Anda di halaman 1dari 46

Bab 1 Pengertian Manajemen Perusahaan A.

Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata


“to manage” yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Dari arti tersebut, secara substantif,
makna manajemen mengandung unsur-unsur kegiatan yang bersifat pengelolaan. Dari sini, muncul
pertanyaan mengenai apa yang dikelola, bagaimana mengelolanya, untuk apa dikelola, dan siapa
yang bertindak sebagai pengelola? Kata manajemen juga diambil dari bahasa Prancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Tersebut menjelaskan objek pengelolaan manajemen. Oleh sebah manajemen berkaitan dengan
proses perencanaan, pengorganisasi itu, kepemimpinan, dan pengendalian, yang di dalamnya
terdapat un, dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapl bersama, dengan
sepenuhnya mengerahkan sumber daya organisasi yang dimiliki. Secara umum, pengertian
manajemen adalah “kegiatan un mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih
dahulu dengan menggunakan orang-orang lain” (getting tlings done throH the effort of other
people). Dari pengertian di atas, tersirat empat uns manajemen, yaitu: 1. Pimpinan; 2. Orang-orang
(pelaksana) yang dipimpin3; 3. Tujuan yang akan dicapai; 4. Kerja sama dalam mencapai tujuan
tersebut. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
secara efektif, yang didukung oleh sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam pengertian ini terdapat dua sistem yang harus selalu ada dalam manajemen, yaitu
sistem organisasi dan sistem administrasi. To na a Sistem organisasi adalah integritas berbagai
komponen yang saling memengaruhi yang berperan menurut tugas dan fungsinya masing- masing,
sekaligus terkait dengan komponen administratif. Seluruh aktivitas manusia dalam sistem organisasi
dikendalikan oleh prinsip- prinsip yang berlaku dalam manajemen. Adapun sistem administrasi
berperan mencatat dan merekam semua proses manajerial secara bertahap, periodik, dan
sistematis. Al Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Bahkan, sampai saat ini, terjemahan manajemen dalam bahasa Indonesia belum seragam.
Selanjutnya, apabila k mempelajari literatur manajemen, istilah manajemen mengandung tiga
pengertian, yaitu: 1. Manajemen sebagai suatu proses;

2 manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen; manajemen


sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu pengetahuan. Menurut pengertian pertama, yaitu
manajemen sebagai suatu proses, definisi yang diberikan oleh para ahli sangat beragam. Hilman
mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan meningkatkan usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Adapun dalam
Ensiklopedia Ilmu Sosial, disebutkan alaman bahwa manajemen adalah proses penyelenggaraan dan
pelaksanaan tujuan tertentu. Menurut pengertian kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-
orang yang melakukan aktivitas manajemen. Ini yaitu, sekelompok orang yang melakukan aktivitas
manajemen dalam badan tertentu yang disebut manajemen. Menurut pengertian ketiga, yaitu
manajemen adalah seni (art) atau suatu ilmu pengetahuan pun belum ada keseragaman pendapat.
Segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan lain mengatakan bahwa
manajemen adalah ilmu. Seni adalah pengetahuan tentang cara mencapai hasil yang diinginkan atau
dengan kata lain, seni adalah pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan
pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Menurut Mary Parker
Follet, manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.
Definisi yang difokuskan pada fakta bahwa para manajer mencapai suatu organisasi yang bertujuan
membantu orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan
dengan cara melaksanakan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen, tetapi menurut James A.F.
Stoner, bukan hanya itu. Masih banyak definisi lainnya sehingga tak ada satu definisi pun yang dapat
diterima secara universal. Menurutnya, manajemen
Sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengelolaan organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ricky
W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pengoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (sasaran) secara efektif
dan efisien Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sedangkan efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan dengan benar, terorganisasi , dan sesuai dengan jadwal.
Tentang pengertian tentang manajemen yang dikemukakan para ahli lainnya adalah sebagai berikut.
1. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni karena untuk melakukan suatu
pekerjaan melalui orang lain yang dibutuhkan keterampilan khusus. 2. Menurut Harold Koontz dan
Cyril O’Donnell, manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang
lain. 3. G.R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang terdiri atas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. Definisi tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Andrew F.
Sikula yang dikemukakan oleh SP Hasibuan 4. Lawrence A. Appley dan Oey Liang Lee menjelaskan
bahwa sebagai seni dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran
orang lain untuk melaksanakan aktivitas yang pada pengawasan tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Dalam manajemen terdapat teknik- teknik yang kaya dengan nilai-nilai estetika
kepemimpinan dalam mengarahkan, memengaruhi, mempengaruhi, dan mengorganisasikan semua
komponen yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan yang ada. Semua pengertian
manajemen di atas esensi persamaan persamaan mendasar, yaitu bahwa dalam manajemen

Terdapat ktivitas

Vang saling berhubungan, baik dari sisi fungsionalitasnya maupun dari tujuan yang sebelumnya
ditargetkan. Hal-hal yang terkait adalah sebagai berikut: 1. Organisasi sebagai wadah utama adanya
manajemen: 2 manajer, yang memimpin dan memikul tanggung jawab penuh dalam organisasi;
sebuah aturan utama dalam organisasi yang disebut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
4. Tujuan organisasi yang ditetapkan sebelumnya; 5. Perencanaan yang di dalamnya mengandung
berbagai program yang akan dilaksanakan; 6. Pengarahan yang memberikan jalan pada sumber
daya manusia yang ada dalam organisasi; 7. Teknik-teknik dan pelaksanaan kegiatan organisasi; 8.
Pengawasan terhadap semua aktivitas organisasi agar tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan; 9. Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai
perencanaan; 10. Penempatan personalitas sesuai dengan keahlian profesionalitas pekerjaan
masing-masingB 11. Evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan; 12.
Pertanggungjawaban akhir dari semua aktivitas yang telah dilaksanakan sesuai dengan tugas dan
kewajiban personal organisasi. Mengapa cara organisasi dinomorsatukan, sedangkan banyak pakar
manajemen yang memosisikan tujuan pada posisi pertama? Sebenarnya, penempatan unsur-unsur
manajemen di atas tidak ada mutlak. Setiap orang bebas meletakkannya, apakah menempatkan
tujuan pada urutan pertama atau urutan terakhir. Yang penting, penempatan unsur-unsur
manajemen tersebut dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penempatan organisasi
pada posisi tertinggi karena organisasi adalah wadah yang di dalamnya memuat semua elemen atau
manajemen. Organisasi yang paling besar adalah dunia, yang di terlampir terdapat unsur-unsur
sistemik bernegara serta sistem pengelolaan negara-negara di dunia. The organisasi paling kecil
adalah tubuh manusia. Demikian pula, ketika membicarakan perusahaan, organisasi pendidikan,
organisasi sosial, organisasi partai, politik, dan sebagainya, semua itu membahas perihal organisasi.
"Pengertian Manajemen Perusahaan adalah organisasi yang bergelut dalam aktisi bisnis yang
berhubungan dengan perniagaan barang dan jasa. Ka Organisasi, perusahaan yang berkaitan dengan
hal-hal beri 1. Budaya organisasi: sistem nilai, norma, dan pelaku dari organisasi yang mendukung
misi, visi, dan tujuan organisasi 2. Sistem nilai: perpaduan subsistem nilai organisasi dan subsistem
nilai pelaku organisasi; misalnya perpaduan organisasi organisasi dan kepentingan individu dan
eksternal; pandangan terhadap produktivitas, efisiensi sebagai sistem nilai, dan lain-lain 3. Norma:
pernyataan perbuatan baik-buruk, benar-salahnya suatu pekerjaan 4. Perilaku: motif, kecerdasan,
kecerdasan ( intelektual, emosional dan spiritual) dan tindakan seseorang dalam mencapai tujuan
orga nisasi dan pelaporan. 5. Input organisasi: keterbatasan dalam faktor-faktor: sumber daya
manusia, bahan baku, anggaran, fasilitas, teknologi, informasi, sumber daya lain, seperti lahan untuk
sektor pertanian, perusahaan, kemaritiman, dan perusahaan lain. Besar kecilnya bentuk perusahaan
produksi pada jenis usaha yang dikelola, modal usaha yang dimiliki, dimiliki, barang dan jasa, serta
pemasarannya. Oleh karena itu, perusahaan besar akan menyerap modal dan tenaga kerja yang
banyak, sedangkan perusahaan kecu membutuhkan modal dan tenaga kerja yang sedikit.

Baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan manajemen. Manajemen perusahaan adalah
sistem pengelolaan usaha dan orang-orang yang terlibat dalam perusahaan. Manajemen
perusahaan erat kaitannya dengan usaha untuk memelihara kerja sama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan cang telah dirancang dengan memanfaatkan sumber daya vang da. Pelaksanaan
manajemen perusahaan dibangun oleh beberapa faktor, antara lain faktor pemahaman tentang
budaya organisasi, input, proses perencanaan, pengendalian, dan hasil pelaksanaan program secara
terpisah atau secara bersama-sama. Setiap perusahaan dalam kinerjanya memerlukan analisis
lingkungan eksternal yang harus dilakukan dengan dasar yang berkelanjutan. Proses ini meliputi
empat kegiatan, yaitu: 1. Scanning: mengidentifikasi tanda-tanda awal perubahan lingkungan dan
tren; 2 pemantauan: menemukan arti observasi secara terus-menerus terhadap perubahan
lingkungan dan tren3; 3. Forecasting: membuat proyeksi perkiraan hasil berdasarkan perubahan dan
tren yang dimonitor; 4. Menilai: menentukan waktu danarti penting perubahan lingkungan dan tren
terhadap strategi dan manajemen perusahaan. Selain itu, perusahaan juga memerlukan analisis
terhadap lingkungan bisnis, termasuk beberapa lingkungan berikut: 1. Ekonomi, yaitu lingkungan
kerja hilir mudik kebutuhan masyarakat; 2. Politik, yaitu lingkungan yang berhubungan dengan
situasi masyarakat yang berhubungan dengan kehidupan, kondisi pemerintahan, dan ideologi politik
dan ekonomi yang dianut atau sedang dikembangkan oleh pemerintahan dan negara tertentu;
hukum, yaitu hukum yang diterapkan dalam suatu negara yang berkaitan dengan aktivitas
perekonomian negara; 4. Sosial-budaya, yaitu keadaan masyarakat, pandangan hidup, dan tingkah
lakunya yang berhubungan dengan sikap mental masyarakat, serta nilai-nilai lokal yang dianut;

