KEPERAWATAN BENCANA
Disusun oleh
Risma Eka Putri Arlyani K. 182310101102
Andhika Satriya 182310101112
Vina Vitrian 182310101124
Aditya Kusuma Wardana 182310101134
Maulidya yuniar rahmawati 182310101145
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PENANGANAN DAN REHABILITASI KESEHATAN JIWA
Umumnya reaksi yang muncul pada korban bencana adalah akibat dari luapan
emosi yang dirasakan korban, misalnya kehilangan pekerjaan dan sumper
makanan; ataupun kehilangan saudara dan tetangganya akibat bencana.
Reaksi yang biasanya muncul pada korban bencana:
1. Reaksi fisiologis: hilang nafsu makan, sakit kepala, diare, nyeri dada, mimpi
buruk, sulit tidur, hiperaktif, lelah, atau mungkin peningkatan konsumsi
alcohol dan obat obatan.
2. Reaksi spiritual: apat berupa rasa marah terhadap tuhan, menyalahkan tuhan,
hingga hilang rasa percaya terhadap tuhan.
3. Reaksi psikoogis: mudah marah, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan
orang lain, isolasi/menarik diri, khawatir berlebih tentang terjadinya bencana
berulang, sulit berkonsentrasi, merasa tidak berdaya, apatis/ mati rasa,
kesedihan, masalah ingatan, dan penolakan terhadap bencana yang terjadi.
Pada umumnya fase kehilangan yang muncul pada korban bencana adalah
fase denial, sehingga mereka akan marah dan menyangkal atas apa yang terjadi.
Oleh karena itu perlu adanya bantuan PFA untuk membantu para korban menuju
fase acceptance lebih cepat
Cara Penangananya
Terapi Kognitif
Merupakan psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan
respons pasien,
Obat Obatan
Beberapa macam obat yang dapat dikonsumsi sesuai resep dokter ialah
fluoxetine ( antidepresan), aripiprazole (antipsikotik), alprazolam (pereda
cemas), dan lithium (mood stabilizer)
D. Definisi Depresi
Menurut NIMH USA, tanda gejala untuk orang yang memiliki depresi,
diantaranya adalah:
E. Gangguan Cemas
Bentuk kerugian yang secara non fisik seperti trauma terhadap peristiwa
yang pernah dialami merupakan salah satu dampak psikologis yang sering ditemui
pada masyarakat korban bencana alam adalah post traumatic stress disorder
(PTSD). PTSD merupakan suatu sindrom yang dialami oleh seseorang yang
mengalami kejadian traumatis. Kondisi demikian akan menimbulkan dampak
psikologis berupa gangguan perilaku mulai dari cemas yang berlebihan mudah
tersinggung tidak bisa tidur tegang dan berbagai reaksi lainnya. Kecemasan
merupakan suatu respon terhadap stres bencana yang mengancam jiwa.
Berlangsung secara terus-menerus yang dapat disebabkan adanya faktor potensi
stressor psikososial seperti peristiwa traumatis atau keadaan yang mengganggu
kehidupan individu mengganggu kehidupan sosialnya dan bisa menjadi patologis
yang nantinya mengarah pada gangguan jiwa. Oleh karena itu perlu sekali adanya
penanganan yang tepat untuk korban bencana yang mengalami kecemasan.
Upaya untuk menangani kecemasan antara lain:
A. Terapi suportif adalah suatu bagian dari psikoterapi yang digunakan
pada komunitas berbasis psikiatrik. Terapi suportif kelompok adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang memiliki masalah yang sama
mengekspresikan pengalaman bersama tentang masalah yang dialami
yang bertujuan untuk mendukung dan memperkuat potensi yang
dimiliki anggota kelompok meningkatkan kepercayaan diri dan
berbagi pengalaman terhadap masalah yang dihadapi sehingga dapat
membantu anggota kelompok mengatasi masalah yang berhubungan
stres dalam hidup yang berfokus pada disfungsi pikiran perasaan dan
perilaku. Terapi suportif kelompok merupakan suatu metode yang
efektif untuk berbagai gangguan kejiwaan dan kondisi medis termasuk
skizofrenia, gangguan bipolar, depresi, ptsd, gangguan kepribadian,
penyalahgunaan zat, dan kecemasan.
B. Mendiskusikan peristiwa yang menyebabkan kecepatan pada klien kan
belajar satu cara mengatasi kecemasan tersebut. Metode penanganan
kecemasan ini bertujuan agar klien bisa mengungkapkan perasaan apa
yang menyebabkan klien merasakan kecemasan. Sebagai perawat kita
bisa menanyakan kepada klien tentang peristiwa yang klien telah alami
sehingga klien merasa cemas kemudian menanyakan bagaimana
fikiran klien dengan adanya peristiwa tersebut, menanyakan
bagaimana kondisi fisik klien setelah peristiwa tersebut, menanyakan
kehidupan beribadah klien setelah peristiwa terjadi, dan menanyakan
kepada klien apakah ada perubahan hubungan dengan orang lain
setelah peristiwa tersebut. Dengan hal ini perawat akan mendapat
informasi bagaimana status emosional dan perasaan yang sedang
dialami oleh klien serta membantu klien mengungkapkan isi perasaan
sehingga hasil evaluasi yang ingin dicapai adalah untuk mengurangi
kecemasan yang dialami oleh klien.
C. Melatih klien untuk mengatasi kecemasan dengan melakukan latihan
fisik. Dengan metode melakukan latihan fisik untuk klien diharapkan
latihan fisik atau melakukan sesuatu yang disukai klien bisa menjadi
aktivitas pengalihan yang bisa membuat kecemasan klien berkurang.
Latihan fisik ini juga bisa mengatasi kondisi ketidaknyamanan akibat
trauma yang klien telah alami. Latihan fisik membuat tubuh
memproduksi zat-zat yang berguna meningkatkan semangat hidup
sehingga rasa kecemasan akibat trauma akan berkurang. Latihan fisik
yang bisa dialami oleh klien seperti senam, lari pagi, dan juga aktivitas
lain seperti di kehidupan sehari-hari yaitu memasak kemudian mencuci
ataupun bekerja.
D. Terapi eksposur virtual reality. Terapi exposure virtual reality adalah
alat berbasis komputer yang digunakan dalam memberikan terapi
exposure dengan memberikan paparan yang sistematis terhadap situasi
yang ditakuti namun dalam lingkungan yang aman. Teknologi ini
memungkinkan menghasilkan analog dunia nyata dengan menciptakan
dunia buatan komputer yang sangat mirip dengan dunia nyata. Hal ini
diharapkan dapat menjadi treatment yang efektif bagi pasien dengan
gangguan kecemasan.
E. Tapas akupresur. Metode tapas akupresur dapat membantu dalam
menyembuhkan trauma luka batin, membantu proses penyembuhan
infeksi, alergi dan mengatasi emosi negatif. Dalam lapas akupresur
teknik terdapat penekanan pada titik akupresur yang dapat melepasmu
transmitter yang menimbulkan rasa senang dan dopamin yang
memberikan rasa tenang sehingga dapat menurunkan tingkat
kecemasan.
Definisi
Gangguan campuran ansietas dan depresi merupakan gejala-gejala
ansietas ataupun dan depresi, yang mana masing-masing tidak
menujjukan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegaakan
diagnosos tersendiri. Untuk gejala ansietas terdapat gejala otomatik, dapat
ditemukan walaupun harus tidak terus menerus, disampaing rasa cemas
ataupun kekhawatiran berlebihan (Dwika et al., 2017).
H. Gangguan Penyesuaian
Definisi
Gangguan penyesuaian adalah suatu bentuk reaksi maladaptif jangka
pendek terhadap stressor yang diidentifikasi muncul selama tiga bulan dari
munculnya stressor tersebut. Gangguan ini merupakan respon patologis
terhadap apa yang oleh orang awam sebut sebagai kekurangberuntungan
atau menurut para psikiater disebut sebagai stressor psikososial (Haeold.
Kaplan, 2010 dalam (Savitri, 2017) .
Tanda dan Gejala
Gangguan Penyesuaian memiliki tanda dan gejala (Depkes RI, 2007),
yaitu :
a. Depresi
b. Menangis
c. Putus asa
d. Kecemasan yang bermanifestasi dengan palpitasi dan hiperventilasi
e. Gangguan menantang seperti: merusak, mengendari ugal-ugalan,
berkelahi (hak orang dilanggar atau acuh tak acuh)
f. Gangguan pada pekerjaan (gangguan pada bidang akademik yang
dimanifestasikan pada kesulitan dalam fungsi pekerjaan atau sekolah)
Menarik diri, manifestasi dengan perilaku menarik diri dari
lingkungan sosial , ini tidak khusus pada semua orang
Penangganan
Psikoterapi tetap merupakan pengobatan pilihan untuk gangguan
penyesuaian. Terapi kelompok dapat sangat bermanfat bagi pasien yang
memiliki stress. Psikoterapi individu menawarkan kesempatan bagi pasien
untuk mengeksplorasi makna stressor nya sehingga trauma sebelumnya
dapat bekerja melalui. Setelah terapi berhasil, pasien kadang-kadang
muncul dari gangguan penyesuaian lebih kuat dari pada periode
premorbid, meskipun tidak ada patologi terbukti selama periode itu.
Karena stressor dapat digambarkan dengan jelas pada gangguan
penyesuaian, sering diyakini bahwa psikoterapi tidak diindikasikan dan
bahwa gangguan ini akan sembuh secara spontan (Savitri, 2017).
Terapi farmakologi untuk gangguan penyesuaian (Depkes RI, 2007),
yaitu :
Bila gejala ansietas berat, gunakan obat ansiolitik untuk beberapa hari
pertama
Alprazolam 0,5 – 1 mg dapat diberika tiga kali sehari
I. Gangguan Somatoform
Definisi
Gangguan somatoform merupakan individu yang mengeluhkan gejala-
gejala gangguan fisik yang terkadang berlebihan, tetapi pada dasarnya
tidak ditemukan gangguan fisiologis. Somatoform juga dapat diartikan
sebagai gangguan-gangguan neurotik yang memiliki ciri khas yaitu
emosionalitas
yang ekstrem dan berubah menjadi simtom-simtom fisik.Gejala-gejala
yang dirasakan antara lain pegal, mual, pusing, nyeri otot, dan gemetar.
Penanganan yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Terapi Pain Disorder
Secara umum bertujuan untuk mengubah fokus perhatian tentang
ssesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh penderita akibat rasa nyeri,
tetapi
mengajari penderita bagaimana caranya menghadapi stres,
mendorong
mengerjakan aktivitas yang lebih baik, dan meningkatkan kontrol
diri.
2. Terapi Hypochondriasis
Terapi dapat dilakukan melalui pendekatan cognitive-behavioral dan
terbukti efektif dalam mengurangi. Penderita hypochondriasis akan
memperlihatkan biasnya kognitif dalam melihat ancaman saat
berhubungan dengan isu kesehatan.
3. Terapi Somatization Disorder
Para ahli kognitif dan behavioral meyakini bahwa tingginya
tingkat kecemasan yang diasosiakan dengan somatization
disorder dipicu oleh situasi khusus. Dalam pendekatan yang lebih
umum hendaknya tidak meremehkan validitas keluhan fisik.
J. Psikotik Akut
Definisi
Psikotik akut merupakan perubahan kondisi psikologis secara mendadak
dalam kurun waktu 1 hari hingga kurang dari 1 bulan dan tidak
disebabkan oleh kondisi medis umum. Gejala yang muncul beraneka
ragam dan berubah cepat seperti waham, halusinasi, dan gejala emosi
yang bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau jam ke jam.
Penanganan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Farmakoterapi
Pengobatan dengan neuroplatika dipertimbangkan apakah perlu
diberikan terapi lanjutan atau tidak. Lalu tambahan benzodiazepine
seperti lorazepam dianjurkan selama 2-3 minggu dan tidak dianjurkan
pemakaian jangka lama.
2. Psikoterapi
Psikoterapi individual, keluarga dan kelompok mungkin
diperlukan.
Topik utama dalam terapi yaitu tentang diskusi tentang stressor,
episode psikotik, dan perkembangan strategi untuk mengatasinya.
Setiap strategi pengobatan yang didasarkan pada peningkatakn
keterampilan menyelesaikan masalah dan memperkuat struktur ego
melalui psikoterapi dapat digunakan sebagai cara yang efektif.
.
DAFTAR PUSTAKA
Malahayati, Y. L., & Badriyah, K. (2019, April). Efektifitas Terapi Eksposur Virtual
Realiti Sebagai Pereda Kecemasan Pada Korban Bencana: Tinjauan Sistematis.
In Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (Vol. 1, No. 1).
Mayo Clinic (2019). Diseases & Conditions. Mental Ilness.
National Institute of health (NIH), USA (2013) Common Genetic Factors Found in 5
Mental Disorders,
Nawangsih, E. (2014). Play Therapy Untuk Anak-Anak Korban Bencana Alam Yang
Mengalami Trauma (Post Traumatic Stress Disorder/Ptsd). Psympathic: Jurnal
Ilmiah Psikologi, 1(2), 164-178.
NewsUAD.2019.Dukungan Psikososial bagi Korban Bencana.
https://news.uad.ac.id/dukungan-psikososial-bagi-korban-bencana/ [Diakses pada 29
September 2021]
Nurcahyani, F., Ikhtiarini, E. (2016). Pengaruh Terapi Suportif Kelompok Terhadap
Kecemasan Pada Klien Pasca Bencana Banjir Bandang Di Perumahan Relokasi
Desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol.
4 No. 2
Pertiwi, S. D., & Nuffida, N. E. (2017). Penanganan Post Traumatic Stress Disorder
(Ptsd) Pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo Dengan Pendekatan Arsitektur
Perilaku. Jurnal Sains Dan Seni Its, 6(2), G279-G283.
Putra, D. R. Dan Sri, K. 2020. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Diagnosis Banding
Gangguan Somatoform Berbasis PPDGJ III. Jurnal Fasilkom. 10 (2): 113-121.
Savitri, M. I. (2017). Profil Umum Jenis Stresor dan Gangguan Penyesuaian Pada
Mahasiswa Tahun Pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana. In Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana (pp. 3–73).
Samah, N. 2019. Hubungan Antara Gangguan Psikotik Akut Dengan
Insomnia Pada Pasien Baru Di Poli Rawat Jalan Rsj Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang, Kabupaten Malang
Periode Januari - Februari 2019. KTI. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.