Oleh :
Muhammad Nizar Firdaus
2320600011
2 D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI A
SATU
C (s) 1
=
R (s) 2 s+ 1
C(s) 1
=
R(s) 4 s+1
C (s) 1
=
R (s) 5 s+ 1
C(s) 1
=
R(s) 8 s +1
C (s) 1
=
R (s) 9 s+ 1
C(s) 1
=
R(s) 11 s+ 1
DUA
C (s) 52
=
R (s) s 2+52
C (s) 52
= 2
R (s) s + s+52
C (s) 52
= 2
R (s) s + 2 s+52
C (s) 52
= 2
R (s) s + 3 s+52
C (s) 52
= 2
R (s) s + 4 s+52
C (s) 52
= 2
R (s) s + 6 s+52
C (s) 52
= 2
R (s) s +01 s+52
C (s) 52
= 2
R (s) s +11 s+52
C (s) 52
= 2
R (s) s +21 s+52
TING
GI
C(s) 25
= 3 2
R(s) s + s + 25 s+ 25
C (s) 52
=
s + 2 s 2+62 s+52
3
R (s)
C(s) 25
= 3 2
R(s) s + 3 s +27 s+ 25
C(s) 25
= 3 2
R(s) s + 4 s +28 s+25
C(s) 25
= 3 2
R(s) s + 5 s +29 s+25
C (s) 52
= 3
R (s) s + 7 s 2+13 s+52
C (s) 52
= 3
R (s) s +11 s 2+53 s+52
C (s) 52
=
s +21 s 2+63 s+52
3
R (s)
C(s) 25
= 3 2
R(s) s + 13 s +37 s+25
T Rise time (s) Settling time (s) Steady state Zero Pole K
0, 1,1 1,96 1 0 -2 2
5
2,29 3,91 1 0 -1 1
1
4,39 7,82 1 0 -0,5 0,5
2
8,79 15,6 1 0 -0,25 0,25
4
11 19,6 1 0 -0,2 0,2
5
17,6 31,3 1 0 -0,125 0,125
8
19,8 35,2 1 0 - 0,1111
9 0,1111
24,2 43 1 0 0,0909
11 -
0,0909
Pada percobaan pertama, dapat dilihat jika waktu yang dihasilkan semakin lama ketika
nilai dari T semakin besar, maka dari itu dalam hasil plot kurva semakin menurun sehingga nilai
dari rise timenya semakin besar. Untuk kurva dari sinyal step semuanya akan steady state = 1.
Dari hasil plot root locusnya diperoleh nilai zero nya nol/ tidak ada, karena numeratornya
hanya berupa konstanta. Nilai dari polenya semakin kecil ketika nilai T semakin besar, Semakin
besar nilai K maka system akan semakin stabil karena akar pole pada sumbu real semakin
kekiri. Supaya system tetap stabil, pole dan zero harus berada pada bidang s sebelah kiri sumbu
imajiner.
C(s) ωn2
Pada percobaan kedua mensimulasikan dari persamaan orde-2 = 2
R(s) s + 2.ξ . ωn . s+ ωn2
dengan nilai n = 0,5; = 0,0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,6; 1; 1,1; 1,2. Dari fungsi diatas akan
dihasilkan grafik karakteristik output dari sinyal step dan kurva root locus dari orde-2.
Ordo 2
0, - 2 NaN - 0 ±5i 25
0
0,225 1,73 72,9 7,67 1 0 -0,5±4,9749i 25
0,
0,241 1,53 52,7 3,92 1 0 -1±4,8990i 25
1
0,265 1,37 37,1 2,25 1 0 -1,5±4,7697i 25
0,
2 0,293 1,25 25,4 1,68 1 0 -2±4,5826i 25
0, 0,371 1,09 9,48 1,19 1 0 -3±4i 25
3 0,672 - - 1,17 1 0 -5, -5 25
0, 0,773 - - 1,38 1 0 -7,7913, -3,2087 25
4
0,874 - - 1,58 1 0 -9,3166, - 2,6834 25
0,
6
1,
0
1,
1
1,
2
Berdasarkan simulasi hasil kurva yang berbeda – beda, gelombang yang dihasilkan ketika
nilai = 0 adalah osilasi, sedangkan saat = 1,0; 1,1; 1,2 hasil gelombang outputnya merupakan
charging. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa gelombang output yang diperoleh dari
persamaan orde-2 dengan cara mengubah ubah nilai akan membuat gelombang yang dari
osilasi berubah menjadi charging dengan memperbesar nilai dan untuk menuju settling time
semakin cepat dengan waktu rise time yang semakin lama.
Dalam melakukan simulasi di mathlab diperoleh nilai dari letak pole, dimana pada saat
nilai = 0,0 sampai 0,6 diperoleh nilai polenya lebih dari 1, yang berada pada sumbu imajiner
(sisi atas) dan - (sisi bawah) dengan nilai yang semakin kecil sehingga pole pada sumbu
imajiner akan semakin ke kiri dan system akan semakin stabil. Sedangkan pada saat nilai = 1,0
sampai 1,2 polenya berada pada sumbu real dan berada pada sisi kiri dari sumbu imajiner,
sehingga systemnya akan selalu stabil karena akar – akarnya selalu berada di sebelah kiri.
Pada percobaan ketiga, melakukan simulasi dari persamaan orde tinggi
C(s) ωn2 . p
= dengan nilai p = 1; n = 0,5; = 0,0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,6; 1;
R(s) ( s2 +2. ξ . ω n . s +ω n2 ) .( s+ p)
1,1; 1,2. Dari fungsi tersebut akan ditampilkan grafik karakteristik output dari sinyal step dan
kurva root locus dari orde tinggi.
Ordo Tinggi
0,0 - - - - 0 ±5i, -1 25
0,1 1,68 1,01 0,994 4,36 1 0 -5±4,9749i, -1 25
0,2 1,84 - - 4,12 1 0 -1±4,8990i, -1 25
0,3 1,99 - - 3,99 1 0 -1,5±4,7697i, -1 25
0,4 2,07 - - 4,04 1 0 -2±4,5826i, -1 25
0,6 2,16 - - 4,14 1 0 -3±4i, -1 25
1,0 2,34 - - 4,36 1 0 -5, -5, -1 25
1,1 2,39 - - 4,42 1 0 -7,7913, -3,2087, -1 25
1,2 2,45 - - 4,49 1 0 -9,3166, -2,6834, -1 25
Dari hasil simulasi terlihat bahwa respon output sistemnya memiliki settling time rata –
rata sebesar 4,25 detik. Akar – akar pole yang diperoleh dari simulasi adalah 3 pole, pada saat
= 1,0 sampai 1,2 hasil yang didapatkan berupa akar – akar pole pada sumbu real yang bernilai
negative yang artinya berada di kiri sumbu imajiner.
V. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulkan sebagai berikut :
1. System dikatakan stabil jika akar – akarnya selalu berada pada disebelah kiri dari
sumbu imajiner.
2. Jika pada bagian real akar – akar karakteristiknya bernilai negative yang berada pada
sisi kiri dari sumbu imajiner maka system dikatakan stabil.
3. System akan dikatakan stabil terbatas jika akar – akarnya berada pada dua sisi (sisi
kanan dan sisi kiri dari sumbu imajiner.
4. System dikatakan tidak stabil jika akar – akarnya berada pada sisi kanan dari sumbu
imajiner serta memiliki lebih dari saru akar karakteristik pada sumbu imajinernya.