5. teknologi, yaitu lingkungan yang berhubungan dengan berbae alat, media, dan berbagai bentuk
teknologi lainnya; 6. Global, yaitu seluruh lingkungan yang lingkupnya lokal, regional nasional, dan
internasional. Ruang Lingkup Manajemen Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan pada
bagia sebelumnya, dapat diklasifikasikan ruang lingkup manajemen. Baik dilihat dari unsur-unsur
yang harus ada dalam manajemen. Sebagai ilmu, manajemen memiliki teori dan kerangka pikir yang
sudah teruji, terutama yang berhubungan dengan teori manajemen ilmiah, organisasi klasik, teori
perilaku organisasi. 1. Teori Manajemen Ilmiah Teori manajemen ilmiah memfokuskan kajiannya
pada keberadaan manajer dan perannya dalam suatu organisasi atau perusahaan. Menurut teori
manajemen ilmiah, tercipta iklim yang kondusif bagi perusahaan sangat bergantung pada sumber
daya manusia yang menggerakkan perusahaan. Hal tersebut karena perusahaan yang sumber daya
manusianya lemah, meskipun memiliki modal dan fasilitas yang memadai, tidak akan bisa meraih
prestasi. Perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas membutuhkan
pembagian kerja yang proporsional dan menempatkan para pekerja menurut spesialis masing-
masing. Dengan demikian, setiap pekerja memikul tanggung jawab yang penuh sesuai dengan
spesialisasinya dan mengikuti sistem kerja yang profesional. Perusahaan dengan sistem kerja yang
profesional, di tempat tempat pekerja sesuai dengan spesialisasinya, juga menetapkan sistem upah
atau gaji yang memiliki diferensiasi yang adil, seimbang dengan beban kerja yang ditanggung oleh
para pekerja. Pembedaan besar upah yang profesional diberlakukan secara sistematis dan formal,
sebagai akibat akibat kerja santa timbal balik yang saling menguntungkan antara pimpinan
perusahaan atau manajer dan karyawan. Perusahaan yang diuntungkan oleh kinerja karyawannya
pada umumnya akan menilai semua prestaci karyawan. Kemudian, karyawan yang paling menonjol
prestasinya akan dipromosikan jabatannya dan memperoleh bonus atau reward serta
ketidakseimbangan lainnya. Manajemen juga mengkaji efisiensi dan melaksanakan kinerja
perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan, kegiatan perusahaan yang logis, jumlah
sumber daya manusia atau staf yang memadai, disiplin kerja, upah yang proporsional, bonus yang
prestatif, standar pekerjaan yang sistematis, pertanggungjawaban objektif, penerapan balas jasa
atau insentif yang motivasional, dan pengembangan perusahaan yang terukur. 2. Teori Organisasi
Klasik Teori kedua yang dikembangkan oleh manajemen dan sebagai bagiandari ruang
lingkupkajiannyaadalah teoriorganisasiklasik. Teori ini membicarakan tugas manajemen yang
pertama kali diperkenalkan oleh B.I. Fayol (1841-1925), yaitu pembahasan mengenai hal-hal berikut:
1. technical: kegiatan memproduksi barang dan pengorganisasian; 2. komersial: kegiatan membeli
bahan dan menjual produk; 3. keuangan: kegiatan pembelanjaan; 4. security: pengawasan
keamanan; 5. akuntansi: kegiatan akuntansi; 6. manajerial: melaksanakan fungsi manajemen. Fayol
memerinci lebih sistematis tentang fungsi-fungsi manajemen, yaitu: a. perencanaan (perencanaan);
b. pengorganisasian (pengorganisasian); C. koordinasi (pengoordinasian); d. pengarahan
(pengarahan); e. mengontrol (pengawasaan). Dari kelima fungsi manajemen di atas, Fayol
menetapkan asas-asas manajemen yang bersifat umum, yaitu: 1. pembagian kerja; 2. asas tanggung
jawab dan tanggung jawab; 3. Disiplin 4. kesatuan perintah; 5. kesatuan arah; 6. asas kepentingan
umum; 7. memberikan janji yang wajar; 8. pemusatan berwenang: 9. rantai berkala; 10. asas
keteraturan; 11. asas keadilan; 12. kestabilan masa jabatan3B 13. inisiatif; 14. asas kesatuan.
Fungsi dan asas umum dalam manajemen yang dikemukakan oleh Fayol Alokasi oleh pandangan
James D. Money yang menyatakan perlunya kaidah-kaidah baku dalam menentukan organisasi
manajemen. Kaidah-kaidah tersebut adalah: 1. koordinasi; 2. prinsip skala; 3. prinsip fungsional; 4.
prinsip staf. Kaidah-kaidah yang berhubungan dengan organisasi manajemen, dikemukakan oleh
James D. Uang, disempurnakan pandangannya tentang hubungan interaksional antara atasan dan
bawahan. Hubungan interaksional secara psikologis dapat meningkatkan kinerja manajerial suatu
perusahaan. Dalam teori hubungan interaksional antarmanusia. Perilaku individu merupakan bahan
pertimbangan dalam membentuk hubungan fungsional dalam aktivitas pekerjaannya. Kebutuhan
yang diberikan kepada karyawan bukan hanya kebutuhan fisik, melainkan juga kebutuhan psikis
karyawan yang lebih memerlukan perhatian sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Kebutuhan psikis karyawan ini dapat berupa hubungan interaksional yang harmonis antara atasan
dan bawahan. Dengan teori hubungan antarmanusia itu, ruang lingkup manajemen terpaku pada
proses perencanaan dan pengendalian organisasi, tetapi secara langsung berkaitan dengan fungsi-
fungsi kepemimpinan dalam organisasi manajemen, pengelolaan perlu menguraikan secara detail
tentang kedudukan, tugas, dan fungsi manajer dalam perusahaan. Mengapa diperlukan hubungan
yang barmonis antara atasan dan bawahan? Jawabannya berkaitan dengan nendekatan psikologis
yang ada dalam manajemen, yang salah satunya menguraikan peran manajer sebagai pemimpin dan
fungsi kepemimpinan manajer dalam memengaruhi bawahannya agar melaksanakan tugas-tugasnya
sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, manajemen
perusahaan Berbicara tentang hubungan antarindividu yang satu sama lain saling mempengaruhi
dan saling berharap. Manajer memengaruhi dan berharap agar seluruh karyawannya melaksanakan
semua rencana perusahaannya, dan karyawan dengan aktivitasnya berusaha sebaik mungkin, karena
tidak mendukung dan promosi jabatan yang lebih baik. Jadi, harapan saling berharap untuk
memperoleh sesuatu yang terbaik, saling memberi manfaat, dan menjaga agar masa depan mereka
lebih baik. Abraham Maslow (1908-1970) sering menyebut manajemen sebagai bagian yang sangat
berpengaruh terhadap teori interaksional antarmanusia atau humanisme. Manajemen yang
memakai pendekatan humanistik dalam psikologi dalam pandangan Maslow yang memaknai
manusia sejati sebagai manusia yang memiliki kemampuan mengaktualisasi diri melalui pengalaman-
pengalaman dan berujung pada pengalaman puncak yang spiritualistik. Bagi Maslow, manusia
dengan potensinya akan mampu mengembangkan bakat dan kemampuannya. Pengembangan
potensi dan aktualisasi diri dilakukan dengan cara mengalami kehidupan secara sistematis, mulai
terendah hingga yang tertinggi. Dalam manajemen humanistik, setiap karyawan akan ditempatkan
pada posisi atau jabatan yang terendah sampai dengan yang teratas, etapi yang terbaik, adalah yang
menikmati jabatan terendah dan mendapatkan kepuasan. Selanjutnya, ia meningkatkan prestasi
Kerjanya sehingga ia meraih jabatan tertinggi. Jabatan tertinggi Aulan menurut Maslow yang disebut
sebagai proses aktualisasi diri. randangan Maslow tentang aktualisasi diri secara hierarkis berkaitan
dengan tingkatan berikut: 1. kebutuhan fisiologis; 2. kebutuhan sekuritas diri; 3. kebutuhan cinta
dan rasa memiliki; kebutuhan honoritas diri; 5. kebutuhan kognitif; 4. kebutuhan estetik; 7.
aktualisasi diri, manusia ideal yang memiliki kualitas tertinggi 6. Maslow memberikan rumusan hidup
bagi manusia, terutama mengenai kepuasan hidup sehingga manusia akan mengalami masa. masa
aktualisasi diri. Menurutnya, puaskanlah kebutuhan terendah sebelum mencari kebutuhan yang
lebih tinggi. Jika kepuasan telah final di tingkat terendah, jiwa akan dimotivasi untuk mendapatkan
kepuasan yang lebih tinggi. Demikian seterusnya, meskipun dalam kehidupannya, manusia syringe
terombang-ambing oleh kebutuhan yang bersifat naik-turun tidak teratur. Menurut Carl Rogers
(1902-1987), manajemen yang memperhatikan teori aktualisasi diri bertitik tolak dari pandangannya
tentang potensi diri. Setiap manusia memiliki potensi dalam jiwanya yang harus mendukung ke luar
dan bentuk aktualisasi diri yang sebenarnya. Pada kejadian-kejadian-kejadian-kejadian yang
dibutuhkan setiap individu untuk mengeluarkan potensinya berasal dari luar, seperti melalui proses
pembelajaran, pendidikan, dan pembinaan karena potensi diri awalnya merupakan sesuatu yang
sangat rahasia dan pribadi. Di sinilah posisi manajer sangat penting dalam upaya memotivasi dan
memberikan rangsangan untuk mengembangkan potensi kerja seluruh karyawan. Bagi Rogers,
kehidupan manusia membutuhkan diri yang jelas, yaitu sebagai diri yang ideal, gambaran diri dan
harga diri Nigel "menjelaskan bahwa harga diri tergantung pada jarak diri ideal dan citra diri. Jarak
yang panjang antara diri ideal dan gambaran diri menunjukkan harga diri rendah , sedangkan jarak
yang pendek antara diri ideal dengan gambaran diri sama dengan harga diri yang tinggi Dengan
demikian, harga diri dapat ditingkatkan dengan meningkatkan citra diri, menurunkan diri, atau
menghilangkan. Konsep Rogers tersebut dijadikan paradigma manajemen yang menitikberatkan
pendekatan psikologis terhadap fungsi hubungan antara atasan dan bawahan. Setiap karyawan
memiliki konsep diri masing-masing. Apabila gambaran diri karyawan terlalu ideal, tetapi citra
dirinya rendah, harapannya akan di lakukan di tengah jalan. Oleh karena itu, penempatan seseorang
dalam jenis pekerjaan tertentu memerlukan psikotes tertentu, minimal untuk melihat citra ideal dan
citra dirinya. Hal tersebut dilakukan karena setiap organisasi atau perusahaan memiliki gambaran
diri dan citra diri yang sedekat mungkin memiliki kesesuaian dengan citra ideal karyawannya.
Pandangan yang relevan dengan manajemen humanistik yang mengedepankan pendekatan
psikologis dalam memahami hubungan timbal balik antara atasan dan bawahan adalah pandangan
bahwa manusia memiliki hasrat kuat mencari makna hidup. Bagi manusia, kebahagiaan terletak
pada kecerdasannya mencari makna kehidupan. Jika tidak mampu memaknai hidupnya, ia akan
memperoleh penderitaan. Oleh sebab itu, seharusnya manusia memandang dan memandang
dirinya sebagai pusat makna hidup, yang menggerakkan dirinya sebagai bagian dari peningkatan
kehidupan yang potensial. 3. Ruang Lingkup Manajemen a. Tujuan Dengan pandangan bahwa
manusia sebagai pusat makna hidup, idealitas diri atau idealitas diri dengan citra diri akan berjalan.
Dalam manajemen humanistik, persepsi antara idealitas diri dan citra diri senantiasa berpegang pada
prinsip orang yang tepat di tempat yang tepat. Profesionalitas akan terbangun oleh hubungan yang
ideal antara diri dan citra diri. Diri yang ideal harus berbanding lurus dengan citra diri. Demikian
pula, manajemen perusahaan, hubungan atasan bawahan adalah hubungan sistemik yang integral
untuk mencapai tujuan perusahaan. ata Tujuan perusahaan yaitu sasaran atau target. Oleh karena
itu, manajemen menguraikan misi atau pencapaian tujuan yang dapat dicapai sesuai dengan
harapan. Tujuan merupakan hasil akhir atau stationer dari seluruh aktivitas manajerial sebuah
perusahaan atau organisasi Dengan demikian, semua kinerja perusahaan dengan segala daya yang
dimiliki oleh target yang diarahkan pada target. Tujuan adalah fase pertama dalam perencanaan
yang dirumusk dengan jelas, pasti, dan matang. Dalam menetapkan tujuan, diuk semua sumber
daya yang dimiliki sehingga akan memudahkan untaiannya. Tujuan merupakan ruang lingkup
manajemen yane sangat penting sehingga sering disebut dengan tujuan manajemen yang meliputi
seluruh kemampuan manajerial, muk proses perencanaan sampai dengan staf para karyawannya.
Selunuh tidak mengatur manajemen yang mengikuti arah yang terpadu. b. Upaya manajerial dalam
mencapai tujuan Setelah membicarakan tujuan manajemen, ruang lingkup manajemen berikutnya
yang berkaitan dengan upaya-upaya manajerial dalam memproyeksikan dan memperkirakan
pencapaian tujuan. Biasanya perkiraan dan perkiraan lebih akurat dari seluruh aktivitas perusahaan
telah dilaksanakan. Hal tersebut karena tindakan setelah pelaksanaan programkerja adalah hasil
dari pelaksanaan program. Dengan evaluasi, potensi perusahaan dengan seluruh manajemen yang
ada dengan mudah diramalkan. Oleh karena itu, manajemen membahas teknik-teknik meramal dan
memperkirakan sesuatu yang belum terjadi. Ini yang disebut dengan peramalan. Ramalan
(peramalan) c. Forecasting artinya meramal atau memperkirakan sesuatu yang akan terjadi pada
masa yang akan datang berdasarkan berbagai kemungkinan. Potensi dan kelemahan perusahaan
dikaji dengan saksama. Biasanya peramalan dilakukan sebelum perencanaan dibuat agar dijadikan
referensi pembuatan rencana dan menjadi dasar perencanaan berikutnya dengan penjabaranyang
lebih bertarget, terutama pada sisa-sisa perencanaan yang belum tercapai secara optimal. d.
Pengambilan keputusan keputusan perencanaan evaluasi dan proyeksi masa depan adalah bagian
yang harus dipilih. Oleh karena itu, ruang lingkup manajemen berikut hubungan dengan
pengambilan keputusan dalam manajemen Pengambilan keputusan (desicion making) adalah
melakukan jasa dan menjatuhkan pilihan. Pengambilan keputusan merupakan hagian dari tugas
manajemen yang sangat penting, terutama untuk menjaga perusahaan tetap normal dan konsisten
dengan tujuan yang dapat dicapai. G.R. Terry menyatakan bahwa pengambilan keputusan terkait
secara langsung dengan kriteria yang ditentukan sesuai dengan beberapa alternatif yang harus
dipilih. Pada hakikatnya, pengambilan keputusan merupakan salah satu otoritas manajer
perusahaan. Oleh itu, manajer dituntut memiliki kesadaran dan rasionalitas yang penuh dengan
pertimbangan dan pertimbangan dalam menilai dan menentukan pilihan yang tepat. Harold dan
Cyril O'Donnell mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah kebijaksanan yang memilih di
tengah-tengah berbagai alternatif. Setiap alternatif yang dipilih secara langsung menyuruh semua
karyawan mengambil tindakan. Penentuan alternatif ini pertimbangan pertimbangan strategi
tindakan yang akurat agar tidak merugikan masa depan perusahaan. Pengambilan keputusan pada
umumnya permasalahan yang serius, mungkin juga situasi dan kondisi yang darurat. Oleh karena
itu, seluruh fakta dan data yang berkaitan dengan masalah yang diperlukan penelitian yang valid
agar tidak mengambil keputusan. Kekeliruan pengambilan keputusan sekaligus merupakan
kekeliruan tindakan. Dalam manajemen, pengambilan keputusan dapat dikatakan sebagai senior
memimpin perusahaan atau organisasi dalam arti yang luas. Pengambilan keputusan juga
merupakan proses kreatif untuk menemukan suatu situasi dan kondisi yang harus dipilih atau Agak
tidak ditetapkan suatu pilihan. Proses kreatif dalam pengambilan keputusan memerlukan
kecerdasan. Cerdas adalah refleksi inteligensi dan kekuatan naluri dalam memilih dan mengambil
keputusan; cerdas dalam menemukan cara atau metode serta solusi terhadap masalah yang
berhubungan. Kecerdasan seorang manajer dalam mengambil keputusan terkait dengan proses
identifikasi masalah, menyusun alternatif, menganalisis alternatif dan mengambil tindakan konkret
memberikan pengarahan dan pembinaan kepada seluruh pelaksana kegiatan. Kegiatan yang telah
dievaluasi akan dijadikan bahan rekomendasi kegiatan yang akan datang. Dari semua uraian tentang
ruang lingkup manajemen itu, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki wilayah kajian yang
cukup luas karena hampir seluruh manusia yang akrab dengan aktivitas manajemen meskipun tidak
terlihat bahwa aktivitasnya merupakan bagian dari manajemen. Dalam manajemen dibicarakan pula
supervisi kerja yang berhubungan dengan teori motivasi, pembinaan, pengarahan, pelatihan dan
pendidikan bagi seluruh karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan loyalitas yang kuat
pada perusahaan tempat pekerjaannya. D Objek Kajian dan Kegunaan Manajemen Perusahaan 1.
Objek Kajian Manajemen Perusahaan Pembahasan tentang objek kajian manajemen perusahaan
tidak jauh berbeda dengan pembahasan ruang lingkup manajemen pada umumnya. Oleh karena itu,
perlu diuraikan perbedaan-perbedaannya agar tidak terjadi tumpang tindih pembahasan. Ruang
lingkup manajemen adalah seluruh bagian yang fundamental dari manajemen dan prinsip-prinsipnya
secara umum, sedangkan objek kajian manajemen adalah semua ruang lingkup manajemen dengan
terlebih dahulu mendudukkan manajemen sebagai ilmu. Dalam ruang lingkup manajemen dibahas
hal-hal yang berhubungan dengan organisasi, manajer, kinerja, dan fungsi manajemen, dan
pengendalian sistem pengawasannya. Semua itu merupakan objek kajian manajemen, yang dalam
perspektif ilmu, yaitu materi yang dapat diteliti secara ilmiah. Dengan demikian, manajemensebagai
ilmu bukan menguraikan mata ruang lingkup manajemen, melainkan mempertanyakan secara lebih
filosofis tentang hakikat, sumber, dan wilayah ruang lingkup manajemen yang berada. Sebagai
contoh organisasi merupakan bagian dari ruang lingkup manajemen maka organisasi menjadi objek
kajian ilmu manajemen sehingga dapat dijadikan bahan penelitian. Karena dapat diteliti, dalam
manajemen terdapat prinsip keilmuan yang secara teoretis dan mempergunakan pendekatan-
pendekatan yang mendukung terwujudnya kebenara ilmiah. Contoh objek kajian sebuah
perusahaan adalah berbag komponen yang saling terkait, yaitu manajer, karyawan perencanaan
kerja, pelaksanaan kegiatan, dan sarana serta prasaran yang dimiliki perusahaan. Lalu, dilakukan
penelitian terhadap salah satu komponen perusahaan dengan hipotesis "Kemajuan perusahaan dari
tipe-tipe manajer kepemimpinan perusahaan" Dengan demikian, variabel yang akan dikaji dan
diteliti adalah tenda kemajuan perusahaan dan tipe kepemimpinan yang masing-masing. masing-
masing sebagai variabel independen dan variabel dependen. Dengan gambaran tersebut,
ditanyakan tentang makna pembangunan dan makna perusahaan sehingga kriteria yang disusun
sedemikian rupa sehingga memudahkan pengukurannya. Demikian pula definisi tentang perusahaan
yang diteliti berhubungan dengan jenis perusahaan tertentu sehingga kemajuan yang dibangun
adalah wilayah kinerja perusahaan yang dimaksud. Setelah mempersempit objek yang diteliti,
langkah berikutnya adalah definisi variabel berikutnya, yaitu tipe-tipe kepemimpinan. Kajian ini
lebih bersifat teoretis untuk menguraikan jenis-jenis kepemimpinan dengan seluruh tipologi yang
telah disetujui oleh ahli manajemen. Penguraian sekaligus pendefinisian tentang tipologi
kepemimpinan dapat menggunakan pendekatan pelbagai, yaitu pendekatan sosiologis, psikologis,
dan pendekatan pemahaman. Pendekatan yang digunakan akan memudahkan proses analisis data
yang telah dikumpulkan, apakah memakai analisis data kuantitatif atau kualitatif, sekaligus
menentukan metode penelitian yang akan diterapkan. Tipe-tipe kepemimpinan yang telah diuraikan
merupakan rujukan teoretis untuk melihat karakter manajer yang memimpin perusahaan yang
dimaksud, terlebih dahulu harus mendefinisikan konsep manajer dalam perspektif ilmu manajemen.
Kedudukan, fungsi, dan tugas manajer perlu dijelaskan secara mendalam dengan perusahaan secara
umum. Dengan demikian, uji validitas antie kemajuan perusahaan dan tipe-tipe manajer manajer
dala perusahaan garmen tersebut lebih terarah dan konsisten dengan seluruh hakikat penelitian
yang dilaksanakan, yaitu mengenai metode penelitian yang digunakan, permasalahan yang telah
diidentifikasi, dan tujuan yang ditetapkan. Uji hipotesis biasanya terdapat dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif, terutama yang ditujukan pada data hasil dengan teknik
penyebaran angket dan pertanyaan-pertanyaan pilihan yang disebar kepada responden yang
sebelumnya telah ditentukan. Jika penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, hipotesis yang
dimaksud dapat diformulasikan sebagai asumsi dasar untuk menuntun kinerja penelitian yang lebih
terarah. Dengan demikian, tidak dibutuhkan uji validitas yang menggunakan angka-angka dan
parameter dalam penelitian kuantitatif. Karena metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak
bertolak belakang, dapat dianalisis dengan tujuan yang mempermudah proses analisis data. Ilustrasi
tersebut hanya untuk menjelaskan manajemen sebagai ilmu karena adanya istilah objek kajian
manajemen. Pendefinisian manajemen sebagai ilmu yang dikemukakan oleh Luther Gulick "bahwa
diuraikan secara sistematis tentang kinerja perusahaan yang mengintegrasikan seluruh komponen
yang ada untuk mencapai tujuan. Ciri-ciri bahwa manajemen sebagai ilmu adalah sebagai berikut: 1.
memiliki teori manajemen yang telah teruji secara ilmiah; 2. berkembang secara sistematis dan
mengedepankan objektivitas hasil penelitian; 3. didukung oleh ilmu bantu yang sangat signifikan,
yaitu ilmu ekonomi, statistik, akuntansi, sosiologi, dan psikologi; Jeundts 4. empirik dan rasional
Objek kajian yang lebih konkret dari manajemen adalah sebagai berikut: 1. organisasi dan struktur
tata usaha yang merupakan bagian sistemik organisasi; 2. anggaran belanja organisasi keuangan
atau perusahaan; 3. masalah kepegawaian atau personalia 5. Manajemen pada aspek lingkungan
masyarakat yang kajiannya berkaitan dengan peran serta masyarakat terhadap perusahaan, interaksi
antara perusahaan dan masyarakat, peran manajer dalam menghadapi masyarakat, kerja sama
perusahaan dengan masyarakat, dan promosi produk serta kinerja perusahaan yang melibatkan 6.
Manajemen pada aspek keterampilan, yang objek kajiannya tentang profesionalitas kerja manajer
dan seluruh karyawan, konsep keterampilan, keterampilan manusiawi, keterampilan teknik, dan
keterampilan memproyeksikan masa depan perusahaan. 7. Manajemen pada aspek pengembangan
sumber daya manusia, yang objek kajiannya termasuk pendidikan dan pelatihan manajerial, kualitas
manajer vang dikriteriakan oleh anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan; dan
pelaksanaan pengawasan dan pengelolaan serta tafsir yang berhubungan dengan orang yang
berhubungan dengan kecerdasan para karyawan. Objek kajian manajemen pada hakikatnya
ditujukan kepada sistem yang ada dalam organisasi. Bahkan, manajemen itu sendiri adalah sistem,
yang merupakan suatu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang tersusun secara
sistematis, mempunyai relasi antara satu dan lainnya, dan sesuai dengan konteksnya. Menurut
Made Pidarta, ciri-ciri sistem adalah: masyarakat. ya 1. merupakan suatu kebulatan; 2. memiliki
bagian-bagian yang disebut dengan subsistem dari yang terbesar hingga yang paling kecil yang
disebut dengan komponen; 3. setiap bagian saling berhubungan secara integral; 4. beroperasi
mengikuti objek masing-masing yang diarahkan pada tujuan bersama. "Dalam suatu sistem akan
diterima masukan (input) yang kemudian diubah melalui proses transformasi untuk menghasilkan
keluaran (output)." Dengan penjelasan tersebut, manajemen sebagai sebuah sistem dapat dijadikan
objek kajian ilmiah mengenai lima sistem yang ada di dalamnya, yaitu: akan bersinggungan dengan
psikologi karena membicarakan potensi dan motivasi kerja individu, juga berkaitan dengan sosiologi
karena berbicara tentang sistem kerja sama terpadu dalam satu sistem. Pemahaman tentang
manusia dengan sumber daya yang dimilikinya sekaligus akan membahas fungsi-fungsi manajerial
yang bersifat operatif, salah satu pihak oleh A.M. Kadarman dan Yusuf Udaya5 bahwa fungsi
operatif manajer sumber daya manusia yang berkaitan dengan hal-hal berikut: 1. memperoleh
tenaga kerja dalam jumlah dan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan; 2. mengembangkan
tenaga kerja dengan berbagai pendidikan dan pelatihan; 3. kompensasi, yaitu peningkatan
kesejahteraan bagi pegawai; 4. Integrasi, kesatupaduan kinerja manajemen, dan implikasi positif
terhadap lingkungan dan masyarakat; 5. pemeliharaan sinergitas manajerial dan pertahanan yang
utuh terhadap keadaan yang telah berkembang nyata dan maju; 6. pengembangan keterampilan
dan sumbangannya bagi masyarakat. Artinya, setiap manusia yang telah berkembang sehingga
memiliki pengalaman dan keterampilan yang memadai, serta produktivitas yang luar biasa,
seharusnya diterjunkan ke masyarakat untuk menciptakan sumber daya manusia lainnya yang akan
meningkatkan keberhasilan kerja di lingkungan sosial yang lebih luas. 2. Kegunaan Manajemen
Perusahaan Dilihat secara ilmiah, uraiàn tentang kegunaan manajemen dapat dibagi dua macam,
yaitu kegunaan teoretis dan praktis praktis. Kegunaan teoretis adalah manfaat yang diberikan oleh
manajemen sebagai ilmu pada seluruh unsur perusahaan, baik dalam fungsinya maupun struktur
organisasi lainnya yang terdapat di lingkungan perusahaan. Teori-teori yang terdapat dalam
manajemen dapat dijadikan referensi untuk menilai realitas manajerial yang terdapat di masyarakat.

Sedikit, yang lebih efektif dan efisien. Kegunaan pengorganisasian memudahkan manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang
proporsional melalui konsep pembagian kerja yang profesional. Kegunaan manajemen yang ketiga
adalah berkaitan dengan pola pengarahan (mengarahkan) sebagai tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Pengarahan dilaksanakan oleh manajer dan supervisor yang memotivasi, sekaligus
meluruskan dan mengembangkan kecerdasan para karyawan dalam mengembangkan kinerja dan
meningkatkan kualitas hasil pekerjaannya. Pengarahan hubungan langsung dengan manajemen
manajemen dalam menggerakkan anggota organisasi agar bekerja dengan kesadaran penuh dan
ikhlas dalam mengemban tugas dan kewajibannya. Kegunaan manajemen yang keempat berkaitan
dengan pengevaluasian (evaluasi), proses pengawasan dan pengendalian performa untuk
memastikan jalannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Evaluasi terhadap seluruh hasil
kinerja perusahaan yang dikelola dengan baik agar kelemahan perusahaan dari segala aspeknya
dapat ditanggulangi dengan baik dan benar. Kelemahan perusahaan dapat terjadi pada karyawan,
pola kepemimpinan manajer, permodalan, dan manajemennya sendiri. Oleh karena itu, evaluasi
harus dilaksanakan dan ditindaklanjuti oleh masalah masalah. Kegunaan manajemen menurut
Henry Fayol erat kaitannya dengan prinsip-prinsip umum manajemen, yaitu: 1. Menetapkan pola
pembagian kerja; 2. Menetapkan kewenangan dan tanggung jawab (wewenang dan tanggung
jawab) secara profesional dan proporsional; 3. Meningkatkan kedisiplinan pegawai (disiplin) dengan
taat asas dan taat pada tanggung jawab masing-masing; 4. Membangun kedisiplinan melalui
kesatuan perintah (unity of command) yang tertuang pada visi dan misi perusahaan serta kharisma
pemimpin perusahaan yang menjadi teladan seluruh karyawan atau bawahannya

Tentang seluruh realitas diri dalam menikmati pekerjaannya masing-masing. Oleh karena itu,
manfaat manajemen terletak pada ketaatan seluruh pribadi perusahaan pada kepemimpinan dan
keteladaan manajer dan aturan-aturan yang berlaku dalam perusahaan. Perilaku manajemen yang
normatif dalam perusahaan merupakan sistem yang dirujuk langsung dari anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga perusahaan. Ketika norma-norma-norma diartikan sebagai perilaku
manajemen diorganisasikan, manifestasi perilaku yang dimaknakan sebagai perilaku manajemen.
Peraturan perusahaan dijadikan ide dasar atau landasan aktivitas para pegawai perusahaan.
Kegiatan perusahaan diarahkan oleh prinsip-prinsip yang berlaku dalam perusahaan dan dipimpin
berdasarkan norma yang telah disepakati bersama yang terwujud dari kehidupan hierarkis atasan
bawahan. Norma-norma perusahaan dipandang sebagai status sistem yang masing-masing
mempunyai kewenangan dan kewenangan serta prestise yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan
utama yang ingin dicapai oleh masing-masing individu melalui jabatannya. Dengan pandangan
tersebut, manfaat manajemen dapat pula dilihat dari teori perkembangan dan pertumbuhan
manusia. Perkembangan adalah kejadian perubahan yang berjalan secara kontinu dalam diri
individu mulai berkembang hingga meninggal dunia, yang berlangsung secara sistematis, progresif
dan berkesinambungan, baik terhadap fisiknya maupun psikisnya. “Teori perkembangan manusia
berkaitan langsung dengan hasrat dan harapan manusia ketika ia memiliki jabatan dalam
perusahaan Semakin lama seseorang menginginkan jabatan, gaji, dan kesejahteraan yang
meningkat Tumbuh dan berkembangnya keinginan ini merupakan hukum alam atau fitrah yang tidak
dapat diganggu gugat. Hawa nafsu dan keserakahan.

Bab 2 Pengertian dan Macam-macam Perusahaan Pengertian Perusahaan adalah tempat kegiatan
produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Ada perusahaan yang terdaftar di pemerintah
dan ada pula yang tidak. Perusahaan yang terdaftar di pemerintah berbentuk badan usaha. Badan
usaha adalah status perusahaan yang terdaftar secara resmi. Berdasarkan lapangan usahanya,
perusahaan terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Perusahaan ekstraktif adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengambilan kekayaan alam; 2. Perusahaan agraris adalah
perusahaan yang bekerja dengan cara mengolah lahan atau ladang: 3. Perusahaan industri adalah
perusahaan yang menghasilkan barang setengah jadi menjadi barang matang; 4. Perusahaan
perdagangan adalah perusahaan yang bergerak dalam perdagangan perdagangan; 5. Perusahaan
jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Berdasarkan kepemilikannya, perusahaan
terdiri atas: 1. Perusahaan negara, yaitu perusahaan yang dimiliki negara, misalnya PLN, Pertamina

2. perusahaan swasta, yaitu perusahaan yang dimiliki pihak swasta, misalnya perusahaan yang
bergerak dalam bidang pertelevisian, internet, telekomunikasi, dan lain-lain. Unsur-unsur
perusahaan adalah: 1. Badan usaha; 2. Kegiatan dalam bidang perekonomian; 3. Bersifat terus-
terus menerus, terang-terangan, dan tetap; 4. Keuntungan dan / atau laba; 5. Pembukuan., Macam-
macam Perusahaan Ada banyak jenis perusahaan, tetapi pada umumnya perusahaan terdiri atas
sebagai berikut. 1. Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang
dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua
risiko modal antara kekayaan pribadi dan kekayaan perusahaan. Aktivitas perusahaan. Tidak ada
pemisahan Kebaikan perusahaan perseorangan adalah sebagai berikut: a. Pemilik bebas mengambil
keputusan; b. Seluruh keuntungan perusahaan menjadi pemilik perusahaan; c. Rahasia
perusahaan terjamin; d. Pemilik lebih berusaha. Adapun keburukannya adalah sebagai berikut: a.
Tanggung jawab pemilik tidak terbatas; b. Sumber keuangan perusahaan terbatas; c.
Kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin; d. Seluruh aktivitas manajemen dilakukan sendiri
sehingga manajemen menjadi kompleks. 2. Firma Firma adalah persekutuan antara dua orang atau
lebih yang bersama-sama melaksanakan usaha.

Oleh orang-orang yang memiliki keahlian atau profesi yang sama dan tanggung jawab masing-
masing anggota tidak terbatas, laba atau kerugian akan ditanggung bersama. Kebaikan firma adalah
sebagai berikut: kemampuan manajemen lebih besar karena ada pembagian kerja di antara para
anggota; b. Pendiriannya relatif mudah, baik dengan akta maupun tidak memerlukan akta
pendirian; c. Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi. Adapun keburukannya adalah: a. Tanggung
jawab pemilik tidak terbatas; b. Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota harus ditangung
bersama anggota lainnya; c. Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu. Perseroan
Komanditer (CV) Perseroan komanditer (CV) merupakan bentuk perusahaan kedua setelah PT yang
paling banyak digunakan para pelaku bisnis untuk menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia.
Namun, tidak semua bidang usaha dapat dijalankan dalam bentuk perseroan komanditer (CV),
mengingat adanya beberapa bidang usaha yang diatur secara khusus dan hanya dapat dilakukan
oleh badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Perseroan komanditer adalah bentuk
perjanjian kerja sama berusaha antara dua orang atau dengan akta otentik sebagai pendirian yang
dibuat di hadapan notaris yang berurusan. Para pendiri perseroan komanditer terdiri atas persero
aktif dan persero pasif. Hal yang membedakan antara kedua persero adalah tanggung jawabnya
dalam perseroan. Persero, yaitu orang yang aktif menjalankan dan mengawasi perusahaan,
termasuk bertanggung jawab secara penuh atas informasi. Persero pasif, yaitu orang yang hanya
bertanggung jawab sebatas uang yang disetor dalam perusahaan, tanpa melibatkan harta dan
kekayaan.4. Perseroan Terbatas (PT) Bentuk badan usaha PT adalah bentuk perusahaan yang paling
populer dalam bisnis dan paling banyak digunakan oleh para pelaku bisnis di Indonesia dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Selain memiliki landasan hukum yang jelas, seperti yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang PERSEROAN TERBATAS, bentuk PT ini juga
lebih penting menjaga keamanan pemegang saham atau pemilik modal dalam berusaha. Sama
halnya dengan CV, pendirian PT juga dilakukan minimal oleh 2 orang atau lebih. Hal ini karena
sistem hukum di Indonesia menganggap dasar perseroan terbatas adalah perjanjian maka pemegang
saham dari perseroan terbatas pun minimal harus 2 orang, dengan jumlah modal dasar minimum
Rp50.000.000,00, sedangkan untuk bidang usaha tertentu, jumlah modal dapat berbeda seperti yang
ditentukan Serta aturan khusus tentang bidang usaha tersebut.

5. Badan Usaha Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba. Badan usaha sering disamakan dengan perusahaan, bahkan pada kenyataannya
berbeda. Perbedan utamanya, badan usaha adalah lembaga, sedangkan perusahaa adalah tempat
badan usaha itu merupakan faktor-faktor produksi. Jenis-jenis badan usaha di Indonesia terdiri atas
beriku a. Koperasi Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasit oleh orang-
perseorangan demi kepentingan bersama. Menu UU tahun 1992, koperasi didefinisikan sebagai
badan usaha van beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi deng melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas kekeluargaan. Prinsip koperasi yang dicantumkan dalam U No. 12 Tahun 1967 dan UU
No. 25 Tahun 1992, kurang lebih sama dengan prinsip yang menyatakan dunia internasional dengan
adanya sedikit perbedaan, yaitu penjelasan mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).

Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R. Aria Wiria Atmaja di Purwokerto menyiapkan Bank
Pertolongan Tabungan untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia berhenti untuk menolong para
pegawai yang semakin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman
dengan bunga yang tinggi. Patih R. Aria Wiria Atmaja ingin mendirikan koperasi model kredit seperti
di Jerman. Cita-cita tersebut diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode. Seorang asisten residen
Belanda. Saat cuti, ia mengunjungi Jerman dan menghapuskan untuk mengubah Bank Pertolongan
Tabungan menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Menurutnya, selain pegawai negeri,
para petani juga perlu dibantu karena mereka semakin menderita akibat tekanan para pengijon. La
juga mengubah bank tersebut menjadi koperasi. Di samping itu, ia mendirikan lumbung-lumbung
desa yang membebaskan para petani menyimpan padinya pada musim panen dan memberikan
pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik. Ia pun menjadikan lumbung-lumbung itu sebagai
Koperasi Kredit Padi. Akan tetapi, pemerintah Belanda berpendirian lain. Mereka tidak menjadikan
Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa sebagai koperasi, tetapi justru
membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank desa, rumah gadai, dan Centrale Kas yang kemudian
menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank ini merupakan badan usaha Pemerintah dan dipimpin
oleh orang-orang Pemerintah.

b. Badan Usaha Milik Negara Badan usaha milik negara (BUMN) atau perusahaan milik negara yang
memiliki perusahaan atau badan usaha yang dimiliki pemerintah sebuah negara. Definisi BUMN
menurut Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
negara yang masuk. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk
menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Ciri-ciri BUMN adalah sebagai berikut.

C.Persero

Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh negaen atau daerah. Berbeda dengan
Perum atau Perjan, didirikannya Persero yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua
memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriarnya berasal sebagian atau seluruhnya dari
kekayaan negara yang masuk dalam bentuk saham-saham. Persero dipimpin oleh direksi, sedangkan
pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta. Perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas negara.
Perusahaan perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh pemerintah (atas
nama negara) yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

Fungsi RUPS persero pemerintah adalah memegang segala berwenang yang ada dalam perusahaan
tersebut. RUPS juga dilarang untuk mengganti komisaris dan direksi. Direksi persero adalah orang
yang bertanggung jawab atas pengurusan persero, baik di dalam maupun luar pengadilan.
Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan oleh RUPS. Komisaris adalah organ persero yang
berada dalam pengawasan kinerja persero itu dan melaporkannya pada RUPS. Pada beberapa
orang, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan menjadikan
persero tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya dapat dimiliki oleh publik. Contohnya
adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

d. Perusahaan Umum Perusahaan (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan
tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan / atau jasa yang bermutu tinggi dan mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.

E Perusahaan Jawatan Perusahaan jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal
yang berasal dari negara. Besarnya modal perjan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri perjan antara
lain sebagai berikut: 1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat; 2. Merupakan bagian dari suatu
departemen pemerintah; 3. Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada
menteri atau direktur jenderal departemen yang menangani; 4. Status karyawannya adalah pegawai
negeri. F. Badan Usaha Milik Daerah Ciri-ciri badan usaha milik daerah (BUMD) adalah sebagai
berikut. 1. Pemerintah daerah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha. 2. Pemerintah
daerah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan. 3. Pemerintah
daerah memiliki kewenangan dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan. 4.
Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang buruk. D. Melayani kepentingan umum, selain
mencari keuntungan. 6. Sebagai stabilisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat.

g. Perjan Perjan adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh
pemerintah. Perjan ini berorientasi pada pelayanan masyarakat sehingga selalu merugi. Sekarang,
tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena biaya untuk meningkatkan
perjan-perjan tersebut sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN.

h. Perum Perum adalah perjan yang sudah diubah. Tujuannya tid-t. Lagi berorientasi pelayanan,
tetapi sudah berorientasi memperolok keuntungan (profit oriented). Sama seperti Perjan, perum
yang dikelola olek negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai Negeri. Namun perusahaan
masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah telah menjual
sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya diubah menjadi persero.
Saya. BUMS Badan usaha milik swasta atau BUMS adalah badan usaha vane yang didirikan dan
dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidang-bidang
usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah organisasi sumber daya ekonomi yang bersifat
vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Berdasarkan bentuk
hukumnya, badan usaha milik swasta dibedakan atas:

Bab 3 Prinsip dan Macam Manajemen

Perusahaan Prinsip-prinsip Manajemen Perusahaan Prinsip artinya titik tolak yang mendasari
pelaksanaan sesuatu. Kata prinsip sama dengan istilah asas, landasan, landasan, pijakan,
fundamentalisasi, baru berpikir dan bertindak, dan tolok ukur. Jadi, prinsip merupakan pegangan
utama dalam berpikir dan bertindak. Jika ada ungkapan “tidak punya prinsip”, artinya tidak memiliki
utama dalam berpikir dan bertindak. Itulah yang bisa, istilah yang merawat rasa dengan sesuatu
yang tidak boleh berubah oleh situasi dan kondisi apa pun. Ini artinya selalu berpegang pada
landasan utama yang ada. Dalam manajemen prinsip-prinsip yang merupakan baru umum dalam
pelaksanaan aktivitas manajerial, yang akan menentukan sukses-tidaknya suatu perusahaan. Malayu
S.P. Hasibuan dengan mengutip pandangan Henry Fayol, menyatakan bahwa prinsip-prinsip umum
manajemen sebagai berikut: 1. Pembagian kerja (asas pembagian kerja); 2 wewenang dan tanggung
jawab (asaswenang dan tanggung jawab) B 3. Disiplin (asas disiplin);

1. Pembagian Kerja Asas pembagian kerja merupakan prinsip yang sangat penting dalam
manajemen. Prinsip pembagian kerja diterapkan dengan alasan berikut: legi 1. Setiap orang
memiliki kecerdasan yang berbeda-beda; 2. Setiap jenis lapangan kerja membutuhkan
tenaga ahli berbeda-beda; 3. Setiap pekerja memiliki pengalaman kerja yang berbeda,
pekerja yang berbeda, penggunaan waktu yang berbeda, latar belakang kehidupan, sosial,
ekonomi, kebudayaan yang berbeda, dan tingkat pendidikan yang berbeda.
2. Wewenang dan Tanggung Jawab Prinsip proporsionalitas dan tanggung jawab yang
berkaitan dengan prestasi dan kemampuan pekerja. Dalam organisasi atau perusahaan,
jabatan yang berkaitan dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Pembagian tanggung
jawab dan tanggung jawab harus diterapkan secara proporsional agar pelaksanaan kegiatan
organisasi organisasi tidak tumpang tindih (overlapping) atau terkesán amburadul.
Perusahaan yang profesional tidak menerapkan manajemen “tukang sol sepatu” yang
semuanya dikerjakan sendiri, dari pemeriksaan sepatu, membersihkan, menjahit,
mengelem, dan menyemir sepatu.

Menurut Henry Mintzberg, manajer memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan, yaitu
sebagai berikut. Sebuah.

A. Peran antarpribadi (peran interpersonal) Peran ini menitikberatkan pada hubungan


pribadi yang meliputi
1. Peran tokoh (figurehead), peran ini sangat penting dalam membangun relasi
dengan orang lain yang memiliki lokasi di perusahaan tertentụ. Peran ini
diperlihatkan dalam cara-cara menerima tamu dalam kegiatan tertentu bagi
perusahaannya.
B. Macam-macam Manajemen Perusahaan Manajemen dapat diterapkan dalam
berbagai bentuk perusahaan dan setiap perusahaan yang memiliki norma sendiri
dalam menerapkan manajemen sebagai sistem yang menjalankan roda perusahaan.
Oleh sebab itu, jenis-jenis manajemen dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Secara umum, manajemen perusahaan selalui yang berkaitan dengan jenis
manajemen itu sendiri.

a. Made Pidarta menjelaskan bahwa sebagai sistem, manajemen dapat dilihat dari sudut pandang
berikut.

1. Management by Objective (Manajemen berdasarkan Sasaran) Manajemen berdasarkan tujuan,


yaitu manajemen berdasarkan sasaran atau tujuan yang dicapai. Dalam manajemen sasaran,
seluruh

2. Peran pemimpin (leader), dilakukan dengan cara mengarahkan dan mengoordinasikan tugas-tugas
untuk bawahannya ini tugas staffing (merekrut, melatih, memotiVasi, melakukan promosi, dan
menghentikan kerja). 3. Peran penghubung (liaisonm) dilakukan dengan cara menjalin hubungan
antarpribadi dengan pihak-pihak, baik yang dalam perusahaan maupun yang berada di luar perusaha
b. Peran informasional (peran informasional) 1. Peran ini sangat penting bagi manajer dalam
mereduksi informasi yang dapat dijadikan landasan konseptual masalah masalah. Peran ini
berkaitan dengan nn pemantau (monitor), yaitu manajer secara terus-menerus mencari informasi
yang berguna, baik dalam maupun dari lu perusahaan; dan peran penyebar (dissentinator), yaitu
membasi. Informasi yang diperoleh dari hasil yang diperoleh dari bawahannya yang membutuhkan
informasi yang tertentu. 2. Dalam informasi yang berkembang, manajer harus memiliki kepekaan
terhadap isi informasi yang sebenarnya memantau dan menelaah berita yang diperolehnya tidak
terjebak oleh keadaan yang buruk akibat kesalahpahaman terhadap informasi yang dikembangkan.
C. Peran juru bicara Peran iniikberatkan pada menyampaikan sebagian menit yang dikumpulkannya
kepada para individu di luar unit atau pihak-pihak di luar perusahaan. Ia harus berhati-hati dalam
menyampaikan informasi yang dimiliki perusahaan. Tidak memberikan informasi secara total
kepada bawahannya sebelum melihat arti informasi yang sebenarnya serta dampaknya bagi
perusahaan dan karyawan. Terlebih, jika informasi tersebut disampaikan pada perusahaan lain.

Dalam Prinsip Manajemen, Prinsip Kestabilan Jabatan Mencakuasi Situasi Perusahaan Yang
Membuat Para Karyawannya Giat Bekerja Dan Selalu Berprestasi. Pejabat Yang menunjkan Tingkat
prestasinya, tidak sejarus Dinaikkan Jabatnnya Sebelum Angka Dan Kualitas prestasinya optimal.
Apakah Kinerjanya Telah Anggota Keuntungan Tiuntungan Bagi Seluruh Kepegingan Perusahaan.
Pengantinya Pun Harus Berprestasi dengan Pengalaman Yang Memadai Dan Ahli di Bidangnya.

B.MACAM-MACAM MANAJEMEN PERUSAHAAN MANAJEMEN DAPAT DALAM DIBAGAI BENTUK


PERUSAHAAN DAN SETERIAP PERUSAHIA MEMERIKI DALAM MENERERAPKAN

Oleh Sebab Itu, Jenis-Jenis Manajemen Dapat Dilihat Dari Berbagai Sudut Pandang. Secara Umum,
Manajemen Perusaha Selalui Berkait dengan Jenis Manajemen Itu Sendiri. Made Pidarta
Menjelaskan Bahwa Sistem Sistem, Manajemen Dapat Delihat Dari Sudut Pandang Berikat.

Menurut Indra Johannes “, struktur perusahaan terdiri atas beberapa jenis berikut.

A. Ciri-ciri Demokratis Terdesentralisasi Ciri-ciri demokratis desentralisasi adalah: tidak memiliki


pemimpin yang permanen; koordinator dipilih untuk tugas yang harus 1. 2. Koordinator; 3.
Koordinator dapat diganti ada ada perubahan dalam pekerjaan (tugas); 4. Keputusan yang dibuat
harus berdasarkan konsensus tim, bukan hanya berwenang satu orang; 5. Komunikasi sangat penting
karena setiap individu harus benar-benar memahami segala sesuatu yang harus dilakukan dan
dikerjakan; 6. Sifat komunikasi antaranggota adalah komunikasi horizontal karena tidak ada istilah
pimpinan dan bawahan.
b. Controlled Decentralized Ciri-ciri controlled desentralized adalah: 1. Memiliki satu pemimpin
utama yang salah dan mengoordinasi- kan tugas-tugas utama; 2. Terdapat pemimpin sekunder yang
dipilih pemimpin utama untuk mengoordinisasikan dan tanggung jawab sub-subtugas yang dibagi
berdasarkan ke bijakan pemimpin utama;

Dilihat dari berbagai bidangnya, manajemen fungsional terdii atas sebagai berikut.

1. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah manajemen
yang menempatkan manusia sebagai sumber terpenting dalam suatu proses manajerial.
Manusia bukan mesin yang bergerak seperti robot tanpa pikiran dan perasaan maka
manajemen harus melihat sosok manusia dari sisi kemanusiaannya yang kompleks dan unik.
Kompleksias manusia disebabkan oleh dinamika perubahan vang terjadi akibat potensi dan
jiwanya.
2. Manajemen Produksi Manajemen produksi, disebut juga dengan manajemen operasi adalah
pembinaan dan penambahan kegunann barang atau jasa. Penciptaan barang adalah
pengadaan barang yane semula belum tersedia, atau penambahan barang yang sama karena
permintaan konsumen. Demikian pula, ramah perusahaan bergerak dalam industri jasa,
yang adalah menyediakan pelayanan kepada konsumen yang membutuhkan jasa yang dapat
berupa tenaga atau pikiran yang berhubungan dengan kebutuhan hidup manusia.
3. 4. Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran adalah kajian manajemen yang menitik-
beratkan pengelolaan produksi barang di pasaran, pendistribusian barang, promosi dan
penjualan barang. Setiap barang yang berhubungan dengan pasar tertentu. Untuk
mencapai pasar yang baik diperlukan proses manajerial yang baik pula. Oleh karena itu,
dalam perspektif manajemen pemasaran, setiap konsumen adalah calon yang akan membeli
barang dan merasakan kepuasan dari manfaat barang yang dibeli. Pandangan yang
memperdalam analisis pasar sebelum dilakukan pendistribusian barang.
4. Manajemen Strategis Strategi manajemen adalah proses untuk menempatkan posisi
organisasi pada titik strategis agar perkembangannya senantiasa memperoleh keuntungan
atau kemakmuran. Menurut Achmad Diuaeni Kadmasasmita, dalam manajemen strategis
terdapat upaya pengintegrasian antara perencanaan strategis dan upaya-upaya untuk
meningkatkan kualitas organisasi, efisiensi anggaran, optimalisasi penggunaan sumber daya,
evaluasi program kinerja, dan pelaporan.
C. Prinsip-prinsip Pengelolaan dalam Manajemen
1. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Efisiensi dan merupakan bagian dari prinsip manajemen atau administrasi. Titik
tolak pelaksanaan manajemen dalam perusahaan semaksimal mungkin
memanfaatkan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien.
Fungsi- fungsi manajemen dioperasionalisasikan dengan mempertimbangkan

2. Prinsip Pengelolaan Perencanaan yang dilakukan berpijak pada visi dan misi yang
jelas sehingga program-program yang dilaksanakan secara hierarkis atau sistematis
dan mendahulukan skala prioritas. Program jangka pendek dilaksanakan sekaligus
sebagai bagian awal dari program jangka menengah. Demikian pula, pelaksanaan
program jangka menengah dilaksanakan sebagai awal menuju program jangka
panjang. Dengan demikian, semua pelaksanaan program terdapat saling
memengaruhi dan menunjang dalam mencapai target.
3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan Manajer tanggung jawab penuh dalam
pelaksanaan organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Proses internal
melaksanakan pengadministrasian semua aktivitas organisasi yang merupakan tugas
utama manajer, sedangkan eksternal adalah pelayanan manajerial terhadap semua
kepentingan publik yang berkaitan dengan aktivitas manajemen di luar
kelembagaan.
4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Seorang pemimpin harus mengambil keputusan, tegas, lugas, tuntas, dan
berkualitas. Ia wajib mengembangkan hubungan baik dengan semua bawahannya,
cerdas merealisasikan hubungan manusia. Ia tidak menyalahkan bawahan, tetapi
menyarankan dan menyarankan. Ia pun tidak pernah gusar kepada bawahan yang
meluruskan dan menyadarkan sepanjang masih dalam konteks profesionalitas yang
sesuai dengan aturan yang disepakati.
5. Prinsip Kerja Sama Prinsip kerja sama berdasarkan pengorganisasian dala manajemen.
Semua tugas dan kewajiban manajer dikerjakan menu keahliannya dan tugasnya masing-
masing, sehingga beban kerja menumpuk di satu tempat, sedangkan di tempat lain tidak ada
van harus dikerjakan. Pembagian tugas, berwenang, dan tanggung jawab jawak harus
dipolarisasi berdasarkan prinsip profesionalitas sehing kerja sama yang dibangun tidak
berbelit-belit. Kerja sama antar karyawan berjalan sinergis dan mempermudah pelaksanaan
organisasi.

D. Implementasi Manajemen Perusahaan Implementasi manajemen perusahaan dapat dilakukan


dengan melaksanakan hal-hal berikut.

1. Pengelompokan Fungsi-fungsi Prosedur pertama perencanaan organisasi adalah pengelompokan


logis dari kegiatan perusahaan. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan maksimum dapat
dimasukkan pada tiap-tiap usaha. Fungsi-fungsi khusus yang saling-tindih (overlapping) dapat
dipusatkan untuk mengelompokkan spesialis yang sangat penting. Pengelompokan spesialis yang
sangat penting adalah pengelompokan kegiatan staf dan pelayanan yang merupakan fungsi
perusahaan.

2. Pelimpahan Tanggung Jawab Orang yang bertanggung jawab atas seluruh dunia adalah direktur
utama. Pada umumnya, ia akan mampu melaksanakan sendiri seluruh tugas itu. Ia harus membagi
tugas tanggung jawabnya ke dalam bagian-bagian yang logis yang terutang pada kompleksitas usaha
dan pada volume bisnis. Ia menetapkan masing-masing bagian kepada bawahannya, tetapi tidak
akan melepaskan tanggung jawab itu padanya. Selanjutnya, masing-masing pejabat dalam hierarki
itu membagi fungsinya ke dalam komponen-komponen yang logis dan membedakannya kepada
setiap orang. Proses ini dilaksanakan melalui tingkat yang berturut-turut.

4. Level Wewenang Jumlah level yang berwenang harus diusahakan seminimum mungkin Hal ini
karena setiap kali informasi dan informasi yang disampaikan dar satu level ke level lain, tentu ada
yang tercecer dan dilarang kebingunan. Untuk itu, masing-masing tingkat yang pasti punya dinding
pemisah yang terkadang mampu mempengaruhi pengaruh yang sama dengan komunikasi itu sendiri.
Ada beberapa cara baoi komunikator awal untuk mengukur pemahaman mengenai peran dan
urgensi masalah yang disampaikan itu.

5. Jangkauan Pengawasan (Span of Control) Walaupun memang baik tingkat yang berwenang
seminimum yang praktis, pembatas ini harus sesuai dengan kesanggupan pegawai pada tingkat
setiap melaksanakan tanggung jawabnya. Kesanggupan ini diukur dengan jumlah orang yang
melapor langsung kepada satu orang atasan. Pengalaman menunjukkan bahwa ada batas jumlah ini
yang bergantung pada berbagai keadaan.
6. Hubungan Staf dan Garis Prinsip penting dalam menyusun struktur organisasi perusahaan adalah
prinsip fungsi garis dan staf. Fungsi garis langsung batas tujuan. Fungsi garis tanggung jawab dan
berwenang memprakarsai dan melaksanakan aktivitas untuk tercapainya tujuan perusahaan.
Mereka adalah rantai-komando (cluin of commands) yang memperoleh pelimpah tanggung jawab
yang berturue turut dari satu level ke level berikutnya. Rantai ini dapat digambarkan sebagai garis
(line).

7. Hubungan Kesatuan Organisasi Tujuan pokok mengelompokkan dan menentukan garis yang
berwenang dengan prestasi, yang selanjutnya berhubungan erat dengan efisiensinya.

8. Fleksibilitas Struktur Organisasi dan menciut menurut volume bisnis atau keadaan lainnya. Untuk
itu, Fleksibilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mengembang Struktur organisasi itu harus
dibuat berdasarkan fungsi dan bukan berdasarkan orang. Struktur organisasi yang baik mengandune
nomor yang tidak harus ada yang melibatkannya dengan jumlah pegawai yang ada.

9. Spesifikasi dan Prosedur Sesudah menyusun rencana organisasi yang ideal itu, ton manajemen
spesifikasi seluruh jabatan senior sesuai dengan rencana. Spesifikasi tersebut harus
menggambarkan fungsi dasa, jabatan tersebut, terutama tujuan dan ruang lingkupnya.

10. Struktur Kepegawaian Organisasi Top manajemen bertanggung jawab terhadap lancarnya ncana
organisasi dengan membuat program yang dirancang dan dilaksanakan untuk menjamin
kepegawaian yang sesuai dengan struktur rganisasi, sekurang-kurang untuk jabatan senior dan
pengawas. Pada masalah manajemen manajemen yang melaksanakan sendiri masalah yang
berhubungan dengan, melainkan bahwa tindakan yang semestinya telah dilaksanakan oleh orang
yang teratur, efektif, dan kontinu. Ada program lima dalam pengisian rencana organisasi ini, yaitu
proyeksi kebutuhan tenaga kerja, investasi tenaga kerja yang sekarang, program latihan dan
pengembangan, penempatan pejabat, dan administrasi gaji.

a. Proyeksi Kebutuhan Kerja

Penanganan yang bijaksana terhadap masalah-masalah tenaga kerja yang lebih penting
urusanlainnya. Halini karena karyawan perusahaan tepercaya pada mutunya. Dalam memproyeksi
kebutuhan tenaga kerja, langkah pertama adalah mengelompokkan posisi dalam klasifikasi yang
paling sedikit. Jika syarat yang dibutuhkan hampir sama, sehingga rata-rata karyawan dalam
kelompok itu dapat melaksanakan setiap jabatan itu dengan baik, kelompok itu dapat digabungkan
menjadi satu kelas.

Ada empat faktor yang perlu diperhatikan dalam penempatan pejabat, yaitu:

1. Kebutuhan-kebutuhan yang segera;

2. Kebutuhan-kebutuhan pada masa depan;

3. Program latihan pengembangan;

4. Keadilan. Keadilan (fairness) diimplementasikan dengan masa dinas. Lamanya masa dinas
mungkin memang dapat digunakan untuk memutuskan antara orang yang cocok untuk jabatan
berdasarkan ketiga faktor pertama. Akan tetapi, jika lama masa dinas itu diberi bobot yang
merugikan bagi ketiga faktor yang pertama itu, manajemen puncak harus memperhitungkan semua
individu dan perusahaan.
Bab 4

Fungsionalitas Manajemen dan Aplikasinya

A. Fungsionalitas Manajemen Banyak ahli manajemen mengutarakan fungsi-fungsi manajemen yang


seolah-olah tidakada agendayangjelas tentang fungsi-fungsi manajemen itu sendiri, tetapi waspada,
semua penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut mempunyai substansi yang sama,
terutama dilihat dari tujuan manajemen sebagai ilmu dan sebagai seni. Dengan demikian, tidak
diperlukan kesepakatan antara ahli mengenai hal itu karena secara total, mereka saling mengisi
kekurangannya.

Beberapa ahli menjelaskan fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut.

1. Menurut Henry Fayol, fungsi-fungsi manajemen adalah: a. Perencanaan; b. Pengorganisasian; c.


Berwibawa; d. Koordinasi; e. Mengendalikan.

2. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donell, fungsi-fungsi manajemen adalah: a. Perencanaan; b.
Pengorganisasian;

c. kepegawaian; d. Mengarahkan; e. Mengendalikan. 3. Luther M. Gullich menyatakan fungsi-


fungsi manajemen sebaga berikut: a. Perencanaan; b. Pengorganisasian; c. Kepegawaian;
mengarahkan; koordinasi; f. Pelaporan; g. Penganggaran. 4. George R. Terry mengklasifikasikan
fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut: a. Perencanaan; b. Pengorganisasian; c. Bertindak; d.
Mengendalikan. 5. Louis A. Allen menjelaskan fungsi-fungsi manajemen adalah: a. Terkemuka; b.
Perencanaan; c. Pengorganisasian; d. Mengendalikan. 6. John R. Beishline mengutarakan fungsi-
fungsi manajemen, yaitu: a. Perencanaan; b. Pengorganisasian; c. Berwibawa; d. Mengendalikan.
7. Prajudi Atmosudirjo memerincinya dengan: a. Perencanaan; b. Pengorganisasian; c.
Mengarahkan; d. Bertindak; e. Mengendalikan.

8. William H. Newman menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut: a.


Perencanaan; b. Pengorganisasian; c. Mengumpulkan sumber daya; d. Mengarahkan;
mengendalikan. E. 9. Sondang P. Siagian: a. Perencanaan; b. Pengorganisasian; c. Memotivasi; d.
Mengendalikan. 10. Lyndal F. Urwick: a. Peramalan; b. Perencanaan; c. Pengorganisasian; d.
Berwibawa; e. Koordinasi; f. Mengendalikan. 11. Winardi: a. Perencanaan; b. Pengorganisasian:
c. Koordinasi; d. Bertindak; e. Terkemuka; f. Berkomunikasi; 8. Mengontrol. 12. The Liang Gie: a.
Perencanaan; b. Pengambilan keputusan; c. Mengarahkan; d. Koordinasi; e. Mengendalikan; f.
Membaik.

B. Aplikasi Fungsionalitas Manajemen Untuk lebih jelas, fungsi-fungsi manajemen dapat diuraikan
sebagai berikut. 1. Planning (Perencanaan) Perencanaan berasal dari rencana kata, rencana,
rancangan, maksud, dan niat. Perencanaan berarti perencanaan. Perencanaan adalah proses
kegiatan, sedangkan rencana merupakan hasil perencanaan. Perencanaan adalah kegiatan yang
berkaitan dengan usaha merumuskan program yang di dalamnya memuat segala sesuatu yang akan
dilaksanakan, penentuan tujuan, arah yang akan dicapai, prosedur dan metode yang akan diikuti
dalam usaha yang memenuhi tujuan.

Perencanaan memberikan manfaat yang banyak bagi organisasi, di antaranya sebagai berikut: 1.
Penentuan tujuan sebagai tolok ukur perencanaa landasan kebijakan landasan kebijakan dan
langkah-langkah operasional kerja; 2. Pengukuran kemampuan bagi yang efektif dan efisiensi keria:
4. Tindakan kepastian yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapka 5. Harapan mencapai
kemajuan; 6. Hasil yang direncanakan; 7. Pengawasan hasil yang dicapai; 8. Menghilangkan
ketidakpastian; 9. Membentuk hari depan; 10. Alat untuk mencegah pemborosan tenaga, waktu,
dan biaya; 11. Mudah mengukur prospek ke depan dalam perusahaan; 12. Penentuan pilihan dalam
memecahkan masalah; 13. Standardisasi kegiatan dan prioritas kebutuhan organisasi; 14. Dapat
dijadikan dasar penjabaran program yang sistematis dalam suatu organisasi; st 15. Pembagian tugas
dan keahlian yang akurat; 16. Untuk menyediakan sarana dan kegiatan prasarana tak terkalahkan
dengan rencana; 17. Melahirkan produktivitas kerja yang baik; saya 18. Memberikan gambaran yang
jelas dan lengkap mengenai seluruh kegiatan yang akan dikerjakan. Rtuf ul l og

a. Jenis-jenis Perencanaan
Perencanaan atau perencanaan tidak hanya dapat dilihat dari bobot dan
waktunya, tetapi dapat dilihat pula dari hal-hal sebagai berikut.
1. Jenis perencanaan menurut penggunaannya:
a. Single use planning, yaitu perencanaan untuk satu kali pakai. Jika
pelaksanaan telah selesai, perencanaan tersebut tidak dipakai kembali,
misalnya perencanaan yang berhubungan dengan kepanitiaan kegiatan
tertentu.
b. Perencanaan berulang, yaitu perencanaan yang dipergunakan untuk
keperluan yang berulang-ulang. Rencana ini terus menerus atau berulang
dipergunakan sehingga bersifat permanen.
2. Jenis perencanaan menurut prosesnya:
a. Perencanaan kebijakan (merupakan kebijakan), yaitu perencanaan yang
berisi kebijakan saja tanpa dilengkapi dengan pelaksanaannya secara
sistematis, seperti perencanaan yang berkaitan dengan garis besar proses
pengorganisasian negara (GBHN).
b. Perencanaan program adalah perencanaan yang merupakan penjelasan
dan perincian dari perencanaan kebijakan; Perencanaan program dibuat
oleh badan-badan khusus yang berwenang untuk melaksanakan
perencanaan kebijakan, misalnya BAPPENAS. Sebuah. Dalam
perencanaan program dimuat, antara lain: (1) ikhtisar mengenai tugas
yang akan dikerjakan; (2) sumber dan bahan yang dapat dipergunakan;
(3) biaya, personalia, situasi, dan kondisi pekerjaan; (4) prosedur kerja
yang harus dipatuhi; (5) struktur organisasi kerja, dll.
C. Perencanaan operasional, yaitu perencanaan yang memuat rencana
mengenai cara melakukan pekerjaan tertentu agar lebih berhasil dalam
tujuan dengan daya guna yang lebih tinggi (efektif dan efisien).
Perencanaan operasional lebih dititikberatkan pada pengetahuan teknis
ataupun kecakapan dan keterampilan kerja.
3. Jenis menurut jangka waktunya: perencanaan
a. Long range planning (LRP), yaitu perencanaan jangka panjang yang
membutuhkan waktu yang agak lama dalam pelaksanaannya.
Perencanaan ini biasanya memerlukan waktu lebih dari sepuluh tahun.
Are
b. Sifat-sifat Perencanaan Perencanaan harus bersifat sebagai berikut
. 1. Faktual Perencanaan yang pertimbangan pertimbangan faktual, yaitu
berdasarkan hasil temuan di lapangan. Fakta-fakta yang dikumpulkan dan
dijadikan data serta diolah secara rasional, jika perlu dikaji secara ilmiah.
2. Rasional Perencanaan harus masuk akal, bukan merupakan angan-
angan. Rasionalisasi terhadap berbagai fakta dan data dianalisis dengan
mengklasifikasikan permasalahan yang berkembang, menafsirkan data
dan fakta, membandingkan antarfakta, terhubung antar-pengertian,
memutuskan dan menyimpulkan.
3. Fleksibel perencanaan tidak kaku, tetapi mengikuti perkembangan
zaman dan perubahan situasi dan kondisi, sehingga pelaksanaannya tidak
terjebak dalam suatu keadaan yang statis.
4. Berkesinambungan Perencanaan secara kontinu, yaitu berkelanjutan
mengikuti kebutuhan organisasi dan tidak mengatur oleh absolutisme
ruang dan waktu.
5. Dialektis Perencanaan dibuat dengan peningkatan dan perbaikan untuk
kesempurnaan masa yang akan datang. Perencanaan yang dialektik tidak
terpaku pada pendekatan antitesis yang melawan
C. Cara Membuat Perencanaan Setiap orang memiliki rencana, tetapi
bagaimana cara membuat rencana yang sempurna yang memudahkan
orang untuk melaksanakannya? Rudyard Kipling, sastrawan Inggris yang
terkenal menyatakan bahwa cara-cara yang terbaik dalam membuat
perencanaan adalah mengawalinya dengan pertanyaan-pertanyaan.
C. Pengorganisasian dan Koordinasi Perusahaan. (Organizing and
Coordinating)
1. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses menghubungkan orang-orang yang
terlibat dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tuo serta
fungsinya dalam perusahaan. Dalam proses pengorganisasian dilakukan
pembagian tugas, tanggung jawab, dan tanggung jawab secara terperinci
berdasarkan bagian dan bidangnya masing-masing sehinge terintegrasikan
hubungan kerja yang sinergis, koperatif yang harmonis dan seirama dalam
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama

2.Koordinasi Mengoordinasikan (mengoordinasikan), yaitu menyatukan dan menyelaraskan


semua kegiatan. Adanya bermacam-macam tucas dan kegiatan yang dilakukan oleh banyak
orang koordinasi seorang pemimpin. Adanya koordinasi yang baik dapat menghindarkan
penerapan persaingan yang tidak sehat dan / atau kesimpangsiuran dalam tindakan. Dengan
adanya koordinasi yang baik, semua bagian dan personel dapat bekerja sama menuju satu arah
tujuan yang telah ditetapkan.

D. Pengendalian Pengendalian (pengontrolan), yaitu penelitian dan pemberdayaan


agar semua tugas dilakukan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada atau
sesuai dengan deskripsi kerja masing-masing personel.
Pengendalian dapat dilakukan secara vertikal atau horizontal, yaitu atasan dapat
melakukan pengontrolan kepada bawahannya, demikian pula bawahan dapat
melakukan upaya kritik kepada atasannya. Cara tersebut diistilahkan dengan
melekatnya sistem. Pengawasan melekat lebih menitikberatkan pada kesadaran dan
keikhlasan dalam bekerja. Mengontrol terdiri atas: 1. Penelitian terhadap hasil kerja
sesuai dengan rencana / program kerja; 2. Pelaporan hasil kerja dan pendataan
pelbagai masalah; 3 evaluasi hasil kerja dan pemecahan masalah.
E. Pengawasan
Pengawasan adalah satu kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan mencapai hasil yang
dikehendaki. Langkah-langkah pengawasan adalah: 1. Pemeriksaan; 2. Mengecek;
3. Mencocokkan; 4. Menginspeksi; 5. Mengendalikan; 6. Pembantuan; 7.
Mencegah sebelum terjadi kegagalan. Pengawasan dapat dibagi tiga, yaitu: (1)
pengawasan yang bersifat top down, yaitu pengawasan yang dilakukan dari atasan
langsung kepada bawahan; (2) bottom up, pengawasan yang dilakukan dari
bawahan kepada atasan; (3) melekat melekat. Pengawasan yang termasuk pada
pengendalian diri, yaitu atasan apapun bawahan senantiasa merusak dirinya sendiri.
Pengawasan ini lebih dititikberatkan pada kesadaran pribadi, introspeksi diri, dan
menjadi suri teladan bagi orang laim. Pengawasan yang lobi baik adalah
pengawasan dalam arti pembinaan dan pemberdayaan,
F. Mengevaluasi
Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh pimpinan maupun oleh bawahan,
memerlukan evaluasi. Mengevaluasi (evaluating), menilai semua kegiatan untuk
menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau gagalnya rekomendasi tujuan,
sehingga dapat dijadikan bahan kajian berikutnya. Dirumuskan solusi alternatif yang
dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dan meningkatkan kualitas
pada masa yang akan datang. Fungsi manajemen adalah aktivitas untuk
mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan yang telah dilakukan dalam proses
mencapai hasil sesuai rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka
tujuan.
G. G. Penganggaran Anggaran biaya. Setiap perusahaan yang membutuhkan
pembiayaan yang terencana dengan matang. Untuk itu, income yang diperoleh
harus diperhatikan sebelum mengeluarkan dana untuk kegiatan tertentu. Suatu
anggaran rencana penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan terpadu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan
adalah: 1. Perencanaan tentang jumlah biaya yang diperlukan; 2. Sumber biaya yang
diperoleh atau diusahakan; 3. Penggunaan penggunaannya; otbnt 4. Pelaksana
pembiayaan kegiatan; 5. Pola pembukuan dan pertanggungjawabannya; a adad 6.
Pengawasan.
H. H Actuating
Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar semua
karyawan melakukan tugas dan kewajibannya. Para karyawan sesuai dengan
keahlian dan proporsinya melaksanakan rencana dalam aktivitas konkret yang
diarahkan pada tujuan yang ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi,
saling memberi motivasi, melaksanakan perintah dan mengajar serta mengadakan
pengawasan dengan meningkatkan sikap dan moral setiap karyawan. Dengan
demikian, dalam pelaksanaan terdapat hal-hal berikut: penetapan awal rencana
kerja; 2. Memberikan contoh tata cara pelaksanaan kerja dari pimpinan; 3.
Mempersembahkan motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya masing-masing; 4. Pembinaan para pekerja; eatis n 6,
pengomunikasian seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja; 5. Peningkatan
mutu dan kualitas kerja; 7. Pengawasan kinerja dan moralitas pekerja.
I. Kegiatan peramalan termasuk upaya memprediksi berbagai kemungkinan yang akan
terjadi setelah pelaksanaan kegiatan Kegiatan meramal atau diperkirakan biasanya
didasarkan pada hasil pemantauan dan evaluasi sehingga organisasi dapat membuat
perencanaan yang lebih baik dan mempersiapkan alternatif yang akan diambil dalam
suatu keputusan.
Forecasting dapat dilakukan terhadap rencana yang belum dilaksanakan atau belum
dibuat dengan mempertimbangkan berbagai indikator yang bersifat internal
maupun eksternal. Misalnya perusahaan meramalkan tentang laku-tidaknya produk
yang dihasilkan berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan oleh masyarakat
menjelang pemilihan umum. Lalu, perusahaan tersebut membeli bahan- bahan
dalam jumlah yang banyak untuk mengantisipasi banyaknya pembuatan kaos,
spanduk, topi, dan jaket partai peserta pemilu. Ramalan tersebut pada masa
menjelang menjelang pemilu.
J. Staffing atau Assembling Resources Staffing atau assembling resources termasuk
kegiatan perusahaan vang sangat penting karena berhubungan dengan penempatan
arang dalam tugas dan kewajiban tertentu yang harus dilaksanakan. Pelaksanaan
penempatan orang berkaitan dengan manajemen nersonel. Oleh sebab itu, hal-hal
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penentuan jenis pekerjaan; 2
penentuan jumlah orang yang dibutuhkan; 3. Penentuan tenaga ahli; 4.
Penempatan personel sesuai dengan keahliannya; 5. Penentuan tugas, fungsi, dan
jabatan pegawai; 6. Otoritas otoritas dan tanggung jawab pegawai; 7. Penentuan
hubungan antarunit kerja; 8. Penentuan gaji, upah, dan insentif pegawai yang
terkait dengan bagian keuangan; 9. Penentuan masa jabatan, mutasi, pensiun, dan
pemberhentian pegawai.
K. Directing and Commanding
Directing dan commanding merupakan kegiatan perusahaan yang berhubungan
dengan pembinaan dan pelaksanaan instruksional para pemegang jabatan dalam
perusahaan. Kegiatan-kegiatan mengarahkan dan memerintahkan hubungan
dengan adanya kekuasaan hierarkis dalam perusahaan, misalnya seorang manajer
memberikan perintah atau perintah, saran-saran terhadap bawahannya.
Mengarahkan juga merupakan usaha para direktur dalam organisasi. Lermasuk
memperdayakan para pekerja, menyelesaikan dan merevisi tujuan organisasi,
perencanaan, dan pelaksanaan rencana kerja.

Bab 5

organisasi dan Ruang Lingkupnya

A. Pengertian Organisasi Kata organisasi berasal dari bahasa Inggris organisasi yang bentuk
infinitifnya adalah untuk berorganisasi. Kata tersebut berasal dari kata Yunani organon yang berarti
sebagian atau susunan dalam atau tumbuh- tumbuhan yang dipergunakan untuk melakukan
beberapa tugas khusus, seperti hati, ginjal, dan lain sebagainya. ‘ Kata organon diartikan juga
dengan “alať”, sedangkan kata untuk mengatur diartikan menyusun atau membantu bagian-bagian
yang berhubungan satu sama lain, yang tiap-tiap bagian mempunyai satu tugas khusus dan / atau
berhubungan dengan total. Pendapat lain mengenai kata organisasi ini adalah bahwa kata itu
(masih) berasal dari bahasa Yunani organon dan istilah Latin organum yang berarti alat, bagian,
anggota, atau badan. Definisi perusahaan adalah badan usaha yang dimiliki dua orang atau lebih
yang bekerja sama untuk memperoleh keuntungan.
B. Sifat-sifat Organisas perusahaan

i Dilihat dari sifat-sifatnya organisasi dapat dibagi dua macam, yaitu sebagai berikut.

1. Ciri-ciri organisasi formal adalah sebagai berikut.


a.Seluruh anggota organisasi perusahaan diikat oleh suatu syarat formal sebagai
pembangkitnya. Misalnya negara sebagai organisasi formal yang mengikat seluruh warga
negara oleh persyaratan formal yang harus dimiliki, yakni Kartu Tanda Penduduk, Kartu
Keluarga, dan yang sejenisnya. Demikian pula, dalam organisasi formal lainnya dalam
bentuk badan usaha seperti BUMN, BUMD, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara
Indonesia.
b. Kedudukan, jabatan, dan pangkat yang ada di dalam perusahaan yang dibuat secara
hierarkis dan piramidal yang menunjukkan tugas, kedudukan, tanggung jawab, dan
berwenang yang berbeda-beda.
c. Setiap orang yang memiliki jabatan tertentu secara otomatis memiliki kewenangan dan
tanggung jawab yang membawahi jabatan anggota di bawahnya. Dengan demikian, hak
memerintah bersama dengan hak diperintah, hak bersamaan dengan hak untuk tidak
melakukan kegiatan tertentu.
d. Hak dan kewajiban melekat pada seluruh anggota perusahaan sesuai dengan kewenangan
dan tanggung jawabnya. Pelaksanaan kegiatan diatur jabatannya masing-masing, tetapi
setiap fungsi jabatan dengan tugasnya saling berhubungan dan melakukan kerja sama.
F.Seluruh kegiatan yang direncanakan secara musyawarah mufakat dengan mengacu pada
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Organisasi informal
Ciri-ciri organisasi informal adalah sebagai berikut.
a. Sifat organisasi informal pada organisasi informal, perlihatkan KTP bagi
warga negara. Pembuatan KTP berkaitan dengan organisasi- organisasi
formal di dalam pemerintahan, misalnya kantor kecamatan, kantor desa,
hingga kantor RT, semuanya itu tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada
organisasi informal, yaitu keluarga. Meskipun dalam keluarga terdapat
kepala keluarga, ibu rumah tangga, anak-anak dan kerabat, keluarga
bukan merupakan organisasi formal. Demikian pula, misalnya organisasi
yang bergerak dalam pendidikan, yakni sekolah formal. Tidak akan ada
sekolah formal jika tidak berdampingan dengan organisasi informal,
yakni lingkungan masyarakat, komunitas masyarakat yang merupakan
konsumen pendidikan formal.
b. Tidak adanya kontak antara anggota yang diatur oleh anggaran dasar
atau anggaran rumah tangga, kontak terjadi tanpa aturan formal.
c. Jumlahnya sangat banyak, terutama yang berhubungan dengan
kegiatan masyarakat yang dilembagakan secara informal, misalnya
kegiatan pengajian, perkumpulan remaja masjid, karang taruna, majelis
taklim, dan sebagainya. Organisasi informal tersebut biasanya
dimanfaatkan oleh organisasi formal dalam rangka mencapai tujuan
organisasinya. Misalnya partai politik dalam kampanyenya mendatangi
majelis taklim. Ibu-ibu pengajian, remaja masjid, dll.

G Bentuk-bentuk Organisasi Dilihat dari pola-pola hubungan kerja, bertanggung jawab dan tanggung
jawab para anggota organisasi perusahaan, organisasi dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu
sebagai berikut.
1. Organisasi perusahaan sistem Organisasi garis organisasi adalah suatu organisasi bentuk
organisasi yang memandang dan menerapkan sumber berwenang tunggal.
2. Organisasi perusahaan sistem staf Guatu organisasi organisasi yang hanya mempunyai
hubungan dangan pucuk pimpinan dan mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik
berupa pikiran maupun bantuan yang lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai
tujuan total. Bentuk ini tidak mempunyai garis komando ke bawah / ke daerah-daerah.
3. Organisasi sistem perusahaan dan staf (lini dan staf Organisasi lini dan staf diciptakan oleh
Harrington Emerson. Organisasi sistem garis dan staf yang diterapkan dalam perusahaan
besar vang memiliki jumlah staf yang banyak. Staf yang ada adalah orang yang memiliki
keahlian tertentu yang memiliki saran saran atau nasihat dalam bidangnya masing-masing
pimpinan pimpinan perusahaan.
4. Organisasi fungsionalitas fungsionalitas pertama kali diciptakan oleh Taylor. Ciri penting dari
organisasi fungsional adalah pimpinan yang tidak memiliki bawahan yang “jelas”. Setiap
atasan dapat melakukan tindakan kepada semua bawahan sepanjang sesuai dengan yang
berwenang dan tanggung jawabnya yang paling penting masih berada di bawah naungan
perusahaan yang ada.
5. Organisasi perusahaan berbentuk panitia (komite) Organisasi yang bersifat sementara dan
khusus dibentuk dalam kegiatan tertentu. Akan tetapi, ada pula organisasi yang selamanya
menggunakan bentuk

D. Prinsip-prinsip Organisasi Perusahaan

Prinsip adalah landasan atau pijakan yang juga sering disebut sebagai referensi utama dalam
memulai pelaksanaan kegiatan. Organisasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu agar
pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan tujuan. Prinsip juga sering diartikan dengan kaidah
dan titik tolak kegiatan yang tidak dapat diubah.

Prinsip-prinsip organisasi menurut Manulang adalah sebagai berikut

1. Tujuan yang jelas; Sasaran organisasi harus ditetapkan sebelum perencanaan perencanaan
karena rencana-rencana haruslah dan mengarah pada upaya tercapainya tujuan organisasi.
Tujuan akan mengarahkan perusahaan pada visi dan misinya yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tujuan merupakan arah dan perencanaan baru yang perencanaan yang
disingkat dengan KISS ME, yaitu koordinasi, Integrasi, simplikasi, dan integrasi.
2. Prinsip kerja sama.
3. Tolok ukur kesuksesan perusahaan adalah adanya kerja sama di antara semua personel
dalam perusahaan.
4. Pembagian kerja yang jelas.
5. Pendelegasian yang berwenang, tugas, dan tanggung jawab yang
6. Rentangan kekuasaan yang hierarkinya jelas dilihat dari tugas dan fungsinya dalam
organisasi.
7. Kesatuan perintah dan tanggung jawab atau kesatuan komando yanorganisasi
8. Koordinasi yang terpadu dan integral. Menurut Prajudi Atmosudirdjo, ada beberapa prinsip
organisasi, sistematis.
Bab 6

Fungsi-fungsi kepemimpinan dalam Perusahaan A. Pengertian Pemimpin Pemimpin atau pemimpin


adalah orang yang mempunyai kewenangan atau orang yang mengendalikan jalannya perusahaan.
Pemimpin adalah subjek atau pelaku dari unsur-unsur yang ada dalam kepemimpinan, yaitu adanya
kekuasaan, pengaruh, kekuatan, dan pemegang tanggung jawab utama bagi seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh bawahannya. Meskipun tidak semua pemimpin memiliki jiwa kepemimpinan yang
sama, secara timbal balik dan fungsional kedua konsep tersebut tidak dapat.

Pada tujuan yang telah ditetapkan. Memimpin adalah mengerjakan niat demi tujuan tertentu, tetapi
yang dilaksanakan oleh orang lain Yang dipimpin adalah yang diperintah, terorganisir, dan diatur
oleh ketentuan yang berlaku, baik secara formal maupun nonformal.

Kepemimpinan wujud dari pemimpin dalam melaksanakan dan kewajibannya. Sifat pemimpin dalam
memikul tanggung jawabnya secara moral dan hukum formal seluruh pelaksanaannya yang telah
didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Jadi, kepemimpinan lebih bersifat fungsional
akan dibedakan dengan tipe-tipe tertentu. paTidak semua pemimpin memiliki jiwa kepemimpinan
yang sama. Jiwa kepemimpinan dapat merupakan bakat alami.

Tentu saja, bukan pemimpin yang baik jika tidak memiliki keterampilan memengaruhi orang lain agar
melakukan semua rencananya.

Dengan konsep kepemimpinan tersebut, arti kepemimpinan dapat dikemukakan sebagai berikut. 1.
Prajudi Atmosudirdjo dalam Ngalim Purwanto mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
kepribadian (personality) seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang
untuk mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh tertentu, suatu
kekuatan atau wibawa, rupa rupa sehingga membuat sekelompok

2. Kepemimpinan dapat dipandang sebagai dianggap sebagai penyebab dari


berbagai kegiatan, proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau
sikap (mental / fisik) dari kelompok orang, baik dalam hubungan organisasi
formal maupun informal. 3. Kepemimpinan adalah suatu seni, kesanggupan
(kemampuan) atau teknik untuk membuat sekelompok bawahan dalam
perusahaan yang menaati segala yang dikehendakinya, memiliki antusiasme dan
bersemangat untuk mengikutinya, atau bahkan mungkin berkorban. 4.
Kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu bentuk persuasi suatu bangunan
senior pembinaan kelompok orang tertentu, biasanya melalui “hubungan
manusia” dan motivasi yang tepat, sehingga mereka tanpa rasa bersedia bekerja
sama dan membanting tulang untuk memahami dan mencapai segala apa yang
menjadi tujuan- tujuan perusahaan. 5. Kepemimpinan dapat dipandang sebagai
suatu sarana, suatu instrumen atau alat, untuk membuat sekelompok orang
bekerja sama dan berdaya upaya mengatur segala peraturan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, kepemimpinan dipandang
sebagai dinamika suatu perusahaan yang membuat orang-orang bergerak,
bergiat, berdaya upaya secara “kesatuan organisasi” untuk mencapai tujuan-
tujuan bersedia

B. Teori-teori Kepemimpinan Perusahaan Teori-teori kepemimpinan yang berkembang, yaitu sebagai


berikut. 1. Teori genetik, yaitu kepemimpinan yang diartikan sebagai ciri-ciri dalam pemimpin
individu: seseorang dapat menjadi pemimpin karena memang faktor sebagai pemimpin dan bukan
karena dibuat atau dididik untuk itu (pemimpin dilahirkan dan bukan dibuat).? Teori ini banyak
ditentang oleh para ahli karena bakat seseorang sangat tipis jika berkaitan dengan kepemimpinan.
Menurut C. Bird, bakat kepemimpinan hanya berkisar 5% sehingga yang paling menentukan adalah
pendidikan dan pelatihan. 2. Teori sosial, teori yang memandang kepemimpinan sebagai kelompok
fungsi. Menurut teori ini, sukses- tidaknya suatu kepemimpinan tidak hanya berdasarkan pada
kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi justru justru yang lebih penting adalah
sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya. Setiap kelompok memiliki sifat dan ciri yang
berlainan sehingga memerlukan tipe atau gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Setiap aktivitas
seseorang dalam suatu kelompok tertentu, dan orang yang dipandang memiliki kelebihan dari yang
lainnya maka kelompoknya akan menjadikan ia sebagai pemimpin. Dengan teori ini, pemimpin
bukan pembangunan, sengaja diciptakan dan dibuat berdasarkan kesepakatan sosial yang selalu
dalam kelompok tertentu. Bahkan, yang paling besar, seorang presiden adalah pemimpin yang
dibuat melalui pemilu, bukan pembangunan. 3. Teori situasional, suatu teori yang berpandangan
bahwa kepemimpinan sangat bergantung pada situasinya. Menurut konsep ini, kepemimpinan
dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi (fungsi situasi). Di samping sifat sifat individu pemimpin
dan fungsi fungsi kelompok seperti pada konsep pertama dan kedua, kondisi dan situasi kelompok
itu menentukan lahirnya kepemimpinan. Hal ini karena betapa pun seorang pemimpin

3. Teori ekologis, suatu teori yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan


penggabungan antara bakat alami yang sudah ada sejak pendidikan dan
pelatihan yang intensif. Teori ini tidak menolak adanya sumber daya alam,
tetapi sumber struktural pun sangat membantu terbentuknya seorang
pemimpin yang fungsional dan berpengaruh. 5. Teori sosio-behaviouristik, yaitu
teori yang menyatakan bahwa kepemimpinan oleh hal-hal sebagai berikut

C. Gaya dan Model Kepemimpinan dalam Perusahaan

Menurut Sondang P. Siagians, ada beberapa gaya kepemimpinan, yaitu sebagai berikut.

1. Kepemimpinan yang otokratis Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak


sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Pemimpin otokratis adalah
pemimpin yang memiliki kewenangan (otoritas) dari suatu sumber (misalnya karena posisinya),
pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk memberikan penghargaan atau menghukum. La
menggunakan otoritasnya sebagai pegangan atau hanya sebagai alat atau metode agar segala
sesuatunya dapat dijalankan dan dilaksanakan. Apa yang dilakukan oleh pemimpin dengan gaya
yang memberitahukan tugas orang serta menuntut secara penuh tanpa cadangan
2. Tipe militeristis
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis yaitu seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat
Sebuah. Sering mempergunakan sistem perintah; b. Pada pangkat dan jabatannya; C. Senang
pada formalitas d. Disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; sukar menerima kritikan dari
bawahannya; yang berlebih-lebihan; e. F. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai
keadaan.
3. Gaya paternalistik Ciri-ciri gaya paternalistik: ialah seseorang yang menganggap bawahannya
sebagai manusia tidak dewasa; Sebuah. Yang b. Terlalu melindungi (terlalu protektif); c.
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif dan mengambil
keputusan; d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya; e. Sering menggunakan mahatahu.
4. Gaya atau model kontingensi Fielder Gaya kepemimpinan ini dikembangkan oleh Fred E.
Fielder. Percaya bahwa percaya diri seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh suatu gaya
kepemimpinan yang diterapkannya. Dengan kata lain, tidak ada seorang pemimpin yang dapat
berhasil hanya dengan menerapkan satu macam gaya untuk semua situasi. Seorang pemimpin
akan cenderung menerapkan kepemimpinannya dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang
berlainan untuk menghadapi situasi yang berbeda. Menurut

5.Gaya atau model kepemimpinan tiga dimensi Gaya kepemimpinan ini dikemukakan oleh
William J. Reddin (1970). Model ini dinamakan model tiga dimensi karena dalam
pendekatannya terhubung tiga kelompok gaya kepemimpinan, yang disebutnya gaya dasar,
gaya efektif, dan gaya tak efektif menjadi satu kesatuan. Berdasarkan dua perilaku
kepemimpinan, yaitu berorientasi pada orang (people oriented) dan berorientasi pada tugas
(orientasi tnsk)
6. Gaya atau model kontinum berdasarkan banyaknya peran serta bawahan dalam
pengambilan putusan Gaya ini diperkenalkan oleh Vroom dan Yetton yang menyatakan
bahwa kepemimpinan pada dua macam kondisi utama yang dapat dijadikan dasar bagi
pemimpin untuk mengikutsertakan atau tidak mengikutsertakan bawahan dalam
pembuatan putusan. Dua macam kondisi tersebut, yaitu: (1) tingkat keefektifan teknis di
antara para bawahan; (2) tingkat motivasi serta dukungan para bawahan.
7. Gaya kepemimpinan laissez faire gaya kepemimpinan bebas berkehendak. Gaya ini
seolah-olah tidak mengenal hierarki struktural, atasan bawahan, pembagian tugas yang
kabur, dan tidak terjadi proses kepemimpinan fungsional atau struktural.
8. Kepemimpinan yang demokratis Gaya kepemimpirian demokrasi disebut juga dengan
gaya kepemimpina kepemimpinan semua bawahan diajak menyumbangkan pikiran dan
tenaganya untuk mencapai tujuan perusahaan. Gaya demokratis adalah kebalikan dari
modernis dan partisipatif. Dalam pelaksanaan gaya otokratis.
9. Gaya kepemimpinan kharismatik Kharismatika kepemimpinan bukan gaya kepemimpinan,
melainkan sifat atau tipe kepemimpinan. Akan tetapi, karena banyak menyamakan makna
makna dengan tipe serta sifat seorang pemimpin, kharismatik pemimpin pun dapat disebut
sebagai salah satu gaya kepemimpinan yang khas. Kharismatik bukan salah satu sifat dari
pemimpin karena setiap pemimpin memiliki wibawa, hanya tingkat kewibawaannya
berbeda, demikian pula latar belakang yang kewibawaan tersebut.

D. Tugas dan Kepemimpinan Perusahaan Hasil penelitian Stogdill menyimpulkan bahwa manajemen
bertanggung jawab dengan bermacam-macam sifat yang dikelompokkan sebagai berikut. 1.
Capacity termasuk: kecerdasan; Sebuah. B. Kewaspadaan;

C. kemampuan bicara; d. Keaslian; e. Kemampuan nilai. 2. Prestasi meliputi: da. Gelar


kesarjanaan; b. Pengetahuan; C. D. Olahraga. 3. Tanggung jawab meliputi: a. Mandiri berinisiatif;
b. Tekun; cl agresif; d. Percaya diri; e. Berkeinginan untuk maju. 4. Partisipasi meliputi: a. Aktif;
b. Kemampuan bergaul; C. Kerja sama; d. Mudah menyesuaikan diri; humoris. E. 5. Status
termasuk: kedudukan sosial ekonomi; b. Ketenaran. Sebuah. 6. Situasi termasuk: rt a. Mental yang
baik; b. Status yang baik; C. Mempunyai keahlian; d. Berkeinginan untuk maju

e. Berdaya kepengikutan; f. Berorientasi pada tujuan.


Bab 7

Komunikasi dalam Manajemen Perusahaan

A.Pengertian Komunikasi

Salah satu prinsip dalam manajemen perusahaanadalahkerja sama. Kerja sama dapat dilaksanakan
dengan baik organisasi komunikasi dialogis antara manajer dengan bawahan dan antarkaryawan
yang melaksanakan kegiatan organisasi.

Ada beberapa pengertian tentang komunikasi yang dikemukakan oleh para pakar komunikasi, di
antaranya sebagai berikut:

1. Kamus Oxford (terbitan Oxford University Press, 1956), komunikasi adalah “pengiriman atau
pertukaran informasi, ide, dll.,” Yaitu adalah pengiriman atau tukar informasi dan
sebagainya.
2. Phil, Astrid Susanto dalam bukunya Komunikasi dalam Teori dan Praktek menyebutkan
bahwa komunikasi adalah proses lambang-lambang yang mengandung arti.?
3. Keith Davis dalam bukunya Human Relation at Work menyebutkan, “Komunikasi adalah
proses penyampaian informasi dan pemahaman dari satu orang ke orang lain”, yaitu
komunikasi merupakan proses Penyampaian dan pemahaman dari seseorang ke orang lain
4. Dalton E. Mc Farland dalam bukunya Managenient Principles and Practices mengemukakan
bahwa “Komunikasi dapat didefinisikan
5. I.G. Wursanto dalam Etika Komunikasi Kantor menyatakan bahwa “Komunikasi adalah
proses dalam kegiatan (penyampaian) warta / berita / informasi yang mengandung arti dari
satu pihak (seseorang atau tempat) ke pihak lain, dalam usaha mendapatkan saling
pengertian”
6. Carl I. Havland bukunya Komunikasi Sosial mengatakan, “Komunikasi adalah proses seorang
individu atau komunikator mengoperkan perangsang, biasanya dengan lambang-lambang
bahasa untuk mengubah tingkah laku individu yang lain (komunikan)”.
7. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan
maupun tidak langsung melalui media.
8. Komunikasi adalah penyampaian informasi, pikiran, dan seseorang kepada orang lain.
“Gagasan dari orang kepada orang lain
9. Dalam organisasi, komunikasi adalah rangkaian pemahaman yang memadukan anggota
organisasi dari atas ke bawah, secara lateral. Komunikasi ini terjadi di setiap bagian
organisasi dalam dan dengan berbagai arah.

B. Unsur-unsur dan Proses Komunikasi terdiri atas beberapa unsur yang sangat penting, yaitu:

1. Komunikator;

2. Komunikan;

3. Pesan, berita, dan informasi;

4. alat komunikasi; 5. Teknik komunikasi; 6. Interaksi kedua belah pihak; 7. Verbalitas atau
nonverbal dalam komunikasi.

1. Tahap ideasi / gagasan Tahap ideasi (ideation), yaitu proses gagasan informasi yang dilakukan
oleh komunikator. Pada perusahaan, tahap ini bisa dilakukan oleh atasan atau pun bawahan.
2. Tahap encoding Dalam tahap ini, gagasan atau informasi yang dibentuk menjadi simbor atau sandi
yang dirancang untuk dikirim kepada komunikan dan pemilihan saluran dan media komunikasi yang
akan digunakan. Simbol atau sandi dapat berbentuk kata-kata (lisan atau tertulis), gambar (poster
atau grafik), atau berupa tindakan. Pada perusahaan, gagasan dan informasi bisa datang dari atasan
ataupun bawahan, lalu dirancang untuk kemudian dikirim kepada salah satu bagian atau seluruh
karyawan.

3. Tahap pengiriman Tahap ketiga adalah pengiriman gagasan atau pesan-pesan yang disimbolkan /
disandikan (dikodekan) melalui saluran dan media komunikasi yang tersedia dalam organisasi.
Pengiriman pesan dapat dilakukan dengan berbicara, menulis, menggambar, dan bertindak. Media
komunikasi yang dipakai sebagai saluran dapat berbentuk bentuk (telepon, muka langsung) atau
tertulis (papan pengumuman dan poster, buku baru), mengalir ke bawah (memo dan instruksi),
kertas (kotak saran, keluhan prosedure, laporan prestasi kerja), atau aliran samping (kelompok
kerja, pertemuan antardepartemen), formal (deskripsi jabatan dan prosedur kerja, janji) atau
informal, dan aliran satu arah (laporan tahunan yang dipublikasikan) atau dua arah (wawancara
pemutusan kerja).

4. Tahap penerimaan Setelah dikirim melalui media komunikasi, pesan diterima oleh komunikan.
Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca atau memberikan informasi
pada saluran atau media yang digunakan untuk mengirimkannya. Informasi atau pesan berbentuk
komunikasi lisan, sering menyebabkan kegagalan dalam mendengarkan atau berkonsentrasi,
sehingga mengakibatkan nilangnya atau kaburnya pesan-pesan tersebut. Oleh karena itu, informasi
dapat dibuat dalam bentuk selebaran atau ditulis di atas papan pengumuman.

5. Tahap decoding Pesan-pesan yang kemudian diinterpretasikan, diterima, diartikan, dan diuraikan
secara langsung atau tidak langsung melalui proses berpikir. Pikiran manusia, sistem memori
mekanik, insting binatang, dan proses berpikir lainnya berfungsi sebagai decoding mekanis. Pada
tahap decoding ini, dapat atau sering terjadi ketidaksesuaian atau penolakan terhadap gagasan atau
ide yang di-encoding oleh komunikator disebabkan adanya hambatan teknis, atau terjadi perbedaan
antara komunikator dan komunikan dalam hal arti kata atau semantik.

6. Tahap respons Tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai respons terhadap pesan
terakhir-pesan yang diterimanya merupakan tahap dalam suatu proses komunikasi. Dalam tahap ini,
respons komunikasi dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi tambahan
atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap pesan yang dikirimkan komunikator
menghasilkan respons atau tindakan dari para komunikan yang diharapkan, itu berarti terjadi
komunikasi efektif.

C. Jenis-jenis Komunikasi

Komunikasi terdiri atas jenis-jenis berikut.

1. Lawan komunikasi: lawan satu disebut komunikasi pribadi; lawan banyak disebut komunikasi
komunikasi umum; banyak lawan banyak disebut komunikasi umum

2. Menurut jumlah yang berkomunikasi: a .C komunikasi perseorangan, baik antaratasan,


antarbawahan, maupun antaratasan dan bawahan; b. Komunikasi dalam kelompok, baik
antarbagian, antardepartemen, maupun antarbagian atau antardepartemen yang berbeda.

3. Menurut cara penyimpanan

a. Komunikasi lisan; b. Komunikasi tertulis.


4. Menurut maksud komunikasi: a. Memberikan perintah / perintah; b. Memberikan nasihat; c.
Memberikan saran; d. Berpidato; e. Mengajar, memberikan ceramah; f. Berapat / rapat ; g.
Kewawancarai; h. Wawancarai.

Menurut langsung / tidak langsung: komunikasi langsung: komunikasi tatap muka; b. Komunikasi
tidak langsung: komunikasi tidak tatap muka, yang beragam oleh / arah tempat dan jarak waktu.
Sebuah.

Dari uraian-uraian tentang komunikasi ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi yang efektif
mensyaratkan tercipta dan terlaksananya empat langkah: 1. Adanya perhatian, maksudnya ketika
atasan mengomunikasikan pesan tertentu, bawahannya benar-benar memerhatikan dan menyimak
semua yang dimaksud dalam materi yang disampaikan oleh atasannya . 2. Terciptanya pengertian
dengan menyimak dan memperhatikan, komunikan memahami dan memahami isinya. 3. Adanya
kesediaan menerima. Artinya setiap pesan yang dikomunikasikan tidak dapat terkalahkan dengan
tugas dan kewajibannya karena pada prinsipnya kinerja bawahan bergantung pada otoritas dan
keahliannya. Dengan demikian, pesan-pesan atasan diterima dengan baik. 4. Diambilnya suatu
tindakan. Jika telah memperhatikan, disimak, dan diimplementasikan dengan baik oleh komunikan,
pesan-pesan tu ditindaklanjuti dalam bentuk tindakan atau kegiatan tertentu yang sesuai dengan isi
pesan yang telah dikomunikasikan dengan baik.

D. Manfaat Komunikasi Manfaat komunikasi dalam organisasi sangat banyak karena tanpa
komunikasi, fakta, gagasan dan pengalaman tidak saling dipertukarkan. Selain itu, komunikasi dapat
menumbuhkan rasa kesatuan antarpekerja serta dapat meningkatkan saling pengertian dan
memupuk semangat kepemilikan perusahaan. Juga menumbuhkembangkan rasa interaksi (sense of
engagement) yang tumbuh pada peningkatan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, semangat
dan pekerjaan, karena merasakan-olah usaha itu milik sendiri.

Seorang manajer harus dapat memberikan gagasan dan informasi yang dimilikinya kepada orang lain
dalam kesatuan pekerjaan. Pengetahuan, pikiran, dan perasaan dari manajer yang ditransmisikan
akan menentukan dan mengoordinasikan pemenuhan tugas manajerial.

Beberapa jauh pentingnya komunikasi dapat dilihat dari hasil penelitian seorang pakar komunikasi
yang menyatakan bahwa proporsi waktu yang digunakan dalam proses komunikasi adalah sangat
besar yang berkisar 75% sampai 90% dari waktu kerja manusia. Waktu yang dipergunakan dalam
proses perkomunikasian tersebut 5% digunakan untuk menulis, 10% untuk membaca, 35%
Berbicara, dan 50% untuk mendegar

E.Prinsip-prinsip Komunikasi dalam Perusahaan Komunikasi yang perlu dilakukan dengan


memerhatikan prinsip-prinsip komunikasi berikut.

1 Prinsip motivasi Artinya atasan dalam memberikan pesan atau informasi harus didasari oleh minat
atau motivasi terhadap pesan yang disampaikannya. Komunikasi harus dibangun dengan motivasi
dan minat yang serius sehingga perhatian bawahan benar-benar tertuju pada pesan-pesan atasan.
Motivasi dan minat yang ditunjukkan oleh atasan dalam komunikasi dengan bawahan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya

2. Prinsip perhatian (minat). Artinya komunikasi akan menjadi efektif jika atasan dapat menarik
perhatian bawahan. Pembicaraan yang kurang menarik perhatian dapat mengurangi komunikasi
yang disampaikan. Atasan harus berusaha menarik perhatian bawahan dalam menyampaikan
pesan-pesan komunikasinya. Tidak terlalu menggebu-gebu, nada keras, ada unsur yang menjelekkan
seseorang, dan hal-hal lain yang tidak pantas dikomunikasikan. Sebaiknya ia memiliki rasa humor
dalam ajakan bawahannya komunikasi sehingga bawahan tidak perlu dan tidak ingin segera
meninggalkan atasannya.

3. Prinsip keindraan (audio visual). Artinya bahwa pembicaraan atau komunikasi akan berjalan
dengan baik dan bawahan menerima pesan yang disampaikan atasan seandainya ia melengkapi
komunikasinya dengan alat peraga yang dapat ditangkap para bawahan sehingga pendengaran dan
penglihatan bawahan dapat aktif secara bersamaan.

4. Prinsip pengertian. Komunikasi akan berjalan sesuai keinginan, pesan yang disampaikan mudah
dihafal dan mudah tertanam dalam pikiran bawahan.

5. Prinsip ulangan. Artinya, informasi atau pesan yang disampaikan dan mempunyai arti penting
yang akan dikembalikan atau diulang sehingga bawahan sebagai penerima pesan akan lebih jelas
dapat menerima pesan atau informasi sehingga mudah mengingat kembali.

6. Prinsip kegunaan. Artinya informasi yang disampaikannya mengandung hal-hal yang benar-benar
berguna dan mempunyai arti serta kadar nilai yang tinggi.

F. Teknik Komunikasi dalam Perusahaan

Menurut Onong Uchyana Effendy, “pada umumnya teknik komunikasi yang dapat dilakukan ada tiga
macam, yaitu sebagai berikut.

1. Komunikasi informatif adalah proses menyampaikan pesan yang sifatnya pemberitahuan oleh
seseorang kep Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis, misalnya melalui
memo, papan tulis, dan media massa orang lain. Komunikasi persuasif adalah proses
penyampaian pesan dari atasan kepada bawahan dengan cara membujuk sehingga bawahan
bersedia melakukan kegiatan tertentu. Komunikasai persuasif ini dilakukan secara langsung. 3.
Komunikasi koersif / instruktif adalah proses penyampaian pesan dari atasan kepada bawahan
dengan cara yang mengandung paksaan agar bawahan sebagai penerima pesan melakukan
tindakan atau kegiatan tertentu. Jadi, teknik komunikasi ini mengandung peraturan yang
diterapkan oleh bawahan, ia akan mengambil keputusan. Komunikasi ini dilakukan dalam
peraturan, perubahan bentuk, keputusan, dan lain - lain yang bersifat imperatif yang artinya
mengandung keharusan dan kewajiban untuk ditaati dan dilaksanakan.
Bab 8

Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan dalam Perusahaan

A. Pengertian Masalah Perusahaan menghadapi masalah, misalnya biaya produksi yang tinggi,
sedangkan daya beli masyarakat sangat rendah, sehingga harga barang yang tinggi sulit
terjual. Contoh lainnya adalah sulitnya memasarkan barang karena banyak perusahaan
sejenis, tetapi harga jualnya sangat rendah.
Dari uraian di atas, setiap masalah memiliki ciri-ciri berikut:
1. Kesukaran yang sedang berada;
2. Kesukaran yang akan terjadi;
3. Situasi kompleks yang membutuhkan suatu tindakan untuk menyelesaikan;
4. Sesuatu yang menyimpang dari yang seharusnya atau yang diharapkan;
5. Pilihan yang sulit.
Seluruh kriteriamasalah yang biasanya bersifatkumulatif. Oleh karena itu, pemimpin
dituntut untuk memahami dan mencermati sesuatu yang dipandang sebagai masalah
sehingga dapat mengklasifikasikan dan menyelesaikan menurut berat-masalahnya.
B. Pemecahan Masalah Masalah Perusahaan
Bagaimana menangani masalah yang harus dicapai? Banyak cara yang dapat dilakukan
untuk memecahkan masalah, tetapi yang harus dihindarkan adalah memecahkan masalah
dengan cara yang akan menimbulkan masalah baru. Contoh, ketika terjadi krisis global,
harga bahan bakar mentah dunia naik, coba harga bahan bakar pun dinaikkan agar
perusahaan tidak rugi. Akan tetapi, ketika bahan bakar dinaikkan, muncullah masalah baru
yang lebih kompleks, yaitu kenaikan pada semua barang kebutuhan masyarakat, sehingga
menaikkan harga bahan bakar sama dengan menambah jumlah masyarakat yang kelaparan
dan yang miskin.
a. Analisis Persoalan
dalam masalah masalah yang perlu dipergunakan beberapa pertimbangan berikut:
1. Ilmu-ilmu pengetahuan; 2. Peraturan-peraturan yang berlaku; norma-norma
yang berlaku ;. 4. Berpikir berpikir yang benar. 3. Melalui analisis masalah ini
diharapkan dapat ditemukan penyebabnya, meskipun. Masihpenyebab
masalahsangatditentukanolehkemampuan dan sikap deskriptif dalam melakukan
analisis masalah.
b. Analisis Keputusan
Sebelum dilaksanakan, suatu keputusan perlu dianalisis agar tindakan yang terkait
dengan keputusan tidak mendatangkan masalah yang baru, bahkan lebih parah.
Analisis keputusan membantu memindahkan dorongan pusat perhatian dari
alternatif menjadi sasaran dan administrator, para pemimpin, dan semua personel
perusahaan dalam merumuskan keputusan yang akan diambil secara cermat,
sebelum penarikan kesimpulan.
C. Pengambilan Keputusan Perusahaan Ada tiga dasar dalam melakukan analisis masalah
sebelum pengambilan keputusan, yaitu:
1. Menentukan sasaran atau membuat kriteria yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan hasil-hasil yang diharapkan dan sumber-sumber yang disediakan
untuk digunakan;
2. 2. Mempertimbangkan berbagai alternatif yang dapat memenuhi sasaran dan
menentukan alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan;
3. Penilaian akibat yang merugikan atau risiko yang terkandung dalam alternatif terbaik
sebelum diadakan untuk bertindak.
Analisis masalah potensial dapat membantu memperkirakan berbagai kesulitan yang
mungkin timbul dan melakukan tindakan untuk mencegahnya atau menawarkan
perlindungan seandainya kesulitan-kesulitan itu terjadi. Hasil akhir adalah suatu tindakan
atau rencana yang telah kembali dan dapat dimonitor serta dilaksanakan dengan optimal.
Ide-ide kuncinya adalah:

1. Memperkirakan masalah masa depan dalam daerah-daerah tindakan atau


rencana yang kritis;
2. Sebab-sebab yang mungkin dari masalah masa depan itu;
3. Merencanakan tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya masalah itu dan tindakan penanggulangan yang menawarkan
perlindungan jika tindakan pencegahan gagal.

Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan dalam melaksanakan keputusan itu adalah:

a. Memberikan kekuatan legal, padputusan tersebut; misalnya dengan membuat


Surat keputusan;
b. Mengusahaan Agar Keputusan Tersebut Dapat Diterima Oleh Orang Yang
Terkena Keputusan itu
c. Melakukan Persuasi Dan Pengaranhan BAGAIMANA MENYALURKAN HASIL
Putusan ITU.

Kohler Mengemukakan Model Gelebera Pengkilan Putusan, Yaitu Sebagai Berikat.

1. Model Perilaku
Model Perilaku Atau Model Perilaku Adalah Model Pengambilan Kepputusan Yangdan Atas Pola
Tingkah Laku Orang Terlibat Dalam. Menurut Model Ini, Pengambilan Putusan Menyangkut Tiga
Hal, Yaitu: a. Tujuan Yang Ingin Dicapaioh oleh perusahaan, b. Harapan Tentang Konsekuensi
Pengambilan Putusan Tersebut, dan c. PILIHAN ALTERNATIF.
2. 2. Model informas
i Model informasi merupakan model pengambilan putusan yang asumsi atas asumsi berikut:
informasi kondisi yang harus dipenuhi dalam proses pengambilan putusan; b. Informasi yang
berasal dari dalam perusahaan yang diberikan a. Oleh seorang yang mempunyai cara tinggi dan
dikenal, tidak akan percaya sebagai bahan pengambilan keputusan; c. Informasi yang diperoleh
sehubungan dengan proses pengambilan putusan selalu diuji dengan informasi yang sudah ada.
Dengan demikian, informasi yang berasal dari sumber yang tidak atau kurang dipercaya
cenderung tidak dapat dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
3. 3. Model normatif
Pengambilan putusan dengan model normatif dimulai dari identifikasi yang dilakukanoleh
manajeratau pemimpin yang baik, kemudian memberikan baru tentang cara seorang manajer
itu mengambil putusan. Pengambilan putusan harus mengikuti proses dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Apakah ada syarat kualitas, misalnya suatu putusan harus
lebih rasional dari yang lain? Apakah pengambil putusan mempunyai informasi yang cukup? C.
Apakah rencana berstruktur? D. B. Apakah diterimanya putusan oleh bawahan merupakan hal
yang sangat penting dalam pengambilan putusan? Apakah diambil putusan sendiri (oleh
pimpinan) dan dia yakin bahwa akan diterima oleh bawahannya? F. E. Apakah bawahan
merasa memiliki tujuan yang akan dicapai dengan masalah itu?
4. Model pengambilan keputusan partisipatif ini mengemukakan tata cara pengambilan putusan
dengan mengikutsertakan bawahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan
putusan yang partisipatif dapat meningkatkan keefektifan organisasi atau lembaga. Partisipasi
dalam proses pengambilan putusan, yaitu: a. Relevansi: apakah ada relevansi antara masalah
yang dipecahkan dengan kepentingan bawahan? B. Keahlian: apakah bawahan mempunyai
pengetahuan tentang masalah yang akan dipecahkan? C. Yurisdiksi: apakah anggota atau
bawahan mempunyai hak secara hukum untuk ikut serta mengambil bagian dalam keputusan?
D. Kesediaan: apakah bawahan mempunyai kemauan dan bersedia untuk ikut serta dalam
pengambilan keputusan? Proses pengambilan

Bab 9

Manajemen Pemasaran dan Implikasinya terhadap Perusahaan

A. Definisi Pemasaran Menurut Kotler ‘, pemasaran adalah proses sosial


dan manajerial individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan melalui permintaan, penawaran, dan pertukaran
(exchange).
Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
perusahaannya sebelum barang yang diproduksi dan tidak berakhir
dengan penjualan. Apabila menginginkan keuntungan dan
keuntungan, pemasaran yang dilakukan harus memuaskan
konsumen.? Dan meningkatkan laba.

Pemasaran merupakan kegiatan manusia untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui
pertukaran (pertukaran). Pertukaran merupakan substansi pemasaran. Misalnya, perusahaan
makanan yang memasarkan produknya kepada masyarakat melalui iklan di koran ataupun media
elektonik, pada saat masyarakat

Adapun cara lain manusia memenuhi kebutuhan dan keinginannya adalah sebagai berikut:

1. Self production;

2. Meminta-minta (meminta-minta);

3. Paksaan;

4. Pertukaran (pertukaran). Syarat pertukaran ada lima, yaitu:

a. Minimal ada 2 pihak;

b. Memiliki sesuatu;

c. Dapat berkomunikasi;

d. Menerima atau menolak penawaran yang ada;

e. Menginginkan keinginan dengan orang lain.

Pada saat yang sama, mereka harus memuaskan dan kebutuhan pasar dan menghasilkan laba bagi
perusahaannya.
Pemasaran merupakan salah satu fungsi perusahaan yang meliputi:

1. Fungsi keuangan, yaitu mencari sumber dana serta cara mengalokasikan sumber dana tersebut
secara efisien;

2. Fungsi sumber daya manusia, yaitu merekrut, menyeleksi, melatih serta mengembangkan sumber
daya manusia;

3. Fungsi operasi, yaitu pembantuan cara memproduksi yang efektif dan efisien;

4. Fungsi pemasaran, yaitu menghubungkan perusahaan dengan luar perusahaan, seperti para
pelanggan, konsumen, penyalur, dan pemasok.

B. Teori dan Praktik Manajemen Pemasaran

1. Perencanaan Strategi

Perencanaan strategis memerlukan tiga kegiatan kunci. Pertama, pengelolaan unit-unit bisnis
sebagai suatu portofolio investasi. Kedua, pengevaluasian kekuatan-masing-masing unit bisnis
secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan kesesuaian masing-masing
perusahaan di pasar tersebut. Ketiga, untuk masing-masing unit bisnisnya, perusahaan harus
mengembangkan rencana dalam bentuk pengandaian (game plan) untuk mencapai tujuan jangka
panjangnya.

2. Mendefinisikan Misi Perusahaan


Menurut Peter Drucker, pada saat manajemen merasa bahwa organisasinya telah bergeser dari
misinya, manajemen harus memperbaharui pesan. Itulah saatnya untuk mengajukan
pertanyaan yang mendasar. Apa bisnis kita sekarang? Siapa pelanggan kita? Apa nilai bagi
pelanggan? Akan menjadi apakalı bisnis kita pada masa depan? Seperti apakah seharusnya
bisnis kita pada masa depan? Semua pertanyaan itu harus dijawab oleh perusahaan.
3. Menetapkan Unit Bisnis Strategis (Unit Bisnis Strategis – SBU) Sebagian besar perusahaan
mengoperasikan beberapa jenis bisnis. Mereka sering mendefinisikan bisnis mereka menurut
jenis produk, misalnya berada dalam “mobil bisnis”. Namun, menurut Levitt, definisi bisnis
berdasarkan pasar lebih baik berdasarkan produk. Bisnis harus dilihat sebagai proses pemuasan
pelanggan, proses pembuatan barang. Produk bisa berganti-ganti, tetapi bukan kebutuhan
dasar dan kelompok konsumen akan terus ada.
4. Kritik atas Model Portofolio Model portofolio mempunyai beberapa manfaat, di antaranya
membantu manajer berpikir secara strategis, memahami keekonomisan bisnis mereka secara
lebih baik, meningkatkan kualitas rencana mereka, memperbaiki komunikasi antarmanajemen
tingkat SBU dan manajemen tingkat korporasi, menunjukkan informasi atau masalah penting
lain , dan melepas bisnis yang lemah serta memberikan investasi mereka ke bisnis yang lebih
menjanjikan. Akan tetapi, model portofolio harus digunakan dengan hati-hati karena dapat
membuat perusahaan terlalu menekankan pada pertumbuhan pasar dan hanya memasuki pasar
yang tumbuh cepat atau mengabaikan usahanya yang sedang berjalan.
5. Merencanakan Bisnis Baru, Merencanakan Bisnis Terdahulu Rencana perusahaan atas bisnis
yang ada sekarang memungkinkan untuk membuat proyeksi penualan total dan laba. Namun,
syringe proyeksi penjualan dan laba itu lebih rendah yang keinginan manajemen manajemen.
Jika terdapat perbedaan strategis antara penjualan yang diinginkan dan penjualan yang
dihadapkan, manajemen korporasi harus mengembangkan atau mendapatkan bisnis baru untuk
memenuhi perbedaan tersebut.
6. Pertumbuhan Intensif Manajemen korporasi harus terlebih dahulu mengkaji apakah ada pelangi
untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada. Ansoff telah mengajukan kerangka kerja yang
bermanfaat untuk meningkatkan peluang pertumbuhan yang disebut bagan perluasan pasar
produk. Perusahaan pertama-tama akan mempertimbangkan, apakah mereka dapat membaca
berita pasar yang lebih besar dengan yang ada di pasarnya sekarang (strategi penetrasi pasar).
Kemudian, pertimbangan apakah apakah dapat ditemukan atau dikembangkan Pasar
pengembangan baru untuk produk yang ada (strategi pasar).
7. 7. Pertumbuhan Integratif Peningkatan pendapatan dan pendapatan dapat ditingkatkan dengan
melakukan Integrasi ke hulu, hilir, atau horizontal dalam industrinya. Musikal dapat membeli
satu atau lebih pemasoknya (seperti produsen bahan plastik) untuk mendapatkan laba atau
kendali yang lebih besar
8. 8. Diversifikasi Pertumbuhan Diversifikasi pertumbuhan dapat dilakukan dengan menunggu
banyak peluang yang juga dari bisnis yang ada. Peluang yang baik adalah peluang yang
industrinya sangat menarik dan perubahan memiliki bauran keunggulan bisnis untuk meraih
kesuksesan. Ada tiga jenis diversifikasi yang dapat dicabut. Pertana, perusahaan dapat mencari
produk baru yang memiliki sinergi teknologi dan / atau pemasaran dengan lini produk yang ada,
meskipun produk tersebut ditujukan untuk pelanggan yang berbeda (strategi diversifikasi
konsentris). Musikal, misalnya, dapat memulai bisnis pita komputer berdasarkan
pengetahuannya dalam memproduksi pita audio. Kedua, perusahaan tidak dapat berhubungan
dengan lini produk yang ada (strategi diversifikasi horizontal). Misalnya, Musikal dapat
memproduksi rak tempat kaset, walaupun proses pembuatannya sama sekali berbeda. Ketiga,
perusahaan dapat mencari bisnis yang baru yang tidak mempunyai hubungan dengan teknologi,
produk, atau pasar yang ada sekarang (strategi diversifikasi konglomerasi). Musikal mungkin
mempertimbangkan bidang usaha baru, seperti membuat perangkat lunak aplikasi atau
penyelenggara pribadi.
9. 9. Mengurangi Bisnis Terdahulu Untuk mengejar pertumbuhan, perusahaan seharusnya tidak
hanya membangun bisnis baru, tetapi juga perlu memangkas, hemanen, atau rilis bisnis
terdahulu yang telah menurun dengan melepaskan sumber daya yang diperlukan dan
mengurangi biaya. Bisnis yang lemah memerlukan perhatian manajemen yang tidak
proporsional. Karena manajer seharusnya memusatkan perhatian
10. Analisis SWOT
a. Analisis Lingkungan Eksternal (Analisis Peluang dan Ancaman) Suatu unit bisnis harus
berdasarkan demografi ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan sosial-budaya dan pelaku
lingkungan mikro atau pelanggan, saluran distribusi, pemasok) yang bergantung pada
pencapaian laba. Unit bisnis harus memiliki sistem inteligen pemasaran untuk mengikuti
kecenderungan dan perkembangan penting yang terjadi.
b. Analisis Lingkungan Internal (Analisis Kekuatan dan Kelemahan) Selain melihat peluang
yang menarik dalam lingkungannya, unit bisnis perlu juga memiliki keahlian yang
dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang tersebut. Setiap unit bisnis harus merasakan
kekuatan dan kelemahannya secara periodik. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan
formulir yang serupa dengan yang ditunjukkan oleh Memo Pemasaran yang berjudul
“Daftar Periksa untuk Pelaksanaan Analisis Kekuatan / Kelemahan”. Manajemen atau
konsultan dari luar mengkaji kemampuan pemasaran, keuangan, produksi, dan organisasi
unit bisnis.
11. Perumusan Sasaran
Setelah perusahaan membuat analisis SWOT, ia dapat mengembangkan sasaran spesifik untuk
suatu periode perencanaan. Proses perencanaan strategis itu dinamakan perumusan sasaran.
Manajer menggunakan istilah sasaran untuk mendeskripsikan tujuan-tujuan yang spesifik dalam
besaran dan waktu, mengubah tujuan menjadi sasaran yang terukur memudahkan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen.
12. Strategi Perumusan
Strategi adalah rencana permainan untuk mencapainya. Setiap bisnis harus menyusun strategi
untuk mencapai benar, yang terdiri dari strategi pemasaran, strategi teknologi, strategi
penetapan sumber yang cocok. Michael Porter merangkumkan strategi menjadi tiga jenis
umum yang memberikan awal yang bagus untuk pemikiran strategis: keunggulan biaya secara
keseluruhan, diferensiasi, atau fokus.
13. Perumusan Program
Setelah mengembangkan strategi utama, unit bisnis harus mengembangkan program
pendukung yang terperinci. Jadi, unit bisnis memutuskan untuk unggul dalam teknologi, unit
bisnis tersebutharus merencanakan program untuk mengawasi departemen litbangnya,
mengumpulkan inteligen teknologi, mengembangkan produk mutakhir, melatih para staf
penjual teknis untuk mengomunikasikan keunggulan teknologinya.
14. Pelaksanaan
Strategi yang jelas dan program pendukung yang matang mungkin tidak akan bermanfaat jika
perusahaan gagal untuk melaksanakan dengan cermat.
15. Umpan Balik dan Pengendalian
Melaksanakan penelitian strateginya, berusaha menunjukkan hasil dan perkembangan baru di
lingkungan internal dan eksternalnya. Beberapa lingkungan bersifat stabil dari tahun ke tahun,
dan lingkungan lainnya, lahan berevolusi dengan urutan langkah yang dapat diperkirakan. Akan
tetapi, ada juga lingkungan yang mengalami perubahan yang besar, cepat, dan tidak dapat
diramalkan. Perusahaan harus yakin terhadap satu hal bahwa lingkungan akan berubah. Jika
perubahan itu terjadi, perusahaan harus meninjau ulang dan merevisi kegiatan pelaksanaan,
program strategi, atau guru.

Bab 10

Membaca Pasar dan Perilaku Konsumen

A. Pengertian Pasar dan Jenis-jenisnya


Pasar adalah kumpulan konsumen potensial yang memiliki kebutuhan atau
keinginan tersebut.
Pasar bisnis (produsen, pasar pedagang perantara maupun pasar pemerintah)
disebut juga sebagai “pasar organisasi”.
Ciri-ciri pasar organisasi adalah sebagai berikut.
1. Membeli barang dan jasa untuk memenuhi beberapa sasaran, antara lain
menghasilkan laba, mengurangi biaya, memenuhi kebutuhan pegawai, dan
mematuhi kewajiban hukum.
2. 2. Banyak yang terlibat dalam pengambilan keputusan pengambilan keputusan
yang diambil alih organisasi dengan pengambilan keputusan pembelian pasar
nasabah. 3. Memerhatikan kebijakan pembelian resmi, dan syarat-syarat yang
ditentukan oleh organisasi mereka. 4. Peralatan pembelian (instrumen
pembelian) (seperti: permintaan daftar harga dan syarat pembayaran,
proposal, dan kontrak pembelian) menambah dimensi lain pada pasar
organisasi yang membedakannya dari pasar nasabah. 5. Lebih banyak uang
dan jumlah produk yang terlibat dalam penjualan kepada pembeli pasar
organisasi kepada pasar nasabah. Dan keinginan tertentu serta mampu
mengikuti pertukaran untuk

B. Perilaku Konsumen (consumer Behavior)


konsumen menurut Bagozzi dan Zaltman adalah tindakan, proses, dan hubungan
sosial yang terkait oleh individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan atau
menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai akibat dari pengalamannya
dengan produk, pelayanan, dan dengan sumber-sumber lainnya.
Adapun menurut Mowen, perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian
dan proses pertukaran yang dilibatkan dalam mendapatkan, mengelola, mengelola
barang, jasa, pengalaman, dan ide-ide.
Konsep-konsep perilaku konsumen dapatdipakai untukmengembang- kan strategi
pemasaran dalam lima bidang berikut.
1. Pengembangan strategi pemasaran atau bauran pemasaran Istilah bauran
pemasaran mengacu pada strategi terpadu yang memadukanatau
mengoordinasikankegiatan produk, harga, distribusi fisik, serta promosi. Tiap-tiap
unsur dari bauran pemasaran tersebut memerlukan masukan dari “penelitian
konsumen”. Jadi, perusahaan harus memahami perilaku konsumen sebelum
membuat komposisi strategi pemasarannya.
2. Segmentasi pasar Segmentasi pasar adalah pemilahan pasar yang bersifat
heterogen menjadi homogen dalam aspek tertentu. Dasar yang digunakan untuk
melakukan segmentasi pasar di antaranya adalah variabel demografis, variabel
psikografis, variabel perilaku. Jadi, produsen memerlukan ilmu perilaku nasabah
untuk melakukan segmentasi pasar tersebut.
3. Positioning dan diferensiasi Diferensiasi adalah tindakan salah satu set
kesepakatan yang berarti untuk membedakan penawaran dari penawaran pesaing.
Jadi, pada kenyataan, diferensiasi ini merupakan proses pemosisian produk melalui
manipulasi bauran pemasaran sehingga konsumen dapat memahami arti
diferensiasi antara merek dan pesaing perusahaan tersebut. Setiapperusahaan
ingin membedakan yang diharapkan akan menarik pasar.
4. Analisis lingkungan Analisis lingkungan terdiri atas taksiran mengenai berbagai
tekanan eksternal yang bereaksi berdasarkan perusahaan dan pasar. Melalui
analisis lingkungan ini, manajer akan mengidentifikasi peluang pasar potensial dan
terhadap perusahaan. Tentu saja, kekuatan yang berakibat pada peluang dan
ancaman tersebut dapat memperbaiki lingkungan konsumen menjadi lebih puas
dengan penawaran perusahaan.
5. Riset pasar Riset dapat diartikan aplikasi riset konsumen. Riset pasar berusaha
menganalisis konsumen dan pasar untuk memberikan informasi pada manajer.
Analisis konsumen dan pasar dilakukan berdasarkan dasar ilmu perilaku. Ilmu
perilaku dapat membantu periset pasar untuk mengidentifikasi metodologi yang
akan dipakai, misalnya: kunjungan periset telah mengetahui bahwa
permasalahannya untuk mencari proses pembelian, pendekatan yang tepat
digunakan adalah pengalaman psikologi konsumen.

C. Model Perilaku Konsumen (Model of Buyer Behavior)


Untuk memahami perilaku konsumen (consumer behaviour), Kotler (2006) menawarkan Models of
Buyer Behavior

Participant in the business buying process

Webster dan Wind menamakan unit pengambil keputusan pada pasar organisasi sebagai Pusat
Pembelian. Pusat pembelian terdiri atas “semua individu dan kelompok yang mengambil keputusan
dalam proses pengambilan keputusan, yang memiliki beberapa sasaran umum yang sama dan
bersama-sama mengambil risiko timbul dari keputusan tersebuť”. Pusat Pembelian terdiri atas
semua anggota organisasi yang memainkan salah satu dari tujuh peran dalam proses keputusan
pembelian, yaitu:

1. Pemrakarsa (pencetus), yaitu mereka yang meminta untuk membeli sesuatu;

2. Pemberi pengaruh, yaitu mereka yang memengaruhi keputusan pembelian;

3. users (pemakai), yaitu mereka yang memakai barang atau jasa;

4.deciders, yaitu mereka yang memutuskan persyaratan produk dan / atau pemasar;

5. Pemberi persetujuan (pemberi persetujuan), yaitu mereka yang diusulkan oleh pengambil
keputusan atau pembeli;

6. Pembeli, yaitu mereka yang memiliki kewenangan formal untuk memilih pemasar dan menyusun
syarat-syarat pembelian% 3;

7.. Gatekeepers, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan untuk penjual dan informasi dalam
menjangkau anggota Pusat Pembelian. Contoh: agen pembelian, penerima tamu, penerima telepon,
satpam.

D. Faktor-faktor yang memengaruhi Pasar dalam Pembelian Lingkungan

1. Proses Pembelian (Proses Keputusan Pembelian) Pembeli pasar bisnis menghadapi banyak
keputusan dalam melakukan pembelian, di antaranya sebagai berikut. Pengakuan masalah
(pengenalan masalah) Proses pembelian pasar bisnis / pasar organisasi dimulai saat seseorang dalam
perusahaan menyadari adanya “masalah atau kebutuhan” a. Yang dapat dicapai dengan
memperoleh barang atau jasa. Pengenalan masalah pasar bisnis dapat berasal dari internal maupun
eksternal.

Rangsangan internal yang menyebabkan timbulnya kebutuhan pada pasar bisnis, yaitu:

1. Perusahaan memutuskan untuk mengembangkan produk baru dan memerlukan peralatan


serta bahan baku baru;
2. mesin perusahaan mengalami kerusakan dan membutuhkan penggantian atau suku cadang
baru;
3. Bahan baku yang dibeli ternyata tidak memuaskan, dan perusahaan mencari pemasar lain;
4. Manajer pembelian melihat peluang untuk mendapatkan harga yang lebih rendah atau
kualitas yang lebih baik.

2.Buying Situation

a. Situasi pembelian ulang langsung (straight rebuy), yaitu situasi pembelian yang dihadapi pasar
bisnis pada saat “departemen pembelian pasar bisnis memesan ulang produk secara rutin”.
Pelanggan memilih daftar pemasar dari daftar yang telah disetujui bersama, pemasar yang
memberikan kepuasan kepada pembeli pada pembelian terakhir. A. Strategi pemasaran yang
dilakukan pemasar menghadapi situasi straight rebuy, adalah: (a) para pemasar yang terdaftar akan
mempertahankan kualitas produknya.

b. Situasi pembelian ulang yang dimodifikasi (modified rebuy), yaitu situasi pembelian yang dihadapi
pasar bisnis pada saat departemen pembelian pasar bisnis memesan ulang produk dengan
memodifikasi spesifikasi produk terdahulu.

c.Situasi pembelian tugas baru, yaitu situasi pembelian yang dihadapi pasar bisnis pada saat
departemen pembelian pasar bisnis membeli suatu barang atau jasa untuk pertama kalinya. Dalam
situasi tugas baru ini, semakin besar biaya atau semakin besar risiko, semakin banyak yang terlibat
dalam pengambilan keputusan, semakin banyak informasi yang mereka kumpulkan, sehingga
semakin lama waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan membeli.

Bab 11

Manajemen Segmen Pasar dan Pasar Sasaran

Perusahaan Perusahaan yang menyadari bahwa ia tidak mampu melayani semua pelanggannya
secara maksimal karena harus memberikan kepuasan melebihi para pesaingnya.

Perusahaan yang menganut marketing concept biasanya akan memilah-milah pasar, kemudian
memilih dan menetapkan pasar sasaran untuk dilayani dengan program pemasaran (product, price,
place, promotion) tertentu. Jadi, dalam hal ini perusahaan melakukan target marketing (pemasaran
sasaran).

Target marketing adalah penjual memilah-milah pasar, kemudian membidik satu atau dua segmen
pasar, dan mengembangkan produk dan program pemasaran yang telah dirancang khusus bagi
setiap segmen.

Pola segmentasinya dapat dibentuk dengan banyak cara. Selain mengacu pada segmen demografis
atau gaya hidup, segmentasi pasar dapat dibentuk dengan segmen preferensi berikut.

1. Homogeneous preferences (preferensi homogen), menunjukkan pasar yang semua konsumennya


secara kasar memiliki preferensi atau kesukaan yang sama.

2. Diffused preferences (preferensi yang tersebar), menunjukkan pasar yang konsumennya beragam
dalam preferensinya atau kesukaannya. Apabila satu merek memasuki pasar, kemungkinan akan
ditempatkan di tengah untuk menarik sebagian besar konsumen.

3. Clustered preferences (preferensi yang terkelompok), menunjukkan suatu pasar yang


konsumennya terkelompok atau tersegmenkan dalam beberapa segmen secara alamiah. Perusahaan
pertama dalam pasar ini mempunyai tiga pilihan, yaitu:

A. Dasar-dasar Segmentasi Consumer Market

Ada empat variabel yang dapat digunakan untuk melakukan segmentasi pasar konsumen, yaitu
sebagai berikut.

1. Segmentasi geografis
Segmentasi geografis merupakan “pembagian pasar menjadi unit- unit geografis yang
berbeda-beda seperti: bangsa, wilayah, kecamatan, kota, atau lingkungan pemukiman.
Perusahaan dapat membidik satu atau beberapa wilayah geografis atau beroperasi hampir
semua tempat dengan memerhatikan berbagai variasi setempat berdasarkan kebutuhan dan
preferensi geografis.
2. Segmentasi demografis
Segmentasi demografis merupakan “pembagian pasar menjadi kelompok yang berdasarkan
variabel yang menyangkut kependudukan, seperti: umur, agama, ras, kebangsaan,
pekerjaan, ukuran keluarga, kehidupan keluarga, tempat tinggal, pendidikan. Variabel
demografis merupakan dasar yang paling populer untuk melakukan segmentasi pasar
konsumen (consumer market) karena “variabel demografis lebih mudah diukur daripada
variabel-variabel lainnya”.
3. Segmentasi psikografis
Psikografis adalah ilmu yang menggunakan kejiwaan dan kependudukan untuk lebih baik
memahami pelanggan. Dalam segmentasi yang menggunakan variabel psikografis, para
nasabah dikelompokkan dalam kelompok yang berbeda berdasarkan ilmu kejiwaan. Melalui
analisis psikografis, para peneliti mencoba untuk mengukur “gaya hidup para konsumen”
4. Segmentasi menggunakan variabel perilaku (behavior) Dalam segmentasi perilaku konsumen
dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapannya terhadap
suatu produk. Contoh: a. Kejadian: kejadian biasa, kejadian khusus. B. Manfaat: kualitas,
pelayanan, kecepatan. Status pemakai: pemakai ringan, pemakai sedang, pemakai berat, d.
Status kesetiaan: tidak ada, sedang, kuat, mutlak. C. E. Tahap kesiapan membeli: tidak sadar,
sadar, mengetahui, dan tertarik.
B.Dasar-dasar Segmentasi Business Market
Pasar bisnis (business market) dapat disegmentasikan dengan menggunakan
variabel yang digunakan untuk segmentasi consumer market (pasar konsumen),
seperti: variabel geografis, manfaat yang dicari, dan tingkat pemakaian.
Adapun syarat segmentasi yang efektif adalah sebagai berikut.
1. Measureability (dapat diukur), artinya segmen tersebut dapat diukur secara
kuantitatif.
2. Substantiability, artinya segmen tersebut cukup besar dan menguntungkan.
3. Accessability (kemampuan untuk dijangkau), artinya segmen tersebut dapat
dijangkau dan dilayani secara efektif.
4. Actionability (kemampuan untuk bertindak), artinya segmen tersebut dapat
diambil tindakan, artinya program pemasaran yang efektif dapat dirumuskan untuk
menarik dan melayani segmen tersebut.
5. Dapat dibedakan, artinya segmen tersebut secara konseptual dapat dipisahkan
dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap program pemasaran yang
berbeda.

C. Targeting (Penetapan Pasar Sasaran) Setelah melakukan segmenting (segmentasi pasar),


perusahaan harus melakukan “targeting”. Targeting adalah langkah untuk menetapkan pasar
sasaran (target market). Target market adalah “sekumpulan konsumen yang dituju yang akan
dilayani dengan program pemasaran tertentu”. Jadi, target market = segmen pasar yang dibidik
perusahaan.

1. Mengevaluasi market segment Untuk menetapkan pasar sasarannya, perusahaan harus


mengevaluasi pasar sasaran yang berbeda. Dalam mengevaluasi tersebut, perusahaan harus
memerhatikan dua faktor, yaitu:
a. Daya tarik segmen secara keseluruhan, dalam aspek: ukuran, tingkat pertumbuhan, profitabilitas,
skala ekonomis, risiko yang rendah;

b. Apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan memerhatikan “tujuan dan
segmen dasar perusperusahaan.

2. Memilih market segment Setelah melakukan evaluasi segmen pasar yang bervariasi, perusahaan
harus memutuskan “segmen mana yang akan dibidik dan berapa banyak segmen yang akan dibidik?
Dipilihnya segmen pasar yang akan dijadikan “target market” karena lima pola pemilihan target
market, yaitu sebagai berikut.

a. Pola “Konsentrasi pada Segmen Pasar Tunggal”.

b. Pola “Spesialisasi Terpilih”, perusahaan memilih beberapa segmen pasar, yang masing-masing
secara objektif dilihat dari: daya tariknya dan kesesuaiannya dengan tujuan perusahaan.

3. Pertimbangan tambahan dalam penilaian dan pemilihan segmen

a. Hubungan antarsegmen dan supersegmen Dalam memilih lebih dari satu segmen pasar yang
akarn dimasuki, perusahaan harus memerhatikan "hubungan antarsegmen pasar pada sisi biaya,
kinerja, dan teknologi.

b. Rencana perluasan segmen demi segmen Jika merencanakan untuk masuk ke "supersegmen",
perusahaan sebaiknya memasuki satu segmen terlebih dahulu dan ia harus "merahasiakan rencana
induknya untuk melakukan ekspansi pasar". Para pesaing tidak boleh mengetahui arah perusahaan
untuk melakukan ekspansi pasarnya.

Bab 12

Manajemen Persaingan Antarperusahaan

Untuk mempersiapkan strategi pemasaran yang efektif, perusahaan harus melakukan hal berikut:

1. Mempelajari pesaing serta pelanggan aktual dan potensial;

2. Mengidentifikasi strategi, tujuan, kekuatan, kelemahan, dan pola reaksi pesaing;

3. Mengetahui cara merancang “sistem inteligen persaingan” yang efektif, yaitu pesaing yang akan
diserang dan pesaing yang akan dihindari.

Ada beberapa kekuatan yang menentukan daya laba jangka panjang suatu pasar atau suatu segmen,
yaitu sebagai berikut.

1. Ancaman persaingan segmen pasar yang ketat


Suatu segmen pasar dikatakan tidak menarik jika ia memiliki pesaing banyak, kuat atau
agresif.
Sebaliknya, segmen pasar dikatakan lebih tidak menarik, jika segmen tersebut stabil atau
menurun, penambahan kapasitas pabrik dilakukan dalam jumlah yang besar, biaya tetap
tinggi, penghalang untuk keluar tetap besar, atau jika pesaing memiliki kepentingan yang
besar untuk tinggal dalam segmen tersebut.
2. Ancaman pendatang baru Segmen pasar yang paling menarik adalah segmen pasar yang
memiliki penghalang untuk masuk yang tinggi dan penghalang untuk keluar yang rendah
karena kondisi tersebut akan menciptakan potensi laba yang tinggi. Jika penghalang untuk
masuk dan penghalang untuk keluar rendah, banyak perusahaan yang dengan mudah dapat
masuk dan keluar dari segmen tersebut, sehingga tingkat pengembalian (rate of return on
investment/ROI) akan stabil dan rendah. Segmen pasar yang paling tidak menarik adalah jika
penghalang untuk masuk rendah, sedangkan penghalang untuk keluar tinggi, karena kondisi
tersebut akan menyebabkan banyaknya pesaing yang masuk, dalam situasi yang
menguntungkan, tetapi pada saat mengalami kesulitan, mereka sulit untuk keluar, akibatnya
terjadi kelebihan kapasitas yang kronis dan penurunan penghasilan bagi banyak pihak.
3. Ancaman produk substitusi Suatu segmen pasar menjadi tidak menarik jika ada barang
substitusi aktual dan potensial. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat pada
industri substitusi, harga dan laba dalam segmen tersebut akan menurun.
4. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli
Suatu segmen menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar
(bargaining power) yang kuat atau semakin meningkat. Hal ini karena kondisi tersebut akan
menyebabkan pembeli berusaha untuk memaksa agar harga produk diturunkan, meminta
lebih banyak peningkatan kualitas produk dan pelayanan, serta membuat para pesaing saling
beradu, yang semuanya menjadi beban bagi profitabilitas perusahaan.
a. Mengidentifikasi Pesaing
Dalam mengidentifikasi pesaing, perusahaan dapat menggunakan dua pendekatan,
yaitu sebagai berikut.
1) Konsep Industri tentang Persaingan
Industri adalah “Sekelompok perusahaan yang menawarkan produk atau
kelas produk yang merupakan substitusi dekat satu sama lain”.
b. Konsep Pasar tentang Persaingan
Konsep pasar tentang persaingan adalah cara mengidentifikasi pesaing dengan
menggunakan konsep pasar. Menurut konsep ini, “pesaing adalah perusahaan yang
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen yang sama”.
Pada umumnya, konsep pasar tentang persaingan, membuka mata para produsen
lebih lebar terhadap “pesaing yang aktual dan potensial”, dan menstimuli –
perusahaan untuk mempersiapkan “perencanaan strategi jangka panjang”.
Kunci untuk mengidentifikasi pesaing adalah dengan “menghubung- kan analisis
pasar dan industri” dalam pemetaan “Medan pertempuran produk atau pasar”
c. Memperkirakan Tujuan Pesaing
Perusahaan harus mengetahui tujuan pesaing: Apa yang dicari pesaing? Apa yang
mendorong perilaku pesaing? Bagaimana rencana ekspansi pesaing? Untuk
memantau tujuan pesaing, perusahaan dapat menggunakan “Peta Medan
Pertempuran Pasar.” Adapun untuk mengetahui rencana ekspansi perusahaan
pesaing, perusahaan dapat menggunakan rencana ekspansi pesaing.
d. Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing
adalah sebagai berikut.
1) Perusahaan harus mengumpulkan data saat ini dari pesaingnya tentang
penjualan, pangsa pasar, tingkat laba, cash flow, investasi baru, penggunaan
kapasitas perusahaan. Informasi tersebut akan dapat membantu perusahaan dalam
mengestimasi kekuatan dan kelemahan pesaingnya, kemudian menentukan
perusahaan yang akan diserangnya.
2) Perusahaan dapat mempelajari kekuatan dan kelemahan pesaingnya melalui data
sekunder, pengalaman pribadi, dan desas-desus. Mereka dapat menambah
pengetahuan mereka dengan melakukan riset pemasaran primer terhadap
pelanggan, pemasok, dan dealer. The
3) Perusahaan dapat melakukan benclhmark (patok duga), yaitu seni menemukan
cara dan alasan perusahaan melaksanakan tugas dengan jauh lebih baik daripada
perusahaan lain. Tujuan menjadikan sebuah perusahaan sebagai benchmarking
(patok duga) adalah meniru dan memperbaiki praktik terbaik perusahaan lain.
Langkah-langkah untuk melakukan benchmarking adalah sebagai berikut:
a.menentukan fungsi yang akan dijadikan benchmark; b. Mengidentifikasi variabel
kinerja kunci untuk diukur; c. Mengidentifikasi perusahaan yang terbaik dalam
kelasnya; d. Mengukur kinerja perusahaan yang terbaik dalam kelasnya; e.
Mengukur kinerja perusahaan; f. Menspesifikasikan program dan tindakan untuk
mempersempit kesenjangan; g. Menerapkan dan memonitor hasil.
e. Memperkirakan Pola Reaksi Pesaing Adapun bentuk-bentuk reaksi umum dari
para pesaing, yaitu sebagai berikut.
1) Pesaing yang santai, yaitu pesaing yang “tidak bereaksi dengan cepat atau kuat”
terhadap tindakan/serangan bank pesaing.
2) Pesaing selektif, yaitu pesaing yang hanya bereaksi terhadap serangan tertentu,
misalnya hanya bereaksi terhadap potongan harga, tetapi tidak bereaksi terhadap
peningkatan pengeluaran iklan oleh pesaing.
3) Pesaing harimau, yaitu pesaing yang bereaksi dengan gesit dan kuat terhadap
setiap jalur serangan dari para pesaingnya.
4) Pesaing stokastik (tak terduga), yaitu pesaing yang tidak menunjukkan pola reaksi
yang dapat diramalkan. Biasanya perusahaan skala kecil memiliki pola reaksi pesaing
seperti ini.
F. Merancang Sistem Inteligen Persaingan Informasi inteligen persaingan perlu
dikumpulkan, diinterpretasikan, dan disebarluaskan secara terus-menerus. Manajer
harus dapat menerima informasi yang tepat waktu mengenai pesaing. Dengan
informasi inteligen persaingan yang baik, para manajer dapat dengan mudah
“merumuskan strategi persaingan mereka”.
Ada beberapa langkah dalam merancang sistem inteligen persaingan, yaitu:
1) pembentukan sistem;
2) pengumpulan data;
3) evaluasi dan analisis data;
4) penyebaran informasi;

Bab 13

Strategi Pengembangan Bisnis dalam Perusahaan

Menurut Chandra Kurniawan, pertumbuhan tidak selalu berdampak pada profitabilitas. Aspek
terpenting dalam kesuksesan semua tipe bisnis adalah mengarahkan usaha untuk menghasilkan
profit yang maksimal. Keunikan dan karakter produk yang membuat kesuksesan perusahaan.

Seiring bertambahnyawaktu, perusahaankecil pundapatkehilangan fokusnya, dimulai dari terlalu


banyak produk atau jasa yang ditawarkan dan terlalu banyak diverensasi pasar dengan poin harga
yang berbeda. Akibatnya, manajemen tidak bisa melakukan pemantauan satu per satu terhadap
produk yang ditawarkan, pelanggan kehilangan minat untuk membeli, dan margin perlahan
menurun. Jika demikian, sudah waktunya bagi perusahaan tersebut untuk kembali fokus pada
kompetensi bisnis inti dari perusahaan, melakukan spesialisasi pada sesuatu yang bisa dilakukan
dengan yang terbaik. Spesialisasi inilah yang mendorong manajemen perusahaan untuk fokus pada
pertumbuhan.

Akan tetapi, kadang-kadang setelah memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai industri yang
dikelolanya, menetapkan target pasar, dan menentukan tujuan penjualan, perusahaan tidak yakin
cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menghadapi hal tersebut, menurut
Chandra Kurniawan, ada beberapa strategi pengembangan bisnis yang dapat diterapkan, yaitu
sebagai berikut.

1. Buy Market Share


Menjual lebih banyak dari produk yang sama atau jasa kepada target pasar. Untuk menjual
lebih banyak produk kepada orang-orang yang sama, perusahaan dapat membeli pelanggan
dari pesaing. Akan tetapi, pilihan ini bisa menjadi mahal sebab mengharuskan perusahaan
untuk menurunkan harga produk, menawarkan ketiga hal, yaitu quality, service, dan price.
Mungkin juga mencurahkan sumber daya untuk iklan atau promosi yang bisa mendorong
lebih banyak orang untuk meninggalkan kesetiaannya pada produk perusahaan lain dan
mencoba merek yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut
2. Hunt
Menjual lebih banyak produk atau jasa ke pasar yang berbeda juga dapat menjadi pilihan
yang mahal. Setiap kali perusahaan berburu pelanggan baru, ia perlu menumbuhkan
kesadaran dan kredibilitas perusahaan dan produknya di pasar yang baru.
3. Farm
Jika berburu pelanggan baru, penting untuk mempertahankan penjualan yang sehat dalam
jangka panjang, mengelola pelanggan yang lebih efisien lebih penting lagi.
4. New Product
Produk baru mutlak diperlukan untuk kesehatan perusahaan. Perusahaan dapat
menggantikan produk perusahaan yang menurun, sehingga memberikan pendapatan dari
pasar, dan memosisikan perusahaan sebagai inovator dalam industri. Akan tetapi, hal ini
berisiko. Statistik menunjukkan lebih dari 10.000 produk baru diperkenalkan setiap tahun,
mayoritas gagal pada tahun pertama, dan lebih dari 80% gagal pada tahun ketiga.
5. Merjer atau Akuisisi (Merge or Acquire)
Sebuah merjer atau akuisisi dapatmenawarkan banyak kesempatan untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Dengan merjer atau mengakuisisi perusahaan lain, perusahaan
dapat melakukan semua strategi lainnya sekaligus. Mengakuisisi pesaing mungkin memang
mendapatkan pangsa pasar, menjual lebih besar produk yang sama kepada orang yang
sama.

Strategi’pengembangan bisnis, baik bisnis pribadi, perusahaan besar maupun usaha skala kecil
dapat dilakukan dengan mengikuti langkah- langkah sederhana untuk memperbaiki diri, misalnya
mengharuskan perusahaan memiliki visi. Atau gagasan yang harus senantiasa direformasi. Lalu, ada
langkah yang diikuti, termasuk pengukuran, pengorganisasian, pengurangan biaya dan pendapatan
lebih banyak pelanggan. Usaha mengembangkan bisnis merupakan sarana untuk bergerak maju dari
situasi sekarang. Itu bisa berarti untuk meningkatkan keuntungan, mengurangi kerugian,
mendapatkan lebih banyak pelanggan, memperluas pasar, menjadi lebih terlihat di masyarakat, go
public atau sejumlah barang lain yang dianggap diinginkan.

Bisnis merupakan kegiatan dalam menjual produk atau jasa agar memberikan keuntungan bagi
pemiliknya. Bisnis merupakan kegiatan berisiko memberikan kerugian material atau nonmaterial.
Namun, jika berhasil, akan memberikan keuntungan dan kesejahteraan bagi pemiliknya. Agar
terhindar dari risiko bisnis, perusahaan harus dijalankan dengan tepat dengan perencanaan yang
matang dan pelaksanaan yang serius dan mantap. Bisnis terdiri atas beberapa komponen penting
yang saling mendukung dan melengkapi. Apabila salah satu komponen gagal, komponen lain akan
terganggu. Berikut adalah komponen-komponen bisnis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai