Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

PENILAIAN PARAMEDIS TELADAN

Dengan Gizi Kita Bangun Generasi Penerus Bangsa


Yang Sehat dan Cerdas

OLEH : EKA SRIWAHYUNI. SKM


NIP.19830611 200501 2 004

PUSKESMAS PATAMUAN
TAHUN 2018
CURICULUM VITAE

PARAMEDIS TELADAN TINGKAT KABUPATEN PADANG PARIAMAN

NAMA : EKA SRIWAHYUNI. SKM


TANGGAL LAHIR : Pakandangan, 11 Juni 1983
NIP : 19830611 200501 2 004
Pangkat/Gol : Penata Muda Tk I / III b
Jabatan : Staf Puskesmas Patamuan
1. Riwayat pendidikan :
No Sekolah Asal sekolah Th tamat
1 SMA SMA 2 2 x 11 ENAM LINGKUNG 2001
2 DIII GIZI DIII GIZI POLTEKES KEMENKES RI 2004
PADANG
4 SI KESMAS FKM UNAND PADANG 2014

2. Riwayat pekerjaan :
No Pangkat/Gol TMT Nomor SK Tahun
1 CPNS/Pengatur/IIc 1 Januari 2005 UP.044/KEP/BPP-2005 2005
2 PNS/Pengatur /II c 1-4-2006 UP.40/KEP/BPP-2006 2006
3 PNS/Pengatur Tk.I/II d 1-4-2009 823/018/KEP/BPP-2009 2009
4 PNS/Penata Muda/IIIa 1-4-2012 823/095/BKD-2012 2012
5 PNS/Penata muda TkI/IIIb 1-10-2017 823/231/KEP/BPP/2017 2017

3. Riwayat pemegang program :

No Program Lama Puskesmas


1 Tenaga Pelaksana Gizi 2005 sampai Patamuan
sekarang
2 Program lansia 2007-2008 Patamuan
3 Bendaharawan Pengeluaran Pembantu 2007 - 2010 Patamuan
4 Bendahara Jamkesmas 2007- 2009 Patamuan
5 Bendaharawan Barang 2011-2012 Patamuan

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan KaruaniaNya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Dengan Gizi Kita Bangun Generasi Penerus
Bangsa Yang Sehat dan Cerdas”. Makalah ini merupakan salah satu persyaratan dalam
Pemilihan Tenaga Medis Teladan Tingkat Kabupaten Padang Pariaman. Dalam menyusun
makalah ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Patamuan, Maret 2018

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang……………............................................................................. 1

B. Tujuan............................................................................................................... 3

