FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2008
PENDAHULUAN
Kasus 9
Seorang pasien didiagnosa menderita CMV. Oleh dokter pasien diberi obat asiklovir,
bagaimana pendapat anda pengobatan yang diberikan dokter tersebut. Berapa dosis
dan efek samping obat yang tepat? Bagaimana mekanisme kerja obat tersebut?
normal akan mengalami gejala menyerupai flu yang ringan, lesu-letih, dan batuk.
Waktu pertahanan kekebalan menjadi lemah, CMV dapat menyerang beberapa bagian
tubuh. Kelemahan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai penyakit termasuk HIV.
Adanya virus CMV dalam peredaran darah, dapat diketahui dari hasil
pemeriksaan tes laboratorium khusus PCR (Polymerase Chain Reaction),yang
mendeteksi keberadaan DNA. Dahulu (juga sekarang), infeksi CMV juga ditetapkan
dengan pemeriksaan kadar antibodi IgG dan IgM.
Karena bisa menyerang hampir semua organ, gejalanya juga amat bervariasi.
Biasanya CMV menyebabkan demam, penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)
dan lesu-letih. Gejalanya dapat ringan hingga berat. Kreatinin dapat meningkat pada
pasien cangkok ginjal dengan infeksi CMV. Infeksi pada paru-paru menimbulkan
sesak dan batuk. Pada sistem cerna, infeksi CMV menyebabkan mual, muntah dan
diare.Ensefalitis CMV dapat menyebabkan kejang, nyeri kepala, dan koma.
Gambar CMV
Rumusan Masalah
Berdasarkan kasus di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Keefektifan penggunaan asiklovir untuk terapi CMV
Mekanisme kerja dan efek samping asiklovir
Obat yang efektif untuk terapi CMV
Mekanisme kerja obat tersebut
Dosis dan efek samping indikasi obat tersebut
Penatalaksanaan CMV
PEMBAHASAN
Indikasi
Asiklovir efektif terhadap infeksi virus herpes simplex (VHS) tipe 1 dan 2,
termasuk herpes mukokutaneus jenis kronis dan rekuren pada pasien yang terganggu
fungsi imunologiknya (imunocompromised), juga diindikasikan untuk HSV
ensefalitis, neonatus dan VZV (varicella-zoster virus). Asiklovir topikal dapat
mempersingkat lamanya herpes genital primer tetapi tidak efektif untuk mencegah
rekurensinya. Asiklovir tidak efektif untuk infeksi CMV. Pemberian selama
kehamilan tidak dianjurkan.
Dosis Gansiklovir
Nama dagang untuk gansiklovir salah satunya adalah Cymevene. Efikasi
Cymevene superior : waktu paruh dalam plasma (T1/2) 16 jam, Konsentrasi 10 kali
lebih tinggi pada sel yang terinfeksi CMV. Dosis 5 mg/kgBB secara infus i.v.,
diberikan setiap 12 jam selama 14 – 21 hari.
Phosphonoformate (Foscarnet), suatu inhibitor virus DNA polymerase, dapat
melewati blood brain barrier dan dikatakan efektif terhadap CMV, dosis 60 mg/kg
BB 3 dd.
Indikasi
Karena toksisitas yang tinggi, gansiklovir hanya diindikasikan untuk kasus
infeksi oleh CMV yang mengancam jiwa atau penglihatan pasien. Terapi pada infeksi
Cytomegalovirus, pada pasien dengan immunocompromised. Biasanya hal ini
terdapat pada pasien Iatrogenic immunosuppresion yang berhubungan dengan
transplantasi organ atau sumsum tulang, pasien AIDS akibat HIV., pasien yang
sedang di kemoterapi, dan kongenital CMV.
Indikasi gansiklovir saat ini hanya retinitis karena CMV. Cymevene dapat
digunakan untuk terapi preventif pada pasien transplant.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaaan asiklovir dikatakan tidak efektif terhadap CMV, karena enzimnya
berbeda. Asiklovir merupakan agen yang paling banyak digunakan pada infeksi
herpes simplex virus
2. Pengobatan yang paling sering dikerjakan untuk infeksi CMV adalah
Ganciclovir, suatu anti-virus yang lebih baik dibandingkan dengan asiklovir
dalam mengatasi CMV.
3. Mekanisme kerja ganciclovir dengan menghambat sintesa DNA virus sehingga
replikasi dapat dihambat secara in vitro dan in vivo.
4. Pemberian ganciclovir terhadap penderita CMV dengan dosis 5 mg/kgsecara
infus i.v., diberikan setiap 12 jam selama 14 – 21 hari.
5. Efek samping yang sering dilaporkan adalah supresi sumsum tulang, dapat
terjadi neutropenia dengan < 1000 sel/mm3 pada 40% pasien yang diberikan
obat ini. Selain ini dapat timbul trombositopenia, anemia, gejala gangguan
gastrointestinal, bercak merah dikulit, gangguan fungsi hepar, sindrom neurologi
termasuk kejang, halusinasi dan perubahan mental.
Daftar Pustaka
Anonim. 2005. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta : UI Press
Tjay,Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2002. Obat – Obat Penting Khasiat,
Penggunaan, dan Efek - Efek Sampingnya. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia
http://exdeath-health.blogspot.com/
http://yosefw.wordpress.com/
http://www.majalah-farmacia.com/
http://www.roche.co.id/images/disease/cmv_vIRUS.jpg
http://spiritia.or.id/
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1507.htm