Anda di halaman 1dari 4

BEDA SEDIAAN ACYCLOVIR PADA MATA DAN KULIT

Obat Acyclovir salep adalah obat berbentuk krim atau salep yang biasa
diresepkan untuk mengobati infeksi virus, misalnya Herpes Simpleks dan Varisela
Zoster yang biasa terjadi di sekitar bibir atau wajah. Obat ini juga sering digunakan
pada penyakit mata seperti keratitis herpetika.

A. Indikasi atau Kegunaan


Acyclovir salep kulit 5 % dapat digunakan untuk pengobatan infeksi
yang disebabkan oleh herpes simpleks pada kulit dan membran mukosa
termasuk herpes genital awal maupun kambuhan, pengobatan infeksi herpes
zoster, dan pencegahan infeksi herpes simpleks pada pasien immuno-
compromised.
Sementara Acyclovir salep 3 % dapat digunakan untuk pengobatan
keratitis akibat herpes simpleks.

B. Kontraindikasi
Acyclovir salep tidak dapat digunakan oleh penderita yang diketahui :
- memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap bahan obat
- memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap Valacyclovir

C. Dosis
Acyclovir salep di apotik tersedia dalam bentuk Acyclovir salep kulit 5 %
dan Acyclovir salep 3 %. Acyclovir salep kulit 5 % dapat dioleskan pada kulit
yang teinfeksi dengan dosis anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak 5
– 7 kali sehari selama 5-10 hari.
Sedangkan Acyclovir salep kulit 3 % dapat dioleskan pada kulit sekitar
mata dengan dosis anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak 5 kali
sehari selama 7 hari dan dilanjutkan hingga 3 hari setelah sembuh sempurna.
FARMAKODINAMIK
Mekanisme kerja asiklovir adalah sebagai berikut:
1. Asiklovir masuk ke dalam sel
2. Asiklovir dikonversi menjadi asiklovir monofosfat oleh enzim thymidine kinase
yang diproduksi virus
3. Hal inilah yang menjelaskan bagaimana asiklovir dapat bersifat selektif dan
tidak menganggu replikasi sel normal
4. Asiklovir monofosfat akan dikonversi menjadi asiklovir difosfat oleh enzim
guanylate kinase
5. Asiklovir difosfat akan dikonversi menjadi asiklovir trifosfat oleh enzim-enzim
intrasel
6. Asiklovir trifosfat akan berikatan dengan enzim DNA polymerase virus
7. Hal ini dimungkinkan karena asiklovir trifosfat bersifat sebagai analog
nukleosida
8. Asiklovir trifosfat memiliki afinitas tinggi terhadap DNA polymerase virus
9. Proses ini menyebabkan terminasi replikasi DNA virus
FARMAKOKINETIK

Penyerapan
Bioavailabilitas tidak terlalu baik, yaitu sekitar 10-30%. Bioavailabilitas
semakin menurun seiring peningkatan dosis pemberian

Distribusi
Terdistribusi dengan baik dalam jaringan dan cairan tubuh, termasuk cairan
serebrospinal. Volume distribusi 0,8 L/kg (63,6 L). Hanya sekitar 15% (9-33%) yang
berikatan dengan protein plasma

Metabolisme
Sebagian kecil dimetabolisme di hati

Eliminasi
 Waktu paruh eliminasi: 2,5 – 3,3 jam (fungsi ginjal normal)
 Waktu paruh pada pasien anuria adalah 19,5 jam
 Hemodialisis mengeliminasi 33-60% obat ini
 Dialisis peritoneal hanya mengeliminasi dalam jumlah sangat sedikit
 Ekskresi melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus ginjal
 Ekskresi mayoritas dalam bentuk utuh
 Kurang dari 15% ekskresi dalam bentuk metabolit, yaitu 9-karboksi-
metoksimetilguanin

EPIDEMIOLOGI
Frekuensi keratitis di Amerika Serikat sebesar 5% di antara seluruh kasus
kelainan mata. Di negara-negara berkembang insidensi keratitis berkisar antara 5,9-
20,7 per 100.000 orang tiap tahun. Insidensi keratitis pada tahun 1993 adalah 5,3
per 100.000 penduduk di Indonesia, perbandingan laki-laki dan perempuan tidak
begitu bermakna pada angka kejadian keratitis. Sedangkan predisposisi terjadinya
keratitis antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak dan perawatan
lensa kontak yang buruk, penggunaan lensa kontak yang berlebihan, Herpes genital
atau infeksi virus lain, kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit lain, serta
higienis dan nutrisi yang tidak baik, dan kadang-kadang tidak diketahui
penyebabnya.
Dari penyelidikan epidemiologi didapatkan bahwa infeksi virus HSV
merupakan penyebab terbanyak dari kebutaan unilateral akibat kerusakan kornea di
dunia. Dari penyelidikan epidemiologi di Rochester, USA diperkirakan insiden dari
keratitis herpes ini berkisar antara 8,4 per 100.000 orang. Serta jumlah orang yang
terinfeksi sebesar 20,7 per 100.000 orang per tahun.

Anda mungkin juga menyukai