LKTI Konsultasi 1x
LKTI Konsultasi 1x
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom
pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat
menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle
East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
Covid-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan,
Hubei, China pada tahun 2019 (Rifqi, 2020). Wabah Covid-19 yang sedang
menjadi pandemi ini memiliki dampak serius terhadap berbagai aspek kehidupan
dan sampai saat Ini belum dI temukan obat dan antivirus, Untuk Menyembuhkan
secara total Penyakit ini. COVID-19 bukan hanya sekedar penyakit tetapi sudah
menjadi ncaman, pasalnya pandemi ini mengakibatkan perekonomian melemah,
terlebih lagi untuk para pedagang ikan segar yang memang menggantungkan
hidupnya dalam memasarkan sumberdaya perikanan.
1.3. Tujuan
Pengolahan bahan alam pala ....sebagai bahan alam untuk menghambat
pertumbuhan bakteri ... di ikan...
1.4. Manfaat
1. Akademisi
........................
2. Pemerintah
...............................
3. Masyarakat
.........................
2.5. Antibakteri
2. 2. Kesegaran Ikan
Tubuh ikan yang mengandung kadar air tinggi (80%) dan pH tubuh
mendekati netral, memudahkan tumbuhnya bakteri pembusuk. Daging ikan
mengandung asam lemak tak jenuh berkadar tinggi yang sifatnya mudah
mengalami proses oksidasi sehingga seringkali menimbulkan bau tengik
(Adawyah, 2008).
Kajian pustaka dengan mengadopsi metode dari referensi ......., ......, .....
Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Magnoliales
Family Myristica
Genus Myristica
Spesies m.fragrns
Dari seluruh bagian tanaman pala yang mempunyai nilai ekonomis adalah
buahnya yang terdiri dari empat bagian yaitu daging buah, fuli, tempurung dan
biji. Daging buah pala cukup tebal dan beratnya lebih dari 70% dari berat buah,
berwarna putih kekuning-kuningan, berisi cairan bergetah yang encer, rasanya
sepat dan mempunyai sifat astringensia. Apabila buah masih mentah, daging buah
pala tidak bisa dikonsumsi langsung tetapi dapat diolah menjadi berbagai macam
produk pangan seperti manisan pala, sirup pala, selai pala, dan lainlain
(Nurdjannah, 2007).
Hasil pengolahan biji pala menghasilkan minyak atsiri dan oleoresin.
Minyaknya diambil dengan cara penyulingan, sedangkan oleoresin didapat dengan
cara ekstraksi. Minyak atsiri dan oleoresin ini dibutuhkan oleh industri makanan
maupun industri obat-obatan sebagai bahan pencampur. Pala, selain bijinya yang
dimanfaatkan untuk diambil minyak dan oleoresinnya, daging buahnya juga dapat
dikonsumsi langsung sebagai rempah- rempah (penyedap) dan produk makanan
olahan, seperti manisan pala, asinan pala, dodol pala, selai pala dan sirup pala.
(Wijaya, 2007)
Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa rempah-rempah dan bumbu
asli Indonesia ternyata banyak mengandung zat aktif antimikroba yang berpotensi
untuk dijadikan sebagai pengawet alami salah satunya yaitu tanaman pala.
Tanaman pala (Myristica fragrans houtt) adalah tanaman asli Indonesia yang
berasal dari pulau Banda (Rismunandar 1990). Menurut Stahl (1985) menyatakan
bahwa senyawa-senyawa yang terkandung dalam buah pala diantaranya yaitu
senyawa hidrokarbon monoterpen dan senyawa aromatik eter. Komponen-
komponen yang terkandung dalam daging buah pala yang merupakan zat
antimikroba diantaranya adalah α-pinen (8,7%), ß-pinen (6,92%), αterpineol
(11,23%), myrisitin(23,37%),dan safrole (2,95%). Beberapa diantaranya yang
merupakan zat antibakteri adalah camphene, eugenol, terpineol, α-pinen, ß-pinen,
safrole, trimiristin dan asam miristat, dan zat yang bersifat antifungi adalah
camphene (Nurdjannah, 2007).
Komponen dalam biji dan fuli buah pala terdiri dari minyak atsiri, minyak
lemak, protein, selulosa, pentosan, pati, resin dan mineral-mineral lainnya.
Menurut Leung dalam Rismunandar (1990) biji pala mengandung minyak atsiri
sekitar 2-16% dengan rata-rata pada 10% kandungan minyak atsirinya dan fixed
oil (minyak lemak) sekitar 25-40%, karbohidrat selitar 30% dan protein sekitar
6%. Setiap 100 g daging buah pala mengandung air sekitar 10 g, protein 7 g,
lemak 33 g, minyak yang menguap (minyak atsiri) dengan komponen utama
monoterpen hidrokarbon (61-88% seperti alfa pinene, beta pinene, sabinene),
asam monoterpenes (5-15%), dan aromatik eter (2-18% sepert myristicin,
elemicin, safrole).
4.2 Diskusi
BAB V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTKA