Anda di halaman 1dari 6

Majalah Kedokteran Gigi Indonesia

Vol 2 No 2 – Agustus 2016


ISSN 2460-0164 (print), ISSN 2442-2576 (online)
Maj Ked Gi Ind. Agustus 2016; 2(2): 74 - 79 Tersedia online di https://jurnal.ugm.ac.id/mkgi
ISSN 2460-0164 (print) DOI: http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.11268
ARTIKEL PENELITIAN
ISSN 2442-2576 (online)

Prol lesi mulut pada kelompok lanjut usia di Panti Sosial Tresna Wreda
Senjarawi Bandung

Nanan Nur’aeny* dan Kartika Indah Sari**


*Departemen Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
**Departemen Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
*Jl Sekeloa Selatan No 1 Bandung, Jawa Barat, Indonesia; e-mail: nanan.nuraeny@fkg.unpad.ac.id

Submisi: 26 April 2016; Penerimaan: 11 Mei 2016

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prol lesi mulut pada kelompok lanjut usia di panti sosial tresna wreda
Senjarawi Bandung. Penelitian dilakukan pada Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW) Senjarawi di kota Bandung, dengan
metode cross-sectional. Sampel penelitian dipilih sesuai kriteria inklusi meliputi sehat sik dan mampu berkomunikasi
dengan baik, usia minimal 60 tahun, dan mandiri. Hasil pemeriksaan pada 20 sampel menunjukkan adanya lesi mulut
seperti coated tongue, ssured tongue, lesi ulserasi, geographic tongue, fordyce granule, dan lesi traumatik. Jumlah
terbanyak yaitu 11 orang (55%) mengalami coated tongue. Hasil pemeriksaan gigi ditemukan sebanyak 18 sampel
(90%) mengalami kehilangan beberapa gigi. Coated tongue banyak ditemukan terkait dengan kondisi gigi yang dialami,
kebiasaan makan, faktor siologis, dan kondisi sistemik, sedangkan beberapa lesi mulut lainnya terjadi sesuai dengan
penambahan usia. Lesi ulserasi yang ditemukan mirip dengan lesi recurrent aphthous stomatitis (RAS), tetapi pada
usia lanjut ulserasi mulut lebih sering dipengaruhi oleh kondisi sistemik dan pengobatannya sehingga diagnosis ulser
lebih sebagai suatu RAS-like. Coated tongue sebagai lesi mulut yang paling banyak ditemukan karena dipengaruhi
oleh proses degeneratif, status kebersihan mulut, pola makan, dan tempat tinggal. Kesehatan gigi dan mulut lansia
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian termasuk dari dokter gigi sehingga diharapkan dapat tercapai kualitas
hidup lansia yang baik.

Kata kunci: lesi mulut, lanjut usia

ABSTRACT: Oral lesions prole in elderly group at Panti Sosial Tresna Wreda Senjarawi Bandung. The aim of
the paper is to determine the prole of oral lesions in elderly. The study was conducted on Panti Sosial Tresna Wreda
(PSTW) Senjarawi in Bandung, with a cross-sectional method. Samples were selected according the inclusion criteria
include physically healthy, be able to communicate well, at least 60 years of age, and independent. The examination
of 20 samples showed oral lesions such as coated tongue, ssured tongue, ulcerated lesions, geographic tongue,
fordyce granules, and traumatic lesions. Dental examination showed that among 18 samples (90%) had lost several
teeth. Coated tongue was found associated with dental conditions, eating habits, physiological factors, and systemic
conditions, whereas some other oral lesions occur in accordance with the ages. Ulcerated lesions were found similar
to lesions of recurrent aphthous stomatitis (RAS), but in the elderly oral ulceration more often inuenced by systemic
condition and treatment so that the diagnosis of ulcers is more as a RAS-like. Coated tongue is the most oral lesion found
which inuenced by the degenerative processes, oral hygiene status, diet, and residence. The oral health of elderly is a
necessary part to get attention, including from the dentist in order to achieve a good quality of life.

Keywords: oral lesion, elderly

PENDAHULUAN penurunan fungsi tubuh (penuaan/degeneratif),


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, tetapi kualitas hidup tetap perlu dijaga, salah
jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia satu usahanya dengan menjaga kesehatan tubuh
setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan. Sejak termasuk kesehatan rongga mulut.
tahun 2000, persentase penduduk lansia lebih Kondisi gigi pada lansia dapat mengalami
dari 7% yang berarti Indonesia mulai masuk ke perubahan, diantaranya gigi karies, gigi goyang
dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing sampai kehilangan gigi. Kondisi mukosa mulut
population). Hal ini menunjukkan tingginya rata- lansia juga dapat mengalami suatu kelainan.
rata usia harapan hidup (UHH) di Indonesia.1 Saat Beberapa kondisi berikut dilaporkan sering ditemu-
memasuki usia lanjut, manusia mengalami proses kan pada lansia, yaitu denture stomatitis, angular

74
Nur’aeny dan Sari: Prol lesi mulut ...

stomatitis, karsinoma, herpes zoster, post-herpetic meliputi tidak bersedianya subjek untuk mengikuti
neuralgia, liken planus, mucous membrane penelitian sampai selesai. Penetapan sampel yang
pemphigoid, lesi premalignan, sindrom Sjögren, digunakan dalam penelitian ini menggunakan
dan trigeminal neuralgia.2 Kondisi lansia pada suatu metode random sampling, teknik sampling ini dipilih
komunitas seperti Panti Sosial menjadi tempat karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti
yang tepat untuk mengetahui berbagai variasi mengacak subjek di dalam populasi sehingga
kondisi kesehatan lansia termasuk kesehatan semua subjek dalam populasi dianggap sama.
mulutnya. Bervariasinya faktor yang mendukung Rumus besar sampel penelitian ini adalah:3
kondisi kesehatan mulut lansia diantaranya faktor
nutrisi, penyakit degeneratif dan efek obatnya n1=n2 =
dapat mempengaruhi munculnya lesi pada mukosa = 20.02  20
mulut. Data hasil mapping untuk prol lesi mulut Zα = deviat baku alfa,  = .05, Z.05 = 1.96 (two-sided)
belum banyak diteliti dan hasil epidemiologi khusus
Zβ= deviat baku beta,  = .2, Z.2 = 0.84
untuk lesi mulut masih belum mencakup populasi
yang luas, sehingga peneliti bermaksud untuk x1 – x2 = signicant mean difference = 10,54
melakukan penelitian ini terhadap kelompok
lansia di Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW) Variabel dalam penelitian meliputi umur,
Senjarawi yang terpilih secara random sampling jenis kelamin, kondisi atau riwayat penyakit
dari lima PSTW yang ada di kota Bandung. Hasil sistemik, kondisi gigi dan lesi mulutnya. Instrumen
pemeriksaan rongga mulut menunjukkan adanya penelitian adalah lembar penelitian berupa formulir
lesi mulut seperti coated tongue, ssured tongue, pemeriksaan rongga mulut, lembar kuesioner, alat
lesi ulserasi, geographic tongue, fordyce granule, dasar pemeriksaan rongga mulut, dan alat tulis.
dan lesi traumatik. Prol lesi mulut yang ditunjukkan Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
dari penelitian ini menjadi gambaran lesi mulut seluruh subjek sesuai kriteria, kemudian subjek
yang dapat ditemukan pada populasi subjek lansia. penelitian dikumpulkan pada ruangan tertentu.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari
dilakukannya penelitian, dan manfaat yang diperoleh
METODE PENELITIAN dari hasil penelitian. Subjek penelitian yang bersedia
Penelitian dilakukan setelah mendapat Ijin berpartisipasi pada penelitian, harus menandatangi
etik penelitian yang dikeluarkan oleh komite etik persetujuan penelitian (informed consent), kemudian
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. dilakukan wawancara, dan pemeriksaan rongga
Tempat dan waktu penelitian di Panti Sosial Tresna mulut meliputi jaringan keras dan lunak mulut.
Wreda (PSTW) Senjarawi di Jalan Jeruk no.7 Seluruh data dicatat dan dikelompokkan kemudian
Bandung, pada Bulan September 2015 sampai diolah untuk disajikan dalam tabel dan dilakukan
dengan Januari 2016. Penelitian ini merupakan pembahasan. Data yang sudah dikumpulkan
penelitian deskriptif menggunakan metode cross- dianalisis dengan menggunakan Microsoft excel
sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh 2010 untuk mengetahui kondisi mukosa mulut.
penghuni PSTW di Kota Bandung, sedangkan
populasi terjangkaunya adalah seluruh penghuni
HASIL PENELITIAN
PSTW Senjarawi. PSTW Senjarawi terpilih secara
random sampling dari lima PSTW yang ada di kota Seluruh subjek yang terkumpul berjumlah
Bandung. Unit sampling ditentukan dari penghuni 20 orang, yaitu sebanyak 7 orang laki-laki dan
PSTW Senjarawi yang memenuhi kriteria inklusi 13 orang wanita, dengan usia terbanyak dalam
dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi meliputi sehat rentang 70-80 tahun (Tabel 1). Data kondisi sistemik
sik dan mampu berkomunikasi dengan baik, dari 20 subjek menunjukkan pasien terbanyak
berusia ≥ 60 tahun, dan mandiri, mampu melakukan dengan presesentasi 63,2% adalah dengan riwayat
aktivitas dasar secara mandiri. Kriteria eksklusi hipertensi (Tabel 2).

75
Maj Ked Gi Ind. Agustus 2016; 2(2): 74 - 79
ISSN 2460-0164 (print)
ISSN 2442-2576 (online)

Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian Lesi trauma selain ditemukan pada lidah,
No. Karakteristik Jumlah Persentase (%) pada subjek lain, lesi trauma juga ditemukan
1 Jenis Kelamin pada mukosa bukal akibat iritasi bagian gigi
Pria 7 35
yang tajam (Gambar 5.) Ulserasi juga dialami
Wanita 13 65
2 Usia oleh dua orang subjek penelitian, salah satunya
60-70 tahun 3 15 terjadi pada mukosa labial, ulser berukuran
70-80 tahun 15 75
kecil (d= 2 mm) dan pada subjek lain ditemukan
80-90 tahun 1 5
90-100 tahun 1 5 pada mukosa bukal dengan ukuran kecil (d=3
mm) (Gambar 6). Kondisi variasi normal dari
Tabel 2. Penyakit yang diderita (%) mukosa mulut seperti fordyce granule atau lesi
berupa papul-papul kekuningan juga ditemukan
Hipertensi 63.2
pada mukosa bukal subjek penelitian ini
Penyakit metabolik 10.5
(Gambar 7).
Penyakit muskuloskeletal 21.1
Lain-lain 5.3
PEMBAHASAN
Hasil penelitian didapatkan hasil terbanyak Perubahan fisiologis yang terjadi pada
untuk kondisi gigi dan jaringan lunak mulut orang yang berusia lanjut juga terjadi dalam
yaitu 18 orang (90%) mengalami kehilangan rongga mulut, termasuk bagian mukosa mulut
beberapa gigi, dan 11 orang (55%) mengalami mengalami pengurangan fungsi sehingga
coated tongue (Tabel 3). Gambaran coated memudahkan untuk mengalami lesi mulut.
tongue terlihat pada dorsum lidah sebagai Kondisi tubuh orang lanjut usia juga sering
lapisan putih kekuningan yang mudah dikerok terkait dengan penyakit atau gangguan
tanpa meninggalkan jaringan eritem (Gambar sistemik yang secara langsung maupun tidak
1). Kondisi lain yang ditemukan pada lidah langsung berkaitan dengan berkurangnyausaha
adalah geographic tongue berupa daerah atrofi dalam menjaga kebersihan mulut. Efek dari
berwarna merah dikelilingi tepi putih dan lidah obat-obatan yang dikonsumsi terkait kondisi
berfisur (Gambar 2 dan 3). Lesi mulut berupa sistemik yang juga dapat menimbulkan lesi
fisur dan erosif akibat trauma dari gesekan mulut. Gangguan yang terjadi mungkin tidak
dengan bagian gigi yang tajam juga ditemukan menimbulkan kematian tetapi berpengaruh pada
pada lidah bagian lateral (Gambar 4). kualitas hidup. 4,5
Tabel 3. Karakteristik kondisi rongga mulut penghuni Panti Wreda Senjarawi
Gigi Mukosa Mulut
Karakteristik C R M(P) M(A) F CT FT Ulser GT FG TL
Jenis kelamin
Laki-laki 3 5 7 2 - 5 4 1 2 1 1
Perempuan 2 8 11 4 4 6 4 1 - 1 -
Total 5 13 18 6 4 11 8 2 2 2 1
Ket: C = karies, R= radiks, M(P)= hilang sebagian, M(A)= hilang seluruhnya
CT = coated tongue, FT= ssured tongue, GT= geographic tongue,
FG = fordyce granule, TL = traumatic lesion

76
Nur’aeny dan Sari: Prol lesi mulut ...

Gambar 4. Lesi traumatik berupa sur dan erosif pada pada


lateral lidah. (Dokumentasi pribadi)

Gambar 1. Coated tongue, gambaran selaput putih pada


dorsum lidah yang dapat dikerok tanpa meninggalkan jaringan
eritem, pada subjek penelitian. (Dokumentasi pribadi)

Gambar 5. Lesi traumatik pada mukosa bukal. (Dokumentasi pribadi)

Gambar 2. Coated tongue (gambaran selaput putih pada dorsum


lidah yang dapat dikerok tanpa meninggalkan jaringan eritem)
disertai geographic tongue (gambaran daerah atro berwarna
merah dikelilingi tepi putih yang sedikit meninggi) pada subjek
penelitian. (Dokumentasi pribadi)
Gambar 6. Lesi ulserasi pada mukosa labial dan mukosa bukal
pada subjek yang berbeda.
Foto kiri menunjukkan ulser d= 2 mm, foto kanan menunjukkan
ulser d= 3mm. (Dokumentasi pribadi)

Gambar 3. Fissured tongue (gambaran celah-celah pada


dorsum lidah) pada subjek penelitian. (Dokumentasi pribadi)
Gambar 7. Fordyce granule (lesi berupa papul-papul
kekuningan) pada mukosa bukal. (Dokumentasi pribadi)

77
Maj Ked Gi Ind. Agustus 2016; 2(2): 74 - 79
ISSN 2460-0164 (print)
ISSN 2442-2576 (online)

Hasil pemeriksaan pada penelitian ini oleh panas dan berbagai jenis toksin dari rokok,
menunjukkan sebanyak 18 sampel (90%) telah selain panasnya dapat menyebabkan mulut kering
mengalami kehilangan gigi. Hal ini seperti yang sehingga menghambat saliva dalam menyingkirkan
telah banyak dilaporkan dalam studi epidemiologi bakteri, dan menyebabkan produksi keratin berlebih
kesehatan rongga mulut pada usia lanjut.5,6 Rongga sehingga memudahkan retensi debris pada papila
mulut merupakan pintu masuknya infeksi mikroba, lidah.10
dengan manifestasi yang banyak ditemukan
Kondisi lainnya yaitu ssured tongue, yaitu
berupa karies dan periodontitis akibat akumulasi
lidah yang memiliki celah pada bagian dorsum
bakteri plak.5 Karies ditemukan sebanyak 25% dan
lidah. Sesuai perkembangan usia, sur meningkat
gigi radiks sebanyak 65%, hal ini menunjukkan
dalam jumlah, lebar, dan kedalaman.8 Hasil
keterlibatan infeksi bakteri yang tinggi yang
pemeriksaan pada penelitian ini menunjukkan
didukung oleh tingkat kebersihan mulut yang buruk.
sebanyak depalan orang (40%) memiliki sur pada
Hasil pemeriksaan mukosa mulut tidak permukaan dorsum lidahnya. Kondisi lidah lainnya
ditemukan suatu kondisi patologis yang yaitu geographic tongue yang ditemukan pada dua
membahayakan seperti lesi-lesi pre kanker. Kondisi subjek, ditandai dengan bentuk tidak beraturan
yang ditemukan berupa coated tongue, yaitu berwarna merah akibat depapilasi dan penipisan
tertutupnya bagian dorsum lidah oleh suatu lapisan epitel/ atro bagian dorsum lidah, dan dikelilingi
yang berwarna putih kekuningan/kecoklatan oleh bagian tepi berwarna lebih putih.11
yang mengandung debris/sisa makanan, ataupun
Kondisi mukosa lainnya yang ditemukan
mikroorganisme/ ora normal mulut yang didukung
yaitu berupa fordyce granule, yaitu kondisi akibat
oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan lunak
kelainan perkembangan yang ditandai oleh koleksi
(karena telah mengalami kehilangan gigi),
heterotrok kelenjar sebasea pada berbagai lokasi
dipengaruhi pula oleh perubahan siologis
dalam rongga mulut, seperti pada penelitian ini
rongga mulut, seperti berkurangnya produksi
yang ditemukan pada dua subjek, laki dan wanita.
saliva ataupun akibat konsumsi obat-obatan yang
Jumlah lesi ini meningkat secara cepat sesuai
secara tidak langsung berpengaruh pada produksi
pernambahan usia.11
saliva dan ekosistem rongga mulut.7 Sebanyak
dua orang subjek mengalami Diabetes Mellitus Manifestasi lesi mulut lainnya yaitu ulser
(DM) sehingga keluhan serostomia atau mulut berukuran <1cm berjumlah satu pada mukosa
kering juga ditemukan dan berpengaruh pada bukal, berbatas jelas reguler dikelilingi eritem,
terbentuknya coated tongue. DM mempengaruhi sebanyak dua orang mengalaminya, yaitu seorang
terjadinya perubahan kelenjar saliva parotid, dan laki-laki berusia 75 tahun, dan seorang wanita
terjadinya atro asinar.7 Laju aliran saliva juga berusia 86 tahun. Sesuai gambaran klinis, lesi ini
mengalami penurunan pada pasien DM,8 sehingga dapat disebut sebagai lesi RAS-like, yaitu lesi mirip
self cleasing dalam rongga mulut juga berkurang dengan recurrent aphthous stomatitis tetapi pada
dan dapat mengakibatkan terjadinya coated tongue usia lanjut ulserasi mulut lebih sering dipengaruhi
dan gigi karies. Aktivitas lidah yang juga mengalami oleh kondisi sistemik dan pengobatannya sehingga
penurunan pada usia lanjut juga mempengaruhi diagnosis ulser lebih sebagai suatu RAS-like.
proses deskuamasi lidah sehingga lidah mudah
mengalami coated. Kebiasaan merokok pada dua
KESIMPULAN
subjek penelitian juga mempengaruhi munculnya
kondisi coated tongue, seperti hasil studi Gonul Prol lesi mulut pada penelitian ini memper-
dkk. menyebutkan bahwa prevalensi coated lihatkan adanya indikasi pengaruh yang kompleks
tongue sebesar 64% sebagai lesi mulut yang dari proses degeneratif pada lansia yang
ditemukan pada kelompok perokok.9 Efek merokok kemungkinan diakibatkan dari penurunan fungsi
pada munculnya lesi coated tongue dipengaruhi pengunyahan, saliva, pola makan, kondisi

78
Nur’aeny dan Sari: Prol lesi mulut ...

sistemik dan pengobatan yang terkait. Coated 4. Jayakarann TG. The effect of drugs in the oral
tongue sebagai lesi mulut yang paling banyak cavity - a review. J Pharm Sci & Res. 2014;
ditemukan perlu mendapat perhatian agar dapat 6(2): 89 – 96.
meningkatkan kebersihan mulut lansia menjadi 5. Razak PA, Richard KMJ, Thankachan RP,
lebih baik. Penanganan lesi mulut lain seperti lesi Haz KAA, Kumar KN, Sameer KM. Geriatric
ulserasi atau lesi traumatik juga penting untuk oral health: a review article. J Int Oral Health.
diberikan sehingga kualitas kesehatan lansia dapat 2014; 6(6): 110 – 116.
lebih baik lagi.
6. Ko-Yeh C, Katz MS, Saunders MJ. Geriatric
dentistry: integral component to geriatric
UCAPAN TERIMAKASIH patient care. Taiwan Geriatrics & Gerontology.
Terima kasih kami ucapkan pada Fakultas 2008; 3(3): 182 – 192.
Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran yang 7. Panov JA, Krastea A. Tongue coating in
telah membantu dalam pembiayaan penelitian ini. patients with gastrointestinal and liver disease.
J of IMAB. 2012; 18(2): 188 – 195.

DAFTAR PUSTAKA 8. Carda C, Lloreda NM, Salom L, Ferraris MEG,


Peydro A. Structural and functional salivary
1. Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan
disorders in type 2 diabetic patients. Med Oral
Analisis Lanjut Usia. [Internet.] Infodatin-Pusat
Patol Oral Cir Bucal. 2006; 11: E309 – 314.
Data dan Informasi Kementerian Republik
Infonesia. 2014. [cited 2016 April 30]. Available 9. Gonul M, Gul U, Kaya I, Kocak O, Cakmak SK,
from http:// www.depkes.go.id/folder/view/01/ Kilic A, Kilic S. Smoking, alcohol consumption.
structure-publikasi-pusdatin-info-datin.html and denture use in patient with oral mucosal
lesions. J Dermatol Case Report. 2011; 5(4):
2. Scully C. Medical problems in dentistry. 6th
64 – 68.
ed. Edinburgh: Churchill Livingstone Elsevier;
2010. 573 – 576. 10. Kaur M. Hubungan kebiasaan merokok
dengan coated tongue. Dentistry E-Journal.
3. Hulley SB, Cummings SR, Browner WS,
2013; 2(1): 32 – 38.
Grady DG, Newman TB. Designing clinical
research. 3rd ed. Philadelphia: Wolters Kluwer 11. Ghom AG. Textbook of oral medicine. New
Lippincott Williams & Wilkins; 2007. 65 – 93. Delhi: Jaypee Brothers; 2005. 333 – 345.

79

Anda mungkin juga menyukai