C. Sistematika Penulisan....................................................................................... 3

BAB II : GAMBARAN SITUASI 4

BAB III : PELAKSAAAN PROGRRAM………………………………………….. 10

A. Pelaksanaan Program Gizi ……………………………………… 10

B. Peran Dan Tugas ..........................................................................................… 23

BAB IV. HASIL PELAKSANAAN PROGRAM 26

BAB V. PENUTUP ………………………………………………………………… 29

A. Kesimpulan …………………………………………………………………. 29

B. Saran…………………………………………………………………………... 29

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi Kementerian Kesehatan RI adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan
berkeadilan”. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani;
melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumberdaya kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Salah
satu strategi Kementerian Kesehatan RI adalah “Meningkatkan pelayanan kesehatan
yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan serta berbasis bukti dengan
mengutamakan pada upaya promotif dan preventif.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah
penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu, Polindes, Poskesdes serta
Puskesmas Keliling.
Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama. Dalam menjalankan fungsinya, Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang
dilaksanakan melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.
Upaya pelayanan gizi di puskesmas merupakan bagian tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan dasar tingkat puskesmas yang perlu selalu ditingkatkan
kualitasnya. Sebab kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan
dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat
serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Upaya ini
bertujuan mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatannya
dan menyadari pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Masyarakat akan membutuhkan pelayanan kesehatan dan informasi tentang masalah
kesehatan dan gizi yang dihadapinya.
Keberhasilan pelayanan kesehatan melalui Puskesmas memberikan kontribusi
yang cukup besar didalam mewujudkan Indonesia Sehat 2015. Keberhasilan tersebut
salah satunya sangat dipengaruhi oleh faktor Sumber Daya Manusia (SDM), baik
kualitas maupun kuantitasnya. Diantaranya adalah ketersediaan  tenaga kesehatan dalam
jumlah yang cukup, penyebarannya yang merata di seluruh daerah serta tersedianya
tenaga kesehatan yang berkompeten, professional dan memiliki ketrampilan yang tinggi,
sehingga mampu memberikan pelayanan yang bermutu di wilayah kerjanya.
Dalam rangka menghasilkan tenaga yang profesional, maka diperlukanadanya
sumber daya kesehetan yang siap terjun ke lapangan, megelola masalah kesehatan di
suatu daerah dan memberikan kontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat.
Pemilihan tenaga kesehatan teladan di Puskesmas ini diharapkan dapat menjadi
salah satu motivasi untuk meningkatkan minat tenaga kesehatan bekerja di Puskesmas
sehingga dapat menjadi pendorong terciptanya tenaga kesehatan yang mempunyai sikap
nasionalis, etis dan professional, memiliki semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin,
kreatif, berilmu, terampil, berbudi luhur serta dapat memegang teguh etika profesi.
Puskesmas Patamuan merupakan salah satu Puskesmas yang stafnya terpilih
sebagai wakil Kecamatan Patamuan dalam penilaian tenaga kesehatan teladan tingkat
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2018, yaitu dengan kualifikasi tenaga
Nonparamedis (SKM) atas nama Eka Sriwahyuni. SKM. Melalui Laporan Kinerja ini
diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja tenaga kesehatan yang bersangkutan
selama satu tahun terakhir (tahun 2017) dan memenuhi  persyaratan dalam penilaian
lomba Paramedis teladan Tingkat Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2018.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Laporan Kinerja Tenaga Kesehatan Teladan ini bertujuan sebagai persyaratan dalam
mengikuti lomba Paramedis Teladan Tingkat Kabupaten Padang Pariaman tahun
2018
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya di Puskesmas.
b. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat di Puskesmas.
c. Meningkatkan ketrampilan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan sesuai
profesinya  di Puskesmas.
C. Sistematika Penulisan
Laporan Kinerja  ini dapat digambarkan melalui sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I    : PENDAHULUAN
BAB II  : GAMBARAN SITUASI
BAB III : HASIL PELAKSANAAN PROGRAM
BAB IV : PENUTUP
LAMPIRAN

BAB II
GAMBARAN SITTUASI
A. Gambaran Umum Puskesmas Patamuan
A. Keadaan Geografis
Puskesmas Patamuan merupakan satu dari 25 Puskesmas di Kabupaten Padang
Pariaman dan Puskesmas Patamuan di Kecamatan Patamuan. Puskesmas Patamuan
berdiri sejak tahun 2004, berada di Korong Kabun Pondok Duo, Kecamatan Patamuan
dengan luas wilayah kerja adalah 53.05 Km2.. Jarak dari Puskesmas ke Ibukota
Kecamatan ± 25 Km, dapat ditempuh dalam waktu ±40 menit ( kecepatan 40 Km/jam).
Sedangkan jarak dari Puskesmas ke Ibukota Kabupaten ±60 Km, dapat ditempuh dalam
waktu 90 menit (kecepatan 40 Km/jam).
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Patamuan berada di daerah dataran
pegunungan atau dataran tinggi, hal ini berpengaruh terhadap keadaan iklim dan curah
hujan yang cukup tinggi. Puskesmas Patamuan mewilayahi 3 Nagari dengan 18
(Delapan Belas) Korong. Korong yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Patamuan
antara lain :
Tabel 2.1 Jumlah Korong dalam Kecamatan Patamuan
No Nagari Korong

1 Tandikat utara Paramantalang

2 Tandikat asli

3 Sialang

4 Air kelok

5 Jajaran

6 Kampung apa

7 Tandikat Pulau Air

8 Lubuk Aro

9 Labu Kumbung

10 Pucung Anam

11 Kabun Pd Duo

12 Sei kasikan
13 Galoro

14 Sarang Gagak

15 Lareh NP

16 Sei Durian Koto Mambang

17 Kp Tanjung

18 Sei Durian

B. Keadaan Demografis
Penyebaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Patamuan tidak
merata.Sebagian desa memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi.Berikut ini
gambaran luas wilayah, jumlah desa, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan
kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Patamuan.
Tabel 2.2 : Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Di
Wilayah Puskesmas Patamuan tahun 2017
Luas Jumlah
Jumlah
No Desa Wilayah Rumah
Penduduk
(Km2) Tangga
1 Paramantalang 3.25 737 166
2 Tandikat asli 2.9 445 105
3 Sialang 3.75 537 127
4 Air kelok 3.1 323 96
5 Jajaran 6.7 147 51
6 Kampung apa 4.3 149 46
7 Sarang gagak 1.55 121 27
8 Galoro 2.67 677 182
9 Pulau air 6.6 997 251
10 Lubuk aro 6.91 201 467
11 Labu kumbung 2.83 670 147
12 Pucung anam 3.75 1433 341
13 Kabun pondok duo 2.15 711 202
14 Lareh nan panjang 3.45 923 230
15 Sungai kasikan 3.29 1283 300
16 Sungai durian 4.04 1845 397
17 Koto mambang 4.11 1782 366
18 Kampung tanjung 3.67 1339 307
Total 53.05 16.120 3.808
Adapun sasaran pelayanan gizi di wilayah kerja Puskesmas Patamuan sebagai berikut :
Tabel 2.3 Jumlah sasaran pelayanan gizi masyarakat diwilayah kerja puskesmas
Patamuan tahun 2017
Bayi Balita
No Korong Bumil Bufas
0- 6 bln 6- 11 bln 12- 59 bln
1 Paramantalang 3 9 67 19 18
2 Tandikat asli 1 3 29 7 6
3 Sialang 11 10 43 13 12
4 Air kelok 2 4 22 6 5
5 Jajaran 1 2 16 5 4
6 Kampung apa 1 2 9 5 4
7 Sarang gagak 1 2 9 4 4
8 Galore 3 10 56 14 13
9 Pulau air 14 14 98 28 27
10 Lubuak aro 20 20 125 41 40
11 Labu kumbung 5 11 60 19 18
12 PC anam 11 16 102 29 28
13 Kabun 8 10 54 20 19
14 Ln panjang 8 10 71 20 19
15 Sei kasikan 10 17 107 29 28
16 Sei durian 20 14 144 36 36
17 Koto mambang 13 13 145 38 37
18 Kp tanjung 14 15 103 31 30
  JUMLAH 146 192 1260 364 348

a. Struktur penduduk menurut jenis kelamin


Berdasarkan jenis kelamin, setengah dari seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Patamuan adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 49.6 %. Sedangkan penduduk
dengan jenis kelamin perempuan sebesar 50,4 %.
b. Data Sarana Pendidikan
Upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Patamuan  tidak terlepas dari sekolah
sebagai sasaran kegiatan, diantaranya program UKS, UKGS, Promkes  dan program
terkait lainnya. Puskesmas Patamuan memiliki sasaran Sekolah terdiri dari 15 SD , 3
SMP dan 1MTSN. Kegiatan yang dilaksanakan ke sekolah-sekolah tersebut diantaranya
penyuluhan kesehatan, PHBS sekolah, kantin sehat, kesehatan remaja, HIV/ AIDS,
Napza, pemantauan derajat kesehatan anak sekolah melalui kegiatan screening, dan
kegiatan lainnya yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan
c. Data Sumber Daya Kesehatan
1. Sarana kesehatan
Puskesmas Patamuan sebagai Unit pelayanan kesehatan tingkat pertama
didukung oleh  4 Puskesmas Pembantu, 7 Polindes dan 2 Poskesri  dengan satu
Bidan di setiap sarana tersebut. Puskesmas Pembantu tersebut adalah di Lareh Nan
panjang, Paramantalang, Labu kumbung dan Sungai kasikan. Polindes terdiri dari
Polindes Koto mambang, Sungai durian. Kampung tanjung, Galoro, Lubuk aro,
Tandikat asli dan Pulai air. Sedangkan Poskesri terdapat di Pucung Anam dan
Sialang. Masing-masing Bidan desa tersebut bertanggungjawab kepada Kepala
Puskesmas Patamuan dengan menyusun laporan setiap bulannya dan berkoordinasi
dengan pemegang program dalam pelaksanaan setiap kegiatan di wilayah kerjanya.
2. Ketenagaan
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sumber daya yang sangat
penting dalam setiap bidang kegiatan. Dengan SDM yang cukup baik secara
kuantitas maupun  kualitas, maka diharapkan proses yang dijalankan akan berjalan
dengan baik dan menghasilkan Output yang baik pula. Puskesmas Patamuan pada
tahun 2017 memiliki staf sebanyak 52 orang. Gambaran ketenagaan di Puskesmas
Patamuan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.4 : Data Ketenagaan Di Puskesmas Patamuan tahun 2017


No Kualifikasi Jumlah Status Kepegawaian
1 Dokter Umum 1 PNS
2 Dokter Gigi 0 -
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 5 PNS
3 Perawat 7 PNS
4 Bidan 8 PNS
5 Bidan 13 PTT
6 Perawat gigi 1 PNS
7 Asisten Apoteker 1 PNS
8 Tenaga Gizi 1 Sukarela
9 Sanitarian 1 PNS
10 Analis 1 PNS
11 Administrasi 1 PNS
12 Tenaga sukarela (bidan& perawat) 12 Sukarela
Jumlah 52
Sumber : Profil Puskesmas Patamuan 2017
Seluruh tenaga yang ada di Puskesmas Patamuan menjalankan tugasnya sesuai
Tupoksi masing-masing yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.Jumlah tenaga
yang terbatas menyebabkan sebagian staf memiliki tugas lebih dari satu program.

3. Peran serta masyarakat

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsiny dalam memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat, Puskesmas Patamuan memerlukan kerjasama
khususnya dengan anggota masyarakat yang ada di wilayahkerjapuskesmas.

Wujud peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan tersebut dapat berupa
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Adapun kegiatan UKBM
tersebut antara lain:

Tabel 2.5. UpayaKesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) di Wilayah Kerja


Puskesmas Patamuan Tahun 2017

UKBM Jumlah

1. Posyandu 32

2. Poskesri 2

3. Pustu 4

4. PosyanduLansia 10

5. Kader posyandu balita 160

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Patamuan Tahun 2017

4. Pembiayaan kesehatan
Dalam operasionalnya Puskesmas Patamuan memperoleh dana untuk
pembiayaan kesehatan yang bersumber dari APBD Kabupaten/ Kota dan APBN
melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana JKN.

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Pelaksanaan Program Gizi Masyarakat Di Puskesmas Patamuan.


1. Melaksanakan Kegiatan Program Yang Ada
a. Pemberian Vitamin A
Pemberian Vitamin A di Puskesmas Patamuan yang diperuntukkan kepada bayi dan
balita dilaksanakan secara baik dan benar dan pendistribusiannya juga merata sehingga
jumlah cakupan yang diperoleh dapat optimal. Pelayanan
b. Distribusi Vitamin A dan Fe Ibu Nifas

Vitamin A tidak hanya diperuntukkan untuk bayi dan balita tetapi ibu nifas juga
perlu diberikan Vitamin A dengan waktu dan dosis yang tepat. Kerja sama yang telah
dilakukan oleh petugas gizi pada hal ini adalah dengan bekerja sama dengan bidan-bidan
praktek swasta, kader posyandu dalam hal mendistribusikan vitamin A ibu nifas kepada
sasaran. Hasil akhir dari kerja sama ini diharapkan semua ibu nifas mendapatkan Vitamin A
yang bermanfaat bagi ibu dan bayinya serta menggalakkan program ASI Ekslusif.

c. Pemeriksaan Garam Beryodium

Kekurangan yodium merupakan masalah gizi yang harus ditangani dengan baik,
upaya yang dilakukan pemerintah seperti fortifikasi yodium telah dilakukan dan menyerap
dana yang cukup besar, untuk itu perlu pengawasan yang ketat terhadap produk-produk yang
menclaim telah menambahkan zat yodium pada produk daganganya. Hal yang dilakukan oleh
petugas gizi adalah dengan jalan bekerja sama dengan kader untuk melakukan uji zat yodium
pada garam. Sebelum melaksanakan uji tersebut hal-hal yang saya lakukan adalah
memberikan penyuluhan kepada masyarakt tentang kegunaan yodium serta bahan makanan
yang mengandung zat yodium serta akibat-akibat yang dapat merugikan akibat tidak
mengkonsumsi zat yodium.

d. Penyuluhan di luar gedung

Penyuluhan diluar gedung merupakan alternatif utama yang bertujuan memberikan


informasi mengenai gizi serta memberdayakan sumber daya yang ada karena penulis
menyadari sepenuhnya bahwa permasalahan gizi tidak akan selesai tanpa melibatkan seluruh
komponen masyarakat yang ada, serta program kesehatan yang lain yang juga akan
berpengaruh terhadap maju mundurnya usaha ini, selain itu juga petugas gizi sebaiknya
berperan aktif menunjang program kesehatan yang lain. Kegiatan penyuluhan kesehatan
bekerja sama dengan promosi kesehatan, selain itu petugas dapat memberikan informasi di
kelas kelas yag ada wilayah kerja seperti pada kelas ibu balita dan kelas ibu hamil.

Selain itu pembinaan yang dilakukan di posyandu juga perlu digalakkan agar gaung
informasi mengenai kesehatan khususnya dalam bidang gizi tetap bisa berkesinambungan,
pembinaaan yang serius pada akhirnya tentu saja akan berdampak positif guna mendorong
peran serta masyarakat, hasil lansung dari upaya ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi
masyarakat yang meningkat guna memamfaatkan posyandu sebagai tempat mendapatkan
pelayanan kesehatan.

Gambar. Kelas Ibu Balita

e. Penatalaksanaan gizi kurang/ buruk

Penyebab langsung terjadinya gizi buruk pada anak adalah infeksi dan penyebab
tidak langsung seperti perilaku, tingkat pengetahuan dan ketahanan pangan. Tugas dan
tanggung jawab petugas gizi dalam hal ini adalah memberikan intervensi yang tepat dan
terpadu tidak hanya sekedar membuat laporan kasus.
Agar kejadian ini dapat diatasi perlu diupayakan pengobatan, suplementasi,
pemberian PMT serta penyuluhan bersama dengan program yang lain dengan hasil akhir yang
diperoleh kasus dapat diatasi dengan baik dan tidak akan terulang kembali.
Penyelesaian kasus gizi buruk dan kurang tidak akan selesai dengan pemberian PMT
saja, hal terbesar yang perlu dilakukan dengan serius adalah dengan mengidentifikasi
penyebab dan meyatukan semua program yang ada serta kerja sama lintas program yang ada.
Melalui upaya pendampingan kelurga yang rawan gizi buruk agar pada akhirnya mereka dapat
memecahkan masalah gizi yang mereka alami secara mandiri.
Gambar. Follow Up PMT
f. Pendistribusian Fe pada remaja putri

Selain bekerja sama dengan masyarakat, program gizi juga bekerja sama dalam
kegiatan pendistribusian fe pada remaja putri. Sekolah menengah yang dikunjungi adalah
SMA I Patamuann, SMP 2 Patamuan dan SMP 3 Patamuan. Kegiatan ini dilakukan
terintegrasi dengan kegiatan PKPR. Karena keterbatasan alat maka dilakukan pengukuran HB
bagi siswi yang hanya mengalami gejala anemia. Sebelum dilakukan pendistribusian fe,
terlebih dahulu dilakukan penyuluhan gizi khususnya anemia pada remaja putri. Makan obat
bersama dilakukan 1 x satu minggu selama sebulan.
Gambar. Kegiatan Makan Obat Bersama di SMP 02 Patamuan

g. Kunjungan Balita dan bumil Resti dan pendistribuisan PMT

Kunjungaan balita dan bumil dilakukan apabila ada laporan dari PJ wilayah maupun
dari masyarakat itu sendiri. Balita yang diberikan PMT dengan status gizi kurang dan gizi
buruk. Bumil yang diberikan PMT dengan status gizi LILA kurang dari 23.5 cm. Kunjungan
dilakukan dengan program terkait seperti pemegang anak dan ibu.
Gambar. Kunjungan Balita Resti/ Validasi Data Antropometri
2. Program Inovasi/ Tambahan

a. Germas 2017
Dalam rangka memperingati Hari Gizi ke-57 diadakan beberapa acara dimana salah satu
kegiatan Germas fokus pada Gerakan Makan Sayur Dan Buah. Adapun acara yang
dilakukan sebagai berikut :
1. Bazar Sayur dan Buah
Kegiatan bazar buah dan sayur adalah kegiatan swadaya kader posyandu yang
menyediakan berbagai macam buah buahan local dan sayuran, yang mana semua
peserta yang menghadiri akan membeli buah dan sayur yang dipasarkan dalam
kegiatan bazar.

Gambar . Penyuluhan Makan Buah dan Sayur di SDN 05 Patamuan


Gambar. Bazar Sayur dan Buah

2. Lomba PMT Penyuluhan se- Kecamatan


PMT yang dilombakan adalah PMT Penyuluhan di Posyandu. Kader diberikan
batasan dalam mebuat PMT, artinya bahan yang digunakan adalah bahan makanan
local. Yang tentunya PMT penyuluhan juga swadaya dari kader posyandu. PMT
penyuluhan Posyandu yang dilombakan adalah 1 posyandu dimana mewakili dari 1
korong.
Gambar. Penilaian PMT Penyuluhan

3. Lomba Balita Sehat se- Kecamatan


Dalam pelaksanaaan lomba, semua lintas program terlibat mulai dari pelayanan
imunisasi, DDTK, dan Gizi pastinya. Balita yang dilombakan ada 2 kriteria dimana
criteria bayi dengan usia 0- 12 bulan dan criteria balita dengan usia 12- 36 bulan.
Balita yang mengikuti lomba adalah balita posyandu mewakili dari 1 korong. Dengan
telah dilakukan kegiatan tersebut, balita dengan peringkat juara II Lomba Balita Sehat
se Kecatan diutus mewakili Lomba Balita Sehat tingkat Propinsi. Alhasil Balita Dari
Puskesmas Patamuan mendapat peringkat no 3 di Tingkat Propinsi.
Gambar. TIM Penilaian Lomba Balita Sehat

Gambar. Penilaian Lomba Balita Sehat


4. Lomba Posyandu se- Kecamatan
Lomba posyandu dilakukan dengan cara mengunjunggi posyandu tersebut. Dengan
melibatkan lintas program, petugas melakukan penilaian dalam beberapa hari
mengingat ada 18 Posyandu yang mewakili kecamatan.
Jauh sebelum dilakukan Lomba Posyandu, terlebih dahulu dilakukan pembinaan
posyandu. Dalam hal ini petugas bekerja sama dengan petugas promkes.
5. Pembuatan TOGA dan Karang Gizi Puskesmas
Bekerjasama dengan Promkes, dilakukan pembuatan TOGA dan Karang
Gizi.tentunya dengan melakukan gotong royong bersama. Petugas membawa jenis
TOGA dan Karang Gizi, dan ditaman di Pekarangan Puskesmas

Gambar. TOGA dan Karang Gizi Puskesmas

b. Pembentukan KP ASI
Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) secara khusus diselenggarakan untuk para ibu
yang ingin berhasil melaksanakan pemberian air susu ibu (ASI) secara optimal, yang
meliputi inisiasi menyusu dini (IMD), Asi Eksklusif 6 bulan, dan meneruskan pemberian
ASI hingga 2 tahun atau lebih dengan makanan pendamping yang bergizi. KP ASI
Korong Sialang Nagari Tandikat Utara Kecamatan Patamuan merupakan kelompok KP
ASI yang baru dibentuk pada tahun 2017. Kegiatan Pembentukan KP ASI ini melibatkan
lintas sector dan pemberdayaan masyarakat Korong Sialang Nagari Tandikat Utara.
Dalam kegiatan KP ASI, peserta diberikan materi tentang tujuan dibentuknya
kelompok pendukung ASI dan tugas dari anggota KP-ASI.
Yang nantinya setelah dilakukan pembentukan, akan dilakukan pertemuan rutin semua
anggota guna diberikan materi tentang ASI. Pertemuan pembentukan KP ASI dilakukan
selama 2 hari.

Gambar. Pemberian Materi pada Pembentukan KP ASI Korong Sialang


Gambar. Penandatanganan Komitmen Bersama KP ASI

c. Pembentukan Kader PMBA


Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI dan MP-ASI merekomendasikan
pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan anak 0-24 bulan adalah:
(1) inisiasi menyusu dini segera setelah lahir minimal selama 1 jam;
(2) pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan;
(3) memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan;
(4) meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih.

Hasil dari Penimbangan Massal November 2017 diperoleh hasil penimbangan dengan
angka stanting yang cukup tinggi. Penyebab stanting adalah gangguan pola makan yang
salah dalam jangka yang lama/ kronis. Dengan latar belakakng tersebut, petugas mencoba
melibatkan kader untuk menyelesakan masalah ini. Peranan tenaga kader posyandu
terampil sangat besar terhadap keberhasilan Pemberian makanan bayi dan Anak (PMBA),
peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota keluarga serta
peningkatan kualitas makanan bayi dan anak yang akan meningkatkan status gizi balita.
Gambar. Pemberiaan materi Kader PMBA
Peserta yang mengikuti kegiatan antara lain: kader, ibu hamil dan ibu
balita.Kegiatan dilakukan selama 2 hari, dimana hari I peserta diberikan materi, dan pada
hari kedua diberikan praktek. Dengan adanya kader PMBA di Korong Labu Kumbung,
diharapkan kegiatan POS Gizi juga dapat terbentuk, mengingat kasus Balita BGM yang
ada.

B. Peran dan Tugas Tenaga Kesmas dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat
penting perannya dalam pembangunan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat merupakan upaya meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Ada 3 peran utama sebagai tenaga
kesehatan masyarakat di masyarakat yaitu sbb :
1. Peran Intervensi

Tenaga kesehatan masyarakat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan


dalam melakukan intervensi terhadap perubahan perilaku manusia. Intervensi ini harus
menggunakan pendekatan yang sesuai dengan mempertimbangkan aspek psikologi,
budaya, kebiasaan, dan hal lainnya. Seperti halnya dalam menangani kasus balita resti
dan bumil resti. Walaupun sulit dalam merubah perilaku, sebagai petugas tetap
memberikan motivasi dalam pemberian makan pada anak dengan penekanan
menggunakan makanan local, bukan pabrikan.

2. Peran Manajemen dan Perencanaan Program


Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa tenaga kesmas merupakan tenaga kesehatan
yang menitikberatkan pada fungsi manajemen dan perencanaan program kesehatan.
Fungsi manajemen erat hubungannya dengan melakukan upaya pengaturan terhadap
suatu program yang hendak dilaksanakan. Belum lagi kemampuan tenaga kesmas untuk
merancang sebuah program yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan melihat kesenjangan yang terjadi di masyarakat, kita bisa mengidentifikasi
masalah, apa prioritas utama kita untuk menanggulangi kesenjangan tersebut. Setelah
diketahui kita bisa membuat Rencana Kerja ataupun Planing Of action (POA)
3. Peran Pemberdayaan
Memberdayakan masyarakat agar tetap sehat merupakan salah satu hal yang
harus diwujudkan tenaga kesmas. Peranan mereka dalam membentuk paradigma sehat
(mempertahankan masyarakat agar tetap sehat) perlu menjadi perhatian. Dalam
mewujudkan hal itu, tenaga kesmas sadar betul bahwa ada aspek preventif, promotif, dan
rehabilitatif yang harus saling berkesinambungan karena upaya pemberdayaan
sesungguhnya bukanlah perkara yang mudah. Intinya adalah untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang dengan
melibatkan semua komponen tenaga kesehatan dan komitmen untuk terlibat aktif
Dalam pelaksanaan program gizi tentu tidak bisa dilakukan sendiri, dan perlu
adanya koordinasi baik itu lintas program maupun lintas sektor. Sepetinya halnya
Posyandu Balita yang dilakukan setiap bulannya. Angka kunjungan (D/S) yang masih
rendah, membuktikan bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
posyandu sehingga cakupan D/S rendah. Dengan adanya kerjasama lintas program
khusunya Promkes, kita bisa saling mendorong supaya cakupan D/S dapat sedikit lebih
meningkat karena promosi yang telah dilakukan.
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa capaian program gizi tahun 2017 masih ada yang
tidak mencapai target. Seperti halnya Cakupan D/S sebanyak 81.2 % dari target Padang
Pariaman sebanyak 85%. Hal ini disebabkan karena saasaran Pusdatin lebih tinggi dari balita
yang ada.
Begitu juga dengan pencapaian ASI Ekslusif, dengan target 42 %, hanya mencapai 36.7
%. Dengan tidak terapainya cakupan ASI Eslusif, berbagai usaha telah dilakukan dengan
memberikan promosi kesehatan tentang ASI Ekslusif pada kelompok rentan gizi khusunya pada
ibu hamil dan ibu balita. Pemberian sertifikat ASI Ekslusif bagi balita 6 bulan juga merupakan
inovasi guna memotivasi ibu hamil dan ibu balita supaya mau memberikan ASI saja pada
bayinya sampai usia 6 bulan. Pembentukn KP ASI dan Kader PMBA merupakan kegiatan untuk
meningkatkkan capaian program gizi. Pemberdayaan masyarakat adalah hal terpenting dalam
menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Dengan harapan dengan kerjasama dengan lintas
sektor ini untuk mendapatkan dukungan dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerja puskesmas Patamuan khusunya gizi.
Tingginya angka cakupan balita T dan 2T disebabkan karena sarana yang digunakan dalam
pengukuran antropometri kurang memadai, seperti halnya Dacin yang sudah lama tidak di
kalibrasi atau penanggung jawab wilayah dan kader dalam melakukan sweeping penimbangan
balita menggunakan timbangan dewasa, karena dacin tidak ada.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan program gizi di Puskesmas Patamuan masih membutuhkan perbaikan dan
peningkatan di berbagai sektor. Kerja sama lintas program dan lintas sektor harus ditingkatkan
dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Patamuan. Upaya intervensi permasalahan gizi yang telah dilakukan perlu dikembangkan dan
dilaksanakan secara terarah dan terpadu.
Pemberdayaan masyarakat adalah hal yang paling penting dalam menanggulangi masalah
gizi yang ada, terutama dalam hal perubahan perilaku. Dalam melakukan usaha merubah
perilaku masyarakat dari perilaku yang merugikan kesehatan menjadi perilaku yang sesuai
dengan kesehatan dan menguntungkan untuk kesehatan merupakan suatu hal yang tidak mudah.
Petugas kesmas dilapangan harus banyak melakukan pengembangan dengan kegiatan-kegiatan
inovasi yang cocok dengan masyarakat yang dihadapi.
Penilaian tenaga kesehatan teladan ini diharapkan mampu mendorong semua Nakes yang
ada untuk senantiasa menjalankan tugas dan fungsinya secara professional, bermutu dan
berkompeten. Menjadikan tenaga kesehatan yang  memiliki semangat pengabdian yang tinggi,
berdisiplin, kreatif, berilmu, terampil, berbudi luhur serta dapat memegang teguh etika profesi.

B. Saran
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
Diharapkan senantiasa memberikan bimbingan, pengawasan dan evaluasi terhadap
kinerja tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, sehingga kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan semakin meningkat.
2. Puskesmas Patamuan
Diharapkan untuk terus meningkatkan kinerja, kekompakan dan kerja sama dalam
berbagai kegiatan baik lintas program maupun lintas sektor, sehingga permasalahan
kesehatan di masyarakat dapat ditanggulangi dan tepat sasaran
DOKUMENTASI KEGIATAN KEGIATAN PROGRAM GIZI MASYARAKAT DI
PUSKESMAS PATAMUAN

Gambar. Pemberian materi Gizi Masyarakat dalam rangka penyegaran kader Posyandu
Ganbar. Penyuluhan Gizi di SDN 15 Patamuan

Gambar . Pemeriksaan Yodium RT


Gambar. Peemriksaan HB pada remaja putrid SMP 2 Patamuan

Gambar. Pelaksanaan Kelas Ibu Balita


Gambar. Hadiah dan Tropi Lomba memperingati HGN ke 57

Gambar. Keterlibatan Lintas sektpr Kecamatan / Lomba memperingati HGN ke 57

Gambar. Keterlibatan Lintas sektpr Kecamatan / Lomba memperingati HGN ke 57


Gsmbar. Penilian Lomba Bayi dan Balita Sehat

Gambar. Acara Hiburan


Gambar. TIM Juri Lomba Kader di Pantai Godoriah Pariaman

Gambar. Lomba Balita Sehat Tk Propinsi Sumatera Barat


Gambar. Kunjungan Balita Resti
Ganbar. Sertifikat ASI Ekslusif Bayi 0- 6 bulan
Gambar. SK KP ASI Wali Nagari Tandikat Utara
Gambar. SK KP ASI Wali Nagari Tandikat Utara
Gambar. Komitmen Bersama KP ASI Korong Sialang

Anda mungkin juga menyukai