maka dapat dilihat pada
Gambar 2.2.

(a) Tiga Dimensi (b) Dua Dimensi


Gambar 2.2 Ilustrasi HPBW dan FNBW dalam tiga dimensi dan dua dimensi [5]

2.2.3 Gain
Penguatan (gain) dari antena (dalam arah tertentu) didefinisikan sebagai
"rasio intensitas”, yaitu perbandingan intensitas dalam arah tertentu dengan
intensitas radiasi yang akan diperoleh jika daya diterima oleh antena yang
dipancarkan secara isotropic. Intensitas radiasi yang sesuai dengan daya yang
terpancar secara isotropic adalah sama dengan daya yang diterima (input) oleh
antena dibagi dengan 4π. Gain dapat dihitung dengan Persamaan 2.1 [5].

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
𝑈 (𝜃,∅)
𝐺 = 4𝜋 (2.1)
𝑃𝑖𝑛

dengan:
𝑈 (𝜃, ∅) = intensitas radiasi dalam arah tertentu
Pin = total daya yang diterima

2.2.4 Bandwidth
Bandwidth antena didefinisikan sebagai interval frekuensi kerja antena.
Bandwidth biasanya juga dijadikan sebagai frekuensi tengah dimana karakteristik
antena bisa diterima menjadi nilai frekuensi tengah. Untuk Broadband antenna,
bandwidth dinyatakan sebagai perbandingan frekuensi operasi atas dengan
frekuensi bawah [5].
Bandwidth dapat dihitung dengan Persamaan 2.2 – 2.4 [6].

fu − fl
Bp =  100 %
fc (2.2)
fu + fl
fc =
2 (2.3)
fu
Br =
fl (2.4)
dengan :
Bp = bandwidth dalam persen (%)
Br = bandwidth rasio
fu = jangkauan frekuensi atas (Hz)
fl = jangkauan frekuensi bawah (Hz)

2.2.5 VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)


VSWR adalah perbandingan tegangan maksimum (|V|max) dan minimum
(|V|min) pada suatu gelombang berdiri akibat adanya pantulan gelombang yang
disebabkan tidak sesuainya impedansi input antena dengan saluran transmisi. Pada
saluran transmisi, terdapat dua komponen gelombang tegangan yaitu tegangan
yang dikirimkan (V0+) dan tegangan yang direfleksikan (V0-). Perbandingan

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tegangan yang direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut sebagai
koefisien refleksi tegangan (Γ). Koefisien refleksi tegangan ini dapat dirumuskan
seperti pada Persamaan 2.5 [5].

𝑽− 𝒁 −𝒁
𝚪 = 𝑽𝟎+ = 𝒁𝑳 −𝒁𝟎 (2.5)
𝟎 𝑳 𝟎

dengan:
ZL = impedansi beban (ohm)
Z0 = impedansi saluran (ohm)

Oleh karena itu untuk menentukan VSWR dapat menggunakan rumus pada
Persamaan 2.6 [6].

̅ |𝒎𝒂𝒙
|𝑽 𝟏+| 𝚪|
𝑽𝑺𝑾𝑹 = ̅ |𝒎𝒊𝒏
|𝑽
= 𝟏−| 𝚪| (2.6)

Kondisi yang baik adalah ketika VSWR bernilai 1 yang berarti bahwa
tidak ada refleksi dan saluran dalam keadaan matching sempurna. Namun, kondisi
ini kenyataannya sulit diperoleh. Oleh karena itu, nilai standar VSWR yang
diijinkan dalam perancangan antena adalah ≤ 1.5 [5].

2.3 Antena Yagi-Uda


Secara teoritis antena Yagi adalah antena yang terdiri dari 3 macam elemen,
yaitu elemen reflektor, elemen driven, elemen direktor. Antena ini diciptakan oleh
Dr. Hidetsugu Yagi dan Dr. Shintaro Uda dari Universitas Tohoku Imperial di
Sendai, Jepang pada tahun 1926. Antena Yagi Uda banyak dipakai sebagai antena
penerima TV dan memiliki directivity yang bagus serta struktur yang sederhana
[7], seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3. Antena Yagi Uda termasuk jenis
antena yang banyak digunakan karena memiliki gain yang tinggi, biaya
pembuatannya murah serta proses pembuatannya yang relatif mudah.
Elemen-elemen pada antena Yagi-Uda memiliki fungsi dan kegunaan
masing-masing. Elemen driven merupakan elemen yang akan membangkitkan

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
gelombang elektromagnetik menjadi sebuah sinyal yang akan di pancarkan atau
sebagai penerima daya yang terhubung ke saluran transmisi secara langsung.
Panjang elemen driven ini dapat berkisar 0.449λ sampai dengan 0.476λ.
Reflektor
Driven
Direktor

Boom

Gambar 2.3 Elemen Antena Yagi-Uda [7]

Elemen reflektor berfungsi untuk memantulkan sinyal, tujuannya untuk


membatasi radiasi. Panjang elemen reflektor berkisar 0.475λ sampai dengan
0.503λ. Elemen direktor berfungsi untuk mengarahkan radiasi sinyal menuju ke
satu arah. Panjang elemen direktor ini berkisar 0.43 λ sampai dengan 0.463 λ.
Pada antena Yagi-Uda jumlah elemen mempengaruhi gain antena tersebut.
Semakin banyak elemen maka semakin tinggi pula gain yang dimilikinya [7]. Hal
ini dapat ditunjukkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Grafik Nilai Gain terhadap Jumlah Elemen [7]

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kelemahan yang dimiliki antena Yagi-Uda adalah pada antena Yagi-Uda
dapat terjadi mutual coupling [7]. Mutual coupling adalah suatu efek gandengan
yang terjadi pada antena array. Hal ini dapat terjadi jika kapasitansi setiap elemen
besar sehingga arus yang dihasilkan kecil, tegangan yang dihasilkan kecil, luas
penampang besar, dan jarak antar elemen yang kecil.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat timbul akibat adanya efek mutual
coupling [8]:
1. Dapat menyebabkan kapasitansi parasit. Kapasitansi parasit adalah
kapasitansi yang menyebabkan arus yang mengalir tidak terkontrol.
2. Dapat meningkatkan nilai koefisien pantul dan VSWR.
3. Dapat merubah arus, fase, pola radiasi, dan Zin.

2.4 Teknik Fraktal


Kata Fraktal berasal dari bahasa latin Fractus yang artinya retak atau dirusak,
dan diperkenalkan pertama kali oleh matematikawan Prancis, kelahiran Polandia
yang bernama Benoit B. Mandelbrot pada tahun 1975. Benoit B. Mandelbrot
mendapatkan istilah fraktal setelah melakukan riset tentang geometri alam. Teori
fraktal telah digabungkan dengan teori elektromagnetik dimana jika dibandingkan
dengan antena tradisional, pola radiasi fraktal lebih baik. Bentuk fraktal adalah
bentuk geometri yang dapat difragmentasi atau dibagi-bagi menjadi bagian yang
lebih kecil, yang mana bila hasil dari proses pembagian tersebut diperbesar, akan
memiliki bentuk yang mirip dengan bentuk aslinya, yakni bentuk sebelum
dilakukan proses pembagian. Antena fraktal dapat bekerja untuk banyak frekuensi
karena setiap bagian kecil dalam sebuah fraktal dapat dipandang sebagai replikasi
skala kecil dari bentuk keseluruhan, sedangkan antena tradisional hanya dapat
bekerja untuk satu frekuensi. Fraktal terdiri dari 2 jenis, yaitu:
a. Fraktal acak
b. Fraktal deterministik
Fraktal acak adalah aturan-aturan yang dikombinasi dan dipilih secara acak
pada skala yang berbeda. Contoh: sebuah garis pantai, pohon, awan, dan gunung.
Fraktal deterministik adalah aturan-aturan deterministik yang terus diulang dan
memiliki bentuk yang cenderung simetris, contoh fraktal sierpinski gasket, fraktal

12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kurva Koch, fraktal Kurva Minkowski, dan fraktal geometri Cohen-Minkowski.
Perbedaan antara kedua jenis fraktal adalah pada proses iterasi, dimana pada
fraktal acak tidak terdapat proses iterasi [9].
Beberapa keuntungan pemakaian bentuk fraktal pada antena adalah sebagai
berikut [10]:
1. Meminiaturisasi bentuk dari antena.
2. Memiliki impedansi masukan yang baik.
3. Mengurangi mutual coupling pada antena susun larik.
4. Dapat memiliki sifat multiband

2.4.1 Fraktal Kurva Koch


Kurva Koch (kurva bongkahan salju) diperkenalkan oleh Helge von Koch,
seorang matematikawan swedia pada tahun 1904. Kurva Koch mempunyai bentuk
iterasi yang sangat kompleks dan detail. Kurva Koch dapat meningkatkan
impedansi masukan, dapat menghilangkan frekuensi resonansi [9], dapat
mengurangi panjang total kawat seperempat lamda pada frekuesi rendah, dan
dapat diperbaharui menggunakan fungsi fraktal yang dapat diterapkan secara
efektif untuk memperbaharui bentuk dasar antena monopole sampai iterasi ke-n
[11]. Bentuk fraktal ini dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Sebuah fraktal snowflake Koch dibentuk dengan membuat penambahan
secara terus menerus bentuk yang sama pada sebuah segitiga sama sisi.
Penambahan dilakukan dengan membagi sisi-sisi segitiga menjadi tiga sama
panjang dan membuat segitiga sama sisi baru pada tengah-tengah setiap sisi (luar).
Jadi, setiap frame menunjukkan lebih banyak kompleksitas, namun setiap segitiga
baru dalam bentuk tersebut terlihat persis seperti bentuk semula. Refleksi bentuk
yang lebih besar pada bentuk-bentuk yang lebih kecil.
Secara teoritis proses tersebut akan menghasilkan sebuah gambar yang
luasnya berhingga namun dengan batas yang panjangnya tak berhingga, yang
terdiri atas tak berhingga titik. Dalam istilah matematika, kurva demikian tidak
dapat diturunkan (dideferensialkan).
Pada setiap tahap pembentukan, panjang sisi-sisinya bertambah dengan rasio
4 banding 3. Ahli matematika Benoit Mandelbrot telah menggeneralisasi istilah

13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dimensi, disimbolkan dengan D, untuk menyatakan pangkat pada bilangan 3 yang
menghasilkan 4, yakni 3D = 4. Dimensi fraktal snowflake Koch, dengan
demikian, adalah log 4/log 3 atau mendekati 1,26 [12].
Rumus yang digunakan untuk mengetahui panjang total fraktal Kurva
Koch ditunjukkan pada Persamaan 2.7 [9].

4 𝑛
𝐿 = ℎ (3) (2.7)

dengan:
L = Panjang total fraktal
h = panjang kawat iterasi awal
n = banyaknya iterasi

tanpa iterasi

iterasi satu

iterasi dua
Gambar 2.5 Fraktal Kurva Koch [11]

2.4.2 Fraktal Kurva Minkowski


Kurva Minkowski pertama kali diperkenalkan dan diusulkan oleh
matematikawan Jerman, Hermnn Minkowski pada tahun 1905. Kurva Minkowski
mempunyai delapan pembangkit, mempunyai performansi frekuensi resonansi
yang sangat baik, cocok diaplikasikan untuk daerah yang padat, dan dapat
diterapkan secara efektif menggunakan fungsi fraktal untuk memperbaharui
bentuk dasar antena monopole [9]. Bentuk fraktal ini ditunjukkan pada Gambar
2.6.

14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tanpa iterasi

iterasi satu

iterasi dua

iterasi tiga

Gambar 2.6 Fraktal Kurva Minkowski [9]

Rumus yang digunakan untuk mengetahui panjang total fraktal Kurva


Minkowski ditunjukkan pada Persamaan 2.8 [9].

8 𝑛
𝐿 = ℎ (4) (2.8)

dengan:
L = Panjang total fraktal
h = panjang kawat iterasi awal
n = banyaknya iterasi

2.4.3 Fraktal Sierpinski Gasket


Sierpinski adalah yang pertama kali memperkenalkan Sierpinski Gasket
tahun 1916. Gasket didapat dengan mengurangi skala bentuk segitiga kemudian
membalikkan ukuran segitiga yang sudah dikurangi dari segitiga utama. Proses
pembalikan dan pengecilan ukuran segitiga merupakan proses iterasi. Sierpinski
gasket dapat bersifat multiband dengan mengubah posisi nilai faktor skala [9],
seperti yang terlihat pada Gambar 2.7.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui panjang total fraktal Sierpinski
Gasket ditunjukkan pada Persamaan 2.9 [9].

15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3 𝑛
𝐿 = ℎ (2) (2.9)

dengan:
L = Panjang total fraktal
h = panjang kawat iterasi awal
n = banyaknya iterasi

tanpa iterasi iterasi satu iterasi dua iterasi tiga iterasi empat
Gambar 2.7 Fraktal Sierpinski Gasket [9]

2.4.4 Fraktal Cohen Minkowski


Nathan Cohen adalah yang pertama kali memperkenalkan antena fraktal
Cohen Minkowski pada tahun 1988. Cohen membuat berbagai macam fraktal
geometri, salah satunya dikenal dengan nama fraktal Minkowski berbentuk bujur
sangkar [13], seperti pada Gambar 2.8. Di dalam artikel, Cohen memperkenalkan
konsep fraktal geometri pada sebuah dipole atau antena loop.

tanpa iterasi

Iterasi satu

Iterasi dua

Gambar 2.8 Fraktal Cohen Minkowski [13]

16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rumus yang digunakan untuk mengetahui panjang total fraktal Cohen
Minkowski ditunjukkan pada Persamaan 2.10 [9].

5 𝑛
𝐿 = ℎ (3) (2.10)

dengan:
L = Panjang total fraktal
h = panjang kawat iterasi awal
n = banyaknya iterasi

17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PERANCANGAN

Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan kajian secara simulasi mengenai antena
Yagi-Uda televisi UHF pabrikasi, antena Yagi-Uda fraktal Kurva Koch iterasi 1,
dan antena Yagi-Uda fraktal Kurva Koch iterasi 2 untuk mengetahui dan
membandingkan karakteristik dan performansinya pada simulator MMANA-GAL
Basic versi 3.0.0.31.

3.1 Proses Perancangan Antena


Antena yang akan dikaji dan disimulasikan pada Tugas Akhir ini adalah
antena dengan frekuensi kerja 600 MHz. Hal tersebut didasarkan pada frekuensi
tengah dari siaran televisi terrestrial UHF di kota Medan yang terletak pada kanal
23 UHF (Indosiar) sampai dengan kanal 53 UHF (RTV Medan), seperti yang
telah disajikan pada Tabel 2.1. Pemilihan frekuensi tengah tersebut dimaksudkan
agar antena dapat menerima semua siaran saluran televisi dengan baik. Kemudian
dari hasil simulasi masing-masing antena, akan dibandingkan karakteristik dan
performansi antena tersebut pada aplikasi televisi UHF.
Dalam melakukan perancangan sebuah antena, harus dilakukan studi terlebih
dahulu mengenai spesifikasi antena yang akan dibuat. Pada Tugas Akhir ini,
spesifikasi antena yang diinginkan berdasarkan kebutuhan penerimaan siaran
televisi UHF dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Spesifikasi Antena Televisi UHF


No Parameter Antena Nilai yang diharapkan
1 VSWR ≤2
2 Gain ≥ 8 dBi
3 Lebar Pita Kanal ≥ 8 MHz

Pada saat melakukan kajian dan simulasi antena Yagi-Uda pabrikasi dan
antena Yagi-Uda fraktal Kurva Koch diperlukan tahapan-tahapan untuk
membantu dalam proses simulasi seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.1

18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mulai

Spesifikasi
Antena VSWR 2
Gain 8 dBi
Lebar pita kanal
8 MHz

Pengukuran Fisik
Elemen Antena
Yagi-Uda

Simulasi Antena

Analisis Hasil

Selesai

Gambar 3.1 (a) Diagram Alir Pengukuran dan Simulasi Antena Yagi-Uda

19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mulai

Teknik
Fraktal yang
digunakan
adalah Kurva
Koch Iterasi I
dan Iterasi II

Menentukan Iterasi
Fraktal Kurva Koch I
atau II

Perhitungan Ukuran
Elemen Antena
Fraktal Kurva Koch
sesuai Iterasi
dengan Rumus
n
L = h (4/3)

Input Ukuran tiap


Elemen Antena
Fraktal ke Simulator

Simulasi Fraktal
Antena Optimalisasi panjang elemen
fraktal dan jarak antar elemen
fraktal

Tidak
Sesuai spesifikasi
yang diharapkan ?

Ya

Analisis Hasil

Spesifikasi yang
diharapkan
VSWR 2
Gain 8 dBi
Lebar Pita Kanal 8 MHz

Selesai

Gambar 3.1 (b) Perancangan dan Simulasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi
1 dan Iterasi 2

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.2 Simulator MMANA-GAL Basic versi 3.0.0.31
MMANA-GAL adalah software (perangkat lunak) gratis yang dapat
digunakan untuk menganalisis kinerja antena. Simulator ini diciptakan oleh
Alexander Schewelev DL1PBD, Igor Gontcharenko DL2KQ, dan Makoto Mori
JE3HHT. Dalam simulator MMANA-GAL terdapat beberapa fungsi untuk
merancang dan menganalisis kinerja antena, seperti:
a. Tabel untuk merancang antena dengan koordinat titik letak
b. Menu untuk melihat bentuk antena yang telah dirancang
c. Menu untuk melihat pola radiasi hasil simulasi antena secara vertikal dan
horizontal
d. Menu untuk melihat tampilan 3D pola radiasi antena yang dirancang.
e. Tabel pembanding untuk dua atau lebih parameter karakteristik hasil dari
perancangan antena.
f. Menu untuk pengeditan elemen antena.
g. Menu untuk pengeditan jenis kawat antena dan ground yang akan
digunakan.

Terdapat dua cara untuk memodelkan antena pada simulator MMANA-


GAL, cara termudahnya ketika membangun sebuah model antena, pengguna dapat
langsung menginputkan ukuran antena kedalam menu geometry seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.2, dimana X, Y, Z sebagai koordinat titik letak untuk
setiap elemen antena yang akan dirancang.
Menu geometry ini adalah alat untuk menggambarkan letak setiap elemen
antena dalam format tabel seperti spreadsheet. Dengan tabel ini, dapat ditentukan
parameter antena termasuk dimensi kawat, sumber, dan beban (LCR beban /
terminasi), serta frekuensi kerja yang digunakan pasa pensimulasian antena.
Sedangkan untuk melihat model dan hasil antena yang dirancang secara langsung,
dapat dilihat pada menu view simulator MMANA-GAL Basic versi
3.0.0.31[hamsoft.ca/pages/mmana-gal.php].

21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.2 Tampilan Menu Geometry

Untuk antena Yagi-Uda, biasanya penempatan boom diletakkan secara paralel


dengan sumbu X, elemen kawat sejajar dengan sumbu Y, dan tinggi elemen
antena secara paralel dengan sumbu Z-axis. Untuk menempatkan pusat antena di
Z = 0 atau menempatkan sumber (Source) di Z = 0 sangat disarankan. Untuk
penempatkan antena dengan posisi vertikal, sumber di Z = 0 dan pusat antena di X
= 0 dan Y = 0. Untuk menghubungkan dua atau lebih kabel pada satu titik, maka
posisi awal dan akhir dari kabel-kabel tersebut harus persis sama, yaitu kabel
harus memiliki X, Y, dan nilai-nilai Z pada titik penghubung yang sama,. Jika
tidak mereka akan diperlakukan sebagai kabel terpisah. [hamsoft.co/ MMANA
GAL basic]

3.3 Spesifikasi Antena Yagi-Uda yang Dikaji


Dalam Tugas Akhir ini digunakan satu buah antena televisi Yagi DP SAT
UHF 17 elemen yang memiliki spesifikasi seperti yang ditampilkan pada Tabel
3.2. Pada antena ini dilakukan pengukuran fisik antena untuk mendapatkan
dimensi antena tersebut agar selanjutnya dapat dilakukan simulasi dari hasil
pengukuran fisik elemen antena.

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.2 Spesifikasi Antena Yagi-Uda
Frekuensi 470-806 MHz
Diameter driven 4 mm
Diameter reflektor dan direktor 3 mm
Tipe boom Square section
Jenis bahan elemen Pipa aluminium
Jumlah direktor 7 elemen
Jumlah driven 2 elemen
Jumlah Reflektor 8 elemen

Sementara itu keadaan awal antena Yagi-Uda sebelum difraktal dapat dilihat pada
Gambar 3.3. Untuk ukuran panjang serta jarak tiap elemen antena ditampilkan
pada Tabel 3.3.

Gambar 3.3 Keadaan Awal Antena Yagi-Uda

Tabel 3.3 Ukuran Fisik Antena Setelah Pengukuran


Elemen Panjang (m) Jarak (m) Posisi Boom (m)
Reflector 1 0.11 - 0.025
Reflector 2 0.1125 - 0.025
Reflector 3 0.113 0.020 0.045

23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.3 Lanjutan
Reflector 4 0.1125 0.020 0.045
Reflector 5 0.113 - 0.025
Reflector 6 0.111 - 0.025
Reflector 7 0.113 0.020 0.045
Reflector 8 0.111 0.020 0.045
Driven 0.267 0.242 0.287
Driven 0.18 0.010 0.297
Director 1 0.138 0.020 0.317
Director 2 0.138 0.020 0.337
Director 3 0.138 0.0374 0.3744
Director 4 0.138 0.08 0.4544
Director 5 0.138 0.0656 0.52
Director 6 0.138 0.1 0.62
Director 7 0.138 0.04 0.66

3.4 Pemodelan Antena Yagi-Uda Pada Software MMANA-GAL


Setelah melakukan pengukuran tiap elemen antena Yagi-Uda kemudian
didapatkan ukuran panjang, spasi dan diameter tiap elemen, tahap selanjutnya
yang dilakukan adalah simulasi antena pada software MMANA-GAL. Simulasi
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Masukan nilai frekuensi (MHz)
2) Pilih Geometry, masukkan ukuran tiap elemen antena pada kolom X, Y, atau
Z untuk meletakkan posisi tiap elemen antena sesuai koordinat titik letaknya
3) Pada pulse tentukan letak driven, dan masukkan ukuran jari-jari elemen
antena pada kolom
4) Pilih calculate lalu pilih start, kemudian akan muncul hasil simulasi antara
lain gain, VSWR, dan Impedansi.
5) Pilih Far field plots untuk melihat pola radiasi hasil simulasi.
Pada Gambar 3.4 ditampilkan menu geometry sebagai menu untuk
menginputkan ukuran panjang dan spasi tiap elemen antena. Setelah dilakukan

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
simulasi akan diketahui karakteristik dan performansi antena Yagi-Uda sebelum
difraktal dengan melihat hasil simulasi pada simulator.

Gambar 3.4 Tampilan Menu geometry pada MMANA-GAL

3.5 Perancangan Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 dan Iterasi 2


Fraktal Kurva Koch memiliki bentuk segitiga sama sisi, sehingga untuk
melakukan teknik fraktal pada antena Yagi-Uda, setiap elemen dari antena Yagi-
Uda akan dibentuk segitiga sama sisi. Untuk lebih jelasnya ditampilkan perbedaan
antara antena Yagi-Uda tanpa fraktal dengan antena Yagi-Uda fraktal Kurva Koch
pada Gambar 3.5, Gambar 3.6, Gambar 3.7.

Gambar 3.5 Antena Yagi-Uda

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Reflektor

Driven

Direktor

Gambar 3.6 Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1

Reflektor

Driven

Direktor

Gambar 3.7 Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2

Dalam Tugas Akhir ini dilakukan perancangan dan simulasi antena Yagi-
Uda fraktal Kurva Koch iterasi 1 dan iterasi 2, dimana bentuk tiap elemen antena
Yagi-Uda akan diubah seperti pada Gambar 3.6 untuk iterasi 1 dan Gambar 3.7
untuk iterasi 2 dengan menggunakan rumus sebagai berikut [9]:

4 𝑛
𝐿 = ℎ (3) (2.7)

dengan:
L = Panjang total fraktal
h = panjang kawat iterasi awal
n = banyaknya iterasi

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah mendapatkan ukuran fraktal tiap elemen antena, tahap selanjutnya
adalah melakukan simulasi antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 dan iterasi 2 ke
dalam software MMANA-GAL dengan langkah-langkah yang sama yang
dilakukan pada antena Yagi-Uda. Karakteristik dan performansi antena fraktal
iterasi 1 dan iterasi 2 akan diketahui dari hasil simulasi tersebut. Setelah itu
masing-masing karakteristik dan performansi antena Yagi-Uda fraktal iterasi 1
dan iterasi 2 akan dibandingkan dengan karakteristik dan performansi antena
Yagi-Uda tanpa fraktal dengan melihat beberapa parameter yang telah ditentukan
sebelumnya.
Apabila dari hasil simulasi antena Yagi-Uda Kurva Koch belum
memenuhi spesifikasi antena untuk televisi UHF, maka akan dilakukan
optimalisasi ukuran panjang fraktal antena dan jarak antar elemen antena Yagi-
Uda Kurva Koch agar diperoleh karakteristik dan performansi yang memenuhi
spesifikasi.

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dilakukan perhitungan, simulasi, dan analisis hasil
simulasi antena Yagi-Uda, antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1, dan antena
Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2, dimana masing-masing antena harus memenuhi
spesifikasi parameter antena yang diinginkan untuk televisi UHF yaitu VSWR ≤
2, gain ≥ 8 dBi, dan lebar pita kanal ≥ 8 MHz.
Apabila hasil simulasi belum mencapai nilai parameter spesifikasi yang
diharapkan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan optimalisasi panjang
elemen dan jarak antar elemen antena.

4.2 Hasil Simulasi Antena Yagi-Uda


Berdasarkan data hasil pengukuran fisik elemen antena Yagi-Uda pada bab
sebelumnya, dilakukan simulasi pada simulator MMANA-GAL dengan
menginputkan data ukuran fisik antena tersebut kedalam simulator. Tampilan
pemodelan antena Yagi-Uda pada simulator dan parameter antena hasil simulasi
dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gambar 4.2, Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.

Gambar 4.1 Tampilan Pemodelan Antena Yagi-Uda pada Menu View Simulator
MMANA-GAL

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.2 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan VSWR
Antena Yagi-Uda

Gambar 4.3 Grafik Pola Radiasi Antena Yagi-Uda

Berdasarkan Gambar 4.2 diperoleh nilai gain sebesar 12.94 dBi dan
VSWR sebesar 1.4. Dari nilai kedua parameter ini, diketahui bahwa antena Yagi-
Uda telah memenuhi spesifikasi antena untuk menerima siaran televisi UHF yaitu
VSWR ≤ 2 dan gain ≥ 8 dBi. Sementara itu pada Gambar 4.3 menunjukkan
bahwa pola radiasi yang dihasilkan adalah unidireksional. Sedangkan untuk

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bandwith antena diperoleh sebesar 329471.5 kHz, seperti yang ditampilkan pada
Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik Bandwidth Antena Yagi-Uda

Berdasarkan seluruh hasil simulasi, parameter karakteristik antena Yagi-


Uda telah memenuhi spesifikasi antena untuk kebutuhan televisi UHF yaitu
VSWR ≤ 2, gain ≥ 8 dBi, dan lebar pita kanal ≥ 8 MHz. Selanjutnya dilakukan
simulasi antena Yagi-Uda dengan fraktal Kurva Koch iterasi 1 dan iterasi 2 untuk
melihat karakteristik dan performansinya pada simulator yang sama.

4.3 Simulasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1


Untuk memodelkan antena Yagi-Uda kedalam bentuk fraktal Kurva Koch
iterasi 1, yang harus dilakukan adalah menghitung ukuran panjang tiap elemen
fraktal Kurva Koch iterasi 1 kemudian memodelkan antena pada simulator
MMANA-GAL untuk mendapatkan parameter karakteristik dari antena hasil
simulasi.

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3.1 Perhitungan Elemen Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1
Setelah diperoleh ukuran fisik tiap elemen antena Yagi-Uda pada Tabel
3.3, selanjutnya adalah menentukan panjang total fraktal antena Yagi-Uda Kurva
Koch iterasi 1 untuk masing-masing elemen reflektor, driven, dan direktor
menggunakan Persamaan 2.7. Setelah diperoleh panjang total fraktal untuk
masing-masing elemen, kemudian panjang total masing-masing elemen dibagi
dua untuk mendapatkan ukuran panjang ruas kiri dan kanan seperti pada Gambar
2.5.
Salah satu contoh perhitungan elemen antena Yagi-Uda Kurva Koch untuk
elemen driven dapat dilihat sebagai berikut:

Panjang total driven = 0.18 meter

Setelah itu bagi dua panjang total driven yang telah diukur tersebut untuk ruas kiri
dan kanan, sehingga :

𝑑𝑟𝑖𝑣𝑒𝑛 (𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟) 0.18


= = 0.09 meter
2 2

Setelah driven dibagi dua, kemudian cari panjang fraktal iterasi pertama untuk
masing-masing ruas dengan menggunakan Persamaan 2.7:

4 𝑛 4 1
𝐿 = ℎ (3) = 0.09(3) = 0.12 meter

1
L= dari panjang ruas bagian driven
4
1
L = 4 * 0.12 meter = 0.03 meter

Untuk ruas bagian kiri dan kanan driven mempunyai ukuran yang sama.
Perhitungan juga dilakukan dengan cara yang sama untuk elemen-elemen antena
lainnya. Untuk memperjelas hasil perhitungan tiap elemen fraktal antena Yagi-
Uda Kurva Koch iterasi 1, Tabel 4.1 memperlihatkan ukuran fraktal tiap elemen
antena.

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.1 Panjang Elemen Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1

Panjang Fraktal
Elemen Jarak (m)
L1 (m) L2 (m) L3 (m) L4 (m)
Reflektor 1 0.025 0.03665 0.03665 0.03665 0.03665
Reflektor 2 0.025 0.0375 0.0375 0.0375 0.0375
Reflektor 3 0.045 0.03765 0.03765 0.03765 0.03765
Reflektor 4 0.045 0.0375 0.0375 0.0375 0.0375
Reflektor 5 0.025 0.03765 0.03765 0.03765 0.03765
Reflektor 6 0.025 0.037 0.037 0.037 0.037
Reflektor 7 0.045 0.03765 0.03765 0.03765 0.03765
Reflektor 8 0.045 0.037 0.037 0.037 0.037
Driven 0.287 0.0453 0.0453 0.0453 0.0453
Driven 0.297 0.03 0.03 0.03 0.03
Direktor 1 0.317 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 2 0.337 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 3 0.3744 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 4 0.4544 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 5 0.52 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 6 0.62 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 7 0.66 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213

Sedangkan Gambar 4.5 memperlihatkan desain elemen antena fraktal Kurva Koch
iterasi 1 ruas kiri dan kanan.

L2 L3 L2 L3
L1 L4 L1 L4

Gambar 4.5 Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3.2 Pemodelan Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1 pada Simulator
MMANA-GAL
Setelah dilakukan perhitungan ukuran panjang elemen fraktal antena Yagi-
Uda Kurva Koch iterasi 1, selanjutnya adalah melakukan simulasi dengan
menginputkan ukuran panjang fraktal antena, jarak antar elemen, maupun
diameter antena kedalam menu geometry simulator MMANA-GAL. Tampilan
menu geometry dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Tampilan Menu Geometry simulator MMANA-GAL

Pemodelan antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 pada simulator dapat


dilihat pada menu view simulator MMANA-GAL seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 4.7. Sementara itu untuk memperjelas hasil simulasi antena, pada
Gambar 4.8 ditampilkan nilai gain dan VSWR antena Yagi-Uda Kurva Koch
iterasi 1, pada Gambar 4.9 ditampilkan grafik pola radiasi antena, dan Gambar
4.10 ditampilkan grafik bandwidth yang dihasilkan oleh simulasi antena.

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.7 Tampilan Pemodelan Antena Kurva Koch Iterasi 1 pada Menu View
simulator MMANA-GAL

Gambar 4.8 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan VSWR
Antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1

Berdasarkan Gambar 4.8, diperoleh nilai gain sebesar 10.73 dBi dan
VSWR sebesar 12.5. Nilai VSWR antena yang sangat besar ini tentunya belum
memenuhi spesifikasi antena untuk menerima siaran televisi UHF, oleh karena itu
perlu dilakukan optimalisasi antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 ini agar nilai
masing-masing parameter dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan.

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.9 Grafik Pola Radiasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1

Gambar 4.10 Grafik Bandwidth Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1

Sementara itu, berdasarkan Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 diketahui bahwa
pola radiasi yang dihasilkan dari simulasi antena ini adalah unidireksional, dan
bandwidth antena sebesar 32653 kHz. Dari hasil simulasi kedua parameter ini,
dapat dinyatakan bahwa kedua parameter telah memenuhi spesifikasi. Tetapi
untuk dapat memenuhi seluruh spesifikasi, perlu perbaikan pada VSWR antena.
Oleh karena itu selanjutnya akan dilakukan optimalisasi ukuran panjang dan jarak
antar elemen antena Yagi-Uda iterasi 1 untuk memperbaiki karakteristik antena.

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.4 Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1
Untuk mendapatkan karakteristik antena Yagi-Uda iterasi 1 yang optimal
agar memenuhi spesifikasi antena untuk televisi UHF, dibutuhkan optimalisasi
antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 baik dari segi jarak antar elemen fraktal
maupun ukuran fraktal tiap elemen antenanya.

1. Optimalisasi Jarak Antar Elemen Antena Yagi-Uda Kurva Koch


Iterasi 1
Pada bagian ini akan dilakukan pengaturan atau perubahan jarak antar
elemen fraktal antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 untuk mendapatkan
karakteristik optimum. Setelah melakukan beberapa kali percobaan perubahan
jarak antar elemen fraktal antena, diperoleh jarak yang paling baik dan optimal
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Optimalisasi Jarak Antar Elemen


Hasil
Elemen Jarak (m)
VSWR Gain (dBi)

Reflektor 0.045
Driven 1 0.257
Driven 2 0.277 47.9 14.81
Direktor 0.317
Reflektor 0.045
Driven 1 0.25
Driven 2 0.297 21.7 9.64
Direktor 0.307
Reflektor 0.045
Driven 1 0.297
Driven 2 0.307 13.8 10.2
Direktor 0.337

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.2 Lanjutan
Hasil
Elemen Jarak (m) VSWR Gain (dBi)

Reflektor 0.045
Driven 1 0.267
Driven 2 0.277 4.8 11.4
Direktor 0.337
Reflektor 0.45
Driven 1 0.19
Driven 2 0.21 2.1 12.5
Direktor 0.25
Reflektor 0.045
Driven 1 0.18
Driven 2 0.199 1.18 13.97
Direktor 0.267

Berdasarkan Tabel 4.2, diperoleh nilai optimum parameter karakteristik


antena yaitu, VSWR sebesar 1.18 dan gain sebesar 13.97 dBi. Karena optimalisasi
jarak telah membuat karakteristik dan performansi antena Yagi-Uda Kurva Koch
iterasi 1 ini membaik, maka tidak perlu dilakukan optimalisasi ukuran panjang
fraktal elemen antena lagi. Pada Tabel 4.3 ditunjukkan ukuran panjang dan jarak
keseluruhan elemen fraktal antena setelah dioptimalisasi.

Tabel 4.3 Panjang Elemen Fraktal Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1

Panjang Fraktal Hasil


Elemen Jarak L1 (m) L2 (m) L3 (m) L4 (m) VSWR Gain
(m)
Reflektor 1 0.025 0.03665 0.03665 0.03665 0.03665
Reflektor 2 0.025 0.0375 0.0375 0.0375 0.0375
Reflektor 3 0.045 0.03765 0.03765 0.03765 0.03765

37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Reflektor 4 0.045 0.0375 0.0375 0.0375 0.0375
Reflektor 5 0.025 0.03765 0.03765 0.03765 0.03765
Reflektor 6 0.025 0.037 0.037 0.037 0.037
Reflektor 7 0.045 0.03765 0.03765 0.03765 0.03765
Reflektor 8 0.045 0.037 0.037 0.037 0.037
Driven 0.18 0.0453 0.0453 0.0453 0.0453
Driven 0.199 0.03 0.03 0.03 0.03 1.18 13.97

Direktor 1 0.267 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213


Direktor 2 0.287 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 3 0.347 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 4 0.4144 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 5 0.48 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 6 0.55 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213
Direktor 7 0.59 0.0213 0.0213 0.0213 0.0213

Untuk memperjelas hasil optimalisasi, pada Gambar 4.11 ditampilkan nilai


VSWR dan gain. Selanjutnya, pada Gambar 4.12, dan Gambar 4.13 ditampilkan
pola radiasi dan bandwith dari hasil simulasi optimalisasi antena Yagi-Uda Kurva
Koch iterasi 1.

Gambar 4.11 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan VSWR
Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1

38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.12 Grafik Pola Radiasi Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva
Koch Iterasi 1

Gambar 4.13 Grafik Bandwith Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch
Iterasi 1

Dari hasil optimalisasi jarak antar elemen yang telah dilakukan dapat
dianalisis bahwa nilai VSWR yang diperoleh adalah 1.18, nilai gain sebesar 13.97

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dBi, pola radiasi undireksional, dan bandwith sebesar 158262.3 kHz. Hal ini
berarti bahwa keseluruhan nilai parameter antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1
ini telah memenuhi spesifikasi antena untuk televisi UHF yaitu VSWR ≤ 2, gain
≥ 8 dBi, dan lebar pita kanal ≥ 8 MHz dengan jumlah elemen antena sama.

4.5 Simulasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2


Simulasi antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2 dilakukan sama seperti
simulasi antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1, dimulai dengan menghitung
panjang elemen fraktal iterasi 2 antena Yagi-Uda Kurva Koch kemudian
memodelkannya kedalam simulator MMANA-GAL.

4.5.1 Perhitungan Elemen Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2


Setelah diperoleh ukuran fisik tiap elemen antena Yagi-Uda pada Tabel
3.3, selanjutnya adalah menentukan panjang total fraktal antena Yagi-Uda Kurva
Koch iterasi 2 untuk masing-masing elemen reflektor, driven, dan direktor
menggunakan Persamaan 2.7. Setelah diperoleh panjang total fraktal untuk
masing-masing elemen, kemudian panjang total masing-masing elemen dibagi
dua untuk mendapatkan panjang ruas kiri dan ruas kanan seperti pada Gambar 2.5.
Salah satu contoh perhitungan elemen antena Yagi-Uda Kurva Koch untuk
elemen driven dapat dilihat sebagai berikut:

Panjang total driven = 0.18 meter

Setelah itu bagi dua panjang total driven yang telah diukur tersebut untuk ruas kiri
dan kanan, sehingga :

𝑑𝑟𝑖𝑣𝑒𝑛 (𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟) 0.18


= = 0.09 meter
2 2

Setelah driven dibagi dua, kemudian cari panjang fraktal iterasi kedua untuk
masing-masing ruas dengan menggunakan Persamaan 2.7:

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4 𝑛 4 2
𝐿 = ℎ (3) = 0.09(3) = 0.16 meter

1
L= dari panjang ruas bagian driven
16
1
L = 16 * 0.16 meter = 0.01 meter

Untuk ruas bagian kiri dan kanan driven mempunyai ukuran yang sama.
Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk mendapatkan ukuran fraktal elemen
antena yang lain. Untuk memperjelas hasil perhitungan tiap elemen fraktal antena
Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2, ukuran fraktal tiap elemen antena Yagi-Uda
diperlihatkan pada Lampiran A, sedangkan Gambar 4.14 memperlihatkan desain
elemen antena fraktal Kurva Koch iterasi 2 ruas kiri dan kanan.

Gambar 4.14 Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2

4.5.2 Pemodelan Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2 Pada Simulator


MMANA-GAL
Pada bagian ini dilakukan simulasi antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2
di simulator MMANA-GAL setelah didapatkan ukuran fraktal antena dari
perhitungan sebelumnya. Simulasi dimulai dengan menginputkan ukuran panjang
setiap elemen, jarak antar elemen antena, dan diameter tiap elemen di menu
geometry. Tampilan menu geometry pada simulator MMANA-GAL dapat dilihat
pada Gambar 4.15. Untuk melihat pemodelan antena Yagi-Uda Kurva Koch
iterasi 2 yang dibuat dari menu geometry, dapat dilihat di menu view seperti pada
Gambar 4.16.

41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.15 Tampilan Menu Geometry Simulator MMANA-GAL

Setelah dilakukan simulasi antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2 pada


simulator MMANA-GAL, diperoleh gain sebesar 8.32 dBi dan VSWR sebesar
3.49 yang dapat dilihat pada Gambar 4.17. Selain itu juga diperoleh pola radiasi
omnidireksional yang akan ditampilkan pada Gambar 4.18.

Gambar 4.16 Tampilan Menu View Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2

42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.17 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan VSWR
Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2

Gambar 4.18 Grafik Pola Radiasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2

Dari hasil simulasi yang telah dilakukan disimpulkan bahwa VSWR antena
dan pola radiasi antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2 ini belum memenuhi
spesifikasi antena televisi UHF. Oleh karena itu perlu dilakukan optimalisasi jarak
antar elemen antena ataupun ukuran elemen fraktal antena untuk memperbaiki
nilai parameter karakteristik antena ini.

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.6 Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2
Optimalisasi dilakukan agar antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2
memenuhi spesifikasi antena untuk televisi UHF, baik dari segi jarak antar elemen
fraktal atau panjang tiap elemen fraktal antenanya.

1. Optimalisasi Jarak Antar Elemen Antena Yagi-Uda Kurva Koch


Iterasi 2
Pada bagian ini akan dilakukan pengaturan atau perubahan jarak antar
elemen fraktal antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2 untuk mendapatkan
karakteristik optimum. Setelah melakukan beberapa kali percobaan perubahan
jarak antar elemen fraktal antena, diperoleh jarak yang paling baik dan optimal
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Optimalisasi Jarak Antar Elemen


Hasil
Elemen Jarak (m) VSWR Gain (dBi)
Reflektor 0.045
Driven 1 0.2
Driven 2 0.237 5.3 10.83
Direktor 0.317
Reflektor 0.045
Driven 1 0.2
Driven 2 0.227 4.54 11.47
Direktor 0.317
Reflektor 0.045
Driven 1 0.297
Driven 2 0.307 13.8 10.2
Direktor 0.337
Reflektor 0.045
Driven 1 0.17
Driven 2 0.2 4.6 12.72
Direktor 0.267

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.4 Lanjutan
Reflektor 0.045
Driven 1 0.207 4.09 12.02
Driven 2 0.217
Direktor 0.3
Reflektor 0.45
Driven 1 0.17
Driven 2 0.2 1.94 12.3
Direktor 0.25
Reflektor 0.045
Driven 1 0.117
Driven 2 0.139 1.13 14.57
Direktor 0.207

Berdasarkan Tabel 4.4, diperoleh nilai optimum parameter karakteristik


antena yaitu, VSWR sebesar 1.13 dan gain sebesar 14.57 dBi. Karena optimalisasi
jarak telah membuat karakteristik antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2 ini
membaik, maka tidak perlu dilakukan optimalisasi ukuran fraktal antena lagi.
Ukuran panjang dan jarak keseluruhan elemen fraktal setelah dioptimalisasi
ditunjukkan pada Lampiran B.
Untuk memperjelas hasil optimalisasi, pada Gambar 4.19 ditampilkan nilai
VSWR dan gain antena. Selanjutnya pada Gambar 4.20 dan Gambar 4.21
ditampilkan pola radiasi dan bandwidth antena dari hasil simulasi optimalisasi
antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2.
Dari hasil optimalisasi jarak antar elemen antena yang telah dilakukan
dapat dianalisis bahwa VSWR dan gain yang dihasilkan dari simulasi antena telah
memenuhi spesifikasi untuk televisi UHF dengan nilai VSWR sebesar 1.13 dan
gain sebesar 14.57 dBi seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.19.

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.19 Tampilan Menu Calculate yang Menampilkan Gain dan VSWR
Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2

Gambar 4.20 Grafik Pola Radiasi Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva
Koch Iterasi 2

46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.21 Grafik Bandwidth Hasil Optimalisasi Antena Yagi-Uda Kurva
Koch Iterasi 2

Sementara itu, dari Gambar 4.20 dan Gambar 4.21 dapat dianalisis bahwa
pola radiasi antena yang dihasilkan pada simulasi antena Yagi-Uda Kurva Koch
iterasi 2 ini adalah unidireksional dan bandwidth antena sebesar 74288.8 kHz.
Dengan demikian seluruh parameter karakteristik dari antena Yagi-Uda Kurva
Koch iterasi 2 ini sudah memenuhi spesifikasi antena televisi UHF dengan ukuran
panjang tiap elemen dan jumlah elemen antena yang sama.

4.7 Analisis Perubahan Bentuk Fisik Antena


Salah satu tujuan dari dibentuknya antena kedalam bentuk fraktal adalah
mereduksi panjang fisik linear antena tersebut. Secara ruang, panjang fisik linear
antena yang difraktalkan dapat menjadi lebih kecil dari ukuran semula sedangkan
untuk karakteristik antena tidak berubah bahkan dapat menjadi lebih baik. Dari
studi yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa teknik fraktal dapat
mereduksi panjang fisik linear elemen antena Yagi-Uda. Pada Gambar 4.22
ditampilkan perbandingan panjang salah satu elemen direktor antena Yagi-Uda
sebelum dan setelah difraktalkan dengan Kurva Koch iterasi 1 dan iterasi 2.

47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
0.069 m
(a)

0.0213 m
0.0213 m 0.0213 m

0.0639 m

(b)

0.007 m

0.007 m 0.007 m

0.063 m

(c)
Gambar 4.22 Perbandingan Ukuran Panjang Fisik Linear Antena Sebelum dan
Sesudah Difraktalkan (a) Antena Yagi-Uda (b) Antena Yagi-Uda Kurva Koch
Iterasi 1 (c) Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2

Dari Gambar 4.22 dapat disimpulkan bahwa panjang fisik linear antena Yagi-Uda
dapat berkurang sebesar:
1. Jika antena Yagi-Uda difraktalkan dengan fraktal Kurva Koch iterasi 1,
0.069 − 0.0639
persentase pengurangan = x 100 % = 7.4 %
0.069

2. Jika antena Yagi-Uda difraktalkan dengan fraktal Kurva Koch iterasi 2,


0.069 − 0.063
persentase pengurangan = x 100 % = 8.7 %
0.069

48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hal ini terbukti bahwa antena Yagi-Uda yang dimodelkan dengan fraktal
Kurva Koch iterasi 1 dan iterasi 2 pada frekuensi 600 MHz untuk televisi UHF
dapat mereduksi panjang fisik linear antena.

4.8 Analisis Hasil Capaian Antena


Berdasarkan hasil simulasi dari tiga jenis antena, yaitu antena Yagi-Uda,
antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1, dan antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi
2, selanjutnya akan dianalisis perbandingan karakteristik dari masing-masing
antena dengan jumlah elemen yang sama yaitu 17 elemen. Perbandingan
parameter antena Yagi-Uda dengan antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 dan
antena Yagi-Uda iterasi 2 dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Perbandingan antena Yagi-Uda dengan antena Yagi-Uda Kurva Koch
Hasil Simulasi
Parameter Yagi-Uda Yagi-Uda Kurva Yagi-Uda Kurva
Koch Iterasi 1 Koch Iterasi 2
VSWR 1.4 1.18 1.13
Gain (dBi) 12.94 13.97 14.57
Bandwidth (kHz) 329471.5 158262.3 74288.8
Z (Ω) 62.1 - j 14.43 58.46 – j 3.225 45.9 + j 4.065
Pola Radiasi Unidireksional Unidireksional Unidireksional

Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada Tabel 4.5 dapat disimpulkan


bahwa antena Yagi-Uda Kurva Koch bisa meningkatkan nilai gain sebesar:
Persentase kenaikan gain =
𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑌𝑎𝑔𝑖 𝑈𝑑𝑎 𝐾𝑢𝑟𝑣𝑎 𝐾𝑜𝑐ℎ 𝐼−𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑌𝑎𝑔𝑖 𝑈𝑑𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑡𝑎𝑙
x100%
𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑌𝑎𝑔𝑖 𝑈𝑑𝑎 𝐾𝑢𝑟𝑣𝑎 𝐾𝑜𝑐ℎ 𝐼
13.97−12.94
Persentase kenaikan gain = x 100%
13.97

Persentase kenaikan gain = 7.3%

Persentase kenaikan gain =


𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑌𝑎𝑔𝑖 𝑈𝑑𝑎 𝐾𝑢𝑟𝑣𝑎 𝐾𝑜𝑐ℎ 𝐼𝐼−𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑌𝑎𝑔𝑖 𝑈𝑑𝑎 𝐾𝑢𝑟𝑣𝑎 𝐾𝑜𝑐ℎ 𝐼
x 100%
𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑌𝑎𝑔𝑖 𝑈𝑑𝑎 𝐾𝑢𝑟𝑣𝑎 𝐾𝑜𝑐ℎ 𝐼𝐼

49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14.57−13.97
Persentase kenaikan gain = x 100%
14.57

Persentase kenaikan gain = 4.1%

Persentase kenaikan gain total =


𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑌𝑎𝑔𝑖 𝑈𝑑𝑎 𝐾𝑢𝑟𝑣𝑎 𝐾𝑜𝑐ℎ 𝐼𝐼−𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑌𝑎𝑔𝑖 𝑈𝑑𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑡𝑎𝑙
x 100%
𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑌𝑎𝑔𝑖 𝑈𝑑𝑎 𝐾𝑢𝑟𝑣𝑎 𝐾𝑜𝑐ℎ 𝐼𝐼
14.57−12.94
Persentase kenaikan gain total = x 100%
14.57

Persentase kenaikan gain total = 11.2%

Berdasarkan hasil simulasi juga dapat diketahui bentuk pola radiasi dari
ketiga antena seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.23.

(a) Antena Yagi-Uda (b) Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 1

(c) Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2


Gambar 4.23 Hasil Simulasi Pola Radiasi Antena

50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan Gambar 4.23 dapat diketahui bahwa pola radiasi dari ketiga
antena tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Antena tetap memancarkan
gelombang secara unidireksional, dengan daya terbesar dipancarkan ketika antena
berada pada posisi φ = 00 dan φ = 1800, dan daya terkecil dipancarkan ketika
antena berada pada posisi φ = 900 dan φ = 2700. Hal tersebut menandakan bahwa
pemberian tingkat iterasi fraktal kurva Koch pada antena tidak mempengaruhi
pola radiasi dari antena.
Untuk nilai VSWR yang didapatkan pada simulasi, dapat diketahui bahwa
terdapat kenaikan seiring bertambahnya iterasi fraktal. Hal tersebut dikarenakan
pemberian iterasi fraktal akan menghasilkan tekukan pada bentuk antena yang
menyebabkan distribusi arus menjadi tidak merata. Ketidakrataan distribusi arus
tersebut mempengaruhi perambatan sinyal dari saluran transmisi menuju antena.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian bentuk iterasi fraktal pada antena akan
mempengaruhi nilai VSWR dari antena. Akan tetapi berdasarkan hasil simulasi
yang diperoleh terlihat bahwa semua antena memiliki nilai VSWR di bawah 2,
sehingga dapat dikatakan antena yang dibuat sudah memenuhi standar nilai
VSWR yang diizinkan dalam pembuatan antena.

4.9 Analisis Perbandingan Jumlah Elemen Antena


Pada bagian ini akan dianalisis perbandingan parameter karakteristik antena
untuk jumlah elemen yang berbeda dari antena Yagi-Uda tanpa fraktal dengan
antena Yagi-Uda fraktal Kurva Koch. Perbandingan parameter hasil simulasi
antena untuk jumlah elemen yang berbeda dapat dilihat sebagai berikut:

1. Untuk antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 ditampilkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Yagi-Uda dengan Antena


Yagi-Uda Fraktal Kurva Koch Iterasi 1
Jumlah Gain Bandwidth
Antena VSWR Pola Radiasi
Elemen (dBi) (kHz)
17 Yagi-Uda 12.94 1.4 Unidireksional 329471.5
17 Yagi-Uda Kurva Koch I 13.97 1.18 Unidireksional 158262.3

51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.6 Lanjutan
16 Yagi-Uda Kurva Koch I 13.78 1.16 Unidireksional 156157.5
15 Yagi-Uda Kurva Koch I 13.62 1.15 Unidireksional 145471.9
14 Yagi-Uda Kurva Koch I 13.47 1.18 Unidireksional 143838.1
13 Yagi-Uda Kurva Koch I 13.17 1.2 Unidireksional 160083.9
12 Yagi-Uda Kurva Koch I 12.78 1.15 Unidireksional 166418.3
11 Yagi-Uda Kurva Koch I 12.6 1.1 Unidireksional 154306.1

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dianalisis bahwa jumlah elemen antena tidak
cukup signifikan berpengaruh pada perubahan nilai VSWR, tetapi cukup
berpengaruh pada nilai gain antena Yagi-Uda fraktal Kurva Koch iterasi 1. Nilai
VSWR dapat mengalami perubahan seiring dengan perubahan jarak tiap elemen
antena. Jarak antar elemen antena yang tepat akan menghasilkan nilai VSWR
yang baik pula. Selain itu dengan jumlah elemen 13 masih memiliki karakteristik
yang lebih baik daripada antena Yagi-Uda tanpa fraktal dengan 17 elemen, yaitu
dengan nilai gain 13.17 dBi, VSWR 1.2, bandwidth sebesar 160083.9 kHz dan
pola radiasi unidireksional. Sehingga ukuran panjang boom antena juga dapat jauh
berkurang dan tidak memerlukan ruang penempatan antena yang besar, dengan
penurunan sebesar 41%. Seiring dengan pengurangan jumlah elemen antena,
maka biaya pembuatan antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 juga dapat jauh
berkurang.

