Anda di halaman 1dari 16

RESUME

CA KOLON DAN CA GINJAL


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pengampu : Ade Tika Herawati S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh
Syalida Asa Azkia
2C
191FK01129

PROGRAM STUDY DIPLOMA III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2020
CA COLON
 Pengertian
Kanker dalah sebuah penyakit yang di tandai dengan pembagian sel yang tidak teratur
dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan
langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi selketempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan
mutasi di genvital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi lainnya. (Gale&Charette, 2000).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan ephitelial dari kolon (Broker, 2001).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan
usus besar atau rectum (Boyle&Langman, 2000).kamker kolon adalah pertumbuhan sel yang
bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginfasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu
pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon
(usus besar).
 Etiologi
Sebagian orang memang memiliki risiko tinggi terkena kanker kolorektal. Beberapa
factor risiko tersebut ada yang tidak bisa diubah, seperti usia lebih dari 50 tahun, riwayat
menderita polip, riwayat menderita infeksi usus besar (colitis ulcerative atau penyakit Chron),
dan memiliki anggota keluarga yang mempunyai riwayat polip atau kanker usus besar. Faktor
risiko lain adalah pola hidup yang tidak sehat yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal
di usia muda dibawah 40 tahun. Salah satunya adalah mengonsumsi daging merah dan daging
olahan secara berlebihan.
 Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor
makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta
adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu
dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai
polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal
dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke
dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin).
Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih
sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah
balik ke sistem portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus
besar (lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah
lapisan mukosa.
3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang
banyak terdapat di sekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe
atau bahkan ke organ-organ lain.
 Manifestasi klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase
darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang tidak diketahui
penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering
dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam,
seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan
dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta
adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungakan dengan lesi rektal adalah
evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses
berdarah.
 Klasifikasi
Deraja keganasan karsinoma kolon berdasarkan gambaran histolik dibagi menurut
klasifikasi Dukes, berdasarkan dalamnya infiltrasi karsinoma di dinding usus, yaiyu:

A Dalamnya infiltrasi, terbatas pada dinding usus atau mukosa


B Dalam infiltrasi menembus lapisan muskularis mukosa
C Dalamnya infiltrasi metastasi kelenjar limfe dengan :
C1 Beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer
C2 Dalam kelenjar limfe jauh
D Sudah metastasi jauh

 Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada
endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2. Radiologis
Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon
(barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke
paru.

