Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK PROFESI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S (63 TAHUN) DENGAN ANSIETAS

“Dibuat Dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktik Profesi Keperawatan Jiwa”

OLEH:
DEVIA OLA YULIA
2141312070

KELOMPOK: W’21

PEMBIMBING

Ns. Randy Refnandez ,S.Kep.M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTAMA
Ansietas/ Kecemasan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Definisi
Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi dan penglaman subjektif dri seseorang. Pengertian
lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorng tidak nyaman dan terbagi
dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan persaan tiidak pasti dan tidak
berdaya. (Kususmawati, 2010).

2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi (pendukung)
Ketegangan dalam kehidupan dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
1) Peristiwa traumatik
2) Konflik emosional
3) Gangguan konsep diri
4) Frutasi
5) Gangguan fisik
6) Pola mekanisme koping keluarga
7) Riwayat gangguan kecemasan
8) Medikasi
b. Faktor Presipitasi
1) Ancaman terhadap integritas fisik
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
2) Ancaman terhadap harga diri
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
3. Jenis
a. Kcemasan Ringan
Kecemasan ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu
memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak,
merasakan, dan melindungi diri sediri.
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.
c. Kecemasan Berat
Kecemasan berat yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respon takut dan distress.
d. Panik
Individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena kehilangan kontrol,
maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. (Prabowo, 2014).

4. Rentang Respon
a. Kecemasan Ringan
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan ringan adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan ringan adalah:
a) Ketegangan otot ringan
b) Sadar akan lingkungan
c) Rileks atau sedikit gelisah
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kogniif dari kecemasan ringan adalah:
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
c) Perasaan gagal sedikit
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
e) Mempertimbangkan informasi
f) Tingkat pembelajaran optimal
3) Respon emosional dari kecemasan ringan adalah:
a) Perilaku otomatis
b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas mandiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Kecemasan Sedang
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan sedang adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan sedang adalah:
a) Ketegangan otot sedang
b) Tanda-tanda vital meningkat
c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d) Sering mondar-mandir, memukul tangan
e) Suara berubah: bergetr, nada suara tinggi
f) Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respon kognitif dari kecemasan sedang adalah:
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respon emosional dari kecemasan sedang adalah:
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
e) Gembira
c. Kecemasan Berat
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan berat adalah:
1) Respon fisik kecemasan berat adalah:
a) Ketegangan otot berat
b) Hiperventilasi
c) Kontak mata buruk
d) Pengeluaran keringat meningkat
e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tuuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mngertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respon kognitif kecemasan berat adalah:
a) Lapang persepsi terbatas
b) Proses berpikir terpecah-pecah
c) Sulit berpikir
d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f) Hanya memperhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
h) Egosentris
3) Respon emosional kecemasan berat adalah:
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
e) Merasa tidak adekuat
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin beban
d. Panik
Menurut Videbeck (2008), respon dari panik adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari panik adalah:
a) Fight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f) Tidak dapat tidur
g) Hormon stress dan neurotransmitter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respon kognitif dari panik adalah:
a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional dari panik adalah:
a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut, lelah

5. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat
berupa:
1) Peristiwa traumatik, yang daapt memicu terjadinya kecemasan berkitan dengan
krisis yang dilami individu baik krisis yang dialami individu baik krisis
perkembangan maupun situasional
2) Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir
secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
4) Frusatasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan
yang berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
6) Pola mekanisme koping keluarga atau ola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konfllik yang dialami karena
pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon
individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepin dapat menekan
neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas
neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
b. Faktor Presipitasi
Stressor presipitas adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu:
1) Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi:
a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya: hamil)
b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internl dan eksternal
a) Sumber internal, kesulitan dalam hubungann interpersonal di rumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisik jug dapat mengancam harga diri.
b) Sumber eksternal, kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekrjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

6. Tanda dan Gejala


Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas, antara lain
sebagai berikut:
1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
2) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3) Takut sendirian, takut pada keramaian, dan banyak orang
4) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
5) Gangguan konsntrasi dan daya ingat.
6) Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.

7. Akibat
Dapat berasal dari sumber internal dan eksternal dapat diklsifikasikan dalam dua jenis:
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang
akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk mlakukan aktivitas hidup sehari-hari.
Pada ancaman ini stressor yang berasal dari sumber eksternal adalah faktor-faktor
yang dpat menyebabkan gangguan fisik (misal: infeksi virus, polusi udara).
Sedangkan yang menjadi sumber internalnya adalah kegagalan mekanisme fisiologi
tubuh (misal: sistem jantung, sistem imun, pengaturan suhu dan perubahan fisiologis
selama kehamilan).
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorag dapat membahayakan identitas, harga diri dan
fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. Ancaman yang berasal dari sumber
eksternal yaitu kehilangan orang yang berarti (meninggl, perceraian, pindah kerja),
dan ancaman yang berasal dari suber internal berupa gangguan interpersonal di
rumah, tempat kerja atau menerima peran baru.

8. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan faktor
utama yang membuat pasien berperilaku patologis atau tidak. Mekanisme koping untuk
mengatasi kecemasan sedang, berat, dan panik membutuhkan banyak energi. Menurut
Suliswati (2005), mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu:
a. Task Oriented Reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin
dicapai dengan melakukan koping ini dalah individu mencoba menghadapi kenyataan
tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah,
memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.
1) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan
2) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk
memindahkan seseorang dari sumber stress
3) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang mengoperasikan,
mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang.
b. Ego Oriented Reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu
sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk
melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya
mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk menili
penggunaan mekanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu
dievalusi hal-hal berikut:
1) Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan pasien
2) Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri tersebut apa pengaruhnya
terhadap disorganisasi kepribadian
3) Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan
kesehatan pasien
4) Alasan pasien menggunakan mekanisme pertahanan.

9. Penatalaksanaan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup fisik
(somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial atau psikoreligius. Selengkapnya seperti
pada uraian berikut:
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara:
1) Makan makanan yang bergizi dan seimbang
2) Tidur yang cukup
3) Cukup olahraga
4) Tidak merokok
5) Tidak minum minuman keras.
b. Terapi psikofarmaka
Merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan yang berkhasiat
memulihkan fungsi gangguan neurotransmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan
saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah
obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam,
lorazepam, buspirone HCl, meprobamate, dan alprazolam.
c. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala atau akibat dari
kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik
(fisik) itu dapat dibrikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh
yangbersangkutan.
d. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:
1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar
pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta
percaya diri.
2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai
bahwa ketidakmampuan mengatasi kecemasan.
3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudan memperbaiki kembali (re-
konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihakn fungsu kognitif pasien, yaitu kemampuan
untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
5) Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika
kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi
stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan
sebagai faktor pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan
dan daya tahan dalam menghadapi berbaga problem kehidupan yang merupakan
stressor psikososial.

10. Pohon Masalah


Kerusakan Interaksi Sosial
Effect

Gangguan suasana perasaan: Cemas


Cor Problem

Koping individu inefektif


Causa

11. Diagnosa Keperawatan


a. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan cemas
b. Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping individu inefektif
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

12. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa Tujuan Intervensi
Ansietas 1. Membina hubungan saling percaya dengan Klien :
perawat a. Bina hubungan saling percaya dengan Klien :
2. Klien dan keluarga mampu mengenal 1. Perkenalkan diri
ansietas 2. Buat kontrak asuhan dengan Klien
3. Klien dan keluarga mampu mengatasi 3. Jelaskan bahwa perawat akan membantu Klien
ansietasdengan teknik relaksasi 4. Jelaskan bahwa perawat akan menjaga kerahasiaan informasi
4. Klien dan keluarga mampu mengatasi tentang Klien
ansietas melalui distraksi 5. Dengarkan dengan penuh empati ungkapan perasaan Klien
5. Klien dan keluarga mampu mengatasi 6. Diskusikan dengan Klien tentang kecemasana/ansietasnya
ansietas melalui hipnotis lima jari b. Diskusikan dengan Klien keadaan saat ini :
6. Klien dan keluarga mampu mengatsi ansietas 1. Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual Klien
melalui kegiatas spiritual sebelum mengalami ansietas
7. Keluarga mampu mengambil keputusan 2. Hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa ansietas
merawat klien dengan ansietas c. Penurunan kecemasan
8. Keluarga mampu memfaatkan fasilitas untk 1. Mendiskusikan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan
mencegah kekambuhan klien gejala, akibat ansietas
2. Melatih mengatasi ansietas dengan teknik relaksasi fisik
3. Melatih mengatasi ansietas distraksi
4. Melatih mengatasi ansietas dengan hipnotis lima jadi
5. Melatih mengatasi ansistas melalui kegiatan spiritual

Keluarga :
1. Mendiskusikan masalah kelurga dalam merawat klien ansietas
2. mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam merawat klien
3. menjelaskan pengertian, tanda gejala, dan proses terjadinya
ansietas
4. Mendiskusikan akibat yang mungkin terjadinya ansietas
5. Menjelaskan dan melatih keluarga klien ansietas cara relaksasi
nafas dalam, distraksi, hipnotis 5 jari dan spiritual
6. Menjelaskan lingkungan yang terapeutik untuk klien.
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

7. Mendiskusikan anggota keluarga yang dapat berperan dalam


merawat klien
8. 8.Mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung
dalam perawatan klien
9. Melibatkan pasien dalam aktivitas keluarga
10. Melatih, memotivasi, membimbing dan memberikan pujian pada
klien ansietas
11. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk
memeriksakan kesehatan mencegah kekambuhan klien.
12. Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
tersedia dimasyarakat
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

LAPORAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KESEHATAN JIWA DI KOMUNITAS

A. DATA BIOGRAFI
Pasien
Nama : Tn. S
Tempat/Tanggal Lahir : Padang/05-05-1958
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Latar Belakang Budaya : Minang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jln. Kampung Koto

Keluarga
1. Kepala Keluarga (KK) : Tn. S
2. Alamat : Jln. Kampung Koto
3. Pekerjaan KK : Buruh
4. Pendidikan KK : SD
5. Anggota keluarga :

Anggota Keluarga

No Nama Umur JK Pekerjaan Status Pendidikan Gol Riwayat Ket


Darah Kesehatan
1 Tn.S 63 L Buruh KK SD A DM
2 Ny.L 59 P IRT Istri SD O Hipertensi
3 Tn. S 36 L Wiraswasta Menantu DIII A -
4 Ny. R 30 P IRT Anak S1 A -
5 An. K 2 P - Cucu - A -
Genogram:
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

KETERANGAN:

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Identifikasi Pasien
------------ : Tinggal serumah
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

6. Tipe Keluarga:
Tipe keluarga adalah extended family atau keluarga besar yang terdiri dari orang tua, anak,
menantu dan cucu yang tinggal dalam satu rumah.
7. Adat/budaya terkait kesehatan:
Tn.S dan Ny.L bersuku bangsa Minang (Tn.S bersuku Jambak dan Ny.D bersuku
chaniago). Dalam kehidupan sehari-hari tidak ada budaya atau pola adat dan kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dengan suku bangsa
minang menyukai makanan yang pedas, berkuah, dan adanya kebiasan makan rendang di
keluarga, begitu juga dengan keluarga Tn.S yang juga menyukai konsumsi makanan pedas,
berkuah/bersantan dan kebiasaan anggota keluarga terutama Tn.S mengkonsumsi kopi dan
es teh manis tiap hari. Kebiasaan makan keluarga sehari-hari di atas, secara tidak langsung
mempengaruhi kondisi kesehatan di tengah-tengah keluarga. Terutama Tn.S yang memiliki
penyakit DM dan haemorhid serta Ny.L yang memiliki penyakit hipertensi. Menurut Tn. S
kebiasaan berobat keluarga adalah berobat ke pelayanan kesehatan yaitu ke puskesmas,
rumah sakit atau praktek bidan. Keluarga mengatakan ada mengonsumsi obat-obatan
tradisional tapi tidak sering jika di rasa gejala penyakitnya seperti Ny L yang mengonsumsi
Nenas jika dirasa gejala hipertensi nya kambuh lagi. Keluarga mengatakan tidak ada
kepercayaan tradisional yang berhubungan dengan kesehatan dan isu keperawatan.
8. Spiritual:
Keluarga Tn.S beragama Islam. Tidak ada perbedaan agama di dalam keluarga. Sehari-hari
keluarga Tn.S beribadah sholat lima waktu di rumah dan sesekali berjamaah di masjid dekat
rumah.
9. Aktivitas Rekreasi keluarga:
Kegiatan rekreasi keluarga biasanya dengan menonton televisi bersama di rumah dan dan
sesekali jika semua anggota keluarga berkumpul mereka akan berwisata ke luar kota
bersama-sama.

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

10. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga Tn.S adalah tahap perkembangan keluarga usia pertengahan
(middle aged family), dengan tugas perkembangan sbb:
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

 Mempertahankan kesehatan.
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan bermakna dengan anak-anak dan
teman sebaya
 Meningkatan keakraban pasangan/memperkuat hubungan pernikahan

11. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah:
 Mempertahankan kesehatan
Keluarga mengatakan untuk mempertahankan kesehatan keluarga berupaya sebaik
mungkin untuk meningkatkan status kesehatan setiap anggota keluarga walaupun
belum maksimal. Keluarga mengatakan usaha yang dilakukan belum terlalu
baik/optimal dalam perawatan kesehatan keluarga. Hal ini terlihat dari keluarga susah
merubah kebiasaan konsumsi makanan pedas, berkuah/ bersantan dan kebiasaan
anggota keluarga mengonsumsi kopi dan es teh manis tiap hari. Kebiasaan makan
keluarga sehari-hari di atas, secara tidak langsung mempengaruhi kondisi kesehatan di
tengah-tengah keluarga. Terutama Tn.S yang memiliki penyakit DM dan Ny.L yang
memiliki penyakit hipertensi. Selain itu keluarga juga kesulitan merubah kebiasaan
Tn.S yang merupakan seorang perokok, walaupun sudah diingatkan kebiasaan
merokok Tn.S tidak berhenti namun sudah berkurang sejak 2 tahun terakhir yang
dulunya sehari habis 1-1,5 bungkus rokok sehari, sekarang hanya setengah bungkus (6
batang rokok/hari). Olahraga rutin tidak dilakukan oleh keluarga. Keluarga juga selalu
mengingatkan anggota keluarga lain untuk selalu memeriksakan kesehatan rutin ke
pelayanan kesehatan terutama Tn.S yang memiliki penyakit diabetes mellitus . Kontrol
ke pelayanan kesehatan hanya dilakukan jika dirasakan keluhan kesehatan, sedangkan
untuk gejala ringan dari penyakitnya Tn.S dan Ny.L lebih memilih pengobatan
alternative sebagai solusi. Tn. S mengatakan jarang kontrol ke pelayanan kesehatan
seperti Puskesmas atau rumah sakit karena hanya membuang-buang waktu untuk
mengantri berobat, dan lebih memilih berobat ke klinik bidan/puskeskel dekat rumah.
Tn.S mengatakan hanya pergi ke rumah sakit/puskesmas jika kondisi mendesak atau di
paksa anaknya.
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan bermakna dengan anak-anak dan


teman sebaya
Tn.S dan Ny.L mengatakan bahwa hubungan antara Tn.S dan Ny.L beserta anak-anak
dan menantunya terjalin dengan baik. Tn.S dan Ny.L sering bercerita dengan anak-
anaknya sekedar bertanya kabar dan berbagi masalah bersama. Tn.S dan Ny.L
mengatakan bahagia dengan kondisinya saat sekarang ini karena bisa melihat tumbuh
kembang cucu-cucunya. Jika ada waktu luang Tn.S dan Ny.L akan menyempatkan
pergi ke rumah anak-anaknya untuk melihat cucu-cucunya. Hubungan antara Tn.S dan
Ny.L dengan kelompok teman sebayanya tidak terlalu baik karena terhalang jarak
berkomunikasi, sedangkan Tn.S dan Ny L kesulitas dalam mengikuti arus teknologi
untuk berkomunikasi melalui media social, namun jika bertemu secara langsung
dengan teman-teman sebaya nya dulu Tn.S dan Ny.D akan saling bertanya kabar dan
bercengkrama dengan baik.

12. Riwayat kesehatan keluarga inti


Tn. S sudah menikah selama 37 tahun . Tn.S dan Ny.L dikaruniai 4 orang anak yaitu 4
perempuan dan 1 laki-laki. Anak kedua Tn.S adalah laki-laki dan selebihnya adalah
perempuan. Semua anak Tn.S dan Ny.L sudah berkeluarga dan masing-masing sudah
memiliki anak. Tiga orang anak Tn.S dan Ny.L tinggal di luar kota, sedangkan 1 lagi tinggal
di rumah mertuanya di kota yang sama dan anak pertama tinggal serumah dengan Tn.S dan
Ny.L.
a. Riwayat kesehatan keluarga
Tn.S mengatakan tidak ada keluhan kesehatan yang dirasakan Tn.S sehubungan dengan
penyakit DM tersebut. Tn.S mengatakan beliau ada riwayat penyakit keturunan yaitu
DM dan penyakit ini juga diderita oleh anak laki-laki Tn.S. Hasil pengkajian pada Tn.S
didapatkan bahwa klien mengatakan sejak sekitar satu minggu yang lalu bab sering
berdarah,dan saat bab sering mengejan,nyeri diasakan hilang timbul di daerah
anus,hanya tidur berkisar 5 jam setiap malamnya, klien mengatakan butuh waktu 30
menit untuk memulai tidur, ada terbangun 1-2 kali setiap malamnya karna mimpi
buruk, nyeri atau kesemutan di kakinya, ke kamar mandi atau karena tiba-tiba terbangun
tanpa sebab. Klien mengatakan baru pergi ke tempat tidur untuk memulai tidur dimalam
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

hari sekitar jam 23.00 atau 24.00 dan terbangun di jam 04.00 – 05.00. Klien juga
mengatakan tidurnya tidak nyenyak, karena sering terbangun dan sulit untuk tertidur.
Klien mengatakan ada terbangun pukul 04.00 atau 04.30 pagi 1-2 kali dalam seminggu,
dan tidak bisa untuk tidur kembali setelah terbangun, sering merasa mengantuk di siang
hari dan sering tertidur di sembarang tempat saat dirasa kantuk tidak bisa ditahan. TD
saat pengkajian adalah 177/90 mmhg, HR: 100x/mnt, RR: 23x/mnt, T: 36,7°C.

Ny.L saat ini tidak memiliki keluhan kesehatan apapun. Ny.D mengatakan memiliki
riwayat penyakit hipertensi, kolesterol tinggi dan sering berulang ke IGD karena vertigo
attack. Ny.L juga mengatakan sering merasakan gejala hipertensinya ketika stress dan
kelelahan.

Ny.R dan Tn.I tidak ada keluhan kesehatan saat ini. Keluhan yang pernah dialami hanya
batuk, pilek dan demam biasa dan langsung sembuh dengan minum obat dari dokter.

An.K sudah tidak ada keluhan kesehatan apapun, dan menurut Ny.L An. K tumbuh
sehat dan aktif sesuai anak seusianya.

Apabila ada anggota keluarga yang sakit Tn.S membawa berobat ke pelayanan
kesehatan terdekat.

13. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Tn.S dan Ny. L mengatakan masing masing kedua orang tuanya sudah meninggal,. Tn.S
memiliki penyakit DM yang juga merupakan penyakit turunan dari orang tuanya sedangkan
Ny.L memiliki penyakit hipertensi dan jantung yang juga merupakan penyakit yang diderita
ayah Ny.L sebelum beliau meninggal.

Data Lingkungan
14. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn.S adalah permanen lantai dari keramik, tembok permanen dan
kuat. Rumah terdiri dari dua lantai. Perabotan rumah tersusun dengan rapi. Terdapat 4 kamar
yang terdiri dari kamar utama yang ditempati Tn.S dan Ny.L dan kamar lain yang digunakan
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

keluarga Tn.S dirumah sedangkan 2 kamar yang lain dibiarkan kosong dan hanya digunakan
jika anak Tn.S yang dari luar kota pulang. Privasi keluarga terjamin karena setiap kamar
mempunyai pintu dan kunci. Terdapat 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, dan 2 kamar mandi.
Ventilasi dan penerangan di dalam rumah cukup baik. Ada jendela kamar yang selalu dibuka
di siang hari.
Sumber air minum berasal sumur yang digali sