MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Materi Pembalajaran Al-Qur’an dan Hadits
Disusun Oleh :
Kelas F/ Semester V
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Allah yang maha pengasuh lagi Maha Penyayang puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt , yang telah melimpahkan rahmat, Hidayah, dan
inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Latar
Belakang Turunnya Al-Qur’an (Ashab Al-Nuzul)”.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pembalajaran Al-Qur’an
dan Hadits “ pemahaman tersebut dapat di fahami melelui pendahuluan, pembahasan materi,
sampai dengan kesimpulan dari materi tersebut,
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan dari segi penulisan , penyusunan bahasa maupun aspek lainnya. kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu “Zahra Rahmatika, M.Pd.I”
yang telah member kesempatan kepada penulis umtuk menyusun Makalah tentang
“Pembalajaran Al-Qur’an dan Hadits” oleh karena itu dengan lapang dada kami membuka
selebar lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin member saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
PENUTUP.................................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asbabun nuzul merupakan salah satu pokok bahasan dalam studi Ilmu-ilmu al-
Qur’an. Ilmu ini memberikan peranan yang sangat penting dalam menafsirkan al-Qur’an,
bukan hanya untuk memahami suatu ayat, mengetahui hikmah dibalik penetapan suatu
hukum, tetapi juga menginformasikan realitas sosial-budaya masyarakat pada masa
turunnya al-Qur’an. Kajian asbabun nuzul memberikan kesadaran akan pentingnya konteks
sejarah dalam memahami al-Qur’an, dimana concern kajian ini adalah menelaah latar
belakang turunnya ayat-ayat al-Qur’an, disamping sangat membantu untuk melacak
makna dan semangat suatu ayat, juga berguna dalam upaya memahami al-Qur’an untuk
waktu dan tempat yang berbeda.
Kekeliruan dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an adalah dikarenakan tidak
memahami asbabun nuzul ayat tersebut. Hal ini, misalnya, pernah dialami oleh Khalifah
Marwan bin Hakam dan ‘Utsman bin Mazd’un. Dalam masyarakat Indonesia misalnya,
ada sebagian masyarakat kita yang memahami ungkapan yang sangat populer “fitnah itu
lebih kejam dari pembunuhan” berdasarkan ayat al- Fitnatu Asyaddu min al-Qatl, atau al-
Fitnatu Akbaru min al-Qatl yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 191 dan 217.
Kesalahan itu terjadi, karena di samping memahami arti kata “al-fitnah” dalam ayat itu
semakna dengan arti fitnah dalam bahasa Indonesia, juga disebabkan mengabaikan asbabun
nuzul yang menjadi latar belakang tuturnnya ayat tersebut.
Oleh karena itu, sangat tepat apa yang pernah di kemukakan oleh al-Wahidi an-
Naisaburi bahwa “tidak mungkin bisa memahami suatu ayat tertentu tanpa mengetahui
latar belakang sejarah turunnya ayat tersebut”. Lebih jauh, ia menyatakan bahwa “asbabun
nuzul adalah bidang ilmu al-Qur’an yang paling penting untuk dicermati dan diperhatikan,
sebab penafsiran dan pengungkapan maksud dari suatu ayat tidak akan dapat dilakukan
tanpa mengetahui kronologis yang menjadi penyebab turunnya ayat tersebut”1
Mengingat begitu pentingnya ilmu ini, penulis tertarik untuk membahasanya lebih
jauh lewat tulisan ini, agar pengertian asababun nuzul dan pembahasan yang berkaitan
dengannya dapat di ketahui masyarakat luas.
1
Jaluluddin as-Suyuti, Al-Itqan Fi Umu Al-Qur’an, (Kairo: Dar as-Salam, 2003), jilid II, h. 417
1
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menurut Az-Zarqani:
“Asbab an-nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan dengan
turunnya ayat Al-Qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa
itu terjadi”.
2. Ash-Shabuni:
“Asbab an-nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik
berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan
urusan agama”.
3.Shubhi Shalih:
“Asbab an-nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat
Al-Qur’an yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa, sebagai respon atasnya atau
sebagai penjelas terhadap hukum-hukum ketika peristiwa itu terjadi”.
4. Mana’ Al-Qaththan:
“Selain itu Asbab An-Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rosulullah
SAW. Oleh karena itu tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya selain
3
berdasarkan periwayatan yang benar ( Naql As-Shohih ) dari orang-orang yang melihat
dan mendengar langsung turunnya ayat Al-Qur’an”.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulakan bahwa yang dimaksud Asbab An-
Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an,
dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul
dari kejadian tersebut.
Bentuk sebab turunnya ayat sebagai tanggapan terhadap suatu peristiwa, misalnya
riwayat Ibn Abbas bahwa Rasulullah pernah ke al-Bathha, dan ketika turun dari
gunung beliau berseru: “Wahai para sahabat, berkumpullah!” ketika melihat orang-
orang Quraisy yang juga ikut mengelilinginya, maka beliau pun bersabda: “apakah
engkau akan percaya, apabila aku katakana bahwa musuh tengah mengancam dari
balik punggung gunung, dan mereka bersiap-siap menyerang, entah di pagi hari
ataupun di petang hari?” mereka menjawab: Ya, kami percaya, wahai rasulullah!
Kemudian nabi melanjutkan, “dan aku akan jelaskan kepadamu tentang beberapa
hukuman,” maka Abu Lahab berkata: “apakah hanya beberapa masalah seperti ini
engkau kumpulkan kami, wahai Muahammad?” Maka Allah kemudian menurunkan
QS. al-Lahab (111): 1-5, yaitu:
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasah. Tidaklah
berpaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan
masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu
baker. Yang dilehernya ada tali dari sabut.”
Sebagai sebab turunnya ayat sebagai tanggapan atas suatu peristiwa khusus
adalah turunnya QS. al-Baqarah (2): sebagaimana telah diuraikan terdahulu.
Asbab al-nuzul lainnya ada dalam bentuk pertanyaan kepada Rasulullah, seperti
turunnya QS. al-Nisa’ (4): 11, yaitu:
“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.
Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak
perempuan dan jika itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka
dua pertiga dari harta yang ditinggalkan.”
4
C. UNGKAPAN-UNGKAPAN ASBAB AN-NUZUL
Peristiwa atau pertanyaan yang disebut sebagai asbabun-nuzul itu terjadinya pada
masa Rasulullah, atau lebih khusus lagi, pada masa turunnya ayat-ayat Al-quran. Dengan
demikian asbabun-nuzul hanya dapat diketahui melalui penuturan para sahabat Nabi yang
secara langsung menyaksikan terjadinya peristiwa atau munculnya pertanyaan sebab
nuzul. Hal ini berarti, bahwa Asbabun-Nuzul haruslah berupa riwayat yang dituturkan oleh
para sahabat. Para sahabat dalam menuturkan sebab nuzul menggunakan ungkapan yang
berbeda antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Perbedaan ungkapan tersebut
tentunya mengandung perbedaan makna yang memiliki
implikasi pada status sebab nuzulnya.
Macam-macam ungkapan/redaksi yang digunakan sahabat dalam mendeskribsikan
sebab nuzul antara lain:
5
kedudukannya menjadi hadis marfu, dan sangat berpeluang untuk memperoleh kualitas
hadis sahih. Tetapi, kalau perkataan mereka itu, tidak menyinggung sedikitpun tentang
Rasulullah, maka hadisnya menjadi mauquf. Oleh sebab itu, wajar kalau para sarjana ilmu
Al-quran, kemudian menyimpulkan bahwa hadis-hadis tentang asbab nuzul itu, pada
umumnya lemah karena tidak sampai pada Rasulullah.
Taufiq Adnan Amal dan Syamsul Rizal Panggabean yang menyatakan bahwa
pemahamn terhadap konteks kesejarahan pra-Qur’an dan pada masa Al-Qur’an
menjanjikan beberapa manfat praktissebgai berikut:
1. Membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus
mensyari’atkan agamanya melalui al-qur’an.
2. Mempermudah kita dalam mengidentifikasigejala moral dan sosial di masyarakat
Arab ketika itu.
3. Mempermudah dalam mengidentifikasi dan menanagani permasalahan yang
mereka hadapi.
4. Membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya.
5. Dapat menghindarkan kita dari praktek-praktek pemaksaan prakonsep dalam
penafsiran.
6. Dapat mengkhususkan (Takhsis) hukum pada sebab menurut ulama yang
memandang bahwa yang mesti diperhatikan adalah kekhususan sebab dan bukan
keumuman lafal.
7. Diketahui pula bahwa sebab turun ayat tidak pernah keluar dari hukum yang
terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang
mengkhususkannya ).
8. Diketahui ayat tertetu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran
bisa membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan
pembebasan bagi orang yang tidak bersalah.
9. Akan mempermudah orang menghafal ayat-ayat al-qur’an serta memperkuat
keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab
turunnya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang membangun demi
kelancaran proses pembelajaran dimasa yang akan datang.
7
DAFTAR PUSTAKA
Kholil, manna Al-qotton. 1973. mabahis fi ulumil qur'an. Makkah: Darus syaruq.