Anda di halaman 1dari 8

BUPATI CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP


NOMOR 8 TAHUN 2013

TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN,
DAN PENGHAPUSAN DUSUN DALAM DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan


meningkatkan kelancaran pelaksanaan pembangunan,
pelayanan kepada masyarakat, serta untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 216 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, maka untuk pengaturan lebih
lanjut mengenai desa ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa, maka
dipandang perlu untuk mengatur Pedoman Pembentukan,
Pemecahan dan Penggabungan dan Penghapusan Dusun Dalam
Desa;
c. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 15 Tahun
2001 tentang Pedoman Pembentukan, Pemecahan,
Penggabungan, dan Penghapusan Dusun Dalam Desa dan
Lingkungan Dalam Kelurahan dipandang sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan keadaan sehingga perlu ditinjau
kembali dan disesuaikan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap tentang Pedoman
Pembentukan, Pemecahan, Penggabungan dan Penghapusan
Dusun Dalam Desa;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 8 Agustus
1950);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

1
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaga Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP


dan
BUPATI CILACAP

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN,


PEMECAHAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN DUSUN
DALAM DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Cilacap.
2. Bupati adalah Bupati Cilacap.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
DPRD Kabupaten Cilacap.
5. Camat adalah Camat dalam Kabupaten Cilacap sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten yang mempunyai wilayah kerja satu kecamatan.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
yurisdiksi, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dibentuk dalam Sistem Pemerintahan Nasional dan berada di
Kabupaten.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengurus dan
mengatur kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga
yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
Kepala Desa bersama BPD.
11. Kepala Desa adalah Kepala Pemerintah Desa di Kabupaten Cilacap.

2
12. Pemuka masyarakat adalah tokoh dari kalangan adat, agama, partai politik,
pimpinan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan golongan profesi yang
bertempat tinggal di desa yang bersangkutan.
13. Pembentukan Dusun adalah tindakan mengadakan dusun baru di luar
wilayah dusun yang telah ada atau sebagai akibat pemecahan dan
penggabungan dusun.
14. Pemecahan Dusun adalah tindakan mengadakan dusun di dalam wilayah
dusun yang telah ada.
15. Penggabungan Dusun adalah penggabungan dua dusun atau lebih menjadi
satu dusun baru.
16. Penghapusan Dusun adalah tindakan meniadakan dusun atau yang telah
ada.
17. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada Daerah
dan desa dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan.
18. Rukun Warga atau yang disebut nama lain yang selanjutnya dalam Peraturan
Daerah ini disingkat RW adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah
pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
19. Rukun Tetangga atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya dalam
Peraturan Daerah ini disingkat RT adalah yang dibentuk melalui musyawarah
masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan
kemasyarakatan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

BAB II
PEMBENTUKAN DUSUN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 2
(1) Dusun dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan
persyaratan dan faktor-faktor yang telah ditentukan bagi terbentuknya dusun
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pembentukan dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi karena
pembentukan dusun baru di luar dusun yang telah ada atau sebagai akibat
pemecahan dan penggabungan dusun.

Bagian Kedua
Persyaratan Terbentuknya Dusun
Pasal 3
Dalam pembentukan dusun harus memenuhi syarat-syarat pembentukan dan
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a. faktor penduduk, yaitu jumlah penduduk minimal 500 jiwa atau 100 kepala
keluarga;
b. faktor luas wilayah, yaitu mampu dijangkau secara berdaya guna dan berhasil
guna dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan
kepada masyarakat;
c. faktor letak, yaitu wilayah yang memiliki jaringan perhubungan atau
komunikasi antar dusun-dusun yang memungkinkan terpenuhinya faktor luas
wilayah sebagaimana dimaksud pada huruf b;
d. faktor sarana dan prasarana dusun, yaitu tersedianya atau terpenuhinya
sarana dan prasarana dusun dan atau desa.

3
Bagian Ketiga
Tujuan dan Wewenang Pembentukan
Pasal 4
Tujuan pembentukan dusun adalah untuk meningkatkan kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan secara berdayaguna dan berhasilguna serta
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemajuan pembangunan.

Pasal 5
Pembentukan dusun sebagimana dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan dengan
Peraturan Desa

Bagian Keempat
Nama, Batas dan Pembagian Wilayah
Pasal 6
(1) Peraturan Desa tentang Pembentukan Dusun sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 menetapkan nama, luas wilayah, jumlah penduduk, batas dusun dan
jumlah RW dan RT
(2) Nama dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan berdasarkan
hasil musyawarah masyarakat yang dituangkan dalam Peraturan Desa.

Pasal 7
Berdasarkan pertimbangan teknis pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat
dengan memperhatikan asal usul dusun dan persyaratan yang ditentukan sesuai
dengan kondisi masyarakat setempat dapat diadakan pelurusan dan/atau
perubahan batas dusun yang dituangkan dalam Peraturan Desa.

Pasal 8
Penegasan batas dusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dapat berbentuk
batas alam atau batas buatan pada tempat-tempat tertentu yang ditandai dengan
patok tanda batas dusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 9
(1) Untuk memperlancar jalannya pemerintahan desa di dalam dusun dapat
dibentuk beberapa RW dan RT.
(2) Jumlah RW dan RT dalam satu dusun disesuaikan dengan jumlah penduduk,
kondisi wilayah dan jangkauan pelaksanaan pemerintahan.
(3) Pembentukan RW dan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III
PEMECAHAN, PENGGABUNGAN DAN
PENGHAPUSAN DUSUN
Pasal 10

Dusun yang oleh karena perkembangan keadaan dan pertimbangan-pertimbangan


teknis pemerintahan dan pelayanan masyarakat dimungkinkan untuk dapat
dipecah.

4
Pasal 11
(1) Dusun hasil pemecahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 harus
memenuhi syarat-syarat bagi terbentuknya suatu dusun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3.
(2) Pemecahan dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
setelah dimusyawarahkan terlebih dahulu oleh Pemerintah Desa dan pemuka-
pemuka masyarakat yang ada di desa dan hasilnya dituangkan dalam
Peraturan Desa.

Pasal 12

Dusun yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat dihapus atau digabung.

Pasal 13

Penghapusan dan penggabungan Dusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12


dapat dilaksanakan setelah terlebih dahulu dimusyawarahkan oleh Pemerintah
Desa dan pemuka-pemuka masyarakat yang ada di desa hasilnya dituangkan
dalam Peraturan Desa.
Pasal 14

Pengaturan dan penataan inventarisasi kekayaan dusun sebagai akibat


pembentukan, pemecahan, penghapusan dan penggabungan dusun dituangkan
dalam Peraturan Desa setelah terlebih dahulu dimusyawarahkan oleh Pemerintah
Desa.

BAB IV
WEWENANG DAN KEWAJIBAN DUSUN
Pasal 15
(1) Dusun yang dibentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mempunyai
wewenang sebagai berikut :
a. memperlancar pelaksanaan tugas pembantuan dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah di Desa;
b. membantu penyelenggaraan musyawarah desa untuk membicarakan
masalah-masalah penting yang menyangkut Pemerintahan Desa dan
kehidupan masyarakatnya;
c. menggerakan partisipasi masyarakat dusun untuk melaksanakan
pembangunan.
(2) Dusun yang dibentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mempunyai
Kewajiban sebagai berikut :
a. meningkatkan kelancaran jalannya pemerintahan, pembangunan dan
pembinaan masyarakat di dusun yang bersangkutan;
b. melaksanakan tugas-tugas dari Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Desa;
c. menjamin dan mengusahakan keamanan, ketentraman dan kesejahteraan
warga dusunnya.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 16

Dusun-dusun yang telah ada dalam wilayah Kabupaten Cilacap sebelum


berlakunya Peraturan Daerah ini, dinyatakan sah sebagai dusun menurut
Peraturan Daerah ini.

5
Pasal 17

Nama, Luas wilayah dan batas dusun yang sekarang ada adalah nama, luas
wilayah dan batas dusun menurut Peraturan Daerah ini.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18

Pada saat Peraturan Daerah mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten
Cilacap Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pedoman Pembentukan, Pemecahan,
Penggabungan dan Penghapusan Dusun Dalam Desa dan Lingkungan Dalam
Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2001 Nomor 15, Seri D
Nomor 7) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 19

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap.

Ditetapkan di Cilacap
pada tanggal 10 Juli 2013

BUPATI CILACAP,

cap ttd

TATTO SUWARTO PAMUJI

Diundangkan di Cilacap
pada tanggal 10 Juli 2013

Plt. SEKRETARIS DAERAH


KABUPATEN CILACAP,
Asisten Pemerintahan

cap ttd

SUTARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2013 NOMOR 8

6
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP
NOMOR 8 TAHUN 2013
TENTANG

PEDOMAN PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN,


DAN PENGHAPUSAN DUSUN DALAM DESA

I UMUM
Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan
kelancaran pelayanan kepada masyarakat dan untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 216 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa, maka perlu mengatur pedoman pembentukan, pemecahan,
penggabungan dan penghapusan dusun dalam desa.
Pedoman pembentukan, pemecahan, penggabungan dan penghapusan
dusun dalam desa ditetapkan sebagai acuan bagi masyarakat dalam rangka
mewadahi aspirasi dan prakarsa masyarakat untuk membentuk dusun baru
dengan tetap memperhatikan persyaratan dan faktor-faktor yang telah
ditentukan bagi terbentuknya dusun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Pedoman Pembentukan, Pemecahan, Penggabungan dan Penghapusan Dusun
dalam Desa dan Lingkungan Dalam Kelurahan dipandang sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan keadaan sehingga perlu ditinjau kembali dan
disesuaikan melalui pengaturan kembali dalam Peraturan daerah tentang
Pedoman Pembentukan, Pemecahan, Penggabungan dan Penghapusan Dusun
Dalam Desa.

II PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas

7
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 99

Anda mungkin juga menyukai