BAB I
PENDAHULUAN
1. B. Tujuan permasalahan
Adapun tujuan penulisan dari makalah pendekatan kontingensi ini
diantaranya sebagai berikut:
PEMBAHASAN
1. Pekerjaan
b. Sifat manusia sebagai parameter organisasi.
1. D. Ciri-ciri kontingensi
Beberapa ilmuan manajemen tertarik pada pemikiran kontingensi hal itu
karena merupakan sebuah kompromis yang dapat dimanfaatkan antara
pendekatan sistematik dan apa yang dapat dinamakan perspektif situasional
murni.
Pendekatan sistematik kerapkali dikritik orang karena pendekatan tersebut
bersifat terlampau umum atau abstrak walaupun pandangan situasional
murni yang mengasumsi bahwa setiap situasi kehidupan nyata memerlukan
suatu pendekatan yang sangat berbeda telah dinyatakan orang sebagai hal
yang terlampau spesifk. Ada tiga macam pendekatan kontingensi:
Dalam hal ini, ahli teori kontingensi mencerminkan beratus ratus peneliti.
Ada unsure unsure umum dalam hirarki dari organisasi yang berbeda, akan
tetapi ada perbedaan yang ganjil pada situasi local.
1. Tampilan Organisasi
Kesesuaian dalam organisasi dan vareabel organisasi dan vareasi situasi
berhubungan dengan pemaksimalan tampilan organisasi. Bagaimanapun,
tampilan organisasi adalah pengukuran prestasi dari terapan tampilan dalam
banyak studi kontingensi belum tepat. Dan dikatakan tidak mungkin
memperoleh ukuran tunggal untuk berbgai corak organisasi dan tampilan
yang meningkat.
1. Vareabel Bebas
Maksudnya vareabel yang berada di luar organisasi dan di luar kendali
anggota organisasi. Suatu organisasi besar mungkin pada posisi untuk
melatih kendali di atas aspek tertentu dari lingkungan mereka. Organisasi
mungkin dalam suatu posisi monopoli atau mempunyai perlindungan diri
sendiri dalam lingkungannya.
1. Berbagai Kontingensi
Pola berbeda dari factor kontingensi mempunyai implikasi berbeda untuk
desain organisasi. Organisasi mendapati berbagai kontingensi dan potensi
untuk berhubungan dengan berbagai jalan antra cakupan dari vareabel
organisasi. Perbendaan kontingensi mengakibatkan kebutuhan akan pola
struktur juga berbeda.
Apapun perspektifnya, adalah penting bagi para menejer masa depan untuk
memahami efek dari kultur nasional pada prilaku. Ini adalah peningkatan
penting dengan pertumbuhan multi cultural, kekuatan pekerja dan efek
perserikatan Eropa pada desain organisasi.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Pelajaran Yang Dapat Ditarik Dari Pendekatan Kontingensi
Walaupun belum dikembangkan secara sempurna, pendekatan kontingensi
merupakan suatu tanbahan yang amat bermamfaat bagi pemikiran
manajemen karena ditekankan oleh hal-hal yang bersifat situasional.
Manusia, organisasi dan problem bersifat terlampau kompleks untuk
membenarkan pemikiran yang hanya dititikberatkan pada prinsip-prinsip
universal manajemen. Begitu pula dapat kita katakan bahwa pemikiran
kontingensi merupakan suatu perluasan praktis dari pendekatan sistematik.
Dengan mengasumsi bahwa pemikiran sisistematik merupakan suatu
kekuatan sistesis yang mempersatukan dalam pemikiran manajemen,
pendekatan kontingensi menjajikan suatu pengarahan kea rah praktikal.
Dari uraian singkat dalam makalah ini, ada beberapa pemikiran yang layak
untuk kita cermati guna perbaikan masa depan kita yang lebih baik:
George R. Terry and Leslie W. Rue, Dasar dasar Menejemen, Jakarta, Bumi
Aksara, 2005