Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PSIKOTERAPI ISLAM

Dosen pengampu: Hammi Latifah, M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 2

Dewi Safitri : 1941040043

Efi Yuliana : 1941040044

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FALKUTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1442H/2021M
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,
yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yang
diridhoi oleh Allah SWT yaitu dengan agama Islam.

Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi terselesainya makalah


ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari kesempurnaan, dan sudah
pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun
semangat penulis yang sangat diharapkan.

Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Bandar Lampung, 24 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

i. Latar Belakang ..................................................................................4

ii. Rumusan Masalah..............................................................................5

iii. Tujuan Masalah ...............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Psikoterapi iIslam.....................................................................6


1. Metode ilmiah (Method of science)...........................................7
2. Metode Keyakinan ( Method of tenacity).................................7
3. Metode otoritas ( Method of otority)........................................8
4. Metode intuisi( Method of intuition)........................................9
B. Pendekatan PsikoterapiIslam ...............................................................9
1. Terapi kesehatan melalui pendekatan ibadah...........................9
2. Pendekatan subjektif................................................................11
3. Pendekatan Doa dan Dzikir......................................................13
4. Pendekatan dzikir.....................................................................13
5. Pendekatan sufistik..................................................................14
6. Pendekatan akhlak...................................................................15
C. Perbedaan Psikoterapi Islam dengan Terapi-terapi lainnya.................17

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.............................................................................20

Saran ......................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam konsep islam psikoterapi diartikan sebagai proses perawatan atau


penyembuhan penyakit kejiwaan melalui teknik dan metode psikologi islami. M. Hamdani
Bakhran Adz-Dzaky berpendapat bahwa psikoterapi islam adalah proses pengobatan dan
penyembuhan dengan melalui bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah Nabi Muhammad SAW,
atau secara empirik adalah melalui bimbingan dan pengarahan Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Rasul-Nya.

H. Fuad Anshory juga berpendapat psikoterapi islam adalah upaya penyembuhan jiwa
(nafs) manusia secara rohaniah yang didasarkan pada tuntutan Al-Quran dan Hadist, dengan
metode analisis esensial, empiris serta ma’rifat terhadap segala yang tampak pada manusia.
Psikoterapi islam juga dapat diartikan sebagai upaya mengatasi beberapa problem kejiwaan
yang didasarkan pada pandangan agama islam. Psikoterapi islam bahwa keimanan dan
kedekatan terhadap Allah akan menjadi kekuatan yang sangat berarti bagi kebaikan problem
kejiwaan manusia. Psikoterapi Islam tidak semata-mata membebaskan orang-orang dari
penyakit, tetapi juga perbaikan kualitas kejiwaan seseorang.1

Psikoterapy berasal dari kata psycho yang artinya jiwa, dan therapy yaitu
penyembuhan. Jadi psikoterapi sama dengan penyembuhan jiwa. Psikoterapi (psychotherapy)
adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan
psikis melalui metode psikologis. Adapun kata “therapy” dalam bahasa inggris bermakna
pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa arab kata therapy sepadan dengan
“Al Istisyfa” digunakan oleh muhammmad Abdul Aziz al Khalidiy dalam kitabnya’’Al
Istisyfa’bil Quran.Firman Allah Ta’ala yang memuat kata syifa’.

1H.M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004,
hlm. 225
‘’Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari tuhanmu dan
penyembuh penyakit yang ada didalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman (percaya dan yakin)’’ .(yunus : 57). 2

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja metode dalam psikoterapiIslam ?
2. Apa saja pendekatan dalam psikoterapi Islam ?
3. Apa saja perbedaan terapi Islam dengan terapi lainnya ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui metode dalam psikoterapi Islam
2. Mengetahui pendekatan dalam psikoterapi Islam
3. Mengetahui perbedaan terapi Islam dengan terapi lainnya

2H.M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004,
hlm. 336
BAB II

PEMBAHASAN

A. METODE PSIKOTERAPI ISLAM

Psikoterapi juga diartikan sebagai pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya
pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup
berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan
emosionalnya, dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosionalnya sehingga
individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.

Menurut Carl Gustav Jung, psikoterapi telah melampaui asal usul medisnya dan tidak
lagi merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini digunakan untuk orang
yang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya
menyiksa kita semua. Berdasarkan pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan
untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan) dan konstruktif
(pemeliharaan dan pengembangan jiwa yang sehat). Ketiga fungsi tersebut mengisyaratkan
bahwa usaha-usaha untuk berkonsultasi pada psikiater tidak hanya ketika psikis seseorang
dalam kondisi sakit. Alangkah lebih baik jika dilakukan sebelum datangnya gejala atau
penyakit mental, karena hal itu dapat membangun kepribadian yang sempurna.

Sedangkan psikoterapi Islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu


penyakit mental, spiritual, moral, maupun fisik dengan melalui Al-Qur’an dan As-Sunnah
Nabi Muhammad SAW. Atau secara emperik adalah melalui bimbingan dan pengajaran
Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Nabi dan Rasul atau ahli waris para Nabi-Nya.3

Dalam psikoterapi Islam, penyembuhan-penyembuhan yang paling utama dan sangat


mendasar adalah pada eksistensi dan esensi mental dan spiritual manusia. Oleh karena itu,
Nabi Muhammad selama kurang lebih 20 tahun mengajarkan akidah dan ketauhidan. Karena
obyek utama dari ilmu itu adalah pendidikan, pengembangan, dan pembudayaan eksistensi
dan esensi mental dan spiritual. Apabila keduanya telah benar-benar kokoh, sehat dan suci

3H.M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004,
hlm. 217
maka dalam kondisi apapun “eksistensi emosional” akan terampil, cerdas, brillian dan
bijaksana.4

Manusia yang telah memiliki eksistensi emosional yang stabil adalah seseorang yang
telah memiliki mental dan spiritual yang baik, benar, cerdas dan suci karena dalam
perlindungan dan bimbingan Allah sehingga akan melahirkan moral (akhlak) yang terpuji dan
selalu membawa kebaikan bagi dirinya sendiri, orang lain dan dalam lingkungannya.5

Seseorang yang telah terdidik dengan baik dan benar dalam pendidikan dan pelatihan
keagamaannya maka dalam situasi dan kondisi bagaimanapun atau dalam ruang dan waktu
bagaimanapun, hal itu tidak akan membuat dia kehilangan kontrol akan kesadarannya untuk
tetap dalam kondisi stabil, baik dan benar atau tidak akan mendatangkan kerugian, kehinaan
dan kerusakan bagi dirinya, orang lain maupun alam lingkungan sekitarnya. Itulah “Faṭonah,
Irsyad” yaitu kecerdasan emosional yang Allah telah anugerahkan kepada Rasul, Nabi dan
ahli waris mereka, yakni ulama-ulama billah dan Auliya’ Allah. Suka dan duka, kenikmatan
dan kesengsaraan, baik dan buruk, kaya dan miskin, bagi mereka adalah ilmu-ilmu dan
isyarat- isyarat Ketuhanan yang didalamnya banyak mengandung hikmah-hikmah dan
pelajaran-pelajaran tinggi bagi pendidikan, pengembangan dan pemberdayaan potensi fitrah
Ketuhanan dari setiap manusia.6

Metode merupakan cara yang dilakukan dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Kegiatan
akan terlaksana dengan baik apa bila metode yang digunakan tepat dan sesuai dengan yang
dibutuhkan, maka metode sangat penting dalam pelaksanaan sebuah kegiatan.7

Adapun metode-metode yang digunakan oleh Psikoterapi Islam dalam menangani suatu
masalah pada seseorang menuruti Bakran Adz-Dzaky adalah sebagai berikut.

1. Metode Ilmiah (Method of Science)

Metode Ilmiah (Menthod of Science) adalah metode yang sering diaplikasikan dalam
dunia pengetahuan pada umumnya. Untuk membuktikan suatu kebenaran dan hipotesa-
hipotesa maka dibutuhkan penelitian secara empiris di lapangan, dan untuk mencapai
kesempurnaan, paling tidak mendekati kesempurnaan untuk penelitian hipotesa itu, maka

4Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Pespektif Islam. hal. 19


5Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Pespektif Islam.hal.25
6H.M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004,
hlm.253
7 Lahmuddin, “Psikoterapi Dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami”, Jurnal Bimbingan Konseling
Islam, Vol. 36 No. 2 (Desember 2012), h.310
metode ini sangat dibutuhkan dengan teknik-teknik seperti interview, eksperimen, observasi,
tes, serta survei di lapangan.

2. Metode Keyakinan (Method of Tenacity)

Metode Keyakinan (Method of Tenacity), adalah metode berdasarkan suatu keyakinan


yang kuat yang dimiliki oleh seseorang peneliti, keyakinan seseorang itu dapat diraih melalui:

a. Ilmu Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang diperoleh berdasarkan ilmu secara teoritis.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah
begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak
kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin. ( QS at-Takaatsur: 1-5)

b. ‘Ainul Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan mata kepala
secara langsung tanpa perantara, seperti firman Allah SWT. “Niscaya kamu benar-benar akan
melihat neraka Jahanam, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan
penglihatan mata kepala yang meyakinkan”. (At-Takaatsur: 6-7)

c. Haqqul Yaqin, yaitu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan, penghayatan,


pengalaman. Seperti firman Allah Ta’ala: “Adapun jika Dia (orang yang mati) Termasuk
orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), Maka Dia memperoleh ketenteraman dan
rezeki serta jannah kenikmatan. Dan Adapun jika Dia Termasuk golongan kanan, Maka
keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan. Dan Adapun jika Dia Termasuk
golongan yang mendustakan lagi sesat, Maka Dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan
dibakar di dalam Jahanam. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang
benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Agung”. (Al
Waqi’ah: 88-96).

d. Kamalul Yaqin, yaitu suatu keyakinan yang sempurna dan lengkap, karena ia dibangun
diatas keyakinan berdasarkan hasil pengamatan penghayatan, teoritis, aplikatif, dan empirik.

3. Metode Otoritas (Method of Authority)

Metode Otoritas (Method of Authority), yaitu suatu metode dengan menggunakan


otoritas yang dimiliki oleh peneliti, yaitu berdasarkan keahlian, kewibawaan, dan pengaruh
positif. Atas dasar itulah seorang psikoterapimemiliki hak penuh untuk melakukan tindakan
secara bertanggungjawab. Apabila seorang psikoterapis memiliki otoritas yang tinggi, maka
sangat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan suatu penyakit atau gangguan
yang sedang diderita oleh seseorang.

4. Metode Intuisi (Method of Intuition)

Metode Intuisi (Method of Intuition), adalah metode berdasarkan ilham yang bersifat
wahyu yang datangnya dari Allah SWT. Metode ini sering dilakukan oleh para sufi dan
orang-orang yang dekat dengan Allah dan mereka memiliki pandangan batin yang tajam
(bashirah), seta tersingkapnya alam kegaiban (mukasyafah). Metodologi Tasawwuf (Method
of Sufism), adalah suatu metode peleburan diri dari sifat-sifat, karakter-karakter, dan
perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari kehendak dan tuntunan Tuhan. Metode ini
dibagi tiga, yakni:

a. Takhalli, yaitu metode pengosongan diri dari kedurhakaan kepada Allah dengan jalan
pertobatan yang sesungguhnya.

b. Tahalli yaitu pengisian diri dengan ibadah dan ketaatan, aplikasi tauhid dan akhlak yang
terpuji dan mulia. Firman Allah:

c. Tajalli dalam makna bahasa dapat berarti tampak, terbuka, menampakkan, atau
menyatakan diri. Pada tingkatan inilah Allah menampakkan dirinya seluas-luasnya kepada
hamba-Nya yang dikehendakinya.8

B. PENDEKATAN PSIKOTERAPI ISLAM

1) Terapi Kesehatan melalui Pendekatan Ibadah

Sebuah buku karya seorang Guru Besar dari IAIN Sunan Ampel Surabaya berjudul
Terapi Shalat Tahajud telah menjadi inspirasi bagi sejumlah orang dalam pengobatan
berbagai macam penyakit. Buku tersebut berasal dari disertasi beliau pada saat
menyelesaikan doktoralnya di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Meskipun isi dan bahasannya sangat berbau akademis dan mungkin agak sulit dipahami
orang awam, namun hasil kajian dan pembuktian ilmiahnya cukup memesona untuk dibaca
dan diamalkan. Ide brilian yang diangkat dalam penelitiannya yaitu berasal dari hadis
Rosulullah SAW bahwa "Shalat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan
dan menghindarkan dari penyakit." (HR. Tirmidzi). Beliau menghubungkan antara isi hadist

8Farida Kusuma Wati dan Ydi Hartono. Buku ajar Keperawatan Jiwa (Jakarta: Salemba Medika, 2011), 90-96.
tersebut dengan hasil penelitian bahwa ketenangan dapat meningkatkan ketahanan tubuh,
mengurangi resiko penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan. Sebaliknya, stres dapat
menyebabkan seseorang rentan terhadap infeksi, mempercepat perkembangan sel kanker dan
meningkatkan metastasis. Berdasarkan hasil analisis beliau, tidak sembarang orang yang
melaksanakan shalat tahajud memperoleh faedah yang bagus untuk kesehatannya karena
dalam kenyataannya terdapat sejumlah orang yang terbiasa melaksanakan shalat tahajud
namun tetap tidak memiliki kesehatan yang bagus. Melalui hasil penelitannya disimpulkan
bahwa pengamal solat tahajud yang dapat memperoleh faedah positif yaitu mereka yang
mengamal kannya dengan ikhlas. Konsep ikhlas didefinisikan atas paradigma psikobiologi
yang merujuk pada teori GAS, yaitu terpeliharanya homeostasis tubuh setelah subjek
menjalankan sholat tahajud. . Simpulan dari penelitian beliau menunjukkan bukti bahwa
sholat tahajud dapat menurunkan sekresi hormon kortisol. Penurunan hormon tersebut
dipengaruhi oleh pelaksanaan solat tahajud yang tepat, kominu, khusuk dan ikhlas. Keadaan
tersebut menumbuhkan persepsi dan motivasi positif dan memengaruhi coping. Yang
dimaksud dengan coping adalah suatu mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi
atau beban yang diterima. Apabila coping berhasil seseorang dapat beradaptasi terhadap
perubahan atau akan merasakan bebun berat menjadi ringan. Respon emosi positif dan coping
yang efektif itulah yang dapat mengurangi reaksi stres sehingga kortisol tidak diproduksi
secara berlebihan. Penelitian di atas adalah salah satu penelitian manfaat suatu ibadah yang
dibuktikan melalui cara-cara ilmiah. Sebagai manusia beriman tentu saja dalam
melaksanakan sebuah ibadah kita jangan hanya terdorong maumelakukannya setelah terbukti
manfaatnya melalui sebuah riset ilmiah. Riset ilmiah hanya merupakan sebuah cara manusia
untuk menggali tabir yang belum terkuak. Adapun jika hal itu berefek pada bertambhanya
keimanan seseorang hal itu adalah hikmah dari sebuah tindakan. Tentu saja langkah tersebut
merupakan jalan yang ditunjukkan Allah kepada manusia untuk lebih meningkatkan kualitas
dan kuantitas ibadah kita. Selain melalui sholat tahajud, masih banyak jenis ibadah lain yang
dijadikan terapi pengobatan yang bermanfaat kesehatan oleh sejumlah masyarakat. Terapi air
(wudlu), zikir, sodaqoh dan puasa di antaranya. Dalam salah satu ayat dalam Alquran Allah
berfirman, "Ingatlah (berzikirlah) kepada-Ku niscaya hatimu akan tenang". Dengan sangat
jelas dalam ayat tersebut Allah menjamin bahwa dengan berzikir hati kita akan tenang.
Ketenangan, menurut peneliti an sain seperti yang dijelaskan dalam penelitian tentang
manfaat solat tahajud jelas menyebabkan merununkan hormon kortisol, hormon stres yang
merugikan kesehatan. 9

2) Pendekatan subjektif

Pendekatan subjektif adalah pendekatan yang menempatkan manusia sebagai subyek


nya, penelitian ini bersifat interpretatif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak
metode. Daka pendekatan subjektif ini terbagi menjadiempat macam:

a. Membaca Al-qur'an Al-Quran dianggap sebagai terapi yang pertama dan utama, sebab
didalamnya memuat resep-resep mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit jiwa manusia.
Tingkat kemujarabannya sangat tergantung seberapa jauh tingkat sugesti keimanan pasien.
Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ada dua pendapat dalam memahami term
syifa' dalam ayat tersebut terapi bagi jiwa yang dapat menghilangkan kebodohan dan
keraguan, membuka jiwa yang tertutup, serta dapat menyembuhkan jiwa yang sakit; kedua,
terapi yang dapat menyembuhkan penyakit fisik, baik dalam bentuk azimat maupun tangkal.
Sementara Al-Thabathaba'l mengemukakan bahwa syifa' dalam Al-Qur'an memiliki "terapi
yang menyembuhkan penyakit batin, Al-Quran juga dapat menyembuhkan penyakit jasmani,
baik me lalui bacaan atau tulisan. Menurut al-Faidh al-Kasyani dalam Tafsirnya
mengemukakan bahwa lafal-lafal al-Quran dapat menyembuhkan penyakit badan, sedangkan
makna-maknanya dapat menyembuhkan penyakit jiwa. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah,
bacaan al-Quran mampu mengobati penyakit jiwa dan badan manusia. Obat yang mujarab
yang dapat mengobati kedua penyakit ini adalah hidayah al-Quran. Kemukjizatan lafal al-
Quran bukan hanya perkalimat, tetapi perkata, bahkan perhuruf. Hal itu dianalogikan dengan
sabda Nabi bahwa pahala membaca al-Quran bukan perkalimat atau perkata, tetapi per huruf.
Apabila al-Quran dihadapkan pada orang yang sehat mentalnya, maka ia bernilai konstruktif.
Artinya, ia dapat memperkuat dan mengembangkan penyesuaian kepribadian dirinya. Karena
itu, berobat dengan menggunakan al-Quran, baik secara lahiriah maupun batiniah, tidak
hanya ketika dalam kondisi sakit, namun sangat dianjurkan dalam kondisi sehat.10

b. Sholat Tahajud

Shalat diwaktu malam Shalat tahajjud memiliki banyak hikmah. Diantaranya adalah
(1) setelah melakukan ibadah tambahan (nafilah), baik dengan shalat maupun membaca al-

9Ros Mayasari, Jurnal Islam dan Psikoterapi Vol. 6, No. 2, November 2013, hal 23
10 Ibid hal 27
Quran, maka dirinya mendapatkan kedudukan terpuji dihadapan Allah SWT, (2) memiliki
kepribadian sebagaimana kepribadian orang-orang salih yang selalu dekat (tagqanub) kepada
Allah SwT, terhapus dosanya dan terhindar dari perbuatan munkar, (3) jiwanya selalu hidup
sehingga mudah mendapatkan ilmu dan ketenteraman, bahkan Allah SWT menjanjikan
kenikmatan surga baginya, (4) doanya diterima, dosanya mendapatkan ampunan dari Allah
SWT, dan diberi rizki yang halaldan lapang tanpa susah payah mencarinya(5) sebagai
ungkapan rasa syukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah SWT sebagai rasa syukur,
nabi SAW sendiri selalu melakukan tahajjud walaupun tumit kakinya bengkak.11

c. Bergaul dengan orang shalih.

Orang yang salih adalah orang yang mampu menginterpretasikan dirinya dan mampu
mengaktualisasikan potensinya semaksimal mungkin dalam berbagai dimensi kehidupan.
Dalam tradisi kuum sufi, seseorang yang shalih dan dapat menyembuhkan penyakit ruhani
manusia disebut dengan al-thabib al-ilahi atau mursyid.

d. Zikir

Zikir dalam arti sempit memiliki makna menyebut asma-asma Allah dalam berbagai
kesempatan. Sedangkan dalam arti luas mengingat segala keagungan dan kasih saying Allah
SWT yang telah diberikan serta dengan menaati perintahnya dan menjauhi larangannya. Dua
makna yang terkandung dalam lafal zikir menurut At-Thabathabai : Kegiatan psikologis yang
memungkinkan seseorang memelihara makna sesuatu yang diyakini berdasarkan
pengetahuamya atau ia berusaha hadir padanya (istikdhar) Hadirnya sesuatu pada hati dan
ucapan seseorang. Zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang. sebab
aktivitas zikir mendorong seseorang untuk mengingat, menyebut kembali hal-hal yang
tersembunyi dalam hatinya. Zikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang
membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah SWT semata, sehingga zikir mampu
memberi sugesti penyembuhannya. Melakukan zikir sama halnya nilainya dengan terapi
rileksasi, yaitu satu bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan pasien bagaimana
cara ia harus beristirahat dan bersantai-santai melalui pengurangan ketegangan atau tekanan
psikologis. Kunci utama keadaan jiwa mereka itu adalah karena melakukan zikir.

Dalam melakukan terapi, masing-masing individu memiliki tingkat kualitas yang


berbeda seiring pengetahuan, pengalaman, dan pengamalan yang dimiliki. Tentunya hal itu

11 Ibid hal 27-28


mempengaruhi tingkat kemujaraban terapi yang diberikan. Perbedaan itu dapat dipahami
sebab dalam islam mempercayai adanya anugrah dan kekuatan agung diluar kekuatan
manusia, yaitu Tuhan. 12

3) Pendekatan Do'a Dan Dzikir (Serta Implikasinya Bagi Kepribadian Muslim).

Konsep Do'a dan Dzikir Toto Tasmara dan Implikasinya bagi Kepribadian Muslim
adalah suatu penelitian yang mencoba menjabarkan tentang do'a dan dzikir Toto Tasmara
sebagai pengalaman religius yang memberikan makna khusus bagi manusia atau sebagai
kontribusi bagi kepribadian muslim yang efektif dan implementasinya. Penelitian ini
menghasilkan suatu konsep tentang do'a dan dzikir dalam kaitannya dengan kepribadian
muslim yaitu do'a dan dzikir sebagai salah satu solusi dalam meningkatkan kepribadian
muslim yang efektif. Menurut Toto Tasmara do'a dan batiniah dengan Allah, yaitu sebuah
garis lurus yang diawali dengan pembenaran, ini menyusup pada bentuk kesadaran yang
paling mendalam untuk kemudian melahirkan etika. Pada hakekatnya berdơa dan berdzikir
bukanlah perbuatan lisan, melainkan perbuatan nurani, perbuatan jiwa mendasar Doa dan
dzikir dalam pembentukan kepribadian muslim yang efektif lebih terletak pada usaha untuk
membimbing hati manusia agar menemukan makna dan tujuan hidup yang sejati dengan
melaksanakan latihan- latihan diantaranya : riyadloh, muhasabah, mujahadah dan muroqobah.
Akhirnya dari penelitian ini dapat diketahui bahwa persoalan manusia selalu dipengaruhi oleh
kondisi jiwa yang labil akan mudah mempengaruhi kesehatan fisik (psikomatik), muka
diperlukan kekuatan dari dalam sebagai benteng pertahanan diri. Konsep do'a dan dzikir Toto
Tasmara dengan pendekatan bimbingan dan konseling Islam adalah sebagai proses
membentengi diri dan pembentukan mental yang sehat.13

4) pendekatan Sufistik

Pengobatannya adalah dengan penanaman syariah yang datang dari tuhan. Terapi
perilaku yang berfokus untuk memodifikasi atau mengubah perilaku. Seperangkat perilaku
atau respon yang dilakukan dalam suatu lingkungan dan menghasilkan konsekuensi-
konsekuensi tertentu. Terapi perilaku berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus
secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar si pasien. Terapi perilaku adalah terapi

12Mubasyaroh “ Konseling Religi” Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, Vol.8 no.1(Juni 2017)hal.110

13 Ibid hal 112


psikologis singkat bertarget yang lebih menangani gambaran terkini berbagai gangguan
ketimbangan, mengurusi perkembangan sebelumnya. Terapi ini didasarkan pada teori
pembelajaran perilaku, yang selanjutnya didasarkan pada classical dan operant conditioning.
Penilaian objektif berkelanjutan mengenai kemajuan pasien dibuat. Dadang Hawari, yang
dimaksud dengan terapi perilaku adalah untuk memulihkan kembali kemampuan adaptasi
agar yang bersangkutan dapat kembali berfungsi wajar dalam kehidupan sehari-hari baik
dirumah, di sekolah/kampus, ditempat kerja, maupun di lingkungan pergaulan sosialnya.
Untuk mencapai hal tersebut diatas hendaknya kita melakukan perubahan-perubahan
kebiasaan (gaya hidup) yang tidak sehat. Misalnya dengan upaya meningkatkan kekebalan
tubuh terhadap stress. Tergantung dari jenis stresor psikososial yang dihadapi seseorang,
maka terapi perilaku yang diberikan hendaknya terkait dengan kemampuan yang
bersangkutan. Sebagai contoh misalnya bila ia mengalami stresor psikososial faktor
perkerjaan yang berlebihan, maka dapat direkomendasikan pengurangan perkerjaan yang
dimaksud. 14

Terapi Religi Agama (sufistik Terapi keagamaan yang dimaksud adalah berupa
kegiatan ritual keagamaan seperti shalat, puasa, zikir, baca al-quran, dan lain-ainnya. Terapi
tasawuf sering juga disebut dengan penyembuhan sufis adalah penyembuhan cara klami yang
dipraktekkan oleh para ratusan tahun lalu. Terapi sufi adalah cara yang tidak bisa
diremehkan begitu saja dalam dunia terapi dan penanganan penyakit (gangguan jiwa), ia
adalah sebuah alternatif yang sangat penting. Dalam klam, sebagaimana yang diyakini oleh
para sufi, dinyatakan bahwa penyakit itu datangnya dari Allah. Para sufi percaya bahwa
kesembuhan juga datang dari Allah, penyembuh (dokter / tabib) adalah seseorang yang
menjadi perantara antara Allah dan pasien. Diyakini bahwa seorang syaikh berada pada posisi
yang tinggi dan dianggap mempunyai barakah dari sisi Allah. Seorang syaikh bisa membuat
saluran terbuka antara Tuhan dan dunia, dan barakah mengalir melalui saluran ini. Dengan
mengadakan kontak terhadap wali baik yang masih hidup atau sudah mati, seseorang menjadi
lebih dekat dengan Allah. Barakah ini yang dianggap sebagai obat dari segala penyakit.
Meski pun mereka juga menggunakan media lain sebagai metode pengobatan seperti
makanan/herbal, diet, pijatan dan lain-lain Jadi dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan

14Kamsuri dan Darsil. Psikoterapi Pendekatan Sufistik.Batusangkar : Batu sangkar Press,2014 Zakiah Derajat.
Psikoterapi islam, Jakarta :PT Bulan Bintang, 2004 hal 56
terapi religi agama adalah terapi yang menggunakan metode agama untuk penyembuhan,
misalnya membaca Al-Quran, melakukan sholat malam, bergaul dengan orang Sholeh.

Gangguan skizofrenia adalah terganggunya fungsi social penderita atau (impairment).


ini terjadi dalam berbagai bidang fungsi rutin kehidupan sehari-hari, seperti : dalam
perkuliahan, pekerjaan, hubungan social, dan perawatan diri. Sering pula diperlukan
pengawasan agar kebutuhan gizi hygiene terjamin, untuk melindungi penderita dari akibat
buruk akibat hendaya daya nilai dan hendaya kognitif, atau akibat tindakannya yang
berdasarkan waham (delusi) atau sebagai respons atau tindak lanjut terhadap halusinasinya.
Dengan psikoterapi psikososial dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi
dengan lingkungan social sekitarnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
Penderita selama ini mejalani terapi psikososial ini hendaknyamasih tetap mengonsumsi obat
psikofarmaka sebagaimana juga halnya menjalani psikoterapi. Kepada penderita diupayakan
untuk tidak menyendiri, tidak melamun, bayak kegiatan dan kesibukan dan banyak bergaul
(silaturahmi/ sosialisasi ).

5) Pendekatan Akhlak

Mendefinisikan akhlak melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan linguistik (etimalogi) dan
pendekatan terminologi (peristilahan). Dari sudut linguistik sebagaimana diuraian oleh pakar
Bahasa Arab Modern, Luis Ma'luf dalam al-Munjid, akhlak merupakun isim masdar dari
fA'ilmadhiakhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan wazantsulasimaziidafalan. Kata
tersebut mempunyai arti al-sajiah, yaitu perangai, ath-thabi'ah, yaitu kelakuan.15

Pendekatan akhlak dalam psikoterapi dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut :

1. Berakhlak Qur'anni

Yaitu berakhlak Qur’anni yangberakhlakul karimah dalam Islam adalah


sunnah Rasulullah SAW. Bukan adat lokalitas setempat, apalagi adat setempat
tersebut bersumber dari tradisi animisme, itu walau kelihatan dipermukaan
baik bukanlah sumber valid sebagai dasar berakhlak. Sumah Rasulullah SAW
sebagai satu- sumber pokok dalam perbuatan dan tingkah-laku adalah perintah

15Kamsuri dan Darsil. Psikoterapi Pendekatan Sufistik.Batusangkar : Batu sangkar Press,2014

Zakiah Derajat. Psikoterapi islam, Jakarta :PT Bulan Bintang, 2004 hal 56-58
Allah SWT, sebab diutusnya Rasulullah SAW ke dunia ini semata-mata
penyempurnaan akhlak dari para utusan sebelumnya, dan suri tauladan yang
paripurna sebagai mana dijelaskan dalam al-Qur'an. Sunnah Rasulullah SAW
tersebut meliputi ucapan, tingkah-laku dan persetujuan beliau terhadap
tingkah-laku sahabat-sahabatnya.16

2. Pembentukan Akhlak

Terbentuknya kepribadian manusia yang berbudi pekerti secara vertikal dan


horisontal adalah cita-cita Qur'ani. Ini termasuk bagian dari isi kandungan al-
Qur'an setelah manusia beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Untuk
menuju pada sesuatu yang ideal tersebut diperlukan langkah-langkah nyata
dan praktis yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Langkah-
langkah tersebut adalah, menanamkan rasa cinta kepada al- Qur'an sejak anak-
anak. Selaku orang tua, bagi yang telah punya anak tentu, atau calon orang
tua, menanamkan rasa cinta pada al-Qur'an sejak dini merupakan pintu
gerbang menuju pembentukan watak anak berakhlakulkarimah. Hal ini karena
al-Qur'an merupakan wahyu Ilahi yang senantisa bersifat fitrah atau suci, Bila
kefitrahan Qur'ani berpadu pada jiwa anak- anak yang juga dalam kondisi
fitrah, maka akan memunculkan aura suci yang sangat kuat menyelubungi si
anak tersebut selama hayatnya. Aura inilah yang akan memerintahkan anak
agar selalu taat menjalankan Syari 'ah dan menjauhi setiap larangan-Nya.
Penanaman rasa cinta anak pada al-Qur'an ini melalui pelajaran membaca dan
menulis huruf al-Qur'an, serta menghafal ayat-ayat pendek, dan sesekali
memperkenalkan pemahaman maknanya.

C. PERBEDAAN PSIKOTERAPI ISLAM DENGAN TERAPI-TERAPI LAINYA

16 Ibid hal 59
Terdapat perbedaan dalam konsep psikopatologi, psikoterapi menurut Islam dan
psikologi behavior. Dalam psikologi behavior, psikopatologi merupakan perilaku maladaptif.
Behavior menjelaskan psikopatologi hanya berdasarkan pada yang terlihat di permukaan.
Dalam Islam psikopatologi dijelaskan secara lebih mendalam atau menyentuh sisi spiritual
yang jarang sekali disentuh oleh psikologi behavior, psikopatologi dalam Islam merupakan
penyakit hati. Konsep psikoterapi baik dalam pandangan Islam ataupun psikologi behavior
juga menunjukkan perbedaan yang mencolok. Psikoterapi dalam pandangan behavior
diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku
maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan.17

Dalam pandangan Islam, psikoterapi tujuannya lebih mendalam, yaitu membangun


perbaikan atau kualitas jiwa dan mendorong seseorang hingga merasa dekat dengan Tuhan
Perbedaan-perbedaan inilah yang kemudian menimbulkan perbedaan konsep psikopatologi
ataupun psikoterapi yang ditawarkan kedua paradigma tersebut. Perbedaan ini terjadi
dilandasi karena terjadi perbedaan pendekatan dalam psikologi Islam dan Barat. Jika
Psikologi Barat merupakan produk pemikiran danpenelitian empirik, Psikologi Islam, sumber
utamanya adalah wahyu, yakni apa kata kitab suci tentang jiwa, dengan asumsi bahwa Allah
Swt sebagai Pencipta manusia yang paling mengetahui anatomi kejiwaan manusia.
Selanjutnya penelitian empirik membantu menafsirkan kitab suci. Tujuan psikologi Barat
hanya tiga: menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan tingkah laku.18

Psikologi Islam menambah dua hal yaitu: membangun perilaku yang baik dan
mendorong orang hingga merasa dekat dengan Allah Swt. Jika konseling dalam psikologi
Barat hanya di sekitar masalah sehat dan tidak sehat secara psikologis, konseling psikologi
Islam menembus hingga bagaimana orang merasa hidupnya bermakna, benar dan merasa
dekat dengan Allah Swt. 19

Keunikan psikoterapi Islam adalah keberadaannya sangat subjektif dan teosentris. Dalam
melakukan terapi, masing-masing individu memiliki tingkat kualitas yang berbeda seiring
pengetahuan, pengalaman, dan pengamalan yang dimiliki. Perbedaan itu dapat dipahami

17Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam dan Psikologi Kontemporer (Malang: UIN Press Malang,
2009)hal. 72

18 Ibid hal.74
19Ros Mayasari Jurnal “Islam dan Psikoterapi” Vol. 6, No. 2, November 2013.hal 20
sebab dalam Islam mempercayai adanya anugrah dan kekuatan agung diluar kekuatan
manusia, yaitu Tuhan. Islam sudah menyediakan penawar terhadap munculnya masalah
kejiwaan melalui berbagai macam bentuk ibadah di dalamnya. Shalat, doa, dan dzikir dan
ibadah lainnya adalah sebagian ibadah yang membentuk kesiapan manusia dalam
menghadapi stresor. Dengan demikian, apabila umat Islam mampu mengamalkan ibadah-
ibadah secara benar, maka akan mendapatkan manfaat dalam pengelolaan stres yang
dialaminya.20

Di era modern ini, nilai-nilai agama mampu mempengaruhi perkembangan


psikoterapi. Bahkan akhir-akhir ini nilai-nilai agama menjadi isu yang paling banyak
dibincangkan dalam bidang psikologi. Psikologi sebagai salah satu disiplin ilmu memberikan
autoriti bagi perilaku manusia, berkaitan dengan perilaku beragama mereka. Religiusitas yang
dalam hal ini berkaitan dengan segala persoalan hidup kepada Tuhan dijadikan menjadi salah
satu factor tercapainya kesejahteraan psikologis manusia. Individu yang memiliki tingkat
religiusitas tinggi lebih mampu memaknai kejadian hidupnya secara positif sehingga
hidupnya menjadi lebih bermakna.

Alasan agama dijadikan sebagai dasar filosofis psikoterapi adalah: pertama, agama
melibatkan manusia seutuhnya. Agama berarti kehidupan ”dunia-dalam” seseorang tentang
ketuhanan disertai keimanan dan peribadatan dengan tujuan untuk mencapai kebahagian
dunia dan akhirat. Agama mengkaji manusia secara keseluruhan, sebagai totalitas dengan
seutuhnya dan dengan cara yang sedalam-dalamnya. Manusia dengan segala aspek dan fungsi
kejiwaan dikaji dalam agama. Ada beberapa alasan mengapa agama melibatkan

manusia seutuhnya:

1. Kehidupan atau pengalaman dunia-dalam seseorang tentang ketuhanan berhubungan erat


dengan fungsi afektif (motivasi dan emosi).

2. Keimanan berhubungan erat dengan fungsi kognitif.

3. Peribadatan berhubungan erat dengan sikap dan fungsi motorik sebagai pelaksanaan dan
realisasi kehidupan dunia seseorang. 21

20Ros Mayasari Jurnal “Islam dan Psikoterapi” Vol. 6, No. 2, November 2013.hal.22

21Lahmuddin, “Psikoterapi Dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami”, Jurnal Bimbingan Konseling Islam,
Vol. 36 No. 2 (Desember 2012)
Fungsi kejiwaan manusia tidak dapat dipisahkan secara tegas, maka aspek agama juga
merupakan satu kesatuan yang melekat pada manusia sebagai totalitas yang utuh. Fungsi
kognitif tidak dapat dipisahkan dari fungsi finalis dan motorik. Demikian pula dengan
kehidupan dunia-dalam seseorang yang tidak dapat dipisahkan dengan keimanan dan
peribadatan. Dalam psikoterapi yang dirawat dan disembuhkan adalah manusia sebagai
totalitas, dikarenakan akibat gangguan emosional itu mengenai manusia seutuhnya. Demikian
pula manusia yang dikenal agama sebagai totalitas. Sebenarnya pendekatan agama dalam
penyembuhan gangguan psikologis, merupakan bentuk yang paling tua. Telah beberapa abad
lamanya, para Nabi atau para penyebar agama melakukan peranan therapeutic, terutama
dalam menyembuhkan penyakit-penyakit rohaniah umatnya. Semakin kompleks kehidupan,
semakin dirasakan pentingnya psikoterapi Islam ini.

Penerapan psikoterapi yang bersumber dari agama dalam rangka mengembangkan


atau mengatasi kesehatan jiwa manusia (masyarakat). Ada kecenderungan bahwa orang-
orang di zaman modern ini semakin rindu akan nilai-nilai agama, sehingga tausiah, nasihat,
atau kesempatan dialog dengan para kyai atau ustadz sangat diharapkannya. Mereka
merindukan hal itu dalam upaya mengembangkan wawasan keagamaan, atau mengatasi
masalah-masalah kehidupan yang sulit diatasinya tanpa nasihat keagamaan tersebut.22

BAB III

PENUTUP

22Ros Mayasari Jurnal “Islam dan Psikoterapi” Vol. 6, No. 2, November 2013
Kesimpulan

Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya,


pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup
berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan
emosionalnya. Dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosi, sehingga individu
tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikis.

Praktek pengobatan yang ada dalam Al-Qur’an, yaitu dengan praktik fisik dan psikis.
Tapi pada tahap penyembuhan penyakit yang paling utama adalah psikis dalam kejiwaan.
Pasalnya, jika kejiwaan dalam diri manusia terganggu, maka mengakibatkan penyakit
spiritual dan berakibat pula pada penyakit fisik. Jiwa merupakan hal yang penting bagi
manusia karena jiwa dapat mempengaruhi tingkat spritual kita. Bila jiwa kita bersih, maka
kita akan lebih dekat dengan Allah. Sedang bila jiwanya lemah maka kita harus melakukan
penyucian jiwa melalui metode yang telah diajarkan.

Saran

Keunikan psikoterapi Islam adalah keberadaannya sangat subjektif dan teosentris.


Dalam melakukan terapi, masing-masing individu memiliki tingkat kualitas yang berbeda
seiring pengetahuan, pengalaman, dan pengamalan yang dimiliki. Perbedaan itu dapat
dipahami sebab dalam Islam mempercayai adanya anugrah dan kekuatan agung diluar
kekuatan manusia, yaitu Tuhan. Islam sudah menyediakan penawar terhadap munculnya
masalah kejiwaan melalui berbagai macam bentuk ibadah di dalamnya. Shalat, doa, dan
dzikir dan ibadah lainnya adalah sebagian ibadah yang membentuk kesiapan manusia dalam
menghadapi stresor. Dengan demikian, apabila umat Islam mampu mengamalkan ibadah-
ibadah secara benar, maka akan mendapatkan manfaat dalam pengelolaan stres yang
dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Hamdani Bakran, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Almanar, 2004.
Amiruddin. ”Psikoterapi Dalam Persepektif Islam Dan Konseling Sufistik Dalam Menangani
Masalah Kejiwaan”. Jurnal. Bimbingan dan konseling Islam, Vol.8, No.1(Juni 2017)
Aditya Dedy Nugraha “Memahami Kecemasan”.Jurnal Persepektif Psikologi Islam, Vol.2
no.1 2020
Bastaman, Hanna Djumhana, Integrasi Psikologi Dengan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1995.
Farida Kusuma Wati dan Ydi Hartono. Buku ajar Keperawatan Jiwa Jakarta: Salemba
Medika, 2011.
Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam dan Psikologi Kontemporer (Malang: UIN Press
Malang, 2009).
Lahmuddin, “Psikoterapi Dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami”, Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, Vol. 36 No. 2 (Desember 2012)
Mubasyaroh “ Konseling Religi” Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, Vol.8 no.1(Juni
2017)
Noor Azura Zaenudin ef al.”Solat Bio Therapy Modul”. Jurnal Intelek, Vol.2 no.1 2020
Ros Mayasari Jurnal “Islam dan Psikoterapi” Vol. 6, No. 2, November 2013
Singgih D Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, Jakarta : Libri, 2017
Sabirudin “ Akidah Asas Kesempurnaan Insan” Jurnal Al-Hikmah, Vol.4 2012
Sri , “METODE PSIKOTERAPI ISLAM TERHADAP PENDERITA GANGGUAN
KESEHATAN MENTAL PADA SISWA DI PONDOK PESANTREN DARUL MUIZI
BANDUNG” Jurnal psikoterapi Islam Vol. 1 No. 6 Oktober 2020
Kamsuri dan Darsil. Psikoterapi Pendekatan Sufistik.Batusangkar :Batu sangkar Press,2014
Zakiah Derajat. Psikoterapi islam, Jakarta :PT Bulan Bintang, 2004

Anda mungkin juga menyukai