KELOMPOK 5
KELAS A
1443 H/2021 M
1
KATA PENGANTAR
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai
sumber sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak dan teman-teman yang sudah ikut berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan pada makalah ini agar kedepannya bisa
menjadi makalah yang baik dan benar. Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini bisa
memberi manfaat ataupun inspirasi bagi para pembaca khususnya terhadap penulis.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
E. Memahami Remaja..........................................................................................................16
A. Kesimpulan......................................................................................................................19
B. Saran................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa . Di masa ini lah terjadi proses pematangan mental, emosional, dan fisik.
Fase kehidupan remaja diawali dengan mulai berfungsinya organ-organ reproduksi yang
dipicu oleh peningkatan aktifitas hormon. Hormon-hormon yang mulai aktif pada usia
remaja tidak hanya memunculkan tanda-tanda kelamin primer seperti menstruasi dan
mimpi basah, melainkan juga tanda-tanda kelamin sekunder sepertiperubahan bentuk
tubuh secara fisik dan juga perubahan secara mental, sosial, budaya, lingkungan dan
spiritual. Seperti tingginya rasa ingin tahu di kalangan remaja, perubahan lingkungan
pergaulan, perubahan kemampuan berpikir dan berperilaku, rasa tertarik kepada lawan
jenis, sampai perubahan gaya hidup.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Adolescence atau remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak
menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. 1 Al-
Mighwar berpendapat bahwa adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan
secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada
hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya
secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap 2. Fase remaja
merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting. Yang diawali dengan
matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.3
Menurut WHO masa remaja terjadi dalam rentan usia 10-19 tahun. Sementara
menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 remaja berusia 10-18
tahun. Kemudian Menurut Sarwono (2011) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam
proses penyesuaian diri menuju dewasa, yaitu :
Seorang remaja pada tahap ini berusia 11-13 tahun. Remaja pada masa ini masih
terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan
dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Pada tahap ini,
Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan
mudah terangsang yang berlebihan. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah
dengan berkurangnya kendali terhadap ego yang menyebabkan para remaja awal
sulit dimengerti oleh orang dewasa.
1
Hurlock, Elizabeth “Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan” (Jakarta:
Erlangga, 1999) hal 206.
2
Muhammad Al-Mighwar. “Psikologi Remaja” (Bandung: Pustaka Setia, 2011) hal 55-56.
3
Syamsu Yusuf . “ Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) hal
184.
6
Tahap ini berusia 14-17 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman
sebayanya. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan
mencintai diri sendiri atau disebut dengan narcistic, dengan menyukai teman-
teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada
dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana seperti
peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau
meterialis, dan sebagainya.
Tahap ini (18-21 tahun) adalah masa konsolidasi atau peralihan menuju
periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini, yaitu:
Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
Tumbuh dinding atau pemisah antara dirinya sendiri (private self) dan
masyarakat umum (the public).4
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan,
masa remaja mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan dengan periode
sebelum dan sesudahnya. Karakteristik tersebut adalah:
4
Sarwono. “Psikologi Remaja”. Edisi Revisi (Jakarta: PT Raja Grafindo Prsada, 2011). hal 18.
7
2) Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
Perubahan yang terjadi pada remaja antara lain adalah meningginya emosi,
perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan, berubahnya minat dan pola
perilaku serta adanya sikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Adanya
perubahan sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat
pertumbuhan fisik. Ketika perubahan fisik berlangsung cepat, maka perubahan
sikap dan perilakupun berlangsung cepat, demikian juga sebaliknya. Inilah yang
dimaksud dengan masa remaja merupakan periode perubahan.
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik
oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi
kesulitan itu. Pertama, pada masa kanak-kanak sebagian masalah seringkali
diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru sehingga kebanyakan remaja tidak
berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, para remaja merasa diri
mandiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru. tetapi minimnya
pengalaman menjadikan penyelesaian seringkali tidak sesuai harapan.
5
Hurlock, Elizabeth. Op.Cit. hal
9
perkembangan seseorang. Pengalaman masa kanak-kanak yang jika tidak terselesaikan,
bisa mengganggu kemampuan remaja untuk secara adaptif menyelesaikan tugas-tugas
yang di embannya. Yang akan di bahas yaitu efek dari masalah dimasa kanak-kanak yang
tidak terselesaikan yang terhubung dengan beberapa hal di bawah ini, yaitu:
Pada pagi hari, orangtua sibuk mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja
dan kelelahan pada sore hari sepulang kerja. Bahkan kini juga ada kecenderungan
suami istri bekerja bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
sehari-hari. Akibat perubahan gaya hidup ini, waktu untuk berkomunikasi dalam
keluarga, termasuk komunikasi antara orangtua dan anak, menjadi kurang
diperhatikan. Anak kebanyakan hanya bertemu orangtua pada pagi hari ketika akan
berangkat sekolah dan malam hari menjelang tidur. Sepanjang hari di rumah, anak
hanya bersama dengan pembantu atau pengasuh yang akan memberikan
pengarahan sesuai dengan kemampuan mereka.
Perilaku agresif dan antisosial sering bermula pada awal masa kanak-
kanak. Beberapa orangtua memiliki prilaku yang tidak bisa diterima di masyarakat,
yang mengakibatkan kerusakan pada anak-anak mereka. Namun, patut
disayangkan bahwa ketika orangtua melakukan tindakan maladaptif dan anti-
sosial, mereka meningkatkan kemungkinan bahwa anak mereka akan melakukan
6
Kathryn Geldard dan David Geldard. Terj. “Konseling Remaja Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda”,
(Yogyakarta: Pustaka belajar, 2011). hal. 31-47.
10
tindakan serupa. Sebagaimana sering kali dipertunjukan, prilaku kriminal dan
adiksi terhadap alkohol pada orangtua, tertutama ayah, terkait dengan prilaku anti-
sosial pada remaja. Dengan demikian sikap tidak bertanggung jawab yang
dipraktikkan orangtua akan menghasilkan perilaku agresif dan anti-sosial yang
diturunkan secara turun temurun dalam sebuah keluarga.
3) Efek Kekerasan
Dari analogi di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa seorang anak yang
berada pada lingkungan keluarga yang kasar, maka cenderung akan membentuk
pribadi yang kasar, lain dengan anak yang berada pada lingkungan keluarga yang
harmonis dia akan menjadi pribadi yang lembut dan cenderung penyayang. Dari
pernyataan tersebut, mengembalikan kita pada teori perkembangan psikologis,
bahwa yang mempengaruhi pribadi seseorang yaitu di pengaruhi oleh lingkungan
dan keturunan.7
4) Efek Trauma
7
Ibid: hal 33-47.
11
Salah satu bentuk trauma umum dialami anak-anak pada masa kini adalah
kekerasan dalam rumah tangga. Biasanya, ketika terjadi akan terdapat cedera dan
kadang kematian pada orang dewasa, anak muda, atau anak-anak dirumah tersebut.
Bahkan, ketika anak-anak tidak secara khusus menjadi korban, mereka akan
mengalami trauma karena menyaksikan terjadinya kekerasan tersebut dan akan
mengalami stres pasca trauma. Trauma merupakan salah satu dari gangguan
psikologis yang didalamnya bisa disebebkan oleh cemas dan fobia.
5) Efek Genetis
Remaja adalah bagian dari warga masyarakat yang paling rentan dalam
menghadapi godaan dan tekanan dari lingkungan sosialnya. Lingkungan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Lingkungan keluarga
Sikap orangtua yang otoriter, mau menang sendiri, selalu mengatur, semua
perintah harus diikuti tanpa memperhatikan pendapat dan kemauan anak akan
berpengaruh pada perkembangan kepribadian remaja. Ia akan berkembang
menjadi penakut, tidak memiliki rasa percaya diri, merasa tidak berharga,
sehingga proses sosialisasi menjadi terganggu.
Sikap orang-tua yang “permisif” (serba boleh, tidak pernah melarang, selalu
menuruti kehendak anak, selalu memanjakan) akan menumbuhkan sikap
ketergantungan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial diluar
keluarga.
2) Lingkungan Sekolah
13
dan guru pembimbing sangat berarti apabila guru pembimbing sebagai konselor
sekolah tidak berperan, maka siswa tidak memperoleh bimbingan yang sewajarnya.
Untuk menyalurkan minat, bakat dan hobi siswa, perlu dikembangkan kegiatan
ekstrakurikuler dengan bimbingan guru. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak
sekedar mengalihkan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam kurilukum tertulis
melainkan juga memberikan nilai yang terkandung didalamnya, misalnya sikap
empati, mau mendengarkan orang lain, menghargai dan sikap lain yang dapat
membuahkan kecerdasan emosional. Apabila guru tidak peduli terhadap hal tersebut,
sulit diharapkan perkembangan jiwa siswa secara optimal.
Remaja lebih banyak berada diluar rumah dengan teman sebaya, Jadi dapat
dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku teman sebaya
lebih besar pengaruhnya daripada keluarga misalnya, jika remaja mengenakan model
pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang populer, maka
kesempatan baginya untuk dapat diterima oleh kelompok menjadi lebih besar.
Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol. rokok atau zat adiktif
lainnya, maka remaja cenderung mengikuti tanpa mempedulikan akibatnya.
4) Lingkungan Masyarakat
Dalam era globalisasi, dunia menjadi sempit, budaya lokal dan budaya
nasional akan tertembus oleh budaya universal, dengan demikian akan terjadi
pergeseran nilai kehidupan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
14
berpengaruh terhadap pesatnya informasi. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi
dengan sekejap diketahui oleh seluruh penghuni bumi. Di rumah dan di sekolah,
orangtua dan guru, lebih banyak mengharapkan nilai spiritual menjadi pegangan
remaja. Namun, kenyataan membuktikan sebaiknya ini karena yang diajarkan
berbeda dengan yang dilihat di luar rumah dan di luar sekolah. Remaja menjadi
bingung, mana yang harus dilakukan. Situasi ini menimbulkan konflik nilai yang
dapat berakibat terjadinya penyimpangan perilaku, seperti yang terlihat di
masyarakat, misalnya waria, pergaulan bebas, mabuk, dan homoseksualitas.
Sementara itu ada tuntutan dari pihak orang dewasa agar remaja mengikuti
aturan budaya, kecemasan akan menghadapi hukuman, ancaman dan tidak adanya
kasih sayang merupakan dorongan yang menyebabkan remaja terpaksa mengikuti
tuntutan lingkungan budaya (socialized anxiety). Kalau kecemasan ini terlalu berat,
akibat yang ditimbulkan adalah hambatan tingkah laku. Remaja yang bersangkutan
jadi serba ragu, serba takut, dan dapat menjurus kepada keadaan cemas yang
patologis. Tetapi dalam kondisi yang tepat, Kecemasan ini mendorong remaja untuk
lebih bertanggung jawab, hati-hati dan menjaga tingkah lakunya agar selalu sesuai
dengan norma yang berlaku. Remaja dapat bertingkah laku normal sesuai dengan
harapan masyarakat.
E. Memahami Remaja
Rentang waktu usia remaja biasanya dibedakan atas tiga: masa remaja awal (usia
12-15 tahun), masa remaja pertengahan (usia 15-18 tahun), masa remaja akhir (usia 18-21
tahun). Remaja merupakan individu yang sedang berada dalam masa persiapan menuju
kedewasaan. Oleh karenanya, terjadi perkembangan secara pesat baik di fisik, psikologis,
dan intelektual. Masa remaja juga bisa dibilang masa mereka berada pada rentang waktu
yang paling banyak mengalami pengalaman perubahan, baik secara fisik maupun psikis,
yang mungkin saja dapat menimbulkan problema tertentu bagi si remaja. Apabila tidak
disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bukan tidak
mungkin dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal.
Permasalahan remaja
1) Pertumbuhan fisik yang cepat. Ketika perkembangan fisik tidak proporsional atau
keadaan fisik tidak sesuai dengan harapan, maka dapat menimbulkan rasa tidak
puas dan kurang percaya diri. Selain itu, kematangan organ reproduksi pada masa
remaja juga berkembang. Jika tidak terbimbing oleh norma-norma, dapat menjurus
pada penyimpangan perilaku seksual.
Remaja kerap menolak segala hal yang dianggap baik oleh orangtua dan
suka mengkritik orangtua. Hal ini karena meningkatnya cara berpikir kritis, selalu
menanyakan sebab-sebab, akibat-akibat, dengan cara menyanggah pendapat orang
dewasa. Namun demikian, ia tetap memerlukan kehangatan dan keserasian dalam
keluarga dan membutuhkan dukungan emosional dari orangtua untuk
membantunya mengatasi permasalahan yang dihadapinya sehari-hari dalam
pergaulan.
2) Komunikasi efektif
17
kaidah-kaidah agama. Orangtua juga harus menjadi model manajemen stres yang
sehat di rumah. Jika remaja menyadari bahwa mereka tidak sendirian, orangtua dan
dirinya juga pernah mengalami stres dan orangtua mampu menanganinya, maka ia
akan dapat belajar cara-cara positif untuk mengatasi stres, bukan beralih ke obat-
obatan.9
9
Meriyati. “Permasalahan Remaja, Bagaimana Memahami serta Menanganinya” diposting tanggal 08 juni
2017. Diakses dari https://www.rspondokindah.co.id/id/news/permasalahan-remaja-bagaimana-memahami-
serta-menangannya. Pada 06 november 2021 pukul 13.15
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Kemudian Menurut ada 3
tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa, yaitu : Remaja
Awal (Early Adolescence), Remaja Madya atau tengah (Middle Adolescence), dan
Remaja Akhir (Late Adolescence).
Masa remaja juga bisa dibilang masa mereka berada pada rentang waktu yang
paling banyak mengalami pengalaman perubahan, baik secara fisik maupun psikis, yang
mungkin saja dapat menimbulkan problema tertentu bagi si remaja. Apabila tidak disertai
dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bukan tidak mungkin
dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal.
B. Saran
Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan
dan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik serta
sarannya mengenai pembahasan materi dalam makalah di atas, dan semoga bisa
bermanfaat bagi yang membaca nya, sekian dan kami ucapkan terimakasih.
19
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
20