Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

5 TATANAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan

Oleh :

Nama : Nanditha Pakaya

NIM : 751440119078

Kelas : II ‘ C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

T.A 2020 - 2021


KATA PENGANTAR

          Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi nikmat berupa sehat dan kelancaran dalam
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah PROMOSI KESEHATAN
dengan judul “5 Tatanan dalam Promosi Kesehatan”
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata ajar PROMOSI
KESEHATAN di Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun penyusunannya, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang terkait yang sifatnya
membangun agar dapat bermanfaat bagi kami khususnya maupun orang lain yang
membutuhkan umumnya.                                                                                                
 Dalam penyelesaian makalah ini tidak luput dari bantuan pikiran serta dorongan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga segala bantuan yang
telah diberikan kepada penulis mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Gorontalo , 4 Januari, 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………


a. Latar Belakang………..……………………………………………………..
b. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
c. Tujuan ……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………..
a. Pengertian PHBS…………………………………………….………………..
b. Tatanan dalam Promosi Kesehatan……………………………………………
1. Indikator tatanan Promosi Kesehatan dalam rumah tangga …..........
2. Indikator tatanan Promosi Kesehatan dalam Sekolah ……………….
3. Indikator tatanan Promosi Kesehatan dalam Tempat Kerja …………
4. Indikator tatanan Promosi Kesehatan dalam Tempat Umum ……….
5. Indikator tatanan Promosi Kesehatan dalam Fasiankes …………….

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………..

a. Kesimpulan …………………………………………………………………..
b. Saran………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit.
Merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Bagaimana tidak,
harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan gagah,
semuanya itu akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan
penyakit harta bisa habis digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi
pucat dan tidak enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh
dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada sakit, kita
tidak akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu bagaimana kita
bisa menjaga diri untuk terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu merupakan hal yang
mutlak harus dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang apabila
jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup sehat.
Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti
jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang
disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu
bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya
yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS,
singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya. 

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari PHBS?
2. Bagaimana tatanan Promosi Kesehatan dalam rumah tangga?
3. Bagaimana tatanan Promosi Kesehatan dalam Sekolah?
4. Bagaimana tatanan Promosi Kesehatan dalam Tempat Kerja?
5. Bagaimana tatanan Promosi Kesehatan dalam Tempat Umum?
6. Bagaimana tatanan Promosi Kesehatan dalam Fasiankes?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu PHBS
2. Agar mengetahui tatanan Promosi Kesehatan dalam rumah tangga
3. Agar mengetahui tatanan Promosi Kesehatan dalam sekolah
4. Agar mengetahui tatanan Promosi Kesehatan dalam tempat kerja
5. Agar mengetahui tatanan Promosi Kesehatan dalam tempat umum
6. Agar mengetahui tatanan Promosi Kesehatan dalam Fasiankes
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat yang
sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Dalam PHBS, ada 5 program prioritas yaitu
KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam
menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat
secara berkesinambungan. Upaya ini dilaksanakan melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),
bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan
demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam
tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2005).
Manfaat PHBS adalah terwujudnya rumah tangga yang derajat kesehatannya meningkat
dan tidak mudah sakit serta meningkatnya produktivitas kerja setiap anggota keluarga yang
tinggal dalam lingkungan sehat dalam rangka mencegah timbulnya penyakit dan masalah-
masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,
meningkatkan derajat kesehatan, dan memanfaatkan pelayanan kesehatan, serta
mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat (Depkes,
2006).
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha
berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. PHBS berada di lima
tatanan yakni:
1.      Tatanan rumah tangga
2.      Tatanan sekolah
3.      Tatanan tempat kerja
4.      Tatanan tempat umum
5.      Tatanan institusi kesehatan

B.     Indikator PHBS di Setiap Tatanan


Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di
bidang pencegahan dan penananggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku
tersebut harus dipraktikkan dimana pun seseorang berada di rumah tangga, di institusi
pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dijumpai (Kemenkes RI, 2011).
1.      Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai
Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS
di Rumah Tangga yaitu :

a.       Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


Persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).
b.      Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
Pemberian ASI saja sejak lahir kepada bayi sejak 0-6 bulan. Hal yang perlu
diperhatikan adalah untuk bayi kurang dari 6 bulan (1 hari – 5 bulan) diberikan ASI tanpa
makanan dan minuman lain kecuali pemberian air putih untuk minum obat.
c.       Menimbang balita setiap bulan
Menimbang balita umur 12-60 bulan secara berkala dan dicatat dalam Kartu Menuju
Sehat (KMS) atau buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara berturut-turut dalam 3 bulan
terakhir.
d.      Ketersediaan air bersih
Rumah tangga atau keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-
hari (mandi, mencuci dan memasak) yang memenuhi syarat fisik (tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau) yang berasal dari air sumur yang terlindung, sumur pompa, mata air
terlindung, penampungan air hujan dan air ledeng. Jarak anatar sumber air dengan tempat
penampungan kotoran atau limbah minimal 10 m.
e.       Cuci tangan pakai sabun
Menurut Depkes (2009) cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.  Mencuci tangan dengan sabun dikenal
juga sebagai salah satu upaya  pencegahan  penyakit. Mencuci tangan dengan air saja tidak
cukup.Penggunaan  sabun selain  membantu  singkatnya  waktu  cuci  tangan,  dengan
menggosok  jemari dengan  sabun  menghilangkan  kuman  yang tidak tampak  minyak/
lemak/kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi. Perpaduan kebersihan, bau
wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang diperoleh setelah menggunakan sabun
(Taufiq dkk, 2013).
f.       Ketersediaan jamban bersih dan sehat
Rumah tangg atau keluarga yang memiliki jamban yang bersih di rumahnya dan
menggunakan jamban sebagai pembuangan akhir.
g.      Rumah bebas jentik nyamuk
Kasus penyakit DBD di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, perlu
adanya upaya pemberantasan nyamuk Aedes aegypti guna memutuskan rantai penularan
penyakit DBD. Upaya pembasmian nyamuk Aedes aegypti terutama lebih ditekankan pada
tingkat larva yang dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan
3M Plus oleh seluruh lapisan masyarakat (Sungkar dalam Dinah, 2008).

h. Makan buah dan sayur

Anggota rumah tangga yang mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari.

i. Melakukan aktifitas fisik

Aktivitas fisik penting untuk memelihara kesehatan fisik dan mental dan menjaga
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar. Hasil penelitian yang dipublikasikan di Jurnal
Lancet tahun 2012 menyebutkan jumlah kematian akibat kurang aktivitas sama banyaknya
dengan merokok di seluruh dunia. Studi itu memperkirakan sepertiga orang dewasa tidak
cukup melakukan aktivitas fisik, sehingga menyebabkan 5,3 juta jiwa kematian tiap tahun.
Sama dengan satu dari 10 kematian yang disebabkan oleh penyakit seperti penyakit jantung,
diabetes dan kanker payudara dan usus besar.

j. Tidak merokok di dalam rumah

Setiap anggota rumah tangga tidak merokok dalam rumah. Hal ini dimaksudkan agar
tidak menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi
kesehatan.

2. Indikator PHBS di Tatanan Sekolah

PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS, dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun
rapih dengan segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut
kurikulum.

PHBS di institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan


kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan.
Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi: (Depkes, 2008)

a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun

Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum
makan dan sesudah buang air besar. WHO menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan
sabun karena dapat meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung kuman.

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin

Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang bersih dan
tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein,
lemak, mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat.
Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak mengandung bahan
berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum.

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat
kesehtan (leher angsa dengan septictank )

Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat kesehatan
(leher angsa dengan septictankcemplung tertutup) dan terjaga kebersihannya.

d. Tidak merokok di sekolah

Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah. Timbulnya kebiasaan
merokok diawali dari melihat orang sekitarnya merokok. Merokok di lingkungan sekolah
sangat tidak di anjurkan karena rokok mengandung banyak zat berbahaya yang dapat
membahayakan kesehatan anak sekolah.

e. Olahraga teratur dan terukur

Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Kegiatan olah raga di sekolah bertujuan untuk
memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka
meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar
tubuh tetap sehat dan segar.

f. Memberantas jentik nyamuk

Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh
penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk di
lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur)
tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum,
dan lain-lain) minimal seminggu sekali.

g. Menimbang berat badan dan menguru tinggi badan

Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui pertumbuhan dan


perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi dini gizi
buruk maupun gizi lebih pada anak usia sekolah.

h. Membuang sampah pada tempatnya

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga agar lingkungan selalu terjaga dari
sampah yaitu guru memberi contoh pada siswa-siswinyauntuk membuang sampah pada
tempatnya, menegur dan mensehati siswa yang membuang sampah di sembarangan tempat,
mencatat siswa-siswi yang melanggar, membuat peraturan yang isinya tentang pemberian
denda terhadap siswa-siswi yang membuang sampah pada tempatnya.
3. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja

PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau
dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja
sehat. Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan
mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat PHBS di tempat
kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah
sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih bersih, indah, dan sehat.
Indikator tatanan tempat kerja yaitu:

a. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.


b. Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok
c. Olahraga yang teratur/aktivitas fisik
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air
besar
e. Menggunakan jamban sehat saat buang air kecil dan besar
f. Membuang sampah di tempat sampah
g. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
h. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat
i. Bebas NAPZA (Narkotika, Obat-obatan, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya)
j. Tidak meludah sembarang tempat (Kemenkes RI, 2011).

4. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum

PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat


pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang
ber-PHBS.

Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di
tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit.
Indikator tatanan temapat-tempat umum :

a. Menggunakan air bersih


b. Menutup makanan dan minuman
c. Mencuci tangan dengan sabun
d. Menggunakan jamban sehat
e. Membuang sampah di tempat sampah
f. Tidak merokok
g. Tidak mengkonsumsi NAPZA
h. Tidak meludah di sembarang tempat
i. Memberantantas jentik nyamuk (Kemenkes RI, 2011).

5. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum


PHBS di Tempat – tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat – tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat – tempat Umum Sehat.

Tempat – tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata,
transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial
lainnya.Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat
– Tempat Umum yaitu :

a. Menggunakan air bersih


b. Menggunakan jamban
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Tidak merokok di tempat umum
e. Tidak meludah sembarangan
f. Memberantas jentik nyamuk

6. Indikator PHBS di Tatanan Institusi Kesehatan

PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat


pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.

a) Tananan Promosi Kesehatan dalam Puskemas


Penyelenggaraan upaya promosi kesehatan di puskesmas memegang peranan penting
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
puskesmas atau mewujudkan Kecamatan Sehat. Karena promosi kesehatan
merupakan upaya strategis dalam melakukan intervensi perilaku masyarakat agar
berdaya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Semua program atau upaya
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas, akan berhasil apabila
dilakukan intervensi perubahan perilaku atau intervensi pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan. Misalnya saja, dalam meningkatkan cakupan persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan. Maka upaya yang harus dilakukan adalah promosi kesehatan
ibu, selanjutnya pelayanan kesehatan ibu bagi sasarannya. Oleh sebab itu,
penyelenggaraan upaya promosi kesehatan dalam mendukung tujuan puskesmas harus
dilaksanakan bukan saja oleh petugas promosi kesehatan di puskesmas saja,
melainkan oleh semua petugas pengelola program kesehatan di puskesmas. Kepala
Puskesmas sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan di puskesmas,
mempunyai tugas dan tanggung jawab menggerakkan, mengkoordinir serta
mengoptimalkan penyelenggaraan upaya promosi kesehatan.
1. Tujuan Penyelenggaraan Promosi Kesehatan di Puskesmas
 Tujuan Umum Meningkatnya kemampuan individu, keluarga dan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam setiap
gerakan kesehatan masyarakat dalam mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatannya secara mandiri melalui pengembangan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat.
 Tujuan Khusus
1) Meningkatkan dukungan kebijakan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
puskemas
2) Meningkatkan peran serta lintas sektor, organisasi kemasyarakatan, tokoh
masyarakat, swasta serta seluruh masyarakat yang ada di wilayah kerja
puskesmas dalam upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
3) Meningkatnya peran serta individu, keluarga dan masyarakat dalam
pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat di wilayah kerja
puskesmas
4) Meningkatnya kemauan serta kemampuan individu, keluarga serta masyarakat
di wilayah kerja puskesmas dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
5) Mendukung peningkatan pencapaian cakupan program kesehatan di
puskesmas c. Sasaran Promosi Kesehatan di Puskesmas Sasaran promosi
kesehatan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang ada di wilayah kerja
puskesmas beserta stakeholder potensial, yang akan di intervensi melalui
kegiatan promosi kesehatan, meliputi: sasaran primer, sekunder dan tersier.

 Sasaran primer adalah individu, keluarga serta kelompok masyarakat rentan


yang mengalami masalah kesehatan
 Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang mempunyai potensi
mendukung penyelenggaraan promosi kesehatan di puskesmas, yaitu lintas
program/petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, TP. PKK, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan, Pramuka,
Organisasi Pemuda, Organisasi Profesi, Kelompok-kelompok Peduli
Kesehatan, Media Massa, Lintas Sektor, Swasta/Dunia Usaha, dll 3) Sasaran
tersier adalah pengambil keputusan atau penentu kebijakan yang mempunyai
potensi memberikan dukungan kebijakan dan sumberdaya terhadap
penyelenggaraan promosi kesehatan di puskesmas, yaitu: RT, RW, Kepala
Desa/Lurah, Camat, Ketua TP. PKK Kecamatan, Ketua TP.PKK
Desa/Kelurahan, dll

2. Peran Promosi Kesehatan dalam Mendukung Tujuan Pembangunan Kesehatan di


Wilayah Kerja Puskesmas
Upaya promosi kesehatan di puskesmas, bukan sekedar melakukan
penyuluhan atau menyebar luaskan informasi kesehatan saja, melainkan melakukan
upaya pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh kegiatan advokasi dan KIE
(komunikasi Informasi dan Edukasi) serta kemitraan. Kepala Puskesmas, beserta staf
harus mempunyai kesamaan tentang penyelenggaraan upaya promosi kesehatan di
puskesmas. Selanjutnya, agar penyelenggaraan upaya promosi kesehatan di
puskesmas optimal, maka Kepala Puskesmas, Petugas Promosi Kesehatan serta
Petugas Lintas Program yang ada di Puskesmas, harus memahami tentang
penyelenggaraan dan pengelolaan upaya promosi kesehatan di puskesmas secara
komprehensif dan optimal. Penyelenggaraan upaya promosi kesehatan secara
komprehensif artinya pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dilakukan terintegrasi
atau menyatu dengan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.
Sedangkan upaya promosi kesehatan yang optimal, adalah pelaksanaan promosi
kesehatan yang dilakukan di dalam dan di luar gedung puskesmas, meliputi : KIE
(Komunikasi Informasi dan Edukasi) , advokasi, memperkuat gerakan pemberdayaan
masyarakat, kemitraan serta peningkatan kapasitas sumberdaya promosi kesehatan.

b) Tatanan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit


Pengaturan penyelenggaraan PKRS bertujuan untuk memberikan acuan bagi Rumah
Sakit dalam menyelenggarakan Promosi Kesehatan secara optimal, efektif, efisien,
terpadu, dan berkesinambungan bagi Pasien, Keluarga Pasien, Pengunjung Rumah
Sakit, SDM Rumah Sakit, dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit.

Penyelenggaraan PKRS dilaksanakan pada 5 (lima) tingkat pencegahan yang meliputi

1. Promosi Kesehatan pada kelompok masyarakat yang sehat sehingga mampu


meningkatkan kesehatan,
2. Promosi Kesehatan tingkat preventif pada kelompok berisiko tinggi (high risk)
untuk mencegah agar tidak jatuh sakit (specific protection),
3. Promosi Kesehatan tingkat kuratif agar Pasien cepat sembuh atau tidak
menjadi lebih parah (early diagnosis and prompt treatment),
4. Promosi Kesehatan pada tingkat rehabilitatif untuk membatasi atau
mengurangi kecacatan (disability limitation), dan
5. Promosi Kesehatan pada Pasien baru sembuh (recovery)dan pemulihan akibat
penyakit (rehabilitation).

 Tujuan
1. memberikan acuan kepada Rumah Sakit dalam penyelenggaraan PKRS.
2. mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
melindungi Pasien dalam mempercepat kesembuhannya, tidak mengalami
sakit berulang karena perilaku yang sama, dan meningkatkan perilaku hidup
sehat.
3. mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
memberikan informasi dan edukasi kepada Keluarga Pasien agar mampu
mendampingi Pasien dalam proses penyembuhan dan mencegah Pasien tidak
mengalami sakit berulang, menjaga, dan meningkatkan kesehatannya, serta
menjadi agen perubahan dalam hal kesehatan.
4. mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
memberikan informasi dan edukasi kepada Pengunjung Rumah Sakit agar
mampu mencegah penularan penyakit dan berperilaku hidup sehat.
5. mewujudkan Rumah Sakit sebagai tempat kerja yang sehat dan aman untuk
SDM Rumah Sakit.
6. mewujudkan Rumah Sakit yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
Masyarakat Sekitar Rumah Sakit.

 Sasaran

1. SDM Rumah Sakit.


2. Pasien.
3. Keluarga Pasien.
4. Pengunjung Rumah Sakit.
5. Masyarakat Sekitar Rumah Sakit.

 Prinsib Penyelenggaraan PKRS

1. Paradigma Sehat
2. Kesetaraan
3. Kemandirian
4. Keterpaduan dan ketersinambungan

c) Tatanan Promosi Kesehatan dalam Panti Werda


Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang
kesehatan atau UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang dibentuk
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat.
 SASARAN POSYANDU LANSIA
1. Sasaran langsung
a. Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
b. Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
c. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

2. Sasaran tidak langsung


1) Keluarga dimana usia lanjut berada
2) Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
3) Masyarakat luas Konsep Lanjut Usia dan Proses Penuaan
 TUJUAN POSYANDU LANSIA (MATRA, 1996).
a. Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai
masa tua yang bahagia & berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri
kesehatannya
2) Meningkatkan kemampuan & peran serta masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan lansia secara optimal
3) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesegatan lansia
4) Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia
 JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU LANSIA (DEPKES
RI, 2005).
a. Pemeriksaan kemandirian dalam melakukan aktifitas sehari-hari,
b. Pemeriksaan status mental
c. Pemeriksaan status gizi
d. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi
e. Pemeriksaan Hb sahli
f. Pemeriksaan gula darah
g. Pemeriksaan protein urine
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas, apabila ditemukan kelainan pada
pemeriksaan butir a-g
i. Penyuluhan kesehatan baik di dalammaupun di luar kelompok melalui
kunjungan rumah lansia dengan resiko tinggi terhadap penyakit dan
konseling lansia
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas kesehatan dalam rangka
kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) untuk lansia
dengan resiko tinggi terhadap penyakit.
k. Pemberian PMT (pemberian makanan tambahan)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Dalam PHBS,
ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup,
Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Dengan demikian, upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam menciptakan suatu
kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat secara
berkesinambungan. Upaya ini dilaksanakan melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat
dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2005).
B. Saran
Penerapan PHBS harus diterapkan dimanapun berada terutama di lingkungan
sekolah, karena pendidikan kebersihan akan lebih efektif diterapkan dari sejak
dini agar kelak saat dewasa anak tersebut tumbuh menjadi anak yang pembersih
dan pandai menjaga kesehatan, baik kesehatan diri maupun kesehatan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

https://puskelinfo.wordpress.com/2009/11/15/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/

http://dinkes.pakpakbharatkab.go.id/info-tips-kesehatan/2016-12-14/perilaku-hidup-bersih-
phbs-di-rumah-tangga

http://martianpromkes.blogspot.co.id/2014/05/phbs-di-tatanan-sekolah.html

https://galihendradita.wordpress.com/2019/06/06/promosi-kesehatan-di-rumah-sakit/

Keperawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf

http://bbpkmakassar.or.id/images/MI.7_Promosi_Kesehatan_di_Puskesmas-
Pelatihan_Tugsus.pdf

Anda mungkin juga menyukai