Oleh;
Fitriani , Meity Mulya Susanti2), Dyah Fransiska Sari N. M3)
1)
1)
Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email: fitrianizainal0207@gmail.com
2)
Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email: meityms71@gmail.com
3)
Mahasiswa STIKES An Nur Purwodad, email: annurlppm@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : WHO (World Health Organitation) 2010 mencatat sebanyak 4,5 juta
kematian dari10,5 juta per tahun terjadi akibat penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan
imunisasi, seperti pneumococcus (28 %), campak (21 %), tetanus (18%), rotavirus penyebab
diare (16%), dan hepatitis B (16%). Data dari Puskesmas Penawangan selama tahun 2016
menunjukkan Desa Lajer menduduki angka kelahiran pertama dengan jumlah sebanyak 240
bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di desa Lajer Kecamatan
Penawangan Kabupaten Grobogan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan pendekatan Non
Equivalent Control Group Design. Teknik sampling yang digunakan adalah metode Simple
Random Sampling dan didapatkan sampel berjumlah 148 responden.
Hasil : Berdasarkan analisis menggunakan komputerisasi dengan uji Paired Sample T Test
pada kelompok intervensi menunjukkan nilai t hitung (18,122) > t tabel (1,993) dan nilai pv
(0,000) < α (0,05), maka terdapat pengaruh tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
pemberian pendidikan kesehatan. Sedangkan pada kelompok kontrol tanpa diberikan
pendidikan kesehatan menunjukkan nilai t hitung (1,490) < t tabel (1,993) dan nilai pv (0,000) <
α (0,05), maka tidak terdapat pengaruh tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian
pendidikan kesehatan. Untuk mengetahui perbedaan dilakukan uji Mann Whitney, dimana
hasil uji diketahui nilai Z (5,625) dan nilai pv (0,000) < α 0.05, maka terdapat perbedaan
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang imunisasi dasar antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Simpulan : Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-12
bulan.
1
PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi menjadi
Imunisasi adalah cara untuk indikator pertama dalam menentukan
mencegah agar anak terhindar dari cacat derajat kesehatan anak karena merupakan
atau penyakit yang mematikan dengan cerminan dari status kesehatan anak saat
biaya efektif. Cara ini dapat pula ini. WHO (World Health Organitation)
merangsang perkembangan sistem-sistem 2010 mencatat sebanyak 4,5 juta kematian
kesehatan dan menggambarkan investasi dari10,5 juta per tahun terjadi akibat
ekonomi yang bagus. Apalagi hal ini penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan
memberi kontribusi kesehatan yang lebih imunisasi, seperti pneumococcus (28 %),
baik dan juga mengurangi kemiskinan campak (21 %), tetanus (18%), rotavirus
(UNICEF, 2010). penyebab diare (16%), dan hepatitis B
Imunisasi merupakan salah satu cara (16%). Sementara itu data WHO ini
pencegahan penyakit menular khususnya diperkirakan setidaknya 50% angka
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan kematian di Indonesia bisa dicegah dengan
Imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada imunisasi dan Indonesia termasuk sepuluh
tidak hanya anak sejak masih bayi hingga besar negara dengan jumlah terbesar anak
remaja tetapi juga orang dewasa. Cara tidak tervaksinasi (Depkes, 2000).
kerja imunisasi yaitu dengan memberiakn Data Riskesdas 2013 menunjukkan
antigen bakteri atau virus tertentu yang bahwa 32,1% bayi di Indonesia tidak
sudah dilemahkan atau dimatikan dengan mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan
tujuan merangsang sistem imun tubuh 8,7% bayi tidak melakukan imunisasi,
untuk membentuk antibodi. Anti bodi yang sedangkan di Jawa Timur bayi yang tidak
terebntuk menimbulkan/meningkatkan mendapatkan imunisasi dasar lengkap
kekebalan seseorang secara aktif hingga sebesar 21,7% dan bayi yang tidak
dapat mencegah atau mengurangi akibat melakukan imunisasi sebesar 3,7%. Alasan
penularan PD3I tersebut. anak tidak diberikan imunisasi antara lain
Imunisasi merupakan salah satu takut anak panas atau anak sering sakit
investasi kesehatan yang paling cost- setelah diimunisasi, keluarga tidak
effective (murah), karena terbukti dapat memperbolehkan diberi imunisasi, tempat
mencegah dan mengurangi kejadian sakit, imunisasi jauh (tidak terjangkau),
cacat, dan kematian akibat PD3I yang kesibukan pekerjaan orang tua dan
diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap imunisasi tidak memberikan kekebalan
tahunnya (Kemenkes RI, 2016). kepada anak 100% tidak terserang suatu
penyakit (Balitbangkes, 2013).
2
Dalam profil kesehatan provinsi efek samping pemberian imunisasi. Reaksi
Jawa Tengah tahun 2012, Dinas Kesehatan efek imunisasi campak yang banyak
Provinsi Jawa Tengah memaparkan data- dijumpai antara lain demam lebih dari
data dari beberapa kabupaten di seluruh 39,5oC yang terjadi pada 5-15% kasus,
Jawa Tengah, dalam buku profil provinsi demam terjadi pada hari 5-6 sesudah
Jawa Tengah memberikan informasi dari imunisasi dan berlangsung selama 2 hari.
berbagai masalah kesehatan sehingga Ruam pada kulit juga ditemukan pada 5%
dalam buku profil ini merupakan resum resipien dan timbul pada hari 7-10 sesudah
capaian progam kesehatan di Jawa Tengah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari
sampai dengan 31 Desember 2012. Dalam (Ranuh dkk, 2011 dalam Musfiroh, 2014).
buku profil ini berisi upaya kesehatan, Dari hasil penelitian Astuti, dkk
perkembanagn derajat kesehatan, jaminan (2010), bahwa responden yang
pemeliharaan kesehatan yang meliputi data berpendidikan SMA (53%), berusia
dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah. rentang 20-35 tahun (77%), dan baru
Salah satu masaalh kesehatan yang memiliki 1 anak (50%). Secara
dibahas dalam buku ini adalah target keseluruhan tingkat pengetahuan ibu
cakupan imunisasi di semua kabupaten di tentang imunisasi dasar pada bayi di desa
Jawa Tengah, namun angaka pravelensi Badran adalah termasuk dalam kategori
yang paling rendah dari cakupan imunisasi baik (75,62%), dengan penjabaran
dasar lengkap disetiap kabupaten salah subvariabel sebagai berikut: tingkat
satunya adalah kabupaten Magelang, pada pengetahuan ibu tentang pengertian
pelaksanaan Imunisasi Dasar angaka imunisasi dasar adalah termasuk dalam
pravelensi Imunisai Dasar masih kurang kategori baik (83,5%), tentang tujuan
mencapai target yaitu 90%. Presentasi imunisasi dasar termasuk dalam kategori
pencapaian Imunisasi Dasar seperti: cukup (72,2%), tentang jenis-jenis
Imunisasai BCG 89%, DPT 90%, Polio imunisasi dasar termasuk dalam kategori
89%, Campak 89%. Cakupan imunisasi cukup (73,2%), tentang jadwal imunisasi
yang belum cukup mencapai target hal ini termasuk dalam kategori baik (78,7%),
dapat disebabakan oleh managemen yang cara pemberian imunisasi termasuk dalam
tidak efektif atau pelaksanaan progam kategori cukup (68,3%), tentang kontra
yang tidak efektif (Dinkes Jateng, 2012). indikasi imunisasi termasuk dalam
Efek imunisasi merupakan suatu kategori baik (78,7%), dan tentang efek
kejadian medik yang berhubungan dengan samping pasca imunisasi adalah termasuk
imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun
3
dalam kategori cukup (74,5%) (Astuti, penelitian ini adalah kuisioner tingkat
dkk, 2010). pengetahuan. Uji statistik yang digunakan
Dari hasil penelitian Riyanto (2013), dalam penelitian ini adalah Paired Sampel
didapatkan hasil bahwa distribusi frekuensi T-Test.
tingkat pengetahan responden diperoleh
sebesar 46,1% responden memiliki tingkat Hasil
pengetahuan baik, dan pengetahuan cukup A. Karakteristik Responden
36,8%, dan pengetahuan kurang 17,1% Tabel 1; Distribusi Umur Responden
(Riyanto, 2013). Intervensi Kontrol
Umur
(Tahun) f (%) f (%)
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian ≤ 25 Tahun 38 51,4 40 54,1
5
Berdasarkan hasil penelitian diatas Media tersebut mempermudah responden
dapat disimpulkan bahwa Terdapat dalam pengindraan (indera pendengaran
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap dan indra penglihatan) untuk menerimaan
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi informasi. Indera penglihatan (mata) dan
dasar pada bayi usia 0-12 bulan. Hal ini indera pendengaran (telinga) merupakan
diperkuat dari hasil uji tidak berpasangan salah satu alaatau bagian yang menerima
menggunakan Mann Whitney didapatkan stimulus yaitu informasi, stimulus ini
nilai sig (2-tailed) 0.000 yang berarti dilangsungkan ke otak. Apabila responden
terdapat perbedaan pengaruh pendidikan dapat menyadari apa yang dilihat dan
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan didengar, maka responden dapat
tentang imunisasi dasar antara kelompok mempersepsikan apa yang dilihat dan
intervensi dan kelompok kontrol. didengar, sehingga mempengaruhi
Sebelum diberikan pendidikan pengetahuan responden.
kesehatan, responden memiliki tingkat Pengetahuan responden terjadi setelah
pengetahuan yang kurang karena informasi responden tahu akan suatu informasi
yang didapat masih kurang. Berbeda kemudian responden memahami informasi
dengan setelah diberikan pendidikan yang didapat secara benar sehingga
kesehatan, tingkat pengetahuan responden responden mampu mengaplikasikan
setelah diberikan pendidikan kesehatan informasi yang didapat.
mengalami peningkatan. Menurut Melina, dkk (2014), media
Pengetahuan responden akan video dan leaflet merupakan salah satu
meningkat karena beberapa faktor, salah sarana yang dapat digunakan untuk
satunya informasi. Dengan memberikan memperjelas suatu materi dimana kedua
informasi kepada sesorang, informasi media tersebut mempunyai kelebihan
tersebut dapat diberikan dalam beberapa masing-masing dalam menstimulasi indra.
bentuk salah satunya pemberian Menurut Oktiva & Muhlisin (2010),
pendidikan kesehatan. Pendidikan pengetahuan manusia diperoleh melalui
kesehatan membantu responden untuk persepsinya terhadap stimulus dengan
mengontrol kesehatan sehingga menggunakan alat indra yaitu indra
mempengaruhi pengetahuan. pendengaran dan indra penglihatan. Hasil
Pendidikan kesehatan diberikan persepsi berupa informasi akan disimpan
dengan menggunakan alat bantu lihat dan dalam sistem memori untuk diolah dan
dengar (audio visual aids) media slied, diberikan makna, selanjutnya informasi
video dan leaflet dengan metode ceramah. tersebut digunakan pada saat diperlukan.
6
Seseorang dapat memperoleh pengetahuan menunjukkan hasil analisis data dengan
dengan mengoptimalkan kemampuan menggunakan uji wilcoxon pengaruh
perseptual dan perhatiannya serta pengetahuan ibu yang diberikan
mengatur penyimpanan informasi secara penyuluhan terhadap sikap ibu dalam
tertib. pemberian imunisasi diperoleh nilai p
Hasil penelitian ini diperkuat oleh sebesar 0,000.
penelitian yang dilakukan oleh Salafiah, Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
dkk (2013) tentang pengaruh pendidikan pengaruh yang signifikan pengetahuan ibu
kesehatan terhadap tingkat pengethaun dan yang diberikan penyuluhan terhadap sikap
sikap ibu tentang pola asuh anak usia bayi ibu dalam pemberian imunisasi.
