Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

R DENGAN GANGGUAN
SISTEM IMUNOLOGI : DENGUE HAEMORRAGIC FEVER (DHF)
DI RUANGAN LANTAI III ATAS RUMAH SAKIT MADANI
MEDAN TAHUN 2021

RAHMAT HUSEIN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


(PROFESI NERS)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
BAB I
Pendahuluan
 DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue tipe 1-4, dengan manifestasi klinis demam mendadak 2-7
hari disertai gejala perdarahan dengan atau tanpa syok, disertai pemeriksaan
laboratorium menunjukkan trombositopenia (trombosit kurang dari 100.000)
dan peningkatan hematokrit 20% atau lebih dari nilai normal (WHO, 2011).

 Demam berdarah umumnya berlangsung enam atau tujuh hari dengan


puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara
klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebris.

 Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengangkat kasus


laporan tugas akhir dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn.R dengan
masalah sistem Imunologi : Dengue Haemorragic Fever (DHF) di Ruangan
Lantai III Atas Rumah Sakit Madani Medan Tahun 2021.
Tujuan Umum
 Untukmelakukan Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Gangguan Sistem Imunology :
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) di Ruangan Lantai III Atas Rumah Sakit Madani Medan
Tahun 2021.

Tujuan Khusus
 Untuk melakukan pengkajian pada Tn. R dengan Gangguan Sistem Imunology : DHF
(Dengue Haemorraghic Fever) di Ruangan Lantai III Atas Rumah Sakit Madani Medan Tahun
2021.
 Untuk merumuskan diagnosa Keperawatan pada Tn. R dengan Gangguan Sistem Imunology :
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) di Ruangan Lantai III Atas Rumah Sakit Madani Medan
Tahun 2021.
 Untuk menyusun Rencana Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Gangguan Sistem
Imunology : DHF (Dengue Haemorraghic Fever) di Ruangan Lantai III Atas Rumah Sakit
Madani Medan Tahun 2021.
 Untuk melakukan tindakan Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Gangguan Sistem
Imunology : DHF (Dengue Haemorraghic Fever) di Ruangan Lantai III Atas Rumah Sakit
Madani Medan Tahun 2021.
 Untuk melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Gangguan Sistem
Imunology : DHF (Dengue Haemorraghic Fever) di Ruangan Lantai III Atas Rumah Sakit
Madani Medan Tahun 2021.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
 Defenisi
Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
I, II, III, IV, yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. ( Soegeng
Soegijanto, 2018)

 Anatomi Fisiologi
Darah merupakan salah satu komponen penting yang ada di dalam tubuh manusia.
Darah befungsi mengalirkan zat-zat atau nutrisi yang dibutuhkan tubuh, kemudian
mengalirkan karbondioksida hasil metabolisme untuk dibuang, ada empat fungsi utama
darah, yaitu memberikan suplai oksigen ke seluruh jaringan

 Etiologi
Faktor penyebab terjadinya DHF adalah virus dengue yang di sebabkan oleh gigitan
nyamuk aedes aegypti. dengan adanya genangan air bersih menjadi tempat
perkembangbiakan larva nyamuk aedes aegypti, dan kurangnya pengetahuan masyarakat
menyebabkan seringnya terjadi epidemis dengue. (Malela dalam Umbor, 2016).
Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan b/d peningkatan
permiabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan
demam.
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
mual, muntah, anorexia.
Peningkatam suhu tubuh (Hipertermi) b/d
proses infeksi penyakit (Viremia)
Potensial terjadi perdarahan ulang b/d
trombositopeni.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Biodata
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. R Nama :Ny. R
Umur : 31 Tahun Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-lakiHub. dgn pasien : Istri
Status Perkawinan : Sudah menikah Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa Alamat : Jln. AR.Hakim
Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SMA


Pekerjaan : Karyawan Swasta
Gol. Darah :O
Alamat : Jln. AR.Hakim
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermi b/d ketidakmampuan atau penurunan kemampuan
untuk berkeringat d/d klien mengatakan badan panas mengigil,
badan terasa lemas, TD : 130/80 mmHg, HR : 88x/I, RR : 22x/I,
Temp : 38,2ºC, klien tampak lemas.
Resiko perdarahan b/d trombosit menurun d/d kulit klien kurang
bersih dan berbintik-bintik ungu kemerahan TD : 130/80 mmHg,
HR : 88x/I, RR : 22x/I, Temp : 38,2ºC, klien tampak lemas.
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah
d/d klien mengatakan mual muntah dan terasa penuh di perut
setiap makan, badan terasa lemas, kehilangan selera makan, klien
tampak lemas. TD : 130/80 mmHg, HR : 88x/I, RR : 22x/I, BB
sekarang 64 kg, TB : 170 cm
INTERVENSI
C:\Users\ASUS\Downloads\full DHF rahm
at husein.docx
IMPLEMENTASI
C:\Users\ASUS\Downloads\full DHF rahm
at husein.docx
PEMBAHASAN
1. PENGKAJIAN
Saat melakukan pengkajian terhadap
pasien dan penulis menggunakan metode
wawancara dan observasi. Metode
wawancara merupakan metode komunikasi
yang direncanakan dan meliputi tanya
jawab antara penulis dan pasien.
2. DIAGNOSA

Rumusan masalah diagnose perawatan muncul pada teori meliputi :


Kekurangan volume cairan b/d peningkatan permiabilitas kapiler,
perdarahan, muntah dan demam
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah dan
anorexia.
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d proses infeksi penyakit (viremia).
Potensial terjadi perdarahan ulang b/d trombositopenia
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Tn. R adalah :
Hipertermi b/d ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk
berkeringat.
Potensial terjadi perdarahan ulang b/d trombositopenia
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual
muntah
INTERVENSI
Intervensi yang dibuat dalam teori
menggunakan buku saku diagnosa
keperawatan NANDA NOC NIC sehingga
dalam penulisan penyusunan semua
intervensi disesuaikan dengan diagnosa
keperawatan. Di dalam intervensi terdiri dari
3 intervensi keperawatan secara mandiri,
intervensi secara kolaborasi dan intervensi
keperawatan untuk penyuluhan kepada pasien
dan keluarga.
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan
dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi,
2012). Pada implementasi keperawatan yang di
lakukan sesuai intervensi yang telah di buat. Di
dalam implementasi keperawatan yang di
lakukan tidak di temukan kesenjangan antara
teoritis dan praktek. Dari implementasi yang
dilakukan tidak semua intervensi dapat di
lakukan atau di berikan kepada pasien berhubung
karena terbatas oleh waktu penelitian.
EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk menilai sejauh manakeberhasilan
asuhan keperawatan secara tertulis dengan menggunakan
metode pendekatan subjektif, objektif, analisa dan
perencanaan (SOAP). Diagnosa keperawatan yang
berhasil diatasi adalah hipertermi berhubungan dengan
ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk
berkeringat, dan sebagian tidak teratasi adalah diagnosa
ketidaseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
Hal tersebut tidak teratasi Karena terbatasnya waktu yang
di miliki sehingga untuk menyelesaikan masalah tersebut
di serahkan kepada perawat ruangan.
Kesimpulan

DHF pada Tn.R dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari


pengkajian, diagnose, imtervensi, Implemetasi dan evaluasi:
Didalam pengkajian Tn.R penulis menemukan data berupa Klien mengeluh
demam tinggi sudah 4 hari yang lalu, tidak turun dengan obat penurun panas,
menggigil (+), sakit kepala, mual, muntah, lemas (+), dan tidak selera makan.
Diagnosa keperawatan yang menjadi masalah utama pada pasien adalah
Hipertermi b/d ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk
berkeringat d/d klien mengatakan badan panas mengigil, badan terasa lemas,
TD : 130/80 mmHg, HR : 88x/I, RR : 22x/I, Temp : 38,2ºC, klien tampak
lemas.Kekurangan volume cairan b/d intake output tidak adekuat d/d
temperatur,mata cekung. Resiko perdarahan b/d trombosit menurun d/d kulit
klien kurang bersih dan berbintik-bintik ungu kemerahan TD : 130/80 mmHg,
HR : 88x/I, RR : 22x/I, Temp : 38,2ºC, klien tampak lemas.Resiko nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah d/d klien mengatakan mual
muntah dan terasa penuh di perut setiap makan, badan terasa lemas,
kehilangan selera makan, klien tampak lemas. TD : 130/80 mmHg, HR : 88x/I,
RR : 22x/I, BB sekarang 64 kg, TB : 170 cm.
 Rencana tindakan keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang ada
yaitu Hipertermi berhubungan dengan kriteria hasil peningkatan suhu kulit
Hipertermi dengan rencana tindakan pantau hidrasi dan regulasi suhu : pantau suhu
minimal setiap dua jam. Kekurangan volume cairan dengan kriteria hasil cairan
terpenuhi rencana tidakan . Resiko perdarahan dengan kriteria hasil Tidak ada
kehilangan darah yang terlihat dengan rencana tindakan Pantau monitor ketat tanda-
tanda perdarahan .Risiko Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan dengan kriteria
hasil nutrisi dapat terpenuhi dengan baik. Rencana untuk mengatasi masalah,
membantu dalam pemenuhan nutrisi, mengawasi saat pemberian gizi, mengajarkan
pola makan yang sehat (penkes) dan berkolaborasi dengan dokter tentang stimulasi
kebutuhan nutrisi.
 Implementasi untuk diagnosa keperawatan yang di perioritaskan dalam
kasus ini ialah ajarkan pasien dan keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah
dan mengenali secara dini hipertermi, Instruksikan pasien untuk meningkatkan
makanan yang kaya vitamin K,ajarkan pasien pola makan yang sehat dan
mengawasi saat pemberian diet.
 Evaluasi atau respon klien setelah dilakukan implementasi selama 3x24 jam.
Menunjukan tentang keberhasilan asuhan keperawatan dan implementasi yang
dilakukan menunjukan keberhasilan yang dapat dilihat dari pencapaian kriteria hasil.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai