Anda di halaman 1dari 7

APA ITU INFLUENZA

Jumat, Mei 2nd, 2014

OLEH :  dr. Endriana Svieta Lubis, MKK

Penyakit flu atau yang terkadang disebut sebagai penyakit influenza pasti sudah tidak asing
bagi kita semua. Penyakit flu ini termasuk jenis penyakit yang sering menyerang masyarakat
terlebih pada saat musim hujan dan musim pancaroba (pergantian musim). Sehingga bisa
dibilang bahwa penyakit flu merupakan penyakit musiman di Indonesia.  Flu merupakan
penyakit infeksi saluran nafas yang menyerang manusia tanpa mengenal umur, jenis kelamin,
dll. Umumnya penyakit flu bisa sembuh dengan sendirinya dengan masa inkubasi rata- rata
selama 2 – 4 hari.

Penyakit flu disebabkan oleh virus influenza tipe A dan sering disebut dengan human
influenza walaupun jenis penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A ini tidak
hanya penyakit human influenza, namun juga beberapa penyakit flu lain yang saat ini sedang
mewabah di berbagai negara, seperti flu Hong Kong, Swine flu atau flu babi, Flu burung, dll.
Jenis penyakit flu yang saat ini sedang menghebohkan dunia adalah penyakit flu babi yang
disebabkan oleh virus H1N1 serta diduga terdapat mutasi antara flu babi, flu burung, dan
human influenza. Jenis flu ini telah menelan banyak korban di negara asalnya, yaitu Meksiko.

Hingga saat ini belum ada vaksin khusus untuk flu babi karena flu ini merupakan mutasi dari
beberapa jenis virus flu lainnya. Selain itu, virus flu yang sudah tersedia saat ini juga belum
diketahui pasti apakah bisa memberikan kekebalan saling silang terhadap flu babi ini. Oleh
karena itu, untuk menghindari terkena penyakit flu (apapun jenisnya), penting bagi kita untuk
melakukan langkah – langkah pencegahan seperti dibawah ini:

 Mencuci tangan setiap akan makan atau minum dan setelah bersentuhan dengan
unggas atau binatang ternak lainnya.
 Menjaga kesehatan badan dengan cukup tidur, lahraga, makan makanan yang bergizi
serta pintar mengendalikan stress.
 Belajar untuk lebih peka terhadap imunitas / ketahanan tubuh serta peka terhadap
makanan / minuman yang sebaiknya dihindari.
 Jauhi rokok dan alkohol karena zat – zat yang terkandung dalam rokok dan alkohol
berpotensi menurunkan daya tahan tubuh.
 Sebisa mungkin hindari melakukan kontak dengan penderita flu
dengan caramengurangi pergi ke tempat-tempat umum saat flu sedang mewabah.
 Bersihkan liang hidung setiap pulang dari bepergian. Bisa dengan menggunakan
sabun sambil mengembus-embuskan udara hidung slama dibersihkan.
 Jangan menutup bersin atau batuk dengan tangan. Jika ingin bersin, tutup dengan tisue
lalu segera membuangnya.
 Jangan sering – sering menyentuh muka. Virus flu bisa masuk ke dalam tubuh melalui
mata, hidung, maupun mulut.
 Lakukan relaksasi atau santai. Ini dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.

A.  Definisi

Influenza yang dikenal sebagai flu adalah penyakit pernapasan yang sangat menular dan
disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan bisa juga C.

Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh
demam, menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan
batuk non produktif.

Influenza adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang burung dan mamalia yang
disebabkan oleh virus RNA famili orthomyxoviridae.

B.  Epidemiologi

Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan masyarakat.
Walaupun ringan, penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka yang berusia sangat muda dan
orang dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Juga pasien yang berusia lanjut
dengan penyakit ginjal kronik atau ganggugan metabolik endokrin dapat meninggal akibat
penyakit yang dikenal tidak berbahaya ini. Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi pada
musim dingin di negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di negara tropik.  Pada
saat ini sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia dilanda pandemi oleh influenza 2-3
tahun sekali. Jumlah kematian pada pandemi ini dapat mencapai puluhan ribu orang dan jauh
lebih tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-epidemik.

Risiko komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi pada individu di atas 65
tahun, anak-anak usia muda, dan individu dengan penyakit-penyakit tertentu. Pada anak-anak
usia 0-4 tahun, yang berisiko tinggi komplikasi angka morbiditasnya adalah 500/100.000 dan
yang tidak berisiko tinggi adalah 100/100.000 populasi. Pada epidemi influenza 1969-1970
hingga 1994-1995, diperkirakan jumlah penderita influenza yang masuk rumah sakit 16.000
sampai 220.000/epidemik. Kematian influenza dapat terjadi karena pneumonia dan juga
eksaserbasi kardiopulmoner serta penyakit kronis lainnya. Penelitian di Amerika dari 19
musim influenza diperkirakan kematian yang berkaitan influenza kurang lebih 30 hingga
lebih dari 150 kematian/ 100.000 penderita dengan usia > 65 tahun. Lebih dari 90% kematian
yang disebabkan oleh pneumonia dan influenza terjadi pada penderita usia lanjut.

Di Indonesia telah ditemukan kasus flu burung pada manusia, dengan demikian Indonesia
merupakan negara ke-lima di Asia setelah Hongkong, Thailand, Vietnam dan Kamboja yang
terkena flu burung pada manusia.  Hingga 5 Agustus 2005, WHO melaporkan 112 kasus A
(H5N1) pada manusia yang terbukti secara pemeriksaan mikrobiologi berupa biakan atau
PCR. Kasus terbanyak dari Vietnam, disusul Thailand, Kamboja dan terakhir
Indonesia.  Hingga Agustus 2005, sudah jutaan ternak mati akibat avian influenza. Sudah
terjadi ribuan kontak antar petugas peternak dengan unggas yang terkena wabah. Ternyata
kasus avian influenza pada manusia yang terkonfirmasi hanya sedikit diatas seratus. Dengan
demikian walau terbukti adanya penularan dari unggas ke manusia, proses ini tidak terjadi
dengan mudah. Terlebih lagi penularan antar manusia, kemungkinan terjadinya lebih kecil
lagi.

C.  Etiologi

Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan
dengan complement fixasion test.

Tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya
menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan kadang-kadang saja sampai
mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenitasnya untuk manusia,
mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab influenza merupakan
suatu orthomixovirus golongan RNA dan berdasarkan namanya sudah jelas bahwa virus ini
mempunyai afinitas untuk myxo atau musin.

Virus influenza A dibedakan menjadi banyak subtipe berdasarkan tanda berupa tonjolan
protein pada permukaan sel virus. Ada 2 protein petanda virus influenza A yaitu protein
hemaglutinin dilambangkan dengan H dan protein neuraminidase dilambangkan dengan N.
Ada 15 macam protein H, H1 hingga H15, sedangkan N terdiri dari sembilan macam, N1
hingga N9. Kombinasi dari kedua protein ini bisa menghasilkan banyak sekali varian subtipe
dari virus influenza tipe A.

Semua subtipe dari virus influenza A ini dapat menginfeksi unggas yang merupakan pejamu
alaminya, sehingga virus influenza tipe A disebut juga sebagai avian influenza  atau flu
burung. Sebagian virus influenza A juga menyerang manusia, anjing, kuda dan babi. Variasi
virus ini sering dinamai dengan hewan yang terserang, seperti flu burung, flu manusia, flu
babi, flu kuda dan flu anjing. Subtipe yang lazim dijumpai pada manusia adalah dari
kelompok H1, H2, H3 serta N1, N2 dan disebut human influenza.

Sekarang ini dihebohkan dengan penyakit flu burung atau avian influenza dimana
penyebabnya adalah virun influenza tipe A subtipe H5N1. Virus avian influenza ini
digolongkan dalam Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI).

D.  Sifat Virus Influenza

Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220C
dan lebih dari 30 hari pada suhu 00C. Mati pada pemanasan 600C selama 30 menit atau 560C
selama 3 jam dan pemanasan 800C selama 1 jam. Virus akan mati dengan deterjen,
disinfektan misalnya formalin, cairan yang mengandung iodin dan alkohol 70%.

Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa: antigen S (atau
soluble antigen), hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S merupakan suatu inti partikel
virus yang terdiri atas ribonukleoprotein. Antigen ini spesifik untuk masing-masing tipe.
Hemaglutinin menonjol keluar dari selubung virus dan memegang peran pada imunitas
terhadap virus. Neuramidase juga menonjol keluar dari selubung virus dan hanya memegang
peran yang minim 8 pada imunitas.Selubung inti virus berlapis matriks protein sebelah dalam
dan membran lemak disebelah luarnya.

Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah kemampuannya untuk mengubah antigen
permukaannya (H dan N) baik secara cepat atau mendadak maupun lambat.Peristiwa
terjadinya perubahan besar dari struktur antigen permukaan yang terjadi secara singkat
disebut antigenic shift.

Bila perubahan antigen permukaan yang terjadi hanya sedikit, disebut antigenic drift.
Antigenic shift hanya terjadi pada virus influenza A dan antigenic drift hanya terjadi pada
virus influenza B, sedangkan virus influenza C relatif stabil. Teori yang mendasari terjadinya
antigenic shift adalah adanya penyusunan kembali dari gen-gen pada H dan N diantara
human dan avian influenza virus melalui perantara host ketiga. Satu hal yang perlu
diperhatikan bahwa adanya proses antigenic shift akan memungkinkan terbentuknya virus
yang lebih ganas, sehingga keadaan ini menyebabkan terjadinya infeksi sistemik yang berat
karena sistem imun host baik seluler maupun humoral belum sempat terbentuk.  Sejak dulu
diduga kondisi yang memudahkan terjadinya antigenic shift adalah adanya penduduk yang
bermukim didekat daerah peternakan unggas dan babi. Karena babi bersifat rentan terhadap
infeksi baik oleh avian maupun human virus makan hewan tersebut dapat berperan sebagai
lahan pencampur (mixing vesel) untuk penyusunan kembali gen-gen yang berasal dari kedua
virus tersebut, sehingga menyebabkan terbentuknya subtiper virus baru.

E.  Patogenesis

Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus respiratorius.
Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke
dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10 virus/droplet, maka 50% orang-orang yang
terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung
dan bronkus.  Setelah virus berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam
sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan
diri dekat permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain.
Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen lipopoli-
sakarida kuman Gram-negatif. Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari
(rata-rata dua hari).  Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum
timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini.  Anak-anak dapat
menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan anak-anak yang lebih kecil dapat
menyebarkan virus influenza kira-kira enam hari sebelum tampak gejala pertama penyakit
ini.  Para penderita imunocompromise dapat menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu
dan bahkan berbulan-bulan.

Pada avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet, dimana virus dapat tertanam
pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki alveoli
(tergantung dari ukuran droplet). Virus selanjutnya akan melekat pada epitel permukaan
saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel tersebut. Replikasi  virus terjadi
selama 4-6 jam sehingga dalam waktu 10 singkat virus dapat menyebar ke sel-sel di
dekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-
sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan membengkak dan intinya mengkerut
dan kemudian mengalami piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya
silia selanjutnya akan terbentuk badan inklusi. Adanya perbedaan pada reseptor yang terdapat
pada membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa virus AI tidak dapat mengadakan
replikasi secara efisien pada manusia.

F.  Gambaran Klinis

Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot,
batuk, pilek dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala-gejala ini
dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak dapat
ditemukan tanda-tanda karakteristik kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput
lendir tenggorok. Gejala-gejala akut ini dapat berlangsung untuk beberapa hari dan hilang
dengan spontan. Setelah periode sakit ini, dapat dialami rasa capek dan cepat lelah untuk
beberapa waktu. Badan dapat mengatasi infeksi virus influenza melalui mekanisme produksi
zat anti dan pelepasan interferon. Setelah sembuh akan terdapat resistensi terhadap infeksi
oleh virus yang homolog.  Pada pasien usia lanjut harus dipastikan apakah influenza juga
menyerang paru-paru. Pada keadaan tersebut, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi
napas yang abnormal. Penyakit umumnya akan membaik dengan sendirinya tapi kemudian
pasien acapkali mengeluh lagi mengenai demam dan sakit dada. Permeriksaan radiologis
dapat menunjukkan infiltrat di paru-paru.

G.  Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada virus influenza adalah: Pneumonia influenza primer,
ditandai dengan batuk yang progresif, dispnea, dan sianosis pada awal infeksi. Foto rongten
menunjukkan gambaran infiltrat difus bilateral tanpa konsolidasi, dimana menyerupai ARDS.
Pneumonia bakterial sekunder, dimana dapat terjadi infeksi beberapa bakteri (seperti
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza).

H.  Pencegahan

Yang paling pokok dalam menghadapi influenza adalah pencegahan. Infeksi dengan virus
influenza akan memberikan kekebalan terhadap infeksi virus yang homolog. Karena sering
terjadi perubahan akibat mutasi gen, antigen pada virus influenza akan berubah, sehingga
seseorang masih mungkin diserang berulang kali dengan jalur (strain) virus influenza yang
telah mengalami perubahan ini. Kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi sekitar 70%.
Vaksin influenza mengandung virus subtipe A dan B saja karena subtipe C tidak berbahaya.
Diberikan 0,5 ml subkutan atau intramuskuler. Vaksin ini dapat mencegah tejadinya mixing
dengan virus yang sangat pathogen H5N1 yang dikenal sebagai penyakit avian influenza atau
flu burung. Nasal spray flu vaccine (live attenuated influenza vaccine) dapat juga digunakan
untuk pencegahan flu pada usia 5-50 tahun dan tidak sedang hamil. Vaksinasi perlu diberikan
3-4 minggu sebelum terserang influenza.Karena terjadi perubahan-perubahan pada virus
maka pada permulaan wabah influenza biasanya hanya tersedia vaksin dalam jumlah terbatas
dan vaksinasi dianjurkan hanya untuk beberapa golongan masyarakan tertentu sehingga dapat
mencegah terjadinya infeksi dengan kemungkinan komplikasi yang fatal.

Ada beberapa kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan lebih
dini.
1.   Mencuci tangan
Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung. Seseorang yang bersin dan
menutupnya dengan tangan kemudian dia memegang telepon, keyboard komputer, atau gelas
minum, maka virusnya akan mudah menular pada orang lain yang menyentuh benda-benda
tersebut.

Virus mampu bertahan hidup berjam-jam bahkan hingga berminggu-minggu.Oleh karena itu,
usahakan untuk mencuci tangan sesering mungkin.

2.  Jangan menutup bersin dengan tangan


Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan mudah menempel pada tangan
dan dapat menyebar pada orang lain.

Jika kita merasa ingin bersin atau batuk, gunakanlah tisu dan kemudian segera
membuangnya.

3.  Jangan menyentuh muka


Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut. Menyentuh muka
merupakan cara yang paling umum dilakukan oleh anak-anak yang terserang flu dan akhirnya
menjadi cara mudah menularkan virus tersebut pada orang lain di sekitarnya.

4.  Minum banyak air


Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan memberikan cairan pada
tubuh. Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan delapan gelas air per hari.

Bagaimana menandai bahwa tubuh kita sudah mendapatkan cairan yang cukup?Jika warna
urine berwarna relatif jernih berarti tubuh kita memang mendapatkan cukup cairan,
sebaliknya jika berwarna kuning gelap berarti tubuh kita memerlukan lebih banyak cairan
lagi.

5.  Mandi sauna


Meskipun belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh terhadap pencegahan flu,
namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mandi sauna dua kali per
minggu akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang flu.

Hal tersebut memang sesuai dengan teori bahwa ketika kita menghirup uap panas lebih dari
suhu 80 derajat celcius akan menyebabkan virus flu akan sulit untuk bertahan.

6.  Menghirup udara segar


Menghirup udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan tubuh, khususnya di
cuaca yang dingin karena cuaca seperti ini akan membuat tubuh menjadi rentan terhadap
virus flu.

7.  Lakukan olahraga aerobik secara teratur


Olahraga aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah lebih banyak sehingga
kita bernafas lebih cepat untuk membantu mentransfer oksigen ke paru-paru dan ke dalam
darah. Olahraga ini juga akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara alami.
8.  Konsumsi makanan yang mengandung phytochemical
Phytochemical merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang
berperan memberikan vitamin pada makanan.

9.  Konsumsi yogurt


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang rendah lemak setiap hari
dapat mengurangi risiko terserang flu sekitar 25 persen.

Bakteri menguntungkan yang terdapat di dalam yogurt diketahui dapat menstimulus produksi
sistem kekebalan tubuh untuk menyerang virus.

10.  Relaksasi
Jika kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka dengan sendirinya kita
juga dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.

Diduga ketika kita melakukan relaksasi, maka interleukin (bagian sistem imunitas yang
merespon terhadap virus flu) akan meningkat dalam aliran darah kita.

Kesimpulan

1. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan yang sangat
menular dapat menyerag burung dan mamalia.
2. Influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan C yang merupakan suatu
orthomixovirus golongan RNA.
3. Virus influenza tipe A mempunyai banyak subtipe, diantaranya H5N1 yang
menyebabkan flu burung dan termasuk HPAI.
4. Penularan virus influenza melalui droplet dan lokalisasinya di traktus respiratorius.
5. Gejala klinis influenza adalah demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek dan disfagia.
6. Komplikasi influenza dapat terjadi pneumonia influenza primer dan pneumonia
bakterial sekunder.
7. Influenza dapat diobati secara simtomatik, dan dengan antiviral dapat memperpendek
angka sakit.
8. Pencegahan dengan vaksin bagi golongan yang memerlukan imunoprofilaksis.

Saran

Jagalah kesehatan sebagai anugrah terbesar sehingga kita terhindar dari virus influenza yang
dapat mengganggu aktifitas kita sehari-hari dengan melakukan pencegahan di secara dini dan
jangan lupa menjaga kebersihan baik dari badan, tempat, maupun pakaian karena dengan
kebersihan semoga kita terhindar dari virus tersebut. Jangan pernah dilupakan adalah lakukan
olahraga yang teratur terukur sesuai dengan berat badan dan kondisi tubuh kita.

Anda mungkin juga menyukai