Tentang :
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 181 ayat (5) Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 14 Tahun 2006 tentang Desa, perlu diatur tentang
Pedoman Pembentukan dan Tata Kerja Rukun Tetangga dan Rukun Warga;
MEMUTUSKAN :
BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1
BAB II
Pasal 2
Rukun Tetangga dan Rukun Warga adalah Lembaga Kemasyarakatan di Desa/Kelurahan yang diakui dan dibina
oleh pemerintah serta berperan sebagai mitra Pemerintah Desa / Kelurahan dalam memberdayakan masyarakat Desa.
Pasal 3
Pasal 4
(1) Setiap Rukun Tetangga dibentuk terdiri dari sebanyak-banyaknya lima puluh Kepala Keluarga untuk Desa dan tujuh
puluh Kepala Keluarga untuk Kelurahan.
(2) Setiap Rukun Warga dibentuk terdiri dari sekurang-kurangnya dua Rukun Tetangga untuk Desa dan tiga Rukun
Tetangga untuk kelurahan.
Pasal 5
(1) Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga di desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.
(2) Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga di kelurahan ditetapkan dengan Keputusan Lurah
berdasarkan usulan dari perwakilan masyarakat.
(3) Perwakilan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit 50 Kepala Keluarga yang bertempat
tinggal dalam satu wilayah pemukiman.
BAB III
Pasal 6
(1) Anggota Rukun Tetangga adalah penduduk setempat yang terdaftar kepada Kartu Keluarga yang diwakili oleh
kepala keluarga.
(2) Anggota Rukun Warga adalah Rukun Tetangga-Rukun Tetangga yang diwakili oleh pengurus Rukun Tetangga.
Pasal 7
(1) Rukun Tetangga / Rukun Warga mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Lurah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan.
(2) Rukun Tetangga / Rukun Warga dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempunyai fungsi :
a. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;
b. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
c. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya
murni masyarakat; dan
d. Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.
Pasal 8
(1) Anggota Rukun Tetangga dan Rukun Warga mempunyai hak sebagai berikut
a. Mengajukan usul pendapat dalam musyawarah Rukun Tetangga dan Rukun Warga;
b. Memilih dan dipilih sebagai pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga kecuali yang bersetatus Warga Negara
Asing.
(2) Anggota Rukun Tetangga dan Rukun Warga mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. Turut serta secara aktif melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas pokok organisasi Rukun Tetangga dan Rukun
Warga;
b. Turut serta secara aktif melaksanakan keputusan musyawarah Rukun Tetangga dan Rukun Warga.
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 9
(1) Pengurus Rukun Tetangga terdiri dari:
a. Ketua ;
b. Sekretaris ;
c. Bendahara ;
d. Beberapa orang pembantu sesuai dengan kebutuhan dan bila dipandang perlu.
Pasal 10
(1) Ketua Rukun Tetangga dan Ketua Rukun Warga dipilih secara langsung dari dan oleh anggota.
(2) Pengurus Rukun Tetangga dan Pengurus Rukun Warga sebagaimana dimaksud pasal 9 ayat (1) huruf a,b dan
c,dan ayat (2) huruf a, b, c, dan d, diangkat dan diberhentikan oleh Ketua dari anggota.
Pasal 11
Dalam hal pengurus sebagai dimaksud Pasal 9 belum dibentuk,Kepala Desa/Lurah dapat menunjuk pengurus
sementara paling lama enam bulan dan segera dilaksanakan pemilihan pengurus.
Pasal 12
(1) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga sebagai dimaksud pasal 10 ayat (1) adalah
penduduk setempat Warga Negara Indonesia yang menjadi anggota Rukun Tetangga dan Rukun Warga yang
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ;
c. Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah ;
d. Berkelakuan baik, jujur, adil cerdas dan berwibawa ;
e. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam suatu kegiatan yang mengkhianati Nega ra
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, atau kegiatan-
kegiatan organisasi terlarang lainnya ;
f. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
;
g. Sehat jasmani dan rohani ;
h. Dapat membaca dan menulis aksara latin; dan
i. Telah bertempat tinggal tetap sekurang-kurangnya 6 bulan dengan tidak terputus-
putus
(2) Yang dapat ditunjuk menjadi pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga sebagai dimaksud pasal 10 ayat (2) adalah
penduduk setempat Warga Negara Indonesia yang terdaftar pada Kartu Keluarga dan telah berusia 17 tahun ke atas
atau pernah kawin serta memenuhi syarat sebagai dimaksud ayat (1) huruf a sampai dengan huruf i.
