DISUSUSN OLEH
NISWA
STAIA
TANJUNGNALAI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Dimana atas berkat dan
karunianya penulis dapat menyelesikan tugas makalah mata kuliah Fiqih ini dengan
baik dan tepat waktu. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada teman-
teman semua yang telah memberikan dukungan serta semangat untuk menyelesaian
laporan ini.
Penulis berharap laporan makalah ini membawa manfaat bagi pembaca. Dan
laporan ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan makalah dan menambah
informasi yang berkaitan dengan penulisan makalah.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan baik dalam penggunaan
tanda baca atau penggunaan kalimat yang kurang tepat. Oleh sebab itu, kami meminta
maaf atas kekurangan tersebut. Guna memperbaiki kesalahan di masa yang akan datang,
maka penulis mengharapkan adanya saran serta kritikan yang membangun.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A.Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
C. Rukun Sholat................................................................................................ 7
Kesimpulan....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sholat merupakan ibadah yang diwajibkan oleh Allah kepada manusia sehari 5
waktu. Untuk melaksanakan sholat diperlukan ilmu untuk melaksanakannya. Masih
banyak kalangan masyarakat yang salah dalam sholatnya,sehingga masih diperlukan
evaluasi kembali.
Paktek sholat yang benar menjadi keinginan bagi setiap pelakunya. Sehingga
perlu lah untuk mengkaji kembali dan mempelajari tata cara pelaksanaannya yang
benar. Kita mesti bisa membedakan mana rukun sholat, syarat wajib sholat dan syarat
sah sholat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja syarat wajib sholat?
2. Apa saja yang menjadi syarat sah sholat?
3. Apa saja rukun sholat
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui syarat wajib sholat
2. Mengetahui syarat sah sholat
3. Mengetahui rukun-rukun sholat
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Syarat-Syarat Wajib Sholat
Syarat wajib sholat adalah sesuatu yang apabila telah terpenuhi pada seseorang
maka wajiblah ia melaksanak sholat, dan apabila gugur salah satu syarat tersebut, maka
gugurlah kewajiban sholat bagi dirinya. Syarat wajib sholat dipenuhi sebelum
pelaksanaan sholat. Beda halnya dengan syarat sah sholat, yang mana syarat tersebut
dipenuhi sebelum pelaksanaan sholat dan wajib untuk menjaganya hingga sholat selesai.
1. Beragama islam
Sebagaimana yang telah di perintahkan oleh Allah di dalam Al-Qur'an surah Al-
Hajj ayat 78 yang berbunyi
فأقيموا الصالة وآتوا الزكاة واعتصموا باهلل هو موالكم فنعم المولى و نعم النصير
Dalam riwayat yang lain Ummu Salamah bertanya kepada Nabi : "mungkinkah
hal ini terjadi?" Kata Nabi : "Ya, kalau tidak darimana datangnya kemiripan seorang
anak kepada ibunya"
Maka sholat itu tidak wajib kepada orang kafir asli( yaitu orang-orang yang
dilahirkan dan tumbuh dalam agama selain Islam) . Dan apabila mereka masuk Islam
maka tidak wajib bagi mereka untuk mengqodho solat nya. Adapun orang yang murtad
kemudian masuk islam kembali maka wajiblah ia mengganti sholat-sholat yang ia
tinggalkan selama masa murtadnya, ini di tujukan sebagai hukuman baginya (At-
taqrirotus Sadidah)
2. Baligh
a. Sampainya usia seseorang 15 tahun baik laki-laki atau pun perempuan menurut tahun
qomariyah. (Yaitu berdasarkan penanggalan tahun hijriah bukan tahun masehi).
2
Baik laki-laki ataupun perempuan yang mengalami mimpi mimpi basah maka ia telah
dihukumi menjadi seorang baligh. Ihtilam juga diartikan "keluarnya mani/sperma baik
dalam kondisi tidur ataupun kondisi sadar" (At-taqrirotus Sadidah).
إن هللا ال يستحيى من، يا رسول هللا: قالت- و هي امرأة أبي طلحة- و عن أم سلمة رضي هللا عنها أن أم سليم
) متفق عليه. (الحديث. إذا رأت الماء, نعم: فهل على المرأة الغسل إذا احتلمت؟ قال،الحق
Dari Ummu Salamah bahwasanya Ummu Sulaim (istri Abu Thalhah) berkata : Wahai
Rasulullah sesungguhnya Allah tidak malu pada sesuatu yang benar, apakah seorang
wanita wajib mandi apabila bermimpi (mimpi basah) Nabi menjawab : Ya, apabila ia
melihat air. (Muttafaq Alaih) 1
c. Haid
Kondisi haid di khususkan kepada wanita. Apabila seorang wanita keluar darah
dari farjinya diusia nya yang ke sembilan tahun (menurut tahun hijriah), maka itu adalah
darah haid. Dan apabila keluar darah sebelum usia tersebut maka itu bukanlah darah
haid melainkan darah penyakit.
Maka tidaklah wajib sholat bagi anak-anak yang belum baligh sekalipun sudah
mumayyiz (mumayyiz adalah ketika anak tersebut bisa membedakan mana yang baik
dan buruk, serta anak-anak yang sudah bisa makan sendiri, minum sendiri dan beristinja
sendiri -Kasyifatussaja-), akan tetapi Wajib bagi orang tua untuk memerintahkan
anaknya yang sudah mumayyiz untuk sholat apabila usia mereka telah sampai tujuh
tahun dan wajib memukulnya (memukul dengan tidak sampai meninggalkan bekas atau
melukai, memukul sebagai pendidikan awal-Fathul Mu'in)apabila telah sampai usia nya
10 tahun hingga baligh. Sebagaimana hadis Nabi yang berbunyi
صلَّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُمرُوا أَوْ ال َد ُك ْم بِالصَّال ِة َوهُ ْم أَ ْبنَا ُء َسب ِْع
َ ِ ب ع َْن أَبِي ِه ع َْن َج ِّد ِه قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا ٍ ع َْن َع ْم ِرو ْب ِن ُش َع ْي
)ضا ِج ِع (أخرجه ابوداود في كتاب الصالة َ ِسنِينَ َواضْ ِربُوهُ ْم َعلَ ْيهَا َوهُ ْم أَ ْبنَا ُء َع ْش ٍر َوفَ ِّرقُوا بَ ْينَهُ ْم فِي ْال َم
Artinya :” Dari ‘Amar bin Syu’aib, dari ayahnya dari kakeknya ra., ia berkata:
Rasulullah saw. Bersabda: “perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia
tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh
tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)!”. (HR.Abu Daud)
3.Berakal
Maka sholat itu tidak wajib bagi orang gila sekalipun sudah baligh. Dan sholat
juga tidak wajib kepada anak-anak yang belum mumayyiz. Dan tidak wajib bagi orang
yang terkena penyakit ayan (Sering pingsan) Dan mereka tidak memiliki kewajiban
1
Kitab Bulughul Maram
3
untuk mengganti sholat mereka apabila sembuh dari gilanya, baligh sesudah anak-
anaknya dan sembuh dari penyakit ayan nya.
، عن النائم حتى يستيقظ: ((رفع القلم عن ثالث:وعن عائشة رضي هللا عنها عن النبي صلى هللا عليه وسلم أنه قال
وعن المجنون حتى يعقل أو يفيق،وعن الصغير حتى يكبر.
Dari Aisyah semoga Allah meridhoinya, dari Nabi صلى هللا عليه و سلمbeliau bersabda :
Diangkatnya pena (tidak dibebani hukum) pada tiga orang :
Wanita yang sedang haid ataupun nifas tidak wajib melaksanakan sholat dan
tidak perlu mengganti sholat yang di tinggalkan selama masa haid dan nifasnya. Bahkan
wanita yang mengalami kondisi ini haram hukumnya melakukan sholat. Sebagaimana
dalam hadis Nabi yang di riwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Aisyah رضي
هللا عنهاyang berbunyi
و إذا أدبرت فاغسلي عنك الدم ثم صلي،فإذا أفبلت حيضتك فدعى الصالة
Artinya : "apabila telah datang masa haid maka tinggalkanlah sholat, dan apabila telah
selesai (masa haid) maka mandilah (mandi wajib) kemudian sholatlah.
"dan tidaklah kami mengazab sampai kami mengutus seorang Rasul"(QS. Al-Isra ayat
15)
Dan mereka tidak diwajibkan untuk mengqodho solatnya selama dakwah belum sampai
kepada mereka (Imam Ar-Ramly).
Seseorang yang terlahir dalam keadaan buta dan tuli maka tidaklah ada
kewajiban agama pada dirinya. Karena ia tidak memiliki wasilah untuk mengetahui
kewajiban agama tersebut. Ia tidak bisa melihat bagaimana sholat itu, dan ia tidak bisa
mendengar ucapan seseorang yang mengajarkan ia sholat. Maka orang yang seperti ini
4
tidak wajib sholat, dan tidak perlu mengganti sholatnya ketika ia sembuh dari
penyakitnya. Adapun seseorang yang tidak bisa melihat dan mendengar sesudah ia
baligh atau sesudah ia mendapatkan pembelajaran tentang kewajiban-kewajiban agama,
maka ia tetap wajib melaksanakan sholat. Karena dia masih bisa di beritakan masuknya
waktu sholat, misalnya dengan cara menuliskan kata-kata di tubuhnya menggunakan
jari bahwa sholat telah masuk. Karena pada awalnya ia telah memiliki ilmu tata cara
sholat dan sebagainya. Adapun mereka yang terlahir buta dan tuli maka orang seperti ini
tidak pernah mendapatkan pembelajaran tentang kewajiban-kewajiban agama.
4. Taqlid.
2. Mengahadap Qiblat.
Wajib menghadap qiblat ketika sholat dan tidak boleh berpaling selama proses
pengerjaan sholat. Adapun cara menghadap qiblat ketika sholat ialah :
1. Apabila Sholat itu dilaksanakan berdiri atau duduk maka dada tidak boleh berpaling
dari arah qiblat.
2. Apabila sholat dengan cara berbaring, maka yang wajib menghadao qiblat ialah dada
dan wajah.
3. Apabila sholat dengan cara terlentang maka wajib mengahadap qiblat dengan kedua
telapak kaki dan wajah .
Didalam sholat, ada dua kondisi dimana kita boleh sholat dengan tidak
menghadap qiblat, yaitu :
1. Sholat khauf
5
2. Sholat Sunnah di perjalanan.
1. Dengan keyakinan, yaitu dengan ilmu yang membahas tentang cara menentukan
qiblat.
Yaitu ketika hendak sholat maka wajib mensucikan diri dari hadas kecil dan
hadas besar. Adapun hadas kecil itu di sucikan dengan cara berwudhu. Adapun hadas
besar disucikan dengan cara mandi wajib.
Kalaulah seandainya ada orang yang sholat tetapi lupa untuk mensucikan diri
dari kedua hadas tersebut maka sholat tersebut tetap tidak sah. Dan wajib untuk
mengulang sholat tersebut. (At-Taqrirotus Sadidah)
Sehingga orang yang membawa najis didalam sholat, maka sholatnya tidak sah.
Adapun yang di maksud dengan pakaian ialah sesuatu yang dipakai dan di bawa ketika
sholat, sekalipun itu tidak bergerak dengan pergerakan orang yang sholat. Begitu juga
dengan sesuatu yang tersambung dengan pakaian orang yang sholat tersebut. Adapun
yang dimaksud badan ialah bagian yang tampak secara zahir dari badan dan termsuk
yang wajib suci dari najis yaitu bagaian dalam dari hidung, mulut dan mata.
Dan adapun yang dimaksud dengan tempat ialah yang langsung bersentuhan
dengan badan dan pakaian ketika sholat.
5. Menutup Aurat
6
Aurat seacara bahasa artinya ialah “sesuatu yang kurang”. Adapun menurut
syara’ ialah sesuatu yang wajib ditutup dan haram dilihat, Adapun syarat dari penutup
aurat ada dua yaitu :
1. Hendaklah yang menutup itu berupa kain, maka tidak bisa dikatakan menutup aurat
dengan bersembunyi didalam lobang atau didalam kemah.
2. Penutup aurat itu bisa menutupi warna kulit. Sehingga kain yang bersifat transparan
tidak sah dijadikan sebagai penutup aurat
Adapun aurat bagi laki-laki ketika sholat yaitu dari pusar hingga lutut.
Sedangkan aurat perempuan ketika sholat yaitu seluruh badan kecuali wajah dan telapak
tangan.
7. Tidak meyakini yang rukun dalam sholat adalah sunnah dalam sholat.
1. Ketika berkeyakinan bahwa seluruh perbuatan dalam sholat itu adalah rukun maka
sholatnya dah.
2. Ketika berkeyakinan bahwa seluruh perbuatan dalam sholat itu adalah hal yang
sunnah maka sholatnya tidak sah.
3. Ketika meyakini bahwa didalam sholat itu ada yang rukun dan ada yang sunnah, akan
tetapi tidak bisa membedakan mana yang rukun dan sunnah, maka kalau dia orang
awam sholatnya sah, tetapi kalau dia orang yang alim (yaitu orang yang sedang
menuntut ilmu suatu waktu yang memungkinan dalam proses belajarnya bisa
membedakan mana yang rukun dan sunnah) Maka sholatnya tetap sah menurut Imam
Ibnu Hajar Al-Haytami dan tidak sah menurut Imam Ar-Ramly.
4. Ketika meyakini salah satu dari rukuk dan i'tidal merupakan sholat sunnah akan tetapi
ia tidak menentukan yang mana satu sunnah sholat, maka sholatnya sah. (Karena dia
dalam kondisi ragu dan tidak menentukan salah satu dari keduanya).
C. RUKUN SHALAT
1.Niat
b. Niat pada syara'(yang menjadi rukun salat dan ibadat yang lain),yaitu menyengaja
suatu perbuatan karena mengikuti perintah Allah supaya di ridai-Nya.Inilah yang
7
dinamakan ikhlas.Maka orang yang salat hendaklah sengaja mengerjakan salat karena
mengikuti perintah Allah semata-mata agar mendapat keridaan-Nya;begitu juga ibadat
yang lain.
" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam(menjalankan) agama dengan lurus." (AL-BAYYINAH:5)
" Sesungguhnya segala amal itu hendaklah dengan niat"(RIWAYAT BUKHARI DAN
MUSLIM)
Mazhab yang empat bersepakat bahwa niat pada salat lima waktu hukumnya
wajib.Berarti niat itu harus ada pada salat lima waktu.Akan tetapi mereka berbeda
paham tentang apakah niat itu rukun atau syarat.
Golongan Syafii dan Malik sepaham bahwa niat itu menjadi rukun pada salat
lima waktu.Hanafiyah dan Hanabilah sepakat pula bahwa niat itu menjadi syarat pada
salat lima waktu.
Yang perlu dalam niat salat yang lima waktu ialah "sengaja mengerjakan salat"
supaya berbeda dengan perbuatan yang lain, dan "menentukan salat yang
dikerjakan",seperti Lohor,Asar,dan lain-lainnya; dan "menyengaja atau meniatkan
bahwa salat itu fardu." Salah satu contohnya adalah niat Lohor,yaitu;
Sahaja:قصد
تعرض:karenaAllah ta'ala
8
Demikian juga yang lain.
Orang yang tidak kuasa berdiri,boleh salat sambil duduk;kalau tidak kuasa
duduk;boleh berbaring;dan kalau tidak kuasa berbaring;boleh menelentang;kalau tidak
kuasa juga demikian,salatlah sekuasanya,sekalipun dengan isyarat.Yang penting salat
tidak boleh ditinggalkan selama iman masih ada. Orang yang di atas kendaraan,kalau
takut jatuh atau takut mabuk,ia boleh salat sambil duduk.Juga ia boleh percaya akan
nasihat tabib yang mahir. Sabda Rasulullah Saw.:
Amran bin Hushain ra. meriwayatkan, bahwa nabi Muhammad saw bersabda:
“Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu shalatlah dengan duduk, jika tidak mampu
shalatlah dengan berbaring” (HR. BUKHARI,dan NASAI MENAMBAHKAN ,"Kalau
tidak juga kuasa,salatlah sambil menelentang ,Allah tidak memberati seorang selain
sekuasanya".)
Pada salat fardu diwajibkan berdiri karena berdiri adalah rukun salat. Tetapi
pada salay sunat,berdiri itu tidak menjadi rukun. Sabda Rasulullah Saw.:
"Barang siapa salat sambil berdiri,mendapat ganjaran yang sempurna,barang siapa salat
sambil duduk,mendapat seperdua ganjaran orang yang salat sambil berdiri,barang siapa
salat sambil berbaring,mendapat ganjaran seperdua dari orang yang salat sambil duduk".
(RIWAYAT BUKHARI)
Ganjaran duduk dan berbaring itu kurang dari ganjaran berdiri,apabila dilakukan
ketika mampu. Tetapi jika dilakukan karena berhalangan,ganjarannya tetap sempurna
seperti salat berdiri.
]صاَل ِة ال ُوضُو ُء َوتَحْ ِري ُمهَا التَّ ْكبِي ُر َوتَحْ لِيلُهَا التَّ ْسلِي ُم [رواه أبو داود والترمذي
َّ ِم ْفتَا ُح ال
Artinya: “ Kunci pembuka shalat itu wudhu, permulaannya takbir, dan penghabisannya
salam.” [Hadits Riwayat ABU DAUD dan AT-TIRMIDZI]
9
4. Membaca surat Fatihah
" Tiadalah salat bagi seseorang yang tidak membaca surah fatihah."(RIWAYAT
BUKHARI)
" Kemudian rukuklah engkau hingga engkau diam sebentar untuk rukuk." (RIWAYAT
BUKHARI MUSLIM)
Artinya berdiri tegak kembali seperti posisi ketika membaca Al-Fatihah. Sabda
Rasulullah Saw.:
10
رواه البخارى و مسلم.ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا ثم ارفع حتى تطمئن جالس ثم اسجد حتى تطمئن ساجد.
Sebagian ulama mengatakan bahwa sujud itu wajib dilakukan dengan tujuh
anggota,dahi,dua tapak tangan,dua lutut,dan ujung jari kedua kaki. Sabda Rasulullah
Saw.:
رواه اابخارى ومسلم.امرت ان اسجد على سبعة اعظم الجبهة واليدين¦ والركبتين واطراف القدمين.
" Saya disuruh supaya sujud dengan tujuh tulang,yaitu dahi,dua tapak tangan,dua
lutut,dan ujung kedua kaki."(RIWAYAT BUKHARI DAN MUSLIM)
Sujud hendaknya dengan posisi menungkit,berarti pinggul lebih tinggi daripada kepala.
رزاه البخارى ومسلم.ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا ثم ارفع حتى تطمئن جالس ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا.
" Kemudian sujudlah engakau hingga diam untuk sujud,kemudian bangkitlah engkau
hingga diam untuk diam untuk duduk,kemudian sujudlah engkau hingga diam pula
untuk sujud.”(RIWAYAT BUKHARI DAN MUSLIM)
9.Duduk akhir
Lafaz tasyahud:
التحيات هلل والصلوات والطيبات السالم:عن ابن مسعود قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم اذا صلى احدكم فليقل
عليك ايها النبى ورحمةهللا وبركاته السالم علينا وعلى عبادهللا الصالحين الشهد ان الاله االهللا و اشهد ان محمداعبه
رواه البخارى ومسلم.ورسوله ثم ليتخير من الدعاء احبه اليه.
Artinya:
11
Dari ibnu Mas'ud.Rasulullah Saw.berkata,"Apabila salah seorang diantara kamu
salat,hendaklah ia membaca tasyahud:'Segala kehormatan,segala doa,dan ucapan-
ucapan yang baik kepunyaan Allah.Mudah-mudahan turunlah sejahtera atasmu hai
Nabi,dan begitu juga rahmat Allah dan karunia-Nya.Mudah-mudahan dilimpahkan pula
sejehtera atas kita sekalian dan dan atas hamba Allah yang saleh-saleh (baik-baik).Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang sebenar-benarnya melainkan Allah,dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan utusan-Nya'.” Sambungan
hadits:"Kemudian hendaklah ia memilih doa yang dikehendakinya." (RIWAYAT
BUKHARI DAN MUSLIM)
Lafaz salawat:
امرنا هللا ان نصلي عليك فكيف نصلى عليك؟ قال،عن ابى مسعود اتانا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فقال له بشير
اللهم صلى على محمد وعلى الى محمد كما صليت على ابراهيم وبارك على محمد وعلى الى محمد كما:قولوا
رواه أحمد ومسلم والنساء والترمذى.باركت على ابرهيم انك حميد مجيد.
Artinya:
" Permulaan salat itu takbir dan penghabisannya salam." (RIWAYAT ABU DAWUD
DAN TIRMIZI)
12
رواه ابن حبان.كان النبي صلى هللا عليه وسلم يسلم تسليمة فى الوتر
Sekurang-kurangnya mengucapkan:
السالم عليكم
13.Menertibkan rukun
" Salatlah kamu sebagaimana kamu lihat Saya salat." (RIWAYAT BUKHARI)
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Syarat wajib sholat adalah sesuatu yang apabila telah terpenuhi pada seseorang
maka wajiblah ia melaksanak sholat, dan apabila gugur salah satu syarat tersebut, maka
gugurlah kewajiban sholat bagi dirinya. Syarat wajib sholat dipenuhi sebelum
pelaksanaan sholat. Beda halnya dengan syarat sah sholat, yang mana syarat tersebut
dipenuhi sebelum pelaksanaan sholat dan wajib untuk menjaganya hingga sholat selesai.
Rukun sholat adalah hal-hal yang menjadi praktek dari sholat itu sendiri dan wajib
untuk melakukan setiap dari apa yang menjadi rukun sholat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Karim
Al-Malibary,Zainuddin bin Abdil Aziz (tanpa tahun), Fathul Mu’in, Semarang : Karya
Toha Putra Semarang
Al-Asqolany, Ibnu Hajar ( tanpa tahun) Bulughul Maram , Semarang : Karya Toha
Putra Semarang
15