Nim : 14330146
Tugas Informasi Obat
Obat antivirus
Acyclovir
o Acyclovir (Asiklovir) adalah analog nukleosida purin asiklik yang aktif terhadap virus
o Di dalam sel, asiklovir mengalami fosforilasi menjadi bentuk aktif acyclovir trifosfat yang
bekerja menghambat virus herpes simplex DNA polymerase dan replikasi DNA virus,
sehingga mencegah sintesa DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel yang normal.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
o Infeksi herpes genitalis inisial pada dewasa : Acyclovir 200 mg 5 kali sehari setiap 4 jam,
menjadi 400 mg, atau sebagai alternatif diberikan pengobatan secara intravena.
Pengobatan harus dimulai sedini mungkin, untuk rekuren sebaiknya pada periode mulai
o Pengobatan supresi infeksi herpes genitalis rekuren : Acyclovir 400 mg 2 kali sehari atau
o Pengobatan intermitten infeksi herpes genitalis rekuren : Acyclovir 200 mg 5 kali sehari
o Anak dibawah 2 tahun : Acyclovir 200 mg atau 20 mg/kg BB 4 kali sehari, selama 5 hari.
o Pengobatan harus dimulai sedini mungkin dan pada saat awal timbulnya gejala infeksi.
o Beberapa penderita mungkin mengalami infeksi “break through” pada pemberian dosis
total 800 mg sehari. Pengobatan harap dihentikan secara periodic dengan interval waktu 6
riwayat penyakit.
Cara Konsumsi Acyclovir
o Baca petunjuk pada kemasan obat dan ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi acyclovir.
o Pastikan untuk menghabiskan dosis yang sudah diresepkan meski kondisi dirasa membaik
agar infeksi tidak kambuh kembali. Jika infeksi tidak membaik setelah menyelesaikan
o Jangan berbagi obat ini dengan orang lain meski memiliki gejala yang sama.
o Disarankan untuk tidak menunda-nunda waktu dalam mengonsumsi obat ini, karena hasil
pengobatan akan lebih efektif jika dimulai sejak awal gejala timbul.
o Hindari sinar matahari terik dan senantiasa memakai tabir surya ketika akan beraktivitas
di luar rumah, karena acyclovir dapat membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar
matahari. Selain itu, obat ini juga dapat menyebabkan kantuk. Karena itu,
o Pastikan ada jarak waktu yang cukup dan teratur antara satu dosis dengan dosis
berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi acyclovir pada jam yang sama setiap harinya
o Bagi pasien yang lupa mengonsumsi acyclovir, disarankan untuk segera melakukannya
jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat,
KONTRAINDIKASI
Asiklovir jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap antibiotik
asiklovir.
EFEK SAMPING
Efek samping Asiklovir yang dapat terjadi : tuam kulit dan gangguan pencernaan seperti
Terapi sistemik. Efek obat yang tidak diinginkan umumnya (≥1% dari pasien) berkaitan
dengan terapi asiklovir sistemik (peroral atau intravena) termasuk: mual, muntah,
diare, encefalopaty (hanya pada penggunaan intravena), reaksi pada tempat injeksi (hanya
Dalam dosis tinggi, halusinasi mungkin terjadi. Efek yang tidak diinginkan yang
jarang (0.1–1% dari pasien) antara lain: vertigo, kebingungan, pusing, edema, arthralgia,
sakit tenggorokan, sembelit, sakit perut, hilang rambut, ruam dan lemah.
Efek yang tidak diinginkan yang langka (<0.1% dari pasien) antara lain: koma,
dari pasien karena pengendapan kristal asiklovir di ginjal, efek ini dapat berakhir dengan
penghentian pemberian asiklovir. Nefropati yang disebabkan kristal asiklovir lebih umum
terjadi ketika asiklovir diberikan secara infusa cepat dan pada pasien dengan dehidrasi
atau gangguan ginjal. Hidrasi yang cukup, kecepatan infus lebih rendah, dan pemberian
o Acyclovir tidak boleh digunakan selama masa kehamilan kecuali bila manfaat yang
didapat jauh lebih besar daripada risikonya baik terhadap ibu maupun janin.
KEMASAN
Daftar Pustaka
https://hellosehat.com/obat/acyclovir/
http://www.1001obat.com/acyclovir.html
https://farmasiindonesia.com/2018/01/13/acyclovir-farmakologi-indikasi-dan-efek-
sampingnya/
Tugas Informasi Obat
Dosis:
Oral: 50 mg sekali sehari.
Tablet asam ibandronat harus diminum 60 menit sebelum makan dan minum (selain air putih),
atau minum obat dan suplemen lain (termasuk kalsium).
Tablet asam ibandronat harus diberikan setelah puasa selama semalam (minimal 6 jam) dan 60
menit sebelum makan dan minum pada pagi hari atau sebelum mengkonsumsi obat atau
suplemen lain (termasuk kalsium). Puasa dilanjutkan 30 menit setelah tablet diminum. Air putih
dapat diminum bersama dengan pemberian tablet asam ibandronat. Pasien tidak boleh berbaring
60 menit setelah minum tablet asam ibandronat.
Metastasis pada tulang 6 mg IV tiap 3-4 minggu, diberikan secara infus selama 1-2
jam. Hiperkalsemia yang diinduksi oleh tumor Derajat sedang: 2 mg, Derajat berat: 4 mg
sebagai dosis tunggal. Pasien dengan gangguan ginjal & bersihan kreatinin <30
mL/mnt Pencegahan gangguan tulang pada kanker payudara & metastasis tulang 2 mg
tiap 3-4 minggu, diberikan secara infus selama 1 jam.
Indikasi
Tab salut selaput & injeksi Terapi penyakit tulang metastasis; untuk
mengurangi risiko komplikasi penyakit keganasan termasuk hiperkalsemia, nyeri, kebutuhan
untuk radioterapi untuk mengatasi lesi yang nyeri & fraktur yang akan terjadi, & mengurangi
risiko fraktur. Injeksi Terapi hiperkalsemia yang dipicu oleh tumor.
Daftar pustaka :
https://www.farmasi-id.com/bondronat/
http://pionas.pom.go.id/monografi/ibandronat
Tugas informasi obat
Salbutamol adalah suatu campuran racemic, obat dari golongan selektif bronkodilator beta2-
adrenergik
Nama kimia: α1-[(tert-butylamino)methyl]-4-hydroxy-m-xylene-α
Nama lain: Albuterol
Nama dagang yang umumnya dikenal adalah Ventolin®
Salbutamol berupa bubuk kristal putih, larut dalam air, dan sedikit larut dalam etanol
First-line Terapi:
Asma Bronkial
Status Asmatikus
Efek terapi:
Bronkodilator
Anti bronkospasme pada penyakit obstruksi jalan napas yang reversibel pada orang dewasa, dan
anak usia ≥ 6 tahun
Antiinflamasi[1-5]
Salbutamol pertama kali dibuat pada tahun 1967 di Inggris. Obat ini telah disetujui untuk
penggunaan medis di Amerika Serikat pada tahun 1982. Obat ini tercantum dalam Daftar Obat
Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, termasuk paling efektif dan aman yang dibutuhkan dalam
sistem kesehatan. Obat ini tersedia dalam bentuk obat generik.
2. Identifikasi serta penetapan kadar
Nama lain : 2Hydroxy 4-1-cl Hydroxy - 2tert-Butylamino-1-(4-hydroxy-3-
hydroxymethylphenyl).
Identifikasi : Serapan inframerah zat yang didespersikan dalam kalium bromide P, menunjukkan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Salbutamol BPFI. Spektrum
serapan ultraviolet larutan dalam asam klorida 0,1 N (1 dalam 12.500) menunjukkan maksimum
dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti salbutamol BPFI.
Penetapan kadar dengan menimbang seksama lebih kurang 400 mg, larutkan dalam 50 ml asam
asetat glacial P, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV mernggunaka indikator 2 tetes Kristal
violet LP, Lakukan penetapanblangko. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 23,93 mg
salbutamol (Dinkes, 1995).
Mekanisme kerjanya melalui stimulasi reseptor B2 di bronki yang menyebabkan aktivasi dari
adenilsiklase. Enzim ini memperkuat perubahan adenosintrifosfat (ATP) yang kaya energi
menjadi cAMP dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel.
Salbutamol digunakan untuk meringankan bronkospasm yang berhubungan dengan asma
Durasi
Inhalasi aerosol:
3-6 jam.
Tablet konvensional:
Up to (sampai) 8 jam.
Tablet extended-release:
Up to (sampai) 12 jam.
Larutan oral:
Sampai 6 jam.
Waktu Paruh
Oral Inhalasi:
3,8-6 jam pada orang dewasa yang sehat, 1,7-7,1 jam pada pasien dengan asma.
Tablet konvensional:
5-7,2 jam
Extended-release tablet:
9.3 jam.
Larutan Oral:
5 jam pada individual sehat,
7. Dosis terapi
Terhadap Kehamilan : Termasuk dalam kategori C. (2) Untuk penggunaan bronkodilator pada terapi
asma, inhalasi Salbutamol masih dapat direkomendasikan sebagai inhalasi Beta-2 Agonist yang dipilih.
(2) Salbutamol dapat masuk ke dalam plasenta, sehingga dapat menyebabkan: tocolytic effects, fetal
tachycardia, fetal hypoglycemia secondary to maternal hyperglycemia dengan pemakaian oral maupun
intravena.
Terhadap Ibu Menyusui : Pengaruh terhadap bayi belum dapat dipastikan sehingga perlu
dipertimbangkan antara risk dan benefit. (2) Tidak diketahui apakah terdistribusi dalam ASI. (2,3) Pada
penggunaan inhaler hanya sedikit yang masuk dalam sirkulasi sistemik ibu, sehingga secara teoritis
jumlah yang terekskresi dalam ASI sangat sedikit.
Terhadap Anak-anak : Lihat leaflet dari pabrik mengenai keamanan penggunaan pada anak-anak.
Pabrik produsen Ventolin menyatakan penggunaan inhalasi aerosol pada anak-anak perlu dilakukan
dengan supervisi orang dewasa.
Terhadap Hasil Laboratorium : Meningkatkan renin, meningkatkan aldosterone.
Farmakokinetik
Absorpsi
Salbutamol tablet 4 mg, cepat diabsorpsi setelah dikonsumsi per oral oleh para sukarelawan yang
normal
Tablet salbutamol dengan masa kerja panjang, penyerapannya sekitar 80% dengan, atau tanpa
makanan
Salbutamol tablet dengan masa kerja cepat/segera, absorpsinya 100% dalam keadaan yang stabil
Onset kerja obat pada sediaan inhalasi adalah kurang dari 15 menit, sedangkan per oral dalam
waktu 30 menit
Konsentrasi plasma maksimum sekitar 18 ng/mL, yang dicapai dalam waktu dua jam
Pada clinical trial terhadap para pasien dengan asma, onset perbaikan fungsi pulmonal, adalah
dalam waktu 30 menit setelah konsumsi suatu dosis salbutamol tablet
Perbaikan mencapai puncaknya dalam waktu antara 2 dan 3 jam
Distribusi
Ikatan protein 10%
Salbutamol pada uji coba hewan melewati sawar otak, dan mencapai konsentrasi sekitar 5% dari
konsentrasi plasma
Metabolisme
Terjadi di hepar
Eliminasi
Para pasien yang diberikan 8 mg salbutamol per oral, menunjukkan bahwa 76% dari dosis
tersebut diekskresikan ke urine dalam 3 tiga hari
Mayoritas dosis diekskresikan dalam waktu 24 jam pertama, dimana 60% dalam bentuk
metabolitnya
Pada pemberian dosis inhalasi, sekitar 72% nya diekskresikan ke urine dalam waktu 24 jam
Sekitar 28% dari dosis inhalasi tersebut diekskresikan dalam bentuk tidak berubah
Resistensi
Pernah dilaporkan pasien asmatik yang menerima pengobatan salbutamol selama 4 minggu, tidak
menunjukkan adanya resistensi terhadap obat ini
Namun, pasien normal yang dibandingkan dengan pasien asmatik tersebut, menunjukkan
perkembangan resistensi yang progresif terhadap salbutamol
Hal ini didukung oleh adanya laporan studi lainnya, yang menyatakan terjadinya resistensi
terhadap obat salbutamol inhalasi, yang diberikan selama dua minggu, kepada beberapa laki-laki
dewasa muda normal
Farmakodinamik
Salbutamol bekerja pada reseptor beta2-adrenergik dalam menstimulasi enzim adenil siklase
intraseluler
Sedangkan enzim tersebut bekerja mengkatalisasi konversi ATP menjadi AMP siklik
Meningkatnya kadar AMP siklik diasosiasikan dengan relaksasi otot polos bronkial, dan inhibisi
terhadap dilepaskannya mediator ”immediate hypersensitivity” dari sel-sel,.
9. Antidot
Obat penawar yang lebih disukai untuk overdosis dengan salbutamol adalah obat penghambat
beta kardioselektif, tetapi obat pemblokiran beta harus digunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan riwayat bronkospasme.
Hipokalemi dapat terjadi setelah overdosis dengan salbutamol. Kadar potasium serum harus
dipantau.
Efek samping yang mungkin timbul karena pamakaian salbutamol, antara lain:
gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar, pusing, sakit kepala, kejang, insomnia);
nyeri dada
mual
muntah
diare
anorexia
mulut kering
iritasi tenggorokan
batuk
gatal
tachicardia
ruam pada kulit (skin rush).
Terdapat sejumlah obat yang berpotensi menimbulkan reaksi tidak diinginkan jika digunakan
bersama dengan salbutamol. Beberapa di antaranya meliputi:
Amineptine.
Amitriptyline.
Amitriptylinoxide.
Amoxapine.
Atomoxetine.
Clomipramine.
Desipramine.
Dibenzepin.
Apabila pasien harus menggunakan obat-obatan tersebut, dokter akan menyesuaikan dosis serta
frekuensi konsumsi obat yang digunakan.
Pada hipertiroid, insufisiensi miokardial, aritmia, rentan terhadap perpanjangan interval QT,
hipertensi, kehamilan (dosis tinggi sebaiknya diberikan melalui inhalasi karena pemberian
melalui pembuluh darah dapat mempengaruhi miometrium dan dapat mengakibatkan gangguan
jantung), menyusui; diabetes mellitus, terutama pemberian melalui pembuluh darah (pantau
kadar gula darah, dilaporkan ketoasidosis) .Untuk asma jika dosis tinggi diperlukan selama
kehamilan maka sebaiknya diberikan dengan inhalasi kaerna pemberian intravena dapat
mempengaruhi miometrium. Mungkin muncul di ASI; pabrik menyarankan untuk dihindari
kecuali manfaat jauh lebih besar dari risiko- jumlah dari obat yang diinhalasi pada ASI mungkin
terlalu kecil untuk membahayakan.
Beta blockers
Pasien dengan asma bisa menyebabkan bronkospasm hebat
Digoxin
Salbutamol menurunkan level serum digoxin
Diuretik
Salbutamol akan memperburuk kondisi penderita hipokalemia
Interaksi Dengan Obat Lain :Peningkatan efek / toksisitas :Peningkatan durasi efek
bronkodilasi mungkin terjadi jika salbutamol digunakan bersama Ipratropium inhalasi.
Peningkatan efek pada kardiovaskular dengan penggunaan MAO Inhibitor, Antidepresan
Trisiklik, serta obat-obat sympathomimetic (misalnya: Amfetamin, Dopamin, Dobutamin) secara
bersamaan. Peningkatkan risiko terjadinya malignant arrhythmia jika salbutamol digunakan
bersamaan dengan inhaled anesthetic (contohnya: enflurane, halothane). Penurunan efek:
Penggunaan bersama dengan Beta-Adrenergic Blocker (contohnya: Propranolol) dapat
menurunkan efek Salbutamol. Level/efek Salbutamol dapat turun bersama dengan penggunaan:
Aminoglutethimide, Carbamazepine, Nafcillin, Nevirapine, Phenobarbital, Phenytoin,
Rifamycins dan obat lain yang dapat menginduksi CYP3A4.
14. STABILITAS SALBUTAMOL
PENYIMPANAN
Oral
Extended-release tablet: 20-25 ° C; lindungi dari cahaya.
Oral solusi: 2-30 ° C atau 20-25 ° C, tergantung pada produsen; terlindungi dari cahaya.
Inhalasi Oral
Albuterol inhalasi aerosol:
25 ° C (mungkin terkena 15-30 ° C) untuk (Proventil®)
Albuterol sulfat dalam kombinasi tetap dengan ipratropium bromida inhalasi aerosol: 25 ° C (mungkin
terkena 15-30 ° C); melindungi dari kelembapan berlebih.
Albuterol sulfat dalam kombinasi tetap dengan ipratropium bromida larutan inhalasi oral:
2-25 ° C.
16. Efikasi
Pada bayi dibawah 18 bulan efikasi klinis salbutamol tidak pasti, daoat terjadi hipoksia menetap
sehingga pemberian oksigen tambahan harus dipertimbangkan
Daftar pustaka :
http://obat-drug.blogspot.co.id/2014/10/salbutamol-albuterol-bagian-2.html
https://www.medicines.org.uk/emc/product/5857/smpc
http://redyatrybebest.blogspot.co.id/2010/10/salbutamol.html
https://rhezvolution.wordpress.com/2009/03/19/asma-diagnosis-terapi-dan-prognosis/
https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-napas/antiasma-dan-
bronkodilator/salbutamol