Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten
Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten
URL: https://jurnal.uns.ac.id/agritexts/article/view/51539
ISSN 2721-5903 (Print) 2721-5911 (online) DOI: https://doi.org/10.20961/agritexts.v45i1.51539
Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Pengembangan Desa Wisata di Desa
Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten
The Role of Village-Owned Enterprises (BUMDes) in the Development of Tourism Villages in the
Ponggok Village Polanharjo District Klaten Regency
Keywords: BUMDes Tirta Mandiri, Ponggok Village, The role of BUMDes, Tourism Village
Abstrak
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan pilar kegiatan ekonomi desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial
(social institution) dan komersial (commercial institution). Pemahaman mengenai peran BUMDes bermanfaat untuk
menganalisis peran BUMDes dalam pengembangan desa wisata. Peran yang diteliti yaitu berupa, peran penyadaran
(conscientazion), peran pengorganisasian masyarakat (community organizing), dan peran penghantaran sumber
daya manusia (resource delivery). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) proses terbentuknya desa wisata
(2) peran BUMDes dalam pengembangan desa wisata. Metode dasar penelitian adalah kualitatif deskriptif. Lokasi
penelitian ditentukan secara sengaja yaitu Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Analisis data
menggunakan reduksi data, penyadian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Validitas
data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunujukkan bahwa:(1) proses
terbentuknya Desa Wisata Ponggok berawal dari adanya umbul di Desa Ponggok yang dulunya hanya digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu pemerintah Desa Ponggok menyadari akan potensi wisata
di daerahnya. Guna mendukung pengembangan desa wisata, pemerintah Desa Ponggok bekerjasama dengan
Perguruan Tinggi, tim SAR (search and rescue), dan tim selam untuk menggali potensi wisata. (2) peran BUMDes
dalam pengembangan Desa Wisata dilihat dari tiga hal yaitu peran penyadaran (conscientization), yang dilakukan
dengan kegiatan sosialisasi dan bukti kerja, peran pengorganisasian masyarakat (community organizing), yaitu
dengan penyaluran aspirasi serta pembagian kerja menjadi unit-unit usaha, dan peran penghantaran sumber daya
manusia (resource delivery), yaitu dengan kegiatan pelatihan yang dilakukan bersama dengan pihak lain seperti
perbankan dan pihak akademisi lainnya.
Kata kunci: BUMDes Tirta Mandiri, Desa Ponggok, Desa wisata, Peran BUMDes
Cite this as: Dwi Hastutik, D., Padmaningrum, D., & Wibowo, A. (2021). Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
dalam Pengembangan Desa Wisata di Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. AGRITEXTS:
Journal of Agricultural Extension, 45(1), 46-58. doi: http://dx.doi.org/10.20961/agritexts.v45i1.51539
yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di Penelitian mengenai peran BUMDes dalam
dalam kehidupan masyarakat. Wujud konkret pengembangan Desa Wisata Ponggok ini penting
lembaga kemsyarakatan tersebut adalah asosiasi dilakukan, karena BUMDes merupakan salah
(association) (Soekanto, 1982). Sesuatu yang satu lembaga yang saat ini banyak dibicarakan.
tetap dalam lembaga berguna untuk menghasilkan Hampir seluruh desa di Indonesia mulai
sesuatu yang stabil dan memiliki konsistensi di mendirikan BUMDes, namun masih sedikit yang
masyarakat yang berfungsi sebagai pengntrol dan berhasil mensejahterakan masyarakatnya. Belum
pengatur perilaku (Syahyuti, 2003). berhasilnya BUMDes dikarenakan beberapa
Peranan (role) merupakan aspek dinamis faktor, mulai dari sumber daya manusia dan
kedudukan (status). Seseorang melaksanakan hak kesalahan memilih pengembangan potensi. Tujuan
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dilakukan penelitian mengenai Peran Badan Usaha
dia menjalankan suatu peranan (Soekanto, 1982). Milik Desa (BUMDes) dalam pengembangan Desa
Peran penting kelembagaan dalam ekonomi adalah Wisata Ponggok yaitu untuk menganalisis proses
sebagai sarana untuk menurunkan ketidak pastian terbentuknya desa wisata dan menganalisis peran
atau mengubahnya menjadi resiko (Azansyah, BUMDes dalam pengembangan Desa Wisata
2013). Kelembagaan berperan dalam mengatur Ponggok.
sumberdaya dan distribusi manfaat dalam
upaya peningkatan potensi pariwisata. Urgensi METODE PENELITIAN
keberadaan kelembagaan dalam bidang pariwisata Penelitian ini menggunakan pendekatan
adalah kelembagaan dapat berperan sebagai wadah kualitatif dengan metode analisis deskriptif.
sekaligus penggerak dalam memfasilitasi, dan Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa metode
mengembangkan partisipasi masyarakat dalam penelitian kualitatif ialah metode penelitian yang
bidang pariwisata (Triambodo dan Damanik, berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode
2015). Berdasarkan dengan program desa penelitian kualitatif sering disebut metode
wisata, BUMDEs idealnya dapat berperan dalam penelitian naturalistik karena penelitiannya
mengembangankannya. dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
Peran BUMDes ditinjau dari peran pemerintah setting). Peneliti adalah sebagai instrumen
maupun swasta dalam pengembangan desa kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
wista menyangkut tiga hal, yaitu penyadaran secara triangulasi (gabungan), analisis data
(conscientization), pengorganisasian masyarakat bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
(community organizing), dan penghantaran sumber lebih menekankan makna dari pada generalisasi
daya manusia (resources delivery) (Hadiwijoyo, (Rahmantyaoga, 2017).
2018). BUMDes memiliki peluang untuk berperan Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara
strategis dalam meningkatkan perekonomian desa, sengaja (purposive sampling) yaitu berdasarkan
namun faktanya masih banyak BUMDes yang pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan
belum berhasil. BUMDes Tirta Mandiri yang dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan
terletak di Desa Ponggok menjawab fenomena Effendi, 2008). Lokasi yang dipilih untuk
mampu memperoleh prestasi sebagai BUMDes dilakukan penelitian adalah Desa Ponggok dengan
BUMDes pemenang kategori DesaWisata pertimbangan bahwa Desa Ponggok awalnya
Pemberdayaan Masyarakat (Nurhayati, 2018). (pada tahun 2001) masuk dalam daftar Inpres Desa
Selain prestasi melalui penghargaan, kinerja Tertinggal (IDT), namun setelah adanya BUMDes
BUMDes Tirta Mandiri juga dibuktikan dengan Tirta Mandiri Desa Ponggok menjadi salah satu
perolehan pendapatan kotor 150 juta (tahun 2012) desa terkaya di Indonesia karena keberhasilannya
menjadi 12 miliar (tahun 2017). Keberhasilan dalam mengelola desa wisata. Penelitian dilakukan
tersebut bisa menjadi indikator berjalannya pada bulan November 2019 hingga bulan Januari
peran BUMDes yang seharusnya dalam upaya 2020.
peningkatan perekonomian desa. Berdasarkan Teknik penentuan informan yang digunakan
uraian tersebut penelitian ini dilakukan untuk yaitu purposive sampling dimana pengambilan
menganalisis (1) Sejarah Desa Wisata Ponggok; sampel sumber data dengan pertimbangan
dan (2) Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tertentu (Sugiyono, 2013). Pertimbangan tertentu
Tirta Mandiri dalam pengembangan desa wisata. yang dimaksud adalah orang tersebut dianggap
mengetahui tentang proses terbentuknya Desa sudah menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-
Wisata Ponggok dan peran BUMDes Tirta Mandiri pertanyaan tertulis. Data yang diperoleh dari
dalam pengembangan Desa Wisata Ponggok. wawancara yaitu berupa informasi terkait sejarah
Informan pada penelitian ini berjumlah 13 orang, dan peran BUMDes dalam pengembangan desa
meliputi Kepala Desa Ponggok, HRD BUMDes Tirta wisata. Observasi yang dilakukan yaitu dengan
Mandiri, Direktur Utama BUMDes Tirta Mandiri, mengamati kegiatan yang dilakukan BUMDes
sekretaris BUMDes Tirta Mandiri, karyawan unit dalam pengembangan Desa Wisata Ponggok dan
usaha BUMDes Tirta Mandiri, koordinator lapang ikut dalam kegiatan yang dilakukan BUMDes
(korlap) Umbul Ponggok, korlap Ponggok Ciblon, terkait pengembangan desa wisata. Dokumentasi
marketing Umbul Ponggok, ketua karang taruna yang dilakukan selama penelitian yaitu berupa
Desa Ponggok, Badan Pengawas BUMDes Tirta merekam wawancara dengan informan dan
Mandiri yang juga sebagai ketua Kelompok sadar mengambil foto kegiatan penelitian serta kegiatan
wisata Ponggok, Ketua PKK Desa Ponggok, dan BUMDes. Bungin (2011) menyatakan bahwa
pedagang di Umbul Ponggok. observasi merupakan kemampuan seseorang
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam untuk menggunakan pancaindra mata serta dibantu
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. dengan pancaindra lainnya. Observasi yang
Data primer diperoleh melalui wawancara dilakukan yaitu dengan cara pengamatan langsung
langsung dengan menggunakan panduan di lapang. Teknik dokumentasi pada penelitian ini
wawancara yang telah dipersiapkan. Data sekunder dengan cara mengumpulkan data berupa peraturan
dalam penelitian ini meliputi data monografi Desa perundang-undangan, laporan kegiatan BUMDes
Ponggok, data pengurus dan anggota BUMDes Tirta Mandiri.
Tirta Mandiri, data pengunjung Umbul Ponggok Metode analisis data yang digunakan dalam
tahun 2010-2018, data pendapatan kotor BUMDes penelitisn ini yaitu dengan reduksi data, penyajian
Tirta Mandiri tahun 20 data (data display), dan menarik kesimpulan/
Teknik pengumpulan data yang digunakan verifikasi. Miles dan Huberman (Sugiyono,
dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, 2013) mengemukakan bahwa aktivitas dalam
observasi, dan dokumentasi. Pengumpulan data analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dilakukan pada bulan November 2019 – Januari dan berlangsung terus-menerus sampai tuntas,
2020. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan sehingga datanya sudah jenuh.
dengan wawancara semi terstruktur dimana peneliti
Pengembangan validitas data yang digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
pada penelitian ini menggunakan teknik cara, mengecek data pada sumber yang sama
triangulasi. Pada penelitian ini teknik triangulasi dengan teknik yang berbeda. Misalnya, peneliti
yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber melakukan pengambilan data melalui wawancara,
dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber, untuk kemudian peneliti malakukan observasi untuk
menguji kredibilitas data, dilakukan degan cara menguji kebenaran dari informasi yang diberikan
mengecek data yang diperoleh melalui berbagai informan kepada peneliti.
sumber (Sugiyono, 2013). Triangulasi teknik
HASIL DAN PEMBAHASAN berenang, namun belum ada tiketing atau gratis
untuk siapa saja yang berenang di sana.
Sejarah Desa Wisata Ponggok Umbul Ponggok di kelola oleh pemerintah
Desa Ponggok merupakan salah satu desa desa mulai tahun 2005-2009, kemudian setelah
wisata yang terletak di Kecamatan Polanharjo, itu Umbul Ponggok dikelola oleh BUMDes Tirta
Kabupaten Klaten. Awal mula perkembangan Mandiri yang didirikan di bulan Desember tahun
Desa Wisata Ponggok sendiri berawal dari adanya 2009 hingga sekarang. BUMDes Tirta Mandiri
sumber mata air yang terdapat di Desa Ponggok didirikan atas inisiatif dari Kepala Desa Ponggok,
atau biasa disebut dengan umbul oleh masyarakat Bapak Junaidi Mulyono, S.H., yang sampai saat ini
sekitar. Desa Ponggok memiliki beberapa umbul, masih menjabat sebagai kepala desa. Pada tahun
yaitu Umbul Ponggok, Umbul Besuki, Umbul 2008 Desa Ponggok kedatangan mahasiswa KKN
Sigedang, dan Umbul Kapilaler. Umbul pertama dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Susyanti
yang dikelola dan menjadi lokasi wisata adalah (2016) mengatakan bahwa dibutuhkan bantuan
Umbul Ponggok, yang mempunyai lebar 50 m dari perguruan tinggi untuk mengkaji potensi
dan panjang 100 m. Air Umbul Ponggok disuplai setiap desa untuk dijadikan desa wisata. Sinergi
dari 40 titik mata air yang berada di sekitar antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi
Umbul Ponggok. Umbul Ponggok memiliki akan menghasilkan kegiatan yang tepat sasaran,
dasar kolam yang masih alami, berupa hamparan sehingga masyarakat dan desa akan tumbuh
pasir, bebatuan, dan di dalamnya terdapat ikan air menjadi produk yang berwawasan pariwisata
tawar. Salah satu keunikan dari Umbul Ponggok dan memiliki nilai jual, sekaligus pula akan
meskipun di dalamnya terdapat banyak ikan, mengangkat nilai budaya setempat ke dunia luar.
namun airnya tidak amis. Hal Berikut adalah Mahasiswa KKN, tim selam, tim SAR, dan
proses terbentuknya Desa Wisata Ponggok mulai pemerintah desa bersama-sama melakukan
dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2020 (saat pemetaan dan penggalian potensi wisata yang ada
ini) : di Desa Ponggok. Abdurokhman dalam Bambang
(2016) menyatakan bahwa potensi desa dapat
diartikan sebagai daya, kekuatan, kesanggupan,
dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu
desa yang memiliki kemungkinan untuk dapat
dikembangkan dalam rangkaian meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pemetaan
potensi dilakukan agar dapat mengetahui potensi
apa saja yang dimiliki desa dan langkah selanjutnya
untuk mengembangkan potensi yang ada.
Potensi yang ditemukan adalah atraksi, yaitu
berupa foto di bawah air (underwater). Foto
Gambar 2. Proses terbentuknya Desa Wisata underwater menjadikan Umbul Ponggok mulai
Ponggok dikenal oleh masyarakat luas. Pengelolaan Umbul
kemudian diserahkan kepada BUMDes Tirta
Berdasarkan wawancara di lapang, Umbul Mandiri pada tahun 2010. Perbaikan manajemen
Ponggok sudah ada sejak zaman penjajahan pengelolaan dan fasilitas lokasi wisata mulai
Belanda, dilihat dari perkembangannya sejak dilakukan. Pendanaan pertama dalam upaya
tahun 2000-2020 Umbul Ponggok sudah banyak pengembangan desa wsisata diberikan oleh
mengalami perubahan. Berawal pada tahun 2000 pemerintah desa dalam bentuk hibah, karena pada
Umbul Ponggok hanya digunakan masyarakat saat itu BUMDes belum mempunyai pemasukan.
untuk pemenuhan sehari-hari (mandi dan cuci). Pengembangan Desa Wisata Ponggok
Umbul Ponggok juga pernah digunakan untuk berlanjut pada tahun 2016-2020, pada tahun
usaha budidaya lumut pakan ikan yang dikelola 2016 pengunjung di Umbul Ponggok mengalami
warga Ponggok. Tahun berikutnya yaitu 2005, kenaikan dan terhitung paling banyak dibandingan
Umbul Ponggok mulai dikelola oleh Pemerintah dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini bisa
Desa Ponggok. Umbul mulai digunakan untuk jadi karena keberhasilan tingkat promosi dan
penambahan atraksi wisata yang dilakukan oleh masyarakat luas yang mulai mengenal wisata
pengelola Umbul Ponggok, sehingga banyak Umbul Ponggok dan tertarik untuk berkunjung.
Jumlah Pengunjung
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000 Jumlah Pengunjung
100.000
0
Tahun 2017 dan 2018 pengunjung di Umbul penting diantaranya yaitu attraction atau daya
Ponggok mengalami penurunan yang signifikan. tarik wisata. Attraction atau daya tarik wisata
Munculnya lokasi wisata yang serupa yaitu wisata dapat berupa alam, budaya, maupun buatan yang
air di sekitar Ponggok menjadikan wisatawan didukung dengan aktivitas-aktivitas tertentu.
penasaran dengan lokasi yang baru, kemudian Aktivitas yang dimaksud tentunya berupa aktivitas
beralih ke lokasi wisata tersebut. Hal tersebut yang berhubungan adanya desa wisata tersebut.
menjadi Desa Wisata Ponggok harus berpikir keras Berdasarkan penelitian di lapang, daya tarik
untuk selalu melakukan inovasi kegiatan wisata, utama Desa Wisata Ponggok adalah alam yaitu
perbaikan, maupun penambahan fasilitas agar kelimpahan air yang dimiliki. Selain dengan daya
dapat menarik perhatian pengunjung. Hadiwijoyo tarik alam, Desa Wisata Ponggok juga didukung
(2018) mengungkapkan bahwa pada hakikatnya dengan daya tarik buatan yaitu foto underwater.
desa wisata harus memiliki hal-hal penting agar
Accessibility
dapat menarik perhatian pengunjung diantaranya
Aksesibilitas adalah faktor-faktor yang
yaitu, attraction, accesibility, amenity,dan activity.
mendukung kemudahan wistawan untuk mencapai
Berdasarkan penelitian di lapang, Desa Ponggok
desa, seperti papan penunjuk jalan, transportasi,
dalam pelaksanaan desa wisata dirasa sudah
dan kondisi jalan menuju desa yang baik
memiliki hal-hal tersebut yaitu sebagai berikut :
(Hadiwijoyo, 2018). Berdasarkan penelitian di
Attraction lapang akses menuju Desa Ponggok sudah baik.
Menurut Hadiwijoyo (2018), tidak semua Jalanan sudah diaspal dan juga sudah banyak
kegiatan pariwisata yang dilakukan di desa benar- petunjuk jalan yang mengarahkan menuju lokasi
benar bersifat desa wisata, oleh karena itu agar wisata di Desa Ponggok. Namun, untuk transportasi
dapat menjadi pusat perhatian pengunjung, desa biasanya wisatawan datang rombongan dengan
tersebut pada hakikatnya harus memiliki hal menggunakan kendaraan pribadi masing-masing.
Amenity Activity
Aktivitas merupakan bagian utama dari
daya tarik wisata, hal ini merupakan salah satu
nilai tambah yang utama dari sebuah produk
desa wisata. Perlu diadakan inovasi seperti
mengganti jenis permainan yang dapat dilakukan
mengiringi aktivitas utama (Hadiwijoyo, 2018).
Desa Wisata Ponggok merupakan desa wisata
air dimana aktivitas utamanya adalah bermain
air atau berenang dengan daya tarik utama foto
underwater. Penambahan daya tarik dilakukan
pada tahun 2015 BUMDes Tirta Mandiri dengan
mendatangkan wahana Ponggok walker dimana
pengunjung dapat berjalan di dalam air.
Ponggok walker bisa dinikmati pengunjung
dengan membayar uang sewa sebesar Rp.
150.000;/20 menit, dengan fasilitas yang diberikan
yaitu helm bawah air, file dokumentasi berupa foto
dan video bagi pengunjung. Pengunjung ketika
melakukan aktivitas walker akan didampingi oleh
operator di dalam air. Adanya Ponggok walker
menjadikan Umbul Ponggok dikenal sebagai
“Bunakennya Klaten”. Umbul Ponggok juga
Gambar 4. Ruko penyewaan alat selam
menawarkan aktivitas di atas air, yaitu wahana
Ponggok warrior.
Amenitas adalah sumber daya yang khusus
dibuat karena mutlak dibutuhkan oleh wisatawan
dalam aktivitasnya di desa wisata (Hadiwijoyo,
2018). Umbul Ponggok menawarkan wisata air,
sehingga pengelola harus menyediakan fasiitas
pendukung bagi pengunjung yang ingin menikmati
kagiatan air tersebut. Kegiatan air yang ditawarkan
oleh Umbul Ponggok yaitu foto underwater,
Ponggok walker, diving, dan snorkling. Sehingga
pengelola menyediakan lokasi penyewaan alat
guna mendukung kegiatan tersebut.
Pengunjung yang akan menyewa properti
harus ke bagian administrasi untuk menyerahkan
identitas diri (KTP) lalu akan diberikan kertas
untuk mengambil alat yang akan disewa. Semakin
dikenalnya Umbul Ponggok oleh masyarakat luas
menjadikan pengunjung wisata tidak hanya dari
daerah lokal saja, namun sudah merambah ke
luar kota bahkan luar negeri. Guna mendukung
hal tersebut di Desa Ponggok juga menyediakan
homestay bagi wisatawan yang akan bermalam.
Homestay dikelola oleh BUMDes Tirta Mandiri
bersama dengan masyarakat sekitar. Harga sewa
homestay mulai dari Rp. 100.00; - Rp.300.000;
tergantung dari paket yang diambil. Gambar 5. Ponggok walker dan Ponggok warrior
Gambar 6. Jenis usaha yang dikelola BUMDes Tirta Mandiri sejak tahun 2009-2020
Tabel 1. Peran BUMDes Tirta Mandiri dalam pengembangan Desa Wisata Ponggok
No. Peran Kegiatan pendukung
1 Penyandaran Sosialisasi
Pemberdayaan Masyarakat
2 Pengorganisasian masyarakat Pembuktian dengan hasil
Penyampaian aspirasi
3 Penghantaran sumber daya manusia Pembagian unit usaha BUMDes
Pelatihan
Berdasarkan tabel diatas, berikut adalah uraian “Proses penyadaran masyarakat bahwa
peran dan kegiatan pendukung peran BUMDes mereka mempunyai potensi tentang Desa
dalam pengembangan Desa Wisata Ponggok : Wisata yang dilakukan oleh BUMDes
adalah melalui kinerja.” (AAM, 10
Peran penyadaran (conscientization)
November 2019)
Peran penyadaran, yaitu sebuah proses
Selain dengan pembuktian hasil, kegiatan
membangun pemahaman yang ditujukan untuk
sosialisasi juga sering dilakukan oleh BUMDes
mempengaruhi kesadaran dan perilaku dalam
maupun pemerintah Desa Ponggok untuk
bentuk rencana aksi dan implementasinya, sehingga
menyadarkan masyarakat akan tujuan pendirian
masyarakat desa wisata akan paham akan potensi
BUMDes dan potensi yang dimiliki daerah
yang mereka miliki untuk membangun desa wisata
mereka. Keterlibatan masyarakat Ponggok dalam
yang dikelola masyarakat setempat (Hadiwijoyo,
pengembangan desa wisata diharapkan dapat
2018). Peningkatan kesadaran masyarakat sangat
memberikan dampak keberlanjutan, baik secara
diperlukan dalam pengembangan desa wisata.
ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan. Hal ini
Hal ini dikarenakan dalam keberjalan desa wisata
sesuai dengan pernyataan Purmada et al (2016)
membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk
bahwa konsep pariwisata berbasis masyarakat
dapat menjalankannya. Kegiatan peningkatan
berkesesuaian dengan pariwisata berkelanjutan
penyadaran kepada masyarakat dapat dilakukan
(sustainable tourism) yang memerlukan partisipasi
melalui kegiatan pemberdayaan, sosialisasi, dan
masyarakat. Berikut adalah indikator sederhana
juga dengan bukti nyata.
dalam pengembangan wisata berkelanjutan :
lapang, keberadaan BUMDes Tirta Mandiri dalam adanya gotong-royong yang rutin dilaksanakan
pengembangan desa wisata dapat memberikan masyarakat Ponggok untuk menjaga kebersihan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Sebelum dan menjalin hubungan sosial antar masyarakat.
adanya BUMDes, masyarakat Desa Ponggok Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
sebagian besar bekerja di PT. Tirta Investama dilakukan BUMDes bersama dengan pemerintah
(Danone AQUA), petani, dan perantauan. desa melalui pengelolaan PAD yang dikembalikan
Pekerjaan yang ditawarkan oleh BUMDes kepada masyarakat. Pengembalian dilakukan
yaitu menjadi karyawan BUMDes, karyawan unit dalam bentuk beasiswa satu rumah satu mahasiswa,
usaha BUMDes, dan tukang parkir. Masyarakat BPJS, dan undian umroh untuk masyarakat Desa
yang belum berkesempatan untuk bekerja di Ponggok. Budaya tradisional yang masih ada di
bawah naungan BUMDes juga dapat masuk dalam Desa Ponggok yaitu suran, sadranan, dan padusan.
kelompok UMKM yang dibentuk oleh tim PKK. Masyarakat Desa Ponggok setiap tanggal 17
Anggota UMKM adalah ibu-ibu rumah tangga Agustus juga melakukan kirab pengambilan air di
di Desa Ponggok. Kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing umbul yang ada di Desa Ponggok.
UMKM adalah mengolah ikan nila menjadi
Berkelanjutan secara lingkungan
produk khas Ponggok. Kegiatan pemasaran
Penyadaran tentang wisata yang berkelanjutan
produk UMKM dilakukan dengan kerja sama
secara lingkungan juga dilakukan oleh BUMDes
antara PKK dengan BUMDes melalui Toko Desa
dan pemerintah Desa Ponggok. Salah satu kegiatan
dan Umbul Ponggok. BUMDes Tirta Mandiri
yang dilakukan yaitu dengan menjaga kebersihan
juga memberikan kesempatan bagi masyarakat
lingkungan (Jum’at bersih) Desa Ponggok yang
Ponggok untuk berdagang di sekitar lokasi wisata
dilakukan yaitu setiap hari Jum’at mulai pukul
dengan menyewa kios yang sudah disediakan
08.00-10.00 WIB. Secara tidak langsung kegiatan
oleh BUMDes. Kios yang ada di Umbul Ponggok
tersebut telah turut mendukung keberlanjutan
sendiri mempunyai harga sewa antara 2,5 juta – 3
secara lingkungan di Desa Ponggok. Selain
juta per tahun, tergantung dari luasan area kios.
kegiatan Jum’at bersih, di Desa Ponggok juga
Berkelanjutan secara sosial-budaya sudah menerapkan pemisahan sampah organik
Keberlanjutan secara sosial budaya di Desa dan an organik. Desa Ponggok juga mendukung
Wisata Ponggok mempunyai indikator yaitu kegiatan Indonesia mengurangi sampah plastik.
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat, Hal ini dilakukan dengan memberikan tarif kepada
partisipasi masyarakat, dan mempertahankan pembeli yang berbelanja di Toko Desa apabila
budaya. Kegiatan pendukung dalam mewujudkan ingin menggunakan kantong plastik sebagai wadah
berkelanjutan secara sosial yaitu dengan belanjaannya.
untuk jabatan direktur utama, sekretaris, dan Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif :
bendahara, sedangkan untuk yang lainnya boleh Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
dari warga luar apabila kebutuhan di Desa Ponggok Ilmu Sosial lainnya. Jakarta : Putra Grafika
belum tersedia. Namun tetap yang diutamakan
adalah warga Ponggok sendiri. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian
Dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP).
KESIMPULAN (2007). Buku Panduan Pendirian dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
Kesimpulan penelitian diatas yaitu proses (BUMDes). Jakarta: Fakultas Ekonomi
terbentuknya Desa Wisata Ponggok berawal Universitas Brawijaya
dari terdapatnya umbul di Desa Ponggok yang
kemudian dikembangkan oleh pemerintah desa Dewi, M. H. U., Chafid, F., & Baiquni, M.
bekerja sama dengan tim selam, tim SAR, dan (2013). Pengembangan Desa Wisata Berbasis
perguruan tinggi untuk melakukan kegiatan Partisipasi Masyarakat Lokal di Desa Wisata
pemetaan dan penggalian potensi dan dijadikan Jatiluwih, Tabanan, Bali. Jurnal Kawistara. No
sebagai wisata. Hingga pada tahun 2009 pemerintah 2 Vol 3
Desa Ponggok mendirikan BUMDes Tirta
Mandiri yang selanjutnya mengelola Desa Wisata Hadiwijoyo, S. S. (2018). Perencanaan
Ponggok sampai saat ini. Peran BUMDes dalam pengembangan desa wisata berbasis
pengembangan Desa Wisata Ponggok yaitu peran masyarakat. Yogyakarta : Suluh Media
penyadaran (conscientization) dengan melakukan Ludigdo, U., &Maryunani, T. R. (2006). Penguatan
kegiatan sosialisasi dan juga dengan memberikan Keuangan Dan Perekonomian Desa. Malang :
bukti hasil kerja, peran pengorganisasian SPOD
masyarakat (community organizing), melalui
kegiatan penyaluran aspirasi dan pembagian unit Nadir, S. (2013). Otonami Daerah dan
usaha di BUMDes Tirta Mandiri, serta peran Desentralisasi Desa : Menuju Pemberdayaan
penghantaran sumber daya manusia (resource Masyarakat Desa. Jurnal Politik Profesi. No 1
delivery), dengan melakukan kegiatan pelatihan Vol 1
sumber daya manusia. Saran terkait dengan
Nurhayati. (2018). Peran Badan Usaha Milik
penelitian diatas yaitu, perlunya peningkatan
Desa Tirta Mandiri dalam Pemberdayaan
promosi melalui medai sosial agar tidak kehilangan
Masyarakat Desa Ponggok, Kecamatan
pengunjung. Untuk meningkatkan peran BUMDes
Polanhajo, Kabupaten Klaten. Program Studi
dalam pengembangan desa wisata perlu adanya
Ilmu Pembangunan Sosial Sekolah Tinggi
kegiatan pelatihan terkait pengelolaan limbah
Pembangunan Masyarakat Desa (APMD)
(sampah).
Yogyakarta : Skripsi
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
A’inun, F., Hetty, K., & Rudi, S. D. (2015). tentang Desa. Jakarta : Direktorat Jendral
Pengembagan desa wisata melalui konsep Otonomi Daerah
community based tourism. Prosiding KS : Riset
Prafitri, G. R., & Damayanti, M. (2016). Kapasitas
& PKM. No 3 Vol 2
Kelembagaan dalam Pengembangan Desa
Azansyah. (2013). Peran Kelembagaan dalam Wisata (Studi Kasus : Desa Wisata Ketenger,
Perekonomian, Kondisi Pembangunan Banyumas). Jurnal Pengembangan Kota. No 1
Kelembagaan di Indonesia, dan membangun Vol 4
Lembaga yang efektif. Jurnal Ekbisi. No 2 Vol
Purmada, D. K., Wilopo, & Luchman, H. (2016).
7
Pengelolaan desa wisata dalam perspektif
Bambang. (2016). Pemetaan potensi desa di community based tourism (studi kasus
Kabupaten Banyumas. EcceS (Economics, pada desa wisata Gubuglakah, kecamatan
Social, and Development Studies) No 2 Vol 3 Poncokusuma, Kabupaten Malang). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). No 2 Vol 32