Anda di halaman 1dari 28

KARYA ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA


PASIEN DHF DENGAN INOVASI SOP
KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP
PENURUNAN HIPERTERMI DI RSU
HANDAYANI LAMPUNG UTARA TAHUN
2023

APRILIA TRISNAWATI
PENDAHULUAN
01
PREVALENSI

DATA WHO (2015)


Jumlah penyakit DHF 2,5 miliar atau 40%
populasi di dunia beresiko terhadap
penyakit Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) terutama yang tinggal di daerah kota
di negara tropis dan subtropis. Di seluruh
dunia diperkirakan jumlah kasus ada 390
juta infeksi dengue yang terjadi setiap
tahun. WHO mencacat negara Indonesia
adalah negara dengan kasus Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) tertinggi di Asia
Tenggara dan tertinggi nomor dua di dunia
setelah Thailand (Dhamayanti, 2019).
PREVALENSI

Kemenkes (2021)
Angka kejadian dengue hemorrhagic fever
pada tahun 2021 mencapai 27.000 kasus.
Pada tahun 2021 periode minggu ke-5
terdapat kasus dengue hemorrhagic fever
terdapat 354 kasus dengan jumlah kematian
sebanyak 5 kasus. Kasus maupun kematian
akibat dengue hemorrhagic fever mengalami
penurunanan dibandingkan tahun 2020 yaitu
sebesar 15,819 kasus dan kematian 121
Di Lampung angka prevalensi dengue hemorrhagic fever pada tahun
2021 yaitu sebanyak 26,4 kasus sedangkan angka kematian
mencapai 0,35 kasus (Kemenkes RI, 2022). Di Rumah Sakit Umum
Handayani Lampung Utara angka kejadian dengue hemorrhagic fever
pada anak pada bulan Oktober sampai Desember 2022 mencapai
300 kasus. Sedangkan pada bulan Januari-Februari tahun 20223
terdapat kurang lebih 50 kasus (Rekam medis RSU Handayani,
2023).

Merilis dari latar belakang dari fenomena dengue hemorrhagic fever yang
terus melanda pada setiap tahun dengan angka kejadian yang berbeda-
beda dan penanganan orang tua yang masih banyak belum mengetahui
dengan cara kompres bawang merah, maka peneliti akan melakukan
asuhan keperawatan anak pada pasien dengue hemorrhagic fever (DHF)
dengan inovasi SOP kompres bawang merah untuk menurunkan
hipertermi di RSU Handayani Lampung Utara tahun 2023
TUJUAN PENELITIAN
Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan anak pada pasien dengue hemorrhagic fever
Tujuan Umum (DHF) dengan inovasi SOP kompres bawang merah untuk menurunkan hipertermi di RSU
Handayani Lampung Utara tahun 2023.

Mampu melakukan pengkajian keperawatan anak pada pasien dengue hemorrhagic fever
Tujuan Khusus
(DHF) dengan inovasi SOP kompres bawang merah tahun 2023
Mampu menegakkan diagnosa keperawatan anak pasien dengue hemorrhagic fever (DHF)
dengan inovasi SOP kompres bawang merah tahun 2023
Mampu melakukan intervensi keperawatan anak pasien dengue hemorrhagic fever (DHF)
dengan inovasi SOP kompres bawang merah tahun 2023
Mampu melaksanakan implementasi dan evaluasi keperawatan anak pasien dengue
hemorrhagic fever (DHF) dengan inovasi SOP kompres bawang merah tahun 2023
TINJAUAN PUSTAKA
02
KONSEP Dengue Hemorrhagic Fever

01 Pengertian 02 Manifestasi klinis


• Demam tinggi selama 2-7 hari
Dengue hemorrhagic fever adalah suatu • Perdarahan spontan
penyakit infeksi yang disebabkan virus • Hepatomegali
dengue dan juga termasuk golongan • Trombositopenia
Abovirus (arthropod-bone virus) yang
disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegepty
dan Aedes Albopictusyang disebarkan
secara cepat (Marni, 2016).
KONSEP Dengue Hemorrhagic Fever

01 Penatalaksanaan
Berikan kompres bawang merah pada klien. Kompres bawang
merah yaitu kompres dengan menggunakan bawang merah
dengan cara digerus lalu diletakkan di bagian tubuh yang
memerlukan dan temperatur maksimal 43°C
KONSEP HIPERTERMI

Pengertian Klasifikasi Penatalaksanaan


Hipertermi ialah suatu suhu • Demam septik Dapat diberikan pemberian kompres bawang
inti diatas normal yang • Demam hektik merah. Penggunaan bawang merah ini dipilih
dikarenakan kegagalan • Demam remitten karena merupakan obat tradisional yang sudah
termoregulasi (NANDA, 2018). • Demam kontinyu turun temurun telah diwariskan dan sudah diuji
• Demam siklik keefektifannya yaitu kompres menggunakan
bawang merah (Allium Cepa var. Ascalonicum).
KOMPRES BAWANG MERAH
Kompres bawang merah yaitu suatu
tindakan dengan cara mengkompres Kompres bawang merah juga bermanfaat untuk
dengan menggunakan bawang merah. Pada menghancurkan pembentukan pembekuan
saat melakukan kompres menggunkan darah, sehingga memungkinkan peredaran darah
prinsip radiasi, konduksi, konveksi dan menjadi lancar. Hancurnya pembekuan darah
evaporasi serta kandungan ynag terdapat dan lancarnya peredaran darah tersebut
dalam bawang merah terdapt zat yang kemudian akan menyebabkan panas dari dalam
dapat menurunkan suhu tubuh. tubuh lebih mudah disalurkan ke pembuluh
Kandungan bawang merah yang dapat darah tepi/perifer untuk kemudian diekresikan
menurunkan suhu antara lain floroglusin, melalui keringat. (Fathirrizky, 2020).
sikloaliin, metialiin, kaemferol dan minyak
atsiri (Etika, 2017).
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Diagnosa

Implementasi &
Intervensi Evaluasi
STUDI KASUS
03
PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : An. L
Umur : 7 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku : Lampung
Alamat : Lampung Utara
Tanggal MRS : 08 Maret 2023
Tanggal Pengkajian : 08 Maret 2023
Diagnosa Medis : DHF
No. RM : 20230803
 
Sumber Informasi
Nama : Tn. H
Usia : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Lampung Utara
Hubungan dengan klien : Ayah kandung
Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama:
An. L mengatakan badannya panas tinggi sudah hari ke 4.

Riwayat Sekarang:
An. L mengatakan badannya panas tinggi sudah hari ke 4, demam tidak
kunjung turun kemudian An. L dibawa oleh keluarganya ke RSU
Handayani Lampung Utara. Saat dilakukan pengkajian: klien
mengatakan mual muntah, nafsu makan menurun, kepala terasa sakit
dengan skala 4. BB sebelumnya 19 kg dan BB saat ini 17,5 kg Telah
dilakukan uji tourniquet (+), hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan: Leukosit: 9,900 ul, Hemoglobin : 10,7 g/dl , Eritrositt :
7,470 uL , Trombosit: 92.000/mm3.
Pemeriksaan Penunjang:

Laboratorium: 08 Maret 2023


Leukosit : 9,900 ul,
Hemoglobin : 10,7 g/dl ,
Eritrositt : 7,470 uL ,
Trombosit : 92.000/mm3,
Uji tourniquet : (+)
Antigen : (-)

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Pasang IVFD Asering 20 tetes permenit
Injeksi obat: Inj. ranitidine 2x25 mg, inj. metoclopramid 3x5 mg, inj cefoporazone 2x1g.

Penatalaksanaan Keperawatan
Monitor suhu tubuh
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Berikan cairan oral
Lakukan kompres dengan bawang merah
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
ANALISA DATA
Analisa data Problem Etiologi
DS: Hipertermi Proses infeksi virus dengue
Klien mengatakan demam sudah hari ke-4 dan tidak turun-turun
DO:
 Keadaan umum: lemah
 Kesadaran: komposmentis
 TTV: N: 109x/m, RR: 21x/m, S: 39,0°C.
 Mukosa bibir kering
 akral hangat
 kulit terasa panas
 Hasil lab:Leukosit: 9,900 ul, Eritrositt : 7,470 uL , Trombosit: 92.000/mm3, Uji
tourniquet:(+)
DS: Ketidakseimbangan nutrisi kurang intake nutrisi yang tidak adekuat
Klien mengatakan mual muntah, nafsu makan berkurang dari kebutuhan tubuh
DO:
 Keadaan umum: lemah
 Kesadaran: composmentis
 BB sebelum : 19kg, BB sekarang: 17,5 kg
DS: Nyeri Fungsi trombosit
Klien mengatakan kepala terasa nyeri
DO:
 Keadaan umum: lemah
 Skala nyeri 4
 Klien memegangi kepala dan meringis kesakitan
 Klien hanya terbaring di tempat tidur
 Trombosit: 92.000/mm3
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan utama pada An. L dengan dengue hemorrhagic fever


yaitu:
• Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat
• Nyeri berhubungan dengan fungi trombosit
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi Setelah dilakukan asuhan keperawatn 3 x 24 jam Observasi
virus dengue diharapkan termogulasi membaik, dengan kriteria hasil: Monitor suhu tubuh
1. Perfusi perifer Teraupetik
2. Status cairan 1. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Termogulasi anak 2. Berikan cairan oral
3. Lakukan kompres dengan bawang merah
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan asuhan keperawatn 3 x 24 jam Observasi
tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteri hasil: 1. Identifikasi makanan yang disukai
tidak adekuat 1. Porsi makan meningkat 2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
2. Berat badan membaik Teraupetik
3. IMT membaik Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Nyeri akut berhubungan dengan kehilangan Setelah dilakukan asuhan keperawatn 3 x 24 jam Observasi
fungsi trombosit. diharapkan tingkat nyeri menurun dengan criteria hasil: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri menurun nyeri dan skala nyeri
2. Meringin menurun Teraupetik
3. Gelisah menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
4. Kesulitan tidur dan frekuensi nasi menurun Edukasi
Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN
PEMBAHASAN
04
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari pasien. Pengkajian merupakan langkah pertama dari
proses keperawatan. Kegiatan yang dilakukan pada saat pengkajian adalah mengumpulkan data, memvalidasi data,
megorganisasikan data dan mencatat yang diperoleh (Tussadiyah, 2020).
 
Hasil dari pengkajian pada asuhan keperawatan anak di ruang anak pada An. L tanggal 08 Maret 2023 jam 10.00 WIB
dengan diagnosa dengue hemorrhagic fever. Hasil dari data subjektif yang didapatkan pada An. L yaitu Klien mengatakan
demam sudah hari ke-4 dan tidak turun-turun.
 
Sedangkan hasil data objektif yaitu Keadaan umum: lemah, kesadaran: composmentis, TTV: N: 109x/m, RR: 21x/m, S:
39,0°C, mukosa bibir kering, akral hangat, kulit terasa panas, Hasil lab: Leukosit: 9,900 ul, Eritrositt : 7,470 uL , Trombosit:
92.000/mm3,Uji tournique: (+). Terapi yang diberikan: Pasang IVFD Asering 20 tetes permenit, injeksi obat: Inj.
ranitidine 2x25 mg, inj. metoclopramid 3x5 mg, inj cefoporazone 2x1g.
 
Berdasarkan analisis dari pengkajian asuhan keperawatan anak pada An. L sesuai dengan teori dimana manifestasi yang
muncul pada penderita dengue hemorrhagic fever yaitu hipertermi, perdarahan pada area kulit, trombositopenia dan
hematomegali.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Huda,
2016).
Hasil dari data yang didapatkan dari proses pengkajian diagnosa keperawatan utama pada An. L yaitu Hipertermi
berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
 
Menurut analisis dari peneliti bahwa diagnosa keperawatan pada An. L tidak ada kesenjangan dan sudah sesuai dengan
standar diagnosa keperawatan Indonesia. Diagnosa keperawatan pada An. L terutama pada hipertermi harus ditangani
segera sesuai dengan keadaan anak pada saat itu juga agar anak tidak mengalami kejang, syok dan perdarahan yang
berlebihan. Selain itu pula agar hipertermi yang dialami dengan An. L dapat menurun sesuai dengan batas normal suhu pada
anak. Peneliti akan mengambil diagnosa keperawatan hipertermi untuk dijadikan salah satu inovasi dalam karya ilmiah yaitu
dengan memberikan kompres bawang merah untuk menurunkan demam.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Pada tahap perencanaan ada hal yang harus di perhatikan, yaitu: menentukan prioritas masalah, menentukan
tujuan dan merumuskan intervensi (Tarwoto, 2014).
 
Rencana keperawatan yang akan di berikan tanggal 08 Maret 2023 pada asuhan keperawatan An. L dengan
masalah keperawatan hipertermi yaitu Observasi: monitor suhu tubuh, teraupetik: longgarkan atau lepaskan
pakaian, berikan cairan oral, lakukan kompres dengan bawang merah, edukasi: anjurkan tirah baring,
kolaborasi: kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu.
 
Berdasarkan analisis pada rencana keperawatan ini bahwa tidak ada kesenjangan dan sudah sesuai dengan
panduan standar intervensi keperawatan Indonesia. Pada intervensi keperawatan ini peneliti akan lakukan
kompres bawang merah yang dimana akan dijadikan sebagai keluaran produk inovasi dalam karya ilmiah.
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau
intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Berdasarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri
atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk
melaksanakan intervensi (SIKI PPNI, 2017).
 
Implementasi yang telah dilakukan di hari pertama pada tanggal 08 Maret 2023 jam 10.00 WIB yaitu
monitor suhu tubuh, longgarkan atau lepaskan pakaian, berikan cairan oral, lakukan kompres
dengan bawang merah, anjurkan tirah baring, kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena.

Implementasi pada hari kedua pada tanggal 09 Maret 2023 jam 10.00 WIB yaitu monitor suhu
tubuh, berikan cairan oral, lakukan kompres dengan bawang merah, kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena.

Implementasi pada hari kedua pada tanggal 09 Maret 2023 jam 10.00 WIB yaitu monitor suhu
tubuh, berikan cairan oral, lakukan kompres dengan bawang merah, kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena.
EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi adalah suatu penilaian asuhan keperawatan yang telah diberikan atau dilaksanakan dengan
berpedoman pada tujuan yang ingin dicapai. Pada bagian ini akan di ketahui apakah perencanaan sudah
mencapai sebagai atau akan timbul masalah lain yang baru (Wilkinson, M Judith dkk, 2012).
 
Hasil dari tindakan keperawatan dengan memberikan kompres bawang merah pada an. L dapat menurunkan
demam secara bertahap. Pada tanggal 08 Maret 2023 sebelum diberikan kompres bawang merah suhu: 39°C
dan setelah diberikan kompres bawang merah suhu: 38,8°C. Pada tanggal 09 Maret 2023 sebelum diberikan
kompres bawang merah suhu: 38,8°C dan setelah diberikan kompres bawang merah suhu: 37,8°C. Pada
tanggal 10 Maret 2023 sebelum diberikan kompres bawang merah suhu: 37,8°C dan setelah diberikan
kompres bawang merah suhu: 37,5°C.
BY: APRILLIA TRISNAWATI
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai