Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai seorang guru harus mengerti apa itu belajar dan pembelajaran,
manfaat belajar dan pembelajaran dalam dunia pendidikan, dan apa saja yang
dibahas dalam dunia pendidikan, sehingga dapat diterapkan dalam dunia
pendidikan sebagaimana peran guru dalam pendidikan.

Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan


siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif dan konatif)
dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi
dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu
kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada
akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya.
Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru seyoginya mengetahui bagaimana
cara siswa belajar dan menguasai berbagai cara membelajarkan siswa.1

Manfaat belajar dan pembelajaran sangat besar sekali baik dalam dunia
pendidikan, masyarakat, sosial maupun budaya. Dengan mengetahui manfaat
belajar dan pembelajaran orang akan bisa memandang betapa pentingnya belajar
dan pembelajaran dalam hidup kita. Sehingga mereka akan mempunyai tanggung
jawab untuk ikut memajukan dunia pendidikan yaitu dengan memberikan
pendidikan dengan sebaik-baiknya bagi anak didiknya.

Di dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, hal-hal yang perlu


diperhatikan adalah apa saja yang akan dibahas di dalamnya. Bagi pendidik, harus
mengetahui dan memahami apa saja yang akan dibahas dalam belajar dan
pembelajaran agar dia siap dan mampu untuk menguasai apa saja yang menjadi
tugas dia sebagai seorang pendidik.

1
Muhktar Rusmini Samen, Sekolah Berprestasi, (Jakarta : Nimas Multima, 2004), h. 91.
2

Pendidikan yang sangat penting bagi kemajuan bangsa dan negara, bagi
hidup kita, harus kita bina agar generasi penerus bangsa mengetahui pentingnya
pendidikan, bukan hanya sebagai formalitas, tetapi juga bermakna dan memberi
pelajaran bagi kita.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Belajar dan pembelajaran pendidikan Agama Islam ?
2. Bagaimanakah manfaat belajar dan pembelajaran bagi dunia pendidikan ?
3. Apa yang dibahas dalam belajar dan pembelajaran ?
4. Bagaimanakah teori-teori pembelajaran dalam dunia Pendidikan ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan gambaran tentang pengertian belajar dan
pembelajaran PAI.
2. Mengetahui manfaat belajar dan pembelajaran bagi dunia
pendidikan.
3. Mengetahui hal-hal yang dibahas dalam belajar dan pembelajaran.

D. Manfaat dan Kegunaan


1. Untuk lebih memahami tentang pengertian belajar dan
pembelajaran PAI.
2. Untuk lebih mengerti tentang manfaat belajar dan pembelajaran
dalam dunia pendidikan sehingga dapat mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Dapat memberi masukkan sebagai calon pendidik tentang hal-hal
yang harus di persiapkan nantinya dalam belajar dan pembelajaran.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pembelajaran adalah, proses, cara,
pembuatan, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”. 2 Menurut Dr. Oemar
Hamalik Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran
terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan
tulis dan kapur. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan
audio visual, komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktek, belajar ujian dan sebagainya. 3

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran terbatas


dalam ruang dna dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas.
Menurut Robert F Manager “ Tujuan Pembelajaran sebagai perilaku di capai atau
yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. 4

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk


membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implicit dalam pengajaran
terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pengajaran yang diinginkan.[4]5
Menurut Hasan Langgulung “ Pengajaran adalah pemindahan pengetahuan dari
seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum
mengetahuinya.[5]6

2
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umim Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka,
1984), h. 17.
3
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 57.
4
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 35
5
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama, (Jakarta : Kalam Mulia, 1990), h. 72
6
Ibid, h 2
4

Mengajar pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan


situasi belajar. Metode yang digunakan guru diharapkan mampu menumbuhkan
berbagai kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu metode mengajar yang baik
merupakan upaya mempertinggi mutu pengajaran atau pendidikan yang menjadi
tanggung jawab guru.

Menurut Kenneth D Moore “Mengajar adalah sebuah tindakan dari


seseorang yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam
berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya.7

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


dengan pengajaran adalah suatu proses penyampaian bahan pelajaran/pengetahuan
dari seorang guru kepada siswa-siswanya secara sistematis dan terencana dengan
baik agar bahan/materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima dan dikuasai
siswa sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai dengan baik dan efektif.

Pengajaran hakekatnya adalah pemindahan pengetahuan yang dilakukan


melalui proses belajar mengajar di mana terjadi interaksi guru dan siswa secara
terus menerus untuk menyempurnakan kemampuan. Dengan menggunakan
metode yang baik haruslah mampu memberikan jaminan ke arah tercapainya
tujuan mengajar, yaitu untuk mendorong para siswa agar dapat berpikir dan
bertindak secara mandiri, kreatif dan mampu beradaptasi dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menumpahkan semua bakat dan kemampuan,
baik jasmani maupun rohani. Maka tanpa adanya metode pembelajaran yang
mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan mengajar tersebut maka sulit di capai
tujuan yang maksimal. 8
Seorang guru yang mampu mengendalikan suasana belajar akan mampu
meningkatkan gairah belajar siswa di kelas. Dengan melakukan upaya yang
sungguh-sungguh agar potensi dasar yang dimiliki siswa yang berbeda dapat
digeneralisir melalui pendekatan yang bervariatif. Setelah suasana belajar yang
7
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta : Prenata Media, Cet 9,
2004), h. 91
8
Mukhtar, Rusmini Samen, Sekolah Berprestasi (Jakarta : Nimas Multima, 2004), h. 91
5

bergairah di peroleh maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh seorang urut
adalah memberdayakan suasana belajar dengan memfokuskan metode
pembelajaran tersebut kepada siswa, artinya seorang guru harus memilih metode
atau juga pendekatan apa dan bagaimana yang lebih tepat dan lebih cocok dengan
kondisi pembelajaran.

Di era globalisasi ini telah berkembang suatu metode pembelajaran baik


metode mengajar atau metode belajar yang didasarkan bagaimana menyampaikan
pesan pembelajaran atau materi kepada siswa dengan melakukan pada prinsip dan
azas utama belajar dengan cara yang menyenangkan melalui teknik-teknik khusus
yang menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisien.9

Sekolah harus menjadi ajang kegiatan yang paling menyenangkan. Siswa


akan cepat belajar jika mereka dibimbing untuk menemukan sendiri prinsip-
prinsip belajar. Belajar akan sangat efektif apabila siswa berada dalam keadaan
yang menyenangkan.

Menurut Dave Meir menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam


keadaan gembira bukan berarti menciptakan ribut dan hura-hura. Ini tidak ada
hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal.
Kegembiraan disini berarti bangkitnya minat, ada keterlibatan penuh serta
terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari) dan nilai
yang membahagiakan pada diri si pelajar (siswa).10

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa komponen pembangun suasana


menyenangkan adalah :
1. Soal bangkitnya anak, dalam kamus bahasa Indonesia: “Minat
diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. 11 Dan
bisa diartikan gairah atau keinginan yang menggebu-gebu. Jadi apabila

9
Ibid, h. 93
10
Harnowo, Menjadi Guru Yang mau dan mampu Mengajar Secara Menyenangkan,
(Bandung : MLC, 2007), h. 17
11
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka,
1984), h. 744
6

kegembiraan yang komponen yang pertama ini ditumbuhkan maka jelas


bahwa seorang pengajar dan siswa menjadi gembira lantaran dalam dirinya
ada keinginan mengajarkan atau mempelajari suatu materi pelajaran.
Apabila di dalam diri seseorang tidak muncul gairah untuk mengajar atau
belajar, maka dalam lingkungan belajar itu sulit ada kegembiraan.
2. Adanya keterlibatan penuh si pembelajar dalam mempelajari sesuatu. Hal
ini sangat berkaitan pada komponen pertama yaitu keinginan atau gairah
yang dapat mengkonsentrasikan dirinya untuk fokus pada apa yang
dipelajarinya. Keterlibatan pada komponen pertama yaitu keinginan atau
gairah yang dapat mengkonsentrasikan dirinya untuk fokus pada apa yang
dipelajarinya. Keterlibatan memerlukan hubungan timbal balik. Apa yang
dipelajari dan siapa yang ingin mempelajari harus ada jalinan yang akrab.
3. Ikhwal terciptanya makna. Yaitu terbitnya sesuatu yang menang
mengesankan. Apabila suatu pelajaran tidak bisa menimbulkan kesan yang
mendalam terhadap murid, maka mustahil ada makna.
4. Ihwal pemahaman atas materi yang dipelajari. Apabila minat siswa dapat
ditimbulkan ketika mempelajari sesuatu lantas dia dapat terlibat secara
aktif dan penuh dalam membahas materi yang dipelajari, kemudian dia
terkesan dengan sebuah pelajaran yang diikutinya tentu pemahaman akan
materi yang dipelajarainya dapat muncul secara sangat kuat, sehingga
materi yang dipelajarinya dapat menyatu dan selaras dengan dirinya.

Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi


terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada
suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat,
mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari.
Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian :
 Upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti menyebabkan atau
mendorong seseorang (siswa ) belajar).12

12
Rohman Nata Wijaya. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta : Rineka Cipta; 1998). H. 77
7

 Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk


terjadinya perubahan tingkah laku. (Gagne)13

Dan Pembelajaran yang di identikkan dengan kata “Mengajar” berasal dari


kata dasar “Ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “Pe” dan akhiran “an” menjadi
“Pembelajaran”, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar atau mengajarkan
sehingga anak didik mau belajar (KBBI).

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat


berlaku dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objek yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saya. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Intruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk


membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal.14

13
Gegne, R.M & Driscoll “Essential Of Learning For Instruction” (Englewood cliffs, NJ
Prentice Hall, 1988). 56
14
Ibi, h. 3
8

Istilah “Pembelajaran” sama dengan instruction atau “pengajaran”.


Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. Dengan deimikan
pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengejar
(oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan
yang sejarah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah
kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.15

Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari
guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran
merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen :
1. Siswa yaitu seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru yaitu seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator dan
peran lainnya yang memungkinkakn berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar yang efektif.
3. Tujuan yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif,
psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Isi Pelajaran yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
5. Metode yaitu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai
tujuan.
6. Media yaitu Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang
digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.

15
Keprofesionalan Guru menurut Undang-undang Indonesia Nomor 14 tahun 2005 pasal
20 (a) Tentang Guru dan Dosen yaitu merencanakakn (Jakarta :Grafindo:2001), h. 55
9

7. Evaluasi yaitu cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses
dan hasilnya.

B. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba : Pendidikan Agama Islam


adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama
Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-
ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain sering kali beliau mengatakan
kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan
memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung
jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Menurut Abdul Rahman Nahlawi :

Artinya : “Pendidikan Islam ialah pengaturan pribadi dan masyarakat yang


karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan sesuai secara
keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan kolektif”

Menurut Drs. Burlian Shomad : Pendidikan Agama Islam ialah


pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang
bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya
untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah. Secara rinci Beliau
mengemukakan pendidikan itu baru dapat disebut Pendidikan Agama Islam
apabila memiliki dua ciri khas yaitu : 1). Tujuannya untuk membentuk
individu menjadi bercocok diri tertinggi menurut ukuran Al-Qur’an. 2). Isi
pendidikannya ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap dalam Al-Qur’an
10

dan pelaksanaannya di dalam praktek kehidupan sehari-hari sebagaimana di


contohkan oleh Nabi Muhammad SAW.16

Menurut Mustofa Al-Ghulayani : Bahwa Pendidikan Agama Islam


ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa
pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasehat, sehingga
akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian
buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan
tanah air.

Menurut Syah Muhammad A. Naquib Al-Atas : Pendidikan Agama


Islam ialah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk
pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di
dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan
pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan
kepribadian.

Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung : Pendidikan Agama Islam ialah


Pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi yaitu 1). Menyiapkan generasi
muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa
yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup
(survival) masyarakat sendiri 2). Memindahkan ilmu pengetahuan yang
bersangkutan dengan peranan-pernana tersebut dari generasi tua kepada
generasi muda. 3). Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara
keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi
kelanjutan hidup (surviral) suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain,
tanpa nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu
masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara
dengan baik yang akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat
itu sendiri.17
16
Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian. (Jakarta : CV Rajawali. 1990), h. 88
17
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam (Bandung : Al-
Ma’arif : 1980). H 99
11

Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 sampai dengan


11 Mei 1960 di Cipayung Bogor menyatakan : “Pendidikan Agama Islam
adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran
Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan
mengawasi berlakunya semua ajaran Islam”.

Menurut M. Yusuf Al-Qardhawi : Pendidikan Agama Islam adalah


pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya,
akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan agama Islam menyiapkan
manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang dan
menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan
kejahatannya, manis dan pahitnya.

Menurut Endang Saifuddin Anshari : Pendidikan Agama Islam adalah


proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh obyek didik terhadap
perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, instuisi, dan sebagainya),
dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu
tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada
kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran
agama Islam.

Menurut Zakiah Darajat : Pendidikan Agama Islam adalah Pendidikan


melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat
memahami, mengkhayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang
telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam
sebagai suatu pandangan hidupnya demi kesehatan dan kesejahteraan hidup di
dunia maupun diakhirat kelak.18

Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa para ahli
didik Islam berbeda pendapat mengenai rumusan Pendidikan Agama Islam.
18
Zakiyah Darajad, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara; 1992). Cet I h. 99
12

Ada yang menitik beratkan pada segi pembentukan akhlak anak, ada pula
yang menuntut pendidikan teori pada praktek, sebagian lagi menghendaki
terwujudnya kepribadian muslim dan lain-lain. Namun dari perbedaan
pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa adanya titik persamaan
yang secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut : Pendidikan agama
Islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik
dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim yang sejati.
Jika direnungkan Syariat Islam tidak akan dikhayati dan diamalkan orang
kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus didirikan melalui proses pendidikan.
Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik
sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari satu segi
melihat, bahwa pendidikan Islam itu lebih banyak di tunjukkan ke pada
perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam al perbuatan, baik bagi
keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya Pendidikan Agama
Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran agama Islam
tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu pendidikan
agama Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan
karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi
masyarakat. Menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka
orang pertama yang bertugas mendidik masyarakat adalah para Nabi dan
Rasul, selanjutnya para Ulama dan para Cendikiawan sebagai penerus tugas
dan kewajiban mereka.

Jika ingin referensi tulisan ini, anda tinggal buka pada halaman
rangkuman dibagian atas kolom halaman.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan adalah dengan
memberikan pendidikan keagamaan yang menitik beratkan pada peningkatan
kemampuan afektif dan psikomotorik, yaitu dengan mempersiapkan dan
menumbuhkan akal dan rohani siswa sehingga dalam sehari-harinya siswa
mampu untuk menentukan perilaku yang mencerminkan ajaran Islam. Dengan
13

pengertian tersebut berarti pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan


suatu kiat, cara dan upaya secara fisik dan psikis untuk menumbuh
kembangkan siswa menuju pemahaman, pengalaman dan pengkhayatan
terhadap ajaran agama Islam.

C. Teori-Teori Pembelajaran Pada Masa Lalu, Masa Sekarang dan Masa


Depan
Teori adalah sekumpulan dalil yang berkaitan secara sistematis yang
menetapkan kaitan sebab akibat diantara variabel yang saling bergantung.
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap terjadi sebagai hasil
latihan atau pengalaman. Oleh karena itu sangat dibutuhkan teori belajar.
Snelbecker dalam Ratna Wilis dalam19 berpendapat bahwa perumusan teori itu
bukan hanya penting melainkan vital bagi psikologi dan pendidikan untuk
dapat maju, berkembang dan memecahkan masalah-masalah yang ditemukan
dalam setiap bidang. Jadi teori belajar bersifat deskriptif, artinya teori belajar
mendeskripsikan terjadinya proses belajar.

Teori ialah prinsip kasar yang menjadi dasar pembentukan sesuatu


ilmu pengetahuan. Dasar teori ini yang akan di kembangkan pada ilmu
pengetahuan agar dapat diciptakan pengetahuan baru yang lebih lengkap dan
detail sehingga dapat memperkuat pengetahuan tersebut. Teori juga
merupakan satu rumusan dari pada pengetahuan sedia ada yang memberi
panduan untuk menjalankan penyelidikan dan mendapatkan maklumat baru.

Jadi teori belajar adalah suatu dalil yang digunakan dalam


mendeskripsikan terjadinya proses belajar. Adapun teori-teori pembelajaran
meliputi :

1. Teori Behavioris
Teori behavioris yang diperkenalkan oleh Ivan Pavlov dan
dikembangkan oleh Thorndike dan SKiner, berpendapat bahwa

19
http://alfaned.blogspot.com/2008/10/kontribusi-dan-implikasi-teori-belajar.html
14

pembelajaran adalah berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Teori


pembelajaran mereka kebanyakan dihasilkan dengan. Merek
menumpukkan ujian kepada perhububungan antar “rangsangan” dan
“gerak balas” yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Ujian ini bisa
bersifat sebagai suatu usaha yang dapat merubah tingkah laku orang agar
bisa lebih baik. Maka perubahan inilah yang disebut pembelajaran. Secara
umumnya memang teori behavioris menyatakan bahwa pengajaran dan
pembelajaran akan mempengaruhi segala perbuatan atau tingkah laku
pelajar sama ada baik atau sebaliknya. Teori ini juga menjelaskan bahwa
tingkah laku pelajar dapat diperhatikan di prediksi apakah mengarah ke hal
positif atau negatif.

Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar


menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubungan
stimulus dan respons ini bila diulangkan menjadi sebuah kebiasaan.
Selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau masalah, guru
menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga
akhirnya diperoleh hasil.

2. Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme lahir dari ide Piaget dan Vygotsky.
Konstruktivisme adalah satu faham bahwa siswa membina sendiri
pengetahuan atau konsep secara aktif berasaskan pengetahuan dan
pengalaman yang ada. Dalam proses ini, siswa akan menyesuaikan
pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang sudah ada untuk
membina pengetahuan baru. Briner pembelajaran secara konstruktivisme
berlaku dimana siswa membina pengetahuan dengan menguji ide dan
pendekatan berasaskan pengetahuan dan pengalaman sedia ada,
mengimplikasikannya pada satu situasi baru dan mengintegerasikan
pengetahuan baru yang diperoleh dengan binaan intelektual yang sudah
wujud. Manakalah mengikuti Mc Brien dan Brandt, konstruktivisme
adalah satu pendekatan pembelajaran berasaskan kepada penelitian tentang
15

bagaimana manusia belajar. Kebanyakan peneliti berpendapat setiap


individu membina pengetahuan dan bukannya hanya menerima
pengetahuan dari pada orang lain.

3. Teori Humanisme
Psikologi humanistic atau disebut juga dengan nama psikologi
kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap
pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada
keunikan dan aktualisasi diri manusia.

Dalam Pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi


pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai
manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisiatif
sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun
intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.

Bagi sejumlah ahli prikolosi humanistic ia adalah alternatif,


sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistic yang lainnya
merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaiorisme dan
psikoanalis. Psikologi humanistic juga memberikan sumbangan bagi
pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistic
(humanistic education). Pendidikan humanisme berusaha mengembangkan
individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan
aspek emosional, sosial, mental dan keterampilan dalam berkarier menjadi
fokus dalam model pendidikan humanistic.

Aliran psikologi humanistic selalu mendorong peningkatan kualitas


diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif
yang ada pada setiap insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman,
proses pendidikan pun senantiasa berubah.

4. Sosial/ Pemerhatian/Permodelan
16

Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan


Bandura (1986) mengenal pasti empat unsure utama dalam proses
pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, yaitu pemerhatian
(attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction) dan
penangguhan (reinforcement) motivasi (motivation). Implikasi dari pada
kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai melalui
beberapa cara yang berikut.20

D. Ciri-ciri Pembelajaran
Menurut Eggen & Kauchak menjelaskan bahwa ada enam ciri
pembelajaran yang efektif, yaitu :
1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditermukan.
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam
pelajaran.
3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
siswa dalam menganalisis informasi.
5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berfikir, serta
6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan
dan gaya mengajar guru.

Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis


dalam proses belajar siswa sebagai berikut.

a) Motivasi Belajar
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan
20
Sudirman, Menjadi Guru yang mau dan mampu Mengajar secara menyenangkan,
(bandung : MLC, 2007), h. 17
17

ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat dirangsang dari
luar, tetapi motivasi it tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan
belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri seseorang / siswa yang menimbulokan kegiatan
belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dihendaki dapat dicapai oleh siswa.

b) Bahan Belajar
Yakni segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa
informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya
cipta agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk memecahkannya
sehingga kelas menjadi hidup.

c) Alat Bantu Belajar


Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan
maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) dari sumber (guru
maupun sumber lain) kepada penerima (siswa). Informasi yang
disampaikan melalui media harus dapat diterima oleh siswa, dengan
menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa alat indera mereka.
Sehingga, apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan gambar-
gambar, foto, grafik, dan sebagainya dan siswa diberi kesempatan untuk
melihat, memegang, meraba atau mengerjakan sendiri maka memudahkan
siswa untuk mengerti pengajaran tersebut.

d) Suasana Belajar
Suasana yang dapat menimbulkan aktivitas atau gairah pada siswa
adalah apabila terjadi :
1) Adanya komunikasi dua arah (antara guru-siswa maupun sebaliknya
yang intim dan hangat, sehingga hubungan guru-siswa yang secara
hakiki setara dan dapat berbuat bersama.
18

2) Adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini dapat terjadi


apabila isi pelajaran yang disediakan berkesesuaian dengan
karakteristik siswa.

Kegairahan dan kegembiraan belajar juga dapat ditimbulkan dari


media, selain isis pelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa,
juga didukung oleh factor intern siswa yang belajar yaitu sehat jasmani,
ada minat, perhatian, motivasi dan lain sebagainya.

e) Kondisi siswa yang belajar


Mengenai kondisi siswa, dapat dikemukakan di sini sebagai berikut:
1) Siswa memiliki sifat yang unik, artinya antara anak yang satu dengan
yang lainnya berbeda.
2) Kesamaan siswa, yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan
memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran.

Kondisi siswa sendiri sangat dipengaruhi oleh factor intern dan


juga faktor luar, yaitu segala sesuatu yang ada di luar diri siswa, termasuk
situasi pembelajaran yang diciptakan guru. Oleh karena itu kegiatan
pembelajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa, bukan
peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator,
motivator, dan pembimbing.
E. Hal-hal yang dibahas dalam belajar dan pembelajaran
Dunia berkembang begitu pesatnya. Segala sesuatu yang semula tidak bisa
dikerjakan, mendadak dikejutkan oleh orang lain yang bisa mengerjakan hal
tersebut. Agar kita tidak tertinggal dan tidak ditinggalkan oleh era yang berubah
cepat, maka kita sadar bahwa pendidikan itu sangat penting.

Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan


persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan
salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju mengatakan
bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa.
19

Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang ini belum


optimal seperti yang diharapkan, hal ini terlihat dengan kekacauan-kekacauan
yang muncul di masyarakat bangsa ini, diduga bermula dari apa yang dihasilkan
oleh dunia pendidikan. Pendidikan yang sesungguhnya paling besar memberikan
konstribusi terhadap kekacauan ini (Degeng dalam Budiningsih, 2005 : 4) 21

Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses


demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan
tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu ada dalam
lingkungan belajar yang demokratis adalah realness. Sadar bahwa anak memiliki
kekuatan disamping kelemahan, memiliki keberanian di samping rasa takut dan
kecemasan, bisa marah disamping juga bisa gembira (Budiningsih, 2005 : 7).

Realness bukan hanya harus dimiliki oleh anak, tetapi juga yang terlibat
dalam proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang bebas dan didasari oleh
realness dari semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran akan dapat
menumbuhkan sikap dan persepsi yang posifit terhadap belajar.

Dari uraian di atas maka dipandang perlu bagi seorang pendidik untuk
memahami tentang hal-hal yang dibahas dalam belajar dan pembelajaran.
Yang dibahas dalam belajar dan pembelajaran di antaranya adalah :
- Prinsip-prinsip pembelajaran
- Teori belajar
- Pendekatan
- Konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
- Masalah dalam proses belajar dan pembelajaran
- Pembelajaran dan pengembangan kurikulum
- Model-model belajar dan pembelajaran

F. Manfaat Belajar dan Pembelajaran dalam dunia pendidikan

21
Budiningsih, Pendidikan dalam sorotan (Bandung : Rineka Cipta : 1998) h. 77
20

Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, tentu ada manfaat di dalamnya


baik bagi orang tua, guru, maupun siswa dan lingkungan di sekitar kita.
Mengenai rasional perlu digunakannya tujuan belajar pembelajaran khusus
dapat diikuti pendapat R.W. Tyler (1964), R.M. Gagne (1965), dan De Cecco
(1977) sebagai berikut :
1. Membimbing guru dalam perencanaan pengajaran, yang memungkinkan
guru dapat merancang langkah-langkah kegiatan apa yang perlu dilakukan
siswa dalam mencapai tujuan.
2. Menjadi acuan dan memudahkan guru di dalam menilai performans siswa;
3. Membimbing siswa dalam mengarahkan perhatiannya dan usaha
belajarnya, dan untuk itu siswa harus mengetahui apa yang hendak dicapai
sebelum menjalani kegiatan belajar.

Dari tiga sudut pandang R.J. Kibler dkk. Menjelaskan rasional perlu
digunakannya tujuan pembelajaran khusus sebagai berikut :
a) Dari sudut rational and intuitive perspective, digunakannya tujuan
pembelajaran khusus dalam pembelajaran berkenaan dengan meluasnya
penerimaan gagasan akontabilitas pendidikan. Artinya dengan tersedianya
tujuan-tujuan pembelajaran khusus dalam program pengajaran yang
disusun guru, maka para orang tua, supervisor dan dewan sekolah dapat
mengetahui apa yang dilakukan guru dan apa yang dipelajari siswa
b) Dari sisi empirical perspective ternyata banyak riset menemukan bahwa
penggunan tujuan pembelajaran khusus dalam proses belajar-mengajar
dapat meningkatkan prestasi belajar. Adanya inkonsistensi hasil-hasil
penelitian tidak lain disebabkan karena kelemahan-kelemahan metodologis
dalam penelitiannya itu sendiri.
c) Dari sudut functional perspective, penggunaan tujuan pembelajaran khusus
dalam pengajaran bermanfaat bagi banyak pihak :
1) Bagi siswa, siswa tidak akan menduga-duga apa yang mereka harus
pelajari dan apa yang seharusnya mereka demonstrasikan setelah
mengikuti pelajaran.
21

2) Bagi guru, yang jelas akan memudahkan dalam menentukan pilihan


materi pelajaran, metode, kegiatan belajar dan alat evaluasi.
3) Bagi administrator, memungkinkan mereka dapat mengontrol
ketepatan implementasi kurikulum.
4) Bagi dewan pendidikan, merupakan salah satu bahan kongkrit dalam
menilai program.
5) Bagi orang tua, menjadi bermanfaat jika guru secara teratur
mengirimkan laporan mengenai ketercapainnya oleh anak-anak
mereka.
22

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan
tertentu.

Pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses


belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Jadi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan dengan pemberian
pendidikan keagamaan yang menitik beratkan pada peningkatan kemampuan
afektif dan psikomotorik, yaitu dengan mempersiapkan dan menumbuhkan akal
dan rohani siswa sehingga dalam sehari-harinya siswa mampu untuk menentukan
perilaku yang mencerminkan ajaran Islam. Dengan pengertian tersebut berarti
pembelajaran pendidikan Agama Islam merupakan suatu kiat, cara dan upaya
secara fisik dan psikis untuk menumbuh kembangkan siswa menuju pemahaman,
pengalaman dan pengkhayatan terhadap ajaran agama Islam.

Manfaat belajar dan pembelajaran dalam dunia pendidikan :


a) Bagi siswa, siswa tidak akan menduga-duga apa yang mereka harus pelajari
dan apa yang seharusnya mereka demonstrasikan setelah mengikuti pelajaran.
b) Bagi guru, yang jelas akan memudahkan dalam menentukan pilihan materi
pelajaran, metode, kegiatan belajar dan alat evaluasi.
c) Bagi administrator, memungkinkan mereka dapat mengontrol ketepatan
implementasi kurikulum.
d) Bagi dewan pendidikan, merupakan salah satu bahan kongkrit dalam menilai
program.
23

e) Bagi orang tua, menjadi bermanfaat jika guru secara teratur mengirimkan
laporan mengenai ketercapainnya oleh anak-anak mereka.

Yang dibahas dalam belajar dan pembelajaran di antaranya adalah :


- Prinsip-prinsip pembelajaran
- Teori belajar
- Pendekatan
- Konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
- Masalah dalam proses belajar dan pembelajaran
- Pembelajaran dan pengembangan kurikulum
- Model-model belajar dan pembelajaran
24

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1995

Andi, 10 Model Penelitian dan Pengolahannya dengan SPSS 10.01, Semarang :


Wahana Komputer, 2002

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :


Renika Cipta, 2006

Buchori, Muhtar, Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan Dalam Renungan,


Jakarta : IKIP Muhammadiyah Press, 1994

Crow and Crow, Pengantar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta : Rake Sarasih, 1996

Darma, Surya, Kepemimpinan Pendidikan Persekolahan yang Efektif, Jakarta :


Dirjen Depdiknas, 2007

Departemen Pendidikan Nasional, Badan Diklat Guru Sekolah Dasar Terpencil,


Jakarta : Dirjen Pendd. Dasar dan Menengah, 200

Djajadisastra, Jusuf, Psikologi Perkembangan Dan Psikologi Pendidikan,


Bandung : Pusat Pengembangan Panataran Guru Terulis, 1987.

Dinsmore, P. Human Factors in Project Management. New York : AMACOM,


1990.

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta : Prenata Media, Cet


9, 2004

Harnowo, Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu Mengajar Secara


Menyenangkan, Bandung MLC, 2007.

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaram Bumi Aksara, Jakarta 2008

Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta. 2002

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran : Bumi Aksaram Jakarta, 2008

W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka,


Jakarta 1984.

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama, : Kalam Mulia, Jakarta : 1990

Anda mungkin juga menyukai