Pasal 13
(1) Pemilihan Ketua Rukun Tetangga dilaksanakan oleh suatu panitia yang terdiri dari :
a. Kepala Rukun Warga sebagai ketua;
b. Pemuka masyarakat sebagai sekretaris;
c. Beberapa orang anggota yang ditentukan oleh Ketua,bila dipandang
perlu.
(2) Pemilihan Ketua Rukun Warga dilaksanakan oleh suatu panitia yang terdiri dari:
a. Kepala Desa/Kepala Kelurahan sebagai ketua ;
b. Pemuka masyarakat sebagai sekretaris;
c. Beberapa orang anggota yang ditentukan oleh Ketua,bila dipandang
perlu.
(3) Hasil pemilihan Pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga sebagai dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diajukan oleh
Panitia kepada Kepala Desa/Lurah untuk disahkan.
Pasal 14
(1) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterbitkannya keputusan Kepala Desa/lurah,pengurus Rukun
Tetangga dan Rukun Warga dilantik oleh Kepala Desa/Lurah atau penjabat yang
ditunjuk.
(2) Pada saat pelantikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga bersumpah
menurut agamanya dan menyatakan dengan sesungguh-sungguh dihadapan Kepala Desa/Lurah atau penjabat yang
ditunjuk.
(3) Susunan kata-kata sumpah/janji pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga dimaksud dalam ayat (2) pasal
ini adalah sebagai berikut:
“ Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/janji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Ketua RW/RT
dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya, bahwa saya akan selalu taat dalam
mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara, dan bahwa saya akan menegakan kehidupan demokrasi dan
Undang-undang Dasar 1945 serta melaksanakan perundang-undangan dengan seluas-luasnya yang berlaku bagi
lingkungan RT/RW, Desa/Kelurahan, Daerah dan Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia ”.
Pasal 15
(1) Pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga bertugas dan berkewajiban untuk melaksanakan:
a. Tugas dan fungsi Rukun Tetangga dan Rukun Warga sebagaimana dimaksud Pada Pasal
7;
b. Keputusan musyawarah anggota ;
c. Membuat laporan tertulis mengenai kegiatan organisasi paling sedikit 6 bulan
sekali;
d. Melaporkan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat yang dianggap perlu mendapatkan penyelesaian
oleh
Pemerintah kepada Kepala Desa dan Kepala Kelurahan.
(4) Pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga melaporkan segala kegiatan kepada anggota melalui musyawarah
anggota.
Pasal 16
Masa bakti pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga adalah 6 ( enam ) tahun terhitung tanggal pengesahan Kepala
Desa/Kepala Kelurahan dan dapat dipilih kembali untuk masa bakti berikutnya.
Pasal 17
Anggota Pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga dapat diganti atau berhenti sebelum habis masa baktinya dalam hal :
a. Meninggal dunia;
b. Atas permintaan sendiri;
c. Melakukan tindakan yang menghilangkan kepercayaan penduduk Desa atau Kelurahan terhadap
kepemimpinannya sebagai pengurus Rukun Tetangga atau Rukun Warga ;
d. Tidak lagi memenuhi salah satu syarat yang ditentukan dalam Pasal 12;
e. Pindah tempat tinggal dari lingkungan Rukun Tetangga atau Rukun Warga yang bersangkutan;
f. Sebab-sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan atau norma-
norma kehidupan masyarakat Desa.
Pasal 18
(1) Setiap berakhirnya masa bakti pengurus Rukun Tetangga atau pemberhentian/penggantian sebelum habis masa
baktinya,Kepala Dusun/Kepala Lingkungan berkewajiban memberitahukan kepada anggota tentang
pemberhentian/penggantian pengurus dan melaporkannya kepada Kepala Desa/Kepala kelurahan.
(2) Setiap berakhirnya masa bakti pengurus Rukun Warga atau pemberhentian/penggantian pengurus sebel um
habis masa baktinya, Kepala Desa berkewajiban memberitahukan kepada anggota tentang pemberhentian/pergantian
pengurus dan melaporkannya kepada Camat.
BAB V MUSYAWARAH
ANGGOTA Pasal 19
(1) Musyawarah Rukun Tetangga dan Rukun Warga merupakan wadah permusyarawatan dan permufakatan anggota
dalam lingkungan Rukun Tetangga dan Rukun Warga.
(3) Musyawarah Rukun Tetangga dan Rukun Warga untuk menentukan dan merumuskan program diadakan sekurang-
kurangnya dua kali dalam 1 tahun.
(4) Musyawarah Rukun Warga sebagai dimaksud ayat (1) dinyatakan sah dan dapat menetapkan suatu keputusan apabila
dihadiri 2/3 anggota Rukun Tetangga dan Rukun Tetangga oleh lebih dari separuh jumlah kepala keluarga/perwakilan
keluarga.
(5) Apabila tidak tercapai jumlah anggota sebagai dimaksud ayat (4) selama dua kali berturut -turut, maka
musyawarah berikutnya dianggap sah dan dapat menetapkan suatu keputusan setelah mendengar pertimbangan
Kepala Desa/Lurah.
(6) Keputusan musyawarah sebagai dimaksud ayat (1) ditetapkan berdasarkan musyawarah/mufakat.
KEKAYAAN Pasal 20
(1) Keuangan Rukun Tetangga dan Rukun Warga dapat diperoleh dari sumbangan yang tidak mengingat dan usaha-
usaha lain dan sah.
(2) Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh dari APBDesa.
(3) Pengelolaan keuangan yang diperoleh dari sumber sebagai dimaksud ayat (1) dan (2) diadministrasikan secara tertib
dan teratur sarta membuat laporan tertulis sebagai dimaksud Pasal 15 ayat (1) huruf c.
Pasal 21
Kekayaan Rukun Tetangga dan Rukun Warga diadministrasikan secara tertib dan teratur serta dilaporkan secara te
rtulis sebagai dimaksud pasal 15 ayat (1) huruf c.
BAB VII
Pasal 22
Pasal 23
(1) Kelengkapan administrasi Rukun Tetangga dan Rukun Warga terdiri dari :
a. Buku Data Penduduk ;
b. Buku Data Kegiatan ;
c. Buku Agenda ;
d. Buku Ekspedisi ;
e. Buku Inventaris ;
f. Lain-lain sesuai kebutuhan.
(2) Model dan bentuk buku administrasi, cap RT/RW, Kop Surat, Amplop Surat RT/RW adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 24
Pakaian Seragam Pengurus RT dan RW disesuaikan dengan kebutuhan Desa masing masing.
BAB VIII
TATA KERJA RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DESA/KELURAHAN
Pasal 25
(1) Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan Kepala Desa/Lurah menugaskan pengurus Rukun
Warga selanjutnya Rukun Warga menugaskan Rukun Tetangga.
(2) Kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan di tingkat Rukun Tetangga dilaporkan secara berjenjang.
(3) Tata kerja Rukun Tetangga dan Rukun Warga dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
BAB IX
PEMBINAAN
Pasal 26
Camat atas nama Bupati dan Kepala Desa/Lurah melaksanakan pembinaan terhadap organisasi Rukun Tetangga dan Rukun
Warga untuk mencapai dayaguna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
BAB X KETENTUAN
PENUTUP Pasal 27
Rukun Tetangga dan Rukun Warga atau yang disebut dengan nama lainnya yang sudah ada pada saat mulai berlakunya
Peraturan ini,dinyatakan sebagai Rukun Tetangga dan Rukun Warga menurut Peraturan ini.
Pasal 28
Pengurus Rukun Tetangga dan Pengurus Rukun Warga atau yang disebut dengan nama lainnya yang ada pada saat
mulai berlakunya Peraturan ini,tetap menjalankan tugasnya kecuali ditentukan lain berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 29
Dengan berlakunya Peraturan ini,maka semua ketentuan yang mengatur mengenai Rukun Tetangga dan Rukun Warga
dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dangan Peraturan ini dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 30
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Badan Pemberdayaan
Perempuan, Keluarga Berencana, Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
Pasal 31
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Lebak.
Ditetapkan di Rangkasbitung
Pada tanggal 11 Juni 2009
BUPATI LEBAK,
Cap/Ttd
H. MULYADI JAYABAYA
Diundangkan di Rangkasbitung
pada tanggal 11 Juni 2009
H. RUSWAN EFFENDI
XX
DESA…….KECAMATAN………
XX
DESA…….KECAMATAN………
Keterangan :
XX : Nomor Rukun Tetangga atau Warga
Ukuran Stempel :2:3
BUPATI LEBAK,
Cap/Ttd
H. MULYADI JAYABAYA
Diundangkan di Rangkasbitung
pada tanggal 11 Juni 2009
H. RUSWAN EFFENDI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2009 NOMOR 30
Lampiran II Peraturan Bupati Lebak
Nomor : 30 Tahun 2009
Tanggal : 11 Juni 2009
Perihal : Pedoman Pembentukan dan Tata Kerja Rukun Tetangga dan Rukun
Warga
SEKRETARIAT PENGURUS
RUKUN WARGA..... RUKUN TETANGGA.....
DESA………….KECAMATAN…………
KODE POS
Papan Nama Sekretariat Pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga berbentuk empat persegi panjang ditempel
pada tembok rumah. Ukuran 37,5 cm x 75 cm.
BUPATI LEBAK,
Cap/Ttd
H. MULYADI JAYABAYA
Diundangkan di Rangkasbitung
pada tanggal 11 Juni 2009
H. RUSWAN EFFENDI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2009 NOMOR 30
Lampiran IIIIIIIII Peraturan Bupati
Lebak
Nomor : 30 Tahun 2009
Tanggal : 11 Juni 2009
Perihal : Pedoman Pembentukan dan Tata Kerja Rukun Tetangga dan Rukun
Warga
BUPATI LEBAK,
Cap/Ttd
H. MULYADI JAYABAYA
Diundangkan di Rangkasbitung
pada tanggal 11 Juni 2009
H. RUSWAN EFFENDI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2009 NOMOR 30
Lampiran IV Peraturan Bupati Lebak
Nomor : 30 Tahun 2009
Tanggal : 11 Juni 2009
Perihal : Pedoman Pembentukan dan Tata Kerja Rukun Tetangga dan
Rukun Warga
BENTUK AMPLOP
RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA
Nomor :
Yth..................................
........................................
Di
.......................................
Nomor :
Yth..................................
........................................
Di
.......................................
BUPATI LEBAK,
Cap/Ttd
H. RUSWAN EFFENDI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2009 NOMOR 30
Lampiran V Peraturan Bupati
Lebak
Nomor : 30 Tahun 2009
Tanggal : 11 Juni 2009
Perihal : Pedoman Pembentukan dan Tata Kerja Rukun Tetangga dan
Rukun Warga
Bukti
No Jenis Barang Volume Asal Barang Kondisi Ket.
Kepemilikan
1 2 3 4 5 6 7
BUPATI LEBAK,
Cap/Ttd
H. RUSWAN EFFENDI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2009 NOMOR 30
Lampiran VI Peraturan Bupati Lebak
Nomor : 30 Tahun 2009
Tanggal : 11 Juni 2009
Perihal : Pedoman Pembentukan dan Tata Kerja Rukun Tetangga dan Rukun Warga
TATA KERJA RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
KEPALA DESA
DUSUN
RUKUN WARGA
RUKUN TETANGGA
BUPATI LEBAK,
Cap/Ttd
H. MULYADI JAYABAYA
Diundangkan di Rangkasbitung
pada tanggal 11 Juni 2009
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK,
H. RUSWAN EFFENDI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2009 NOMOR 30