3. Computer Tomografi (CT)


Computer tomografi membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest
X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
4. Pemeriksaan foto dada
Selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk
persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect
pada suatu tempat atau suatu striktura.
5. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada
tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
ASUHAN KEPERAWATAN CA COLON
 Pengkajian
1. pengkajian
Data-data yang perlu dikaji meliputi :
 Riwayat kesehatan : perasaan lelah, nyeri abdomen (PQRST), pola eliminasi
terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses,
mencakup adanya darah dan mukus.
 Riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolon,
riwayat keluarga dari penyakit kolon dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet
diidentifikasi mencakup masukan lemak dan atau serat serta jumlah konsumsi
alkohol. Penting dikaji riwayat penurunan berat badan.
 Auskultasi terhadap bising usus dan palpasi untuk nyeri tekan, distensi dan masa
padat. Specimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.
2. Diagnosa
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup :
 Diagnosa keperawatan pra operatif :
Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruktif.
Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
 Diagnosa keperawatan pasca operatif :
Nyeri akut berhubungan dengan terangsangnya nosiseptor akibat luka operasi.
Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka/pembedahan
 Diagnosa keperawatan akibat terapi ajufan :
Kurang pengetahuan tentang efek samping terapi ajufan berhubungan dengan
kurang informasi efek samping.
3. Intervensi
Intervensi Keperawatan Pra operatif.
1) Mengatasi konstipasi :
Pantau frekuensi dan konsistensi defekasi, Anjurkan hidrasi oral yang adekuat,
Kolaborasi pemberian laksatif dan enema.
2) Menghilangkan nyeri :
Pantau respons pasien terhadap nyeri , Ajarkan tindakan untuk meningkatkan
kenyamanan : perubahan posisi, gosokan punggung dan teknik relaksasi.
3) Meningkatkan toleransi aktifitas:
Kaji tentang toleransi aktivitas pasien, Jadualkan periode tirah baring yang
adekuat dalam upaya menurunkan keletihan pasien.
4) Memberikan tindakan nutrisional :
Kaji dan pantau jumlah asupan nutrisi, Berikan diet tinggi kalori, protein dan
karbohidrat serta rendah residu selama beberapa hari sebelum operasi. Berikan
nutrisi parenteral total sesuai pesanan.
5) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit :
Kaji dan pantau tanda-tanda dehidrasi, Catat intake dan output untuk
menyediakan data akurat tentang keseimbangan cairan. Batasi masukan cairan
oral untuk mencegah muntah.
6) Menurunkan ansietas:
Kaji tingkat ansietas pasien serta mekanisme koping yang digunakan untuk
menghadapi stress, Tingkatkan privasi bila pasien menginginkan dan instruksikan
pasien untuk latihan relaksasi, Tingkatkan perhatian dengan mendengarkan
ungkapan, kesedihan, atau pertanyaan yang diajukan pasien. Atur pertemuan
dengan rohaniawan bila pasien menginginkannya, dengan dokter bila pasien
mengharapkan diskusi pengobatan atau prognosis.
7) Mencegah infeksi:
Pantau tanda-tanda infeksi bila ada, Berikan antibiotik sesuai resep seperti
kanamisin sulfat, eritromisin, dan neomisin untuk mengurangi bakteri usus dalam
rangka persiapan pembedahan usus. Berikan laksatif, enema atau irigasi kolonis
untuk membersihkan usus.
 Intervensi keperawatan pasca operatif :
1) Mencegah infeksi / perawatan luka :
Pantau suhu, laporkan bila terjadi peningkatan, Observasi adanya kemerahan,
nyeri tekan dan nyeri di sekitar luka, Bantu dalam membuat drainase local,
Dapatkan specimen dan material drainase untuk pemeriksaan kultur dan
sensitivitas.
2) Mengurangi nyeri :
Kaji tingkat toleransi pasien terhadap nyeri, Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi, Bantu pasien untuk membebat insisi abdomen, selama batuk dan napas
dalam untuk mengurangi tegangan pada tepi insisi.
3) Mengatasi kerusakan integritas kulit :
Pantau tanda-tanda kerusakan integritas kulit, Jelaskan cara perawatan kulit pasca
operasi, Berikan barier pelindung kulit sesuai resep.
4) Meningkatkan citra tubuh yang positif:
Kaji konsep diri pasien tentang citra tubuhnya, Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan dan masalah yang dialami dan mendiskusikan tentang
pembedahan, Dorong pasien untuk memasukkan rencana perawatan kolostomi
dalam kehidupan sehari-hari.

 Intervensi keperawatan bila tidak dilakukan pembedahan (terapi ajufan).


Meningkatkan pengetahuan tentang efek samping terapi :
Kaji pengetahuan dan pengalaman pasien dan keluarga tentang efek terapi yang
diketahui. Jelaskan efek samping (anoreksia,muntah,diare,kelelahan) sesuai tingkat
pemahaman pasien / keluarga, Jelaskan apa yang harus dilakukan pasien / keluarga
terhadap efek samping tersebut.
CA GINJAL
 Pengertian
Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid(padat)dan jenis kanker
ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal(adino karsinoma
renalis/hipernifroma). Kanker ginjal atau hipernefroma merupakan jenis kanker yang terdapat
pada bagian ginjal atau disebut tubulus renal proksimal.
 Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak di ketahui. Namun, penelitian telah
menemukan factor-faktor tertentu yang nampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker
ginjal. Resiko terjadinya carcinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambhanya usia.
Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki resiko 2x lebih besar di
bandingkan wanita.
Factor resiko lainnya, yaitu:
 Merokok
 Obesitas dan hipertensi
 Paparan sinar radiasi
 Bidang pekerjaan
 Factor genetic
 Makanan dan obat
 Patofisiologi
Merokok, obesitas pada wanita, diet lemak tinggi dan kolesterol mengakibatkan toksik
pada vaskular yang mengakibatkan elastisitas vaskuler turun yang menyebabkan hiposirkulasi.
Hiperlipidemia pada wanita obesitas mengakibatkan kompresi vaskuler juga mengakibatkan laju
sirkulasi menurun. Diet tinggi lemak dan kolesterol mengakibatkan pasien memiliki resiko
atherosklerosis.
Hiposirkulasi dan atherosklerosis menyebabkan hipoksia pada organ ginjal yang
menyebabkan inflamasi sel sehingga sel akan mengalami metaplasia/hiperplasia sel yang
berpotensi menjadi kanker ginjal. Ca ginjal mengakibatkan hipervaskularisasi sel ganas yang
meningkatkan tekanan intravaskuler yang mengakibatkan urine yang keluar bercampur darah
(hematuria) yang mengakibatakan nyeri akut (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 135).

 Manifestasi klinis
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut, gejala
yang paling banyak ditemukan adalah hematuria ( adanya darah di dalam air kemih). Hematuria
bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisis air kemih.
Tanda-tanda lain dari Carsinoma ginjal adalah;
 Warna urin abnormal ( gelap atau coklat ) karena terdapat darah dalam urin.
 Kehilangan berat badan lebih dari 5%
 Kebanyakan Carsinoma ginjal teridentifikasi secara kebetulan pada saat
pemeriksaan diagnostic abdomen seperti CT-scan
 Gejala yang Nampak mungkin berkaitan dengan metastase tumor seperti fraktur
patologi pada paha.
 Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi kanker ginjal antara lain:
1) Renal adenocarcinoma
Tipe kanker ini adalah kanker yang paling umum dari kanker ginjal yang terjadi
pada orang dewasa.
2) Transitional cell carcinoma
Tipe ini mempengaruhi renal pelvis, renal pelvis serupa kanker kanktyng kemih.
3) Nefroblastoma (tumor wilms)
Tipe ini adalah yang paling umum dari kanker ginjal masa anak-anak. Kanker ini
berbeda dengan kanker ginjal orang dewasa dan memerlukan perawatan yang
berbeda pula
 Data penunjang
1) Urografi intravena
2) USG
3) CT Scan
4) MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor
5) RPG
6) Arteriografi
 Stadium CA GINJAL
 Stadium 1
Pada stadium ini, kanker berdiameter tidak lebih dari 7 cm dan belum menyebar
ke kelenjar sekitarnya.

 Stadium 2
Kanker ginjal stadium 2 menandakan kanker sudah berdiameter lebih dari 7 cm,
tetapi masih belum menyebar ke kelenjar sekitarnya.
 Stadium 3
Pada stadium 3, kanker pada ginjal telah menyebar ke kelenjar getah bening di
sekitarnya.
 Stadium 4
Stadium ini adalah stadium yang paling parah pada kanker ginjal. Pada stadium
ini, kanker telah menyebar hingga ke organ-organ lainnya.

ASUHAN KEPERAWATAN CA GINJAL

 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Kegiatan dalam
proses pengkajian yakni pengumpulan data, adapun pembagian macam-macam data
sebagai berikut:
1) Data Dasar
Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien, berikut format
pengkajian klien dengan kanker ginjal sesuai teori yaitu:
a. Identitas klien
Identitas klien berisikan nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, status, penanggung jawab klien dan data demografi
penanggung jawab klien.
b. Keluhan utama
Keluhan utama pasien dengan kanker ginjal biyasanya nyeri pinggang
(tumpul/tajam)
P : Kecapean
Q : seperti dipukul benda tumpul/ ditusuk benda tajam
R : pinggang bawah
S : 4-5
T : intermitten

c. Riwayat penyakit sekarang


Pada pasien dengan diagnose kanker ginjal biyasanya tidak nampak gejala
yang signifikan sebelum masuk stadium 4 kecuali pada pasien yang
melakukan check rutin sehingga pasien tidak mengetahui dan
menghiraukannya karena dikira pegal-pegal atau nyeri sendi (encok) yang
tidak membahayakan, sampai akhirnya pasien mengalami nyeri pinggang
yang tidak bisa ditahannya lagi ataupun adanya darah dalam urin saat
berkemih barulah pasien datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk
meminta bantuan.
d. Riwayat penyakit terdahulu
Terkadang pada pasien dengan von help-lyndau syndrome kemungkinan
menderita kanker ginjal namun pada pasien dengan kanker ginjal
biyasanya disertai hypertensi, obesitas, gagal ginjal kronik yang
mengharuskan dialisa selama lebih dari 5th terakhir bahkan pernah
mempunyai riwayat operasi atau pernah menderita penyakit kanker
sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya mempunyai garis keturunan
dengan hipertensi atau bahkan menderita penyakit kanker.

2) Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola presepsi dan tata laksana
Pasien biyasanya tidak dapat menilai bahwa apa yang dideritannya adalah
kanker ginjal terkait kurangnya informasi dan tidak adanya manifstasi klinis
yang signifikan sebelum adanya metastase pada stadium 4.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola eliminasi
 Pola eliminasi urine
 Pola eliminasi alvi
d. Pola aktivitas dan kebersihan diri
Pada pasien awam yang belum mengetahui bahwa menderita kanker ginjal
biyasanya mudah capek saat beraktifitas dan letih.

e. Pola istirahat tidur


Pada pasien dengan kanker ginjal stadium awal dan belum ada metastase
mungkin tidak akan mempengaruhi pola istirahat tidur.
f. Pola kognisi dan presepsi sensori
Pasien awam yang belum mengetahui bahwa dirinya menderita kanker ginjal
pada awalnya tidak mau dan tidak bisa menerima kenyataan yang dialaminya.
g. Pola konsep diri
Pasien memberikan penolakan atas diagnose yang diberikan dan menganggap
bahwa dokternya yang salah mendiagnosa.
h. Pola peran berhubungan
Pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai respon pola peran berhubungan
dengan penyakit yang berbeda-beda pada masing-masing individu.
i. Pola mekanisme koping
Pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai mekanisme koping berbeda-
beda pada masing-masing individu terkait penyakit yang dialaminya.

3) Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum (bergantung pada keluhan utama)
status kesehatan umum terdiri:
 penampilan umum (dari segala sesuatu yang dapat dinilai dari
pengelihatan mata) biasanya pasien denga penderita kanker ginjal
personal hygine kurang karena keluhan atau gejala yang dialami,
pasien tampak merasa meringis karena nyeeri yang diderita di bagian
pinggang.
 Tingkat kesadaran/ gcs pasien awam yang tidak mengetahui tentang
penyakit kanker ginjal biasanya tingkat kesadaran atau GCSnya yaitu
4-5-6
 Tanda-tanda vital seperti: (bergantung pada metastase dan penyakit
bawaan/ penyerta)
tekanan darah : ...... mmHg
frekuensi denyut nadi :......x/ menit
respiration rate : ….. x/ menit
suhu : ….. derajat celcious.

b. Pemeriksaan persistem
pemeriksaan persistem meliputi:
 Breathing/ B1 (system pernafasan)
 Pada pasien dengan metastase pada paru-paru akan mengalami dypsneu
atau sesak nafas, tampak otot bantu nafas, pch, nafas dalam dan dangkal
serta batuk darah.
 Blood/ B2 (system peredaran darah)
 Tidak dapat terkaji
 Brain/ B3 (system persyarafan)
 Pada pasien dengan metastase ke otak maka akan muncul kerusakan-
kerusakan syaraf
 Bladder/ B4 (system perkemihan)
 Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah Nampak Nampak
tanda-tanda klinis, adanya darah dalam urine saat berkemih, nyeri
punggung bawah..
 Bowel/ B5 (system pencernaan)
 Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah nampak tanda-tanda
klinis, adanya rasa tidak nyaman di perut, teraba massa atau benjolan di
abdomen.

 Bone/ B6 (system pergerakan, ekstremitas)


Setelah adanya metastase ke tulang barulah Nampak tanda ke
abnormalitasan pada system pergerakan seperti mudah fraktur dan
nyeri pada tulang.

4) Riwayat terapi:
Pada pasien dengan riwayat kanker atau tumor yang berulang pasti
mempunyai riwayat kemoterapi, pemeriksaan radiologi, biopsy, pembedahan
untuk pengangkatan jaringan kanker atau tumor atau riwayat radiasi. Dan pada
pasien dengan kanker ginjal yang disertai hipertensi pasti mempunyai riwayat
terapi obat anti-hipertensi, beta-blocker, anti-diuretik, anti adrenal yang harus
dikonsumsi rutin.
 Diagnosa
1) Gangguan pola nafas b.d. metastases sel kanker ke paru, mengganggu proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru, suplai oksigen menurun
sehingga tibul sesak, pch, nafas dangkal dan dalam.
2) Perdarahan b.d. metastases sel kanker ke paru yang menyebabkan kerusakan
jaringan paru sehingga mengalami batuk darah.
3) Nyeri Kronis b.d. pertumbuhan sel kanker dalam ginjal, peningkatan tekanan
intrarenal yang menekan saraf pada ginjal.

NO. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil
1. Gangguan pola nafas TUJUAN : 1. observasi tanda- 1. dengan
b.d. metastases sel Dengan waktu 1 x 60 tanda vital pasien
mengobservasi
kanker ke menit di harapkan 2. observasi
paru,mengganggu proses penggunaan otot tanda-tanda vital
masalah gangguan pola
pertukaran oksigen dan nafas dapat teratasi, bantu nafas cuping klien, perawat dapat
karbon dioksida dalam pasien dapat bernafas hidung mengetahuin
paru,suplai oksigen secara normal 3. ajarkan pada
menurun sehingga tibul klien untuk keadaan umum
Kriteria Hasil :
sesak, pch, nafas 1. pasien dapat bernafas melakukan posisi pasien melalui
dangkal dan dalam. secara normal RR 18-20 semi fowler TD,N,S,RR
x/ menit 2. pasien tidak 4. kolaborasi
2. dengan
menggunakan otot bantu dengan dokter
dalam pemberian mengobservasi
nafas atau cuping
hidungh 3. pasien therapi oksigenasi, penggunaan otot
tampak releks dalam bronkodilator, obat bantu nafas cuping
bernafas, tidak terengah- peroral.
hidung, perawat
engah.
dapat mengetahui
bahwa pasien benar
mengalami
gangguan pola nafas
3. dengan
mengajarkan pasien
untuk melakukan
posisi semi fowler,
pasien dapat
bernafas sedikit
lebih baik
4. kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian therapi
oksigen,
bronkhodilatot, obat
per oral dapat
membantu lebih
cepat dalam
penyembuhan
gangguan pola
nafas.
2. Perdarahan b.d. TUJUAN : 1. mengobservasi 1. dengan
metastases sel kanker ke Setelah dilakukan tandatanda vital mengobservasi
paru yang menyebabkan
tindakan keperawatan pasien tanda-tanda vital
kerusakan jaringan paru
sehingga mengalami dalam 1 x 60 menit 2. observasi pasien, perawat
batuk darah. perdarahan dapat teratasi. perdarahan pada dapat mengetahui
KRITERIA HASIL : saat pasien batuk keadaan umum
1. tidak ada darah lagi 3. ajarkan pasien pasien melalui
saat pasien batuk untuk TD,N,S,RR.
2. ekspresi pasien tanpak menggunakan 2. dengan
sumringah sarung tangan saat mengobservasi
sedang batuk perdarah saat pasien
4. kolaborasi batuk, perawat dapat
dengan tim medis melakukan tindakan
dalam pemberian selanjutnya
obat 3. dengan
mengajarkan pasien
saat batuk
menggunakan
sarung tangan, batuk
darah tidak terbuang
kesembarang tempat
4. kolaborasi dengan
tim medis dalam
oemberian obat
dapat membantu
lebih cepat dalam
proses
penyembuhan.
3. Nyeri Kronis b.d. TUJUAN : 1. observasi tanda- 1. dengan
pertumbuhan sel kanker Setelah dilakukan tanda vital pasien mengobservasi
dalam ginjal, tindakan keperawatan 2. kaji tingkat skala tanta-tanda vital
peningkatan tekanan dalam waktu 1x 24 jam nyeri pasien pasien, perawat
intrarenal yang menekan nyeri dapat teratasi 3. ajarkan klien dapat mengetahui
saraf pada ginjal. KRITERIA HASIL : untuk nafas keadaan umum
1. ekspresi pasien panjang, tehnik pasien melalui
tampak sumringah distraksi dan TD,N,S,RR
2. pasien pasien relaksasi 2. dengan mengkaji
mengatakan nyeri 4. ciptakan tingkat skala
berkurang lingkungan yang nyeri pasien,
3. pasien mampu nyaman perawat dapat
mengendalikan nyeri 5. kolaborasi mengetahui
4. skala nyeri 0-3 dengan tim medis seberapa nyeri
dalam pemberian yang pasien
obat analgetik. rasakan dan
perawat dapat
segera
melakukan
tindakan untuk
mengurangi rasa
nyeri pasien.
3. dengan
mengajarkan
pasien untuk
nafas panjang
dapat
mengurangi rasa
nyeri
4. dengan
memberikan
lingkungan yang
nyaman dapat
memberi
ketenangan dalam
pasien
5. kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat analgetik
dapat mengurangi
rasanya nyeri.

Anda mungkin juga menyukai