(infant). Hasil penelitian ini mencatat
bahwa pengaruh pendidikan kesehatan SIMPULAN
mengenai pengetahuan diperoleh nilai p- 1. Responden pada kelompok intervensi
value sebesar 0.001 dan mengenai sikap sebelum pemberian pendidikan
diperoleh hasil p-value sebesar 0.001 yang kesehatan memiliki tingkat
artinya nilai p-value kurang dari 0,05 dan pengetahuan dengan nilai rata-rata
Ho ditolak atau Ha diterima. Berdasarkan 12,64. Sedangkan pada kelompok
hasil nilai uji diatas dapat disimpulakan kontrol memiliki tingkat pengetahuan
bahwa terdapat pengaruh pendidikan dengan nilai rata-rata 12,77.
kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap 2. Responden pada kelompok intervensi
ibu tentang pola asuh anak usia bayi. setelah pemberian pendidikan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian kesehatan memiliki tingkat
yang dilakukan oleh Hermawan dan pengetahuan dengan nilai rata-rata
Ikhsan (2013) tentang pengaruh sebesar 17,62. Sedangkan pada
penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan kelompok kontrol memiliki tingkat
didapatkan hasil nilai pvalue = 0,000, pengetahuan dengan nilai rata-rata
maka dapat disimpulkan ada pengaruh sebesar 13,24.
penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan 3. Ada perbedaan nilai rata-rata tingkat
karena nilai α> pvalue (0,05> 0,000). pengetahuan pre dan post pendidikan
Menurut penelitian yang dilakukan kesehatan pada kelompok intervensi
oleh Septiarini, dkk (2015) tentang sebesar 3,05, dengan demikian ada
pengaruh penyuluhan mengenai imunisasi perbedaan yang bermakna antara
terhadap pengetahuan dan sikap ibu di tingkat pengetahuan pre dan post
desa sukarapih kec. Sukasari, yang pemberian pendidikan kesehatan
7
dengan nilai t hitung (18,122) > t tabel Kampung Cantilan Kelurahan
Kagungan Kecamtan Kesemen Kota
(1,993) dan nilai pv (0,000) < α (0,05).
Serang Tahun 2013.
Sedangkan pada kelompok kontrol,
Melina,dkk (2014). Perbedaan Media
tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata
Pembelajaran (Leaflet dan Video)
tingkat pengetahuan pre dan post Terhadap Keterampilan Sadari
Ditinjau Dari Motivasi.
(tanpa diberikan pendidikan kesehatan)
dengan nilai t hitung (1,490) < t tabel Oktiva & Muhlisin (2010). Hubungan
Anara Tingkat Pengetahuan Tentang
(1,993) dan nilai pv (0,000) < α (0,05),
Kesehatan Reproduksi Remaja dan
dengan demikian tidak ada perbedaan Pola Asuh Orang Tua demgan Sikap
Remaja Tentang Seks Bebas di SMA N
yang bermakna antara tingkat
1 Tawangsari Sukoharjo.
pengetahuan pre dan post pemberian
Salafiah, dkk (2013). Pengaruh
pendidikan kesehatan.
Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang
Pola Asuh Anak Usia Bayi (INFANT).
DAFTAR PUSTAKA
UNICEF, (2010). Pedoman Hidup Sehat.
Hermawan & Ikhsan (2011). Pengaruh
Depkes RI. Jakarta.
Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
Teehadap Tingkat Pengetahuan Dan
Kemenkes RI (2016), Pusat Data Dan
Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan
Informasi Kementrian Kesehatan RI:
SMP Negeri Tambak sari Kecamatan
Situasi Imunisasi di Indonesia.
Tambaksari Kabupaten Ciamis.
Departemen Kesehatan Republik
Nugraha, dkk (2012). Hubungan Tingkat
Indonesia (2000). Pedoman
Pengetahuan, Usia dan Pekerjaan Ibu
Operasional Pelayanan Imunisasi.
Dengan Status imunisasi dasar Pada
Jakarta.
Bayi di Desa Japanan Kecamatan
Cawas Kabupaten Klaten Tahun
Balitbangkes (2013). Riset Kesehatan
2012.
Dasar 2013.Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.