Semua makhluk diciptakan Allah SWT dapat dibagi dua macam : pertama, yang
ghaib ( al-ghaib ), kedua,yang nyata ( as-syahadah ). yang membedakan keduanya
adalah bias atau tidaknya dijangkau oleh pancaindera manusia. Segala sesuatu yanf
tidak bias dijangkau oleh salah satu pancaindera Manusia digolonkan kepada al-
ghaib. Sebaliknya yang bisa dijangkau oleh pancaindera Manusia digolongkan kepada
as-syahadah.
A. SIAPAKAH MALAIKAT ITU ?
1. Pengertian malaikat
Secara etimologi kata malaikah (dalam bahasa Indonesia disebut malaikat) adalah
bentuk jamak dari malak, berasal dari mashdar al-alukah artinya ar-risalah (misi atau
pesan). yang membawa misi atau pesan disebut ar-rasul (utusan).
dalam bahasa Indonesia kata malaikat dipakai untuk bentuk tunggal. bentuk jamaknya
menjadi para malaikat atau malaikat-malaikat. secara terminologi malaikat adalah
makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan dengan wujud dan
sifat-sifat tertentu.
2. Penciptaan Malaikat
malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh
Rasulullah SAW :
“malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari dari nyala api, dan adam
diciptakan dari apa yang yang telah diterangkan kepada semua” (HR. Muslim).
Tentang kapan malaikat diciptakan oleh Allah SWT tidak ada penjelasan. tapi yang
jelas, Malaikat diciptakan lebih dahulu daripada manusia petama (Adam AS) .
3. Wujud Malaikat
sebagai mahluk ghaib wujud malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium,
dan dicicipi (dirasakan) oleh manusia atau dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh
pancaindera, kecuali jika malaikat menampilkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa
manusia.dalam beberapa ayat dn hadist disebutkan beberapa peristiwa malaikat
menjelma menjadi manusia, seperti:
“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri
dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang
(Jibril AS)
melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka
ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” (maryam 19:
16-17).
Dalam suatu hadist riwayat muslim disebutkan bahwa Malaikat Jibril pernah datang
dalam rupa manusia menemui Rasulullah SAW_disaksikan oleh sahabat-sahabat
beliau, antara lain Umar bin Khatab dan menanyakan tentang islam, iman, ihsan, dan
sa’ah (kiamat).Setelah Malaikat itu pergi barulah Rasulullah SAW bertanya kepada
Umar: “Ya Umar, tahukan anda siapa yanbg bertanya tadi. Umar menjawab; “Allah
dan Rasulnya yang lebih tahu”. Lalu Rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya ia
adalah Jibril yang datang mengajarkan ad-din kepada kalian”. (HR. Muslim)
Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti
manusia, tidak berjenis kelamin lelaki dan perempuan, dan tidak berkeluarga. Hidup
dalam alam yang berbeda dengan dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan
ini. Yang mengetahui hakekat Malaikat hanyalah Allah SWT.
4. Sifat Malaikat
Malaikat adalah hamba-hamba Allah SWT yang mulia. Malaikat selalu
memperhambakan diri kepada Allah dan patuh akan segala perintah-Nya, serta tidak
pernah berbuat maksiat dan durhaka kepada Allah SWT :
“mereka (Malaikat-Malaikat itu) tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya”. (Al-Anbiya ’21:27)
Dalam ayat lain dikatakan bahwa :
“…Mereka (Malaikai-Malaikat itu) tidak membangkang kepada Allah terhadap
segala sesuatu yang dia perintahkan kepada mereka, dam mereka pun selalu
melakukan segala sesuatu yang diperintahkan kepada mreka”. (At-Tahrim 66:6)
Iman kepada Malaikat adalah salah satu dari arkanul iman yang tidak boleh
sedikitpun bercampur dengan keragua. iman kepada Malaikat termasuk dalam
pengertian “al-birru” (kebajikan).
Dengan beriman kepada Malaikat seseorang akan :
1. Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan dan
menugaskan para Malaikat tersebut.
2. Lebih bersyukur kepada Allah atas perhatiannya dan perlindungannya
terhadap hamba-hambanyadengan menugaskan para Malaikat untuk menjaga.
3. Berusaha berhubungan dengan para Malaikat dengan jalan mensucikan jiwa,
membersihkan hati dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
4. Dan lain-lain.