2. Untuk antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2 ditampilkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Simulasi Antena Yagi-Uda dengan Antena


Yagi-Uda Fraktal Kurva Koch Iterasi 2
Jumlah Gain Bandwidth
Antena VSWR Pola Radiasi
Elemen (dBi) (kHz)
17 Yagi-Uda 12.94 1.4 Unidireksional 329471.5
17 Yagi-Uda Kurva Koch II 14.57 1.13 Unidireksional 74288.8
16 Yagi-Uda Kurva Koch II 14.4 1.16 Unidireksional 72658.1
15 Yagi-Uda Kurva Koch II 14.26 1.18 Unidireksional 66945.9

52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.7 Lanjutan
14 Yagi-Uda Kurva Koch II 14.06 1.13 Unidireksional 67791.5
13 Yagi-Uda Kurva Koch II 13.73 1.1 Unidireksional 76110.7
12 Yagi-Uda Kurva Koch II 13.42 1.17 Unidireksional 77722.9
11 Yagi-Uda Kurva Koch II 13.27 1.24 Unidireksional 69278.0

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dianalisis bahwa jumlah elemen antena tidak
cukup signifikan berpengaruh pada perubahan nilai VSWR, tetapi cukup
berpengaruh pada nilai gain antena Yagi-Uda fraktal Kurva Koch iterasi 2. Nilai
VSWR dapat mengalami perubahan seiring dengan perubahan jarak tiap elemen
antena. Jarak antar elemen antena yang tepat akan menghasilkan nilai VSWR
yang baik pula. Selain itu dengan jumlah elemen 11 masih memiliki karakteristik
yang lebih baik daripada antena Yagi-Uda tanpa fraktal dengan 17 elemen, yaitu
dengan nilai gain 13.27 dBi, VSWR 1.24, bandwidth sebesar 69278 kHz dan pola
radiasi unidireksional. Sehingga ukuran panjang boom antena juga dapat jauh
berkurang dan tidak memerlukan ruang penempatan antena yang besar, dengan
penurunan sebesar 48%. Seiring dengan pengurangan jumlah elemen antena,
maka biaya pembuatan antena Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2 juga dapat jauh
berkurang.
Dengan demikian antena fraktal Yagi-Uda Kurva Koch memiliki parameter
karakteristik yang lebih baik dan ukuran panjang fisik linear yang lebih kecil
dibandingkan antena Yagi-Uda tanpa fraktal pada aplikasi televisi UHF.

53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil simulasi yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan antena Yagi-Uda
Kurva Koch adalah jenis elemen, ketebalan elemen, ukuran fraktal dan
jarak antar elemen fraktal.
2. Nilai VSWR antena Yagi-Uda 17 elemen yang diperoleh pada simulasi
sebesar 1.4, sedangkan untuk Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 1 meningkat
yaitu sebesar 1.18, dan Yagi-Uda Kurva Koch iterasi 2 sebesar 1.13.
3. Peningkatan nilai gain yang diperoleh dari simulasi antena Yagi-Uda
tanpa fraktal setelah difraktal dengan Kurva Koch iterasi 1 sebesar 7.3%,
sedangkan peningkatan nilai gain antena Yagi-Uda tanpa fraktal setelah
difraktal dengan Kurva Koch iterasi 2 sebesar 11.2%.
4. Pemberian iterasi fraktal Kurva Koch pada antena Yagi-Uda tidak
mempengaruhi pola radiasi dari antena. Antena akan tetap memiliki sifat
pola radiasi antena Yagi-Uda, yaitu unidireksional, dimana daya terbesar
dipancarkan ketika antena berada pada posisi φ = 00 dan φ = 1800, dan
daya terkecil dipancarkan ketika antena berada pada posisi φ = 900 dan φ =
2700.
5. Penurunan panjang fisik linear antena Yagi-Uda tanpa fraktal setelah
difraktal dengan Kurva Koch iterasi 1 sebesar 7.4%, sedangkan setelah
difraktal dengan Kurva Koch iterasi 2 mengalami penurunan sebesar
8.7%. Hal ini dapat berarti bahwa dengan menggunakan fraktal, antena
Yagi-Uda dapat memiliki ukuran fisik yang lebih kecil sehingga tidak
memerlukan ruang yang besar untuk penempatan antena.
6. Dengan menerapkan teknik fraktal pada antena Yagi-Uda, jumlah elemen
antena dapat direduksi sampai 4 elemen dengan karakteristik dan
performansi yang lebih baik daripada antena Yagi-Uda pabrikasi.

54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Perancangan antena Yagi-Uda untuk televisi UHF dapat dimodelkan
menggunakan fraktal jenis lain seperti Sierpinski Gasket dan Kurva
Minkowski
2. Perancangan antena Yagi-Uda Kurva Koch dapat menggunakan bahan
jenis kawat yang lain seperti kawat tembaga, pipa tembaga, atau kawat
aluminium

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

[1] E. A. El-khouly, H. A. Ghali. "High Gain Fractal Based Antenna" . Proc of


Antennas and Propagation Conference. Loughborough. United Kingdom.
pp. 405-408. March 2008.
[2] Aditia, Rian. “Perancangan dan Analisis Kinerja Antena Dipole Fraktal
Kurva Koch Tipe Planar pada Pita Frekuensi UHF Televisi” . Universitas
Diponegoro, Semarang. 2011.
[3] Kraus, J.D. and Marhefka, R.J. 2002. “Antennas : for All Applications” .
3rd edition. Mc. Graw Hill, New York.
[4] Keputusan Menteri Perhubungan, Nomor : Km. 76 Tahun 2003 tentang
Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan
Telekomunikasi Khusus Untuk Keperluan Televisi Siaran Analog Pada Pita
Ultra High Frequency (UHF).
[5] Balanis, Constantine A. 2005. “Antena Theory : Analysis and Design” .
USA: John Willey and Sons. Hal 1, 28, 42, 65, 66, 70.
[6] Roddy, Dennis. 1996. “Satellite Communications 2nd Edition” . McGraw-
Hill. Canada. Hal 89-97.
[7] R. Dean Straw, N6BV, dkk. 1974. “The ARRL Antenna Book 21st
Edition”. US: Amateur Radio Anntena, Transmissions Lines and
Propagation. Hal 11-1, 11-7, 11-8.
[8] Cheng-Nan Hu, Kai-Hong Jheng, dan Ester Lee. “Mutual Coupling Effects
on the Linier Microstrip Array Self-impedance” . PIERS Proceedings, Hal
25-28. Maret 2013.
[9] Lopes, Filipe Monteiro. “Fractal Antennas For Wireless Communication
Systems” . Universitas De Do Porto. Hal 15, 18, 19, 20, 21, 22. 2009.
[10] Irfan, Mohammad. “Planar Fractal Dipole Antenna for the UHF Band” .
Master Degree Thesis on Electrical Engineering of Universiti Teknologi
Malaysia. Mei 2007.
[11] Simarpreet Kaur, Rajni, dan Anupma Marwaha. “Fractal Antennas: A Novel
Miniaturization Technique for Next Generation Networks” . International

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Journal of Engineering Trends and Technology. Vol.9, No.15. Hal 744-747.
Maret 2014.
[12] Sahid. 2002. “Fraktal-Kurva yang Menyerupai Diri Sendiri”. Modul
Laboratorium. Universitas Negeri Yogyakarta. Hal 1-3.
[13] Kamal A.Rahim, Mohamad. “Design And Development Of Fractal Anntena
For Ultra High FreQuency Band Application”. Fakulti Kejuruteraan
Elektrik. Universiti Teknologi Malaysia. 2008.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran A Dimensi dan Hasil Simulasi Awal Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2

Panjang Fraktal Hasil


Jarak
Elemen Gain
(m) L1(m) L2(m) L3(m) L4(m) L5(m) L6(m) L7(m) L8(m) L9(m) L10(m) L11(m) L12(m) L13(m) L14(m) L15(m) L16(m) VSWR
(dBi)
Reflektor 1 0.025 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 2 0.025 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 3 0.045 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 4 0.045 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 5 0.025 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 6 0.025 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 7 0.045 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 8 0.045 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Driven 1 0.287 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 3.49 8.32
Driven 2 0.297 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Direktor 1 0.317 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 2 0.337 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 3 0.347 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 4 0.3744 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 5 0.4544 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 6 0.52 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 7 0.62 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran B Optimalisasi Jarak Antar Elemen dan Hasil Simulasi Antena Yagi-Uda Kurva Koch Iterasi 2

Panjang Fraktal Hasil


Jarak
Elemen Gain
(m) L1(m) L2(m) L3(m) L4(m) L5(m) L6(m) L7(m) L8(m) L9(m) L10(m) L11(m) L12(m) L13(m) L14(m) L15(m) L16(m) VSWR
(dBi)
Reflektor 1 0.025 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 2 0.025 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 3 0.045 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 4 0.045 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 5 0.025 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 6 0.025 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 7 0.045 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Reflektor 8 0.045 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
Driven 1 0.117 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 0.015 1.13 14.57
Driven 2 0.137 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Direktor 1 0.207 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 2 0.237 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 3 0.2944 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 4 0.3644 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 5 0.42 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 6 0.49 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Direktor 7 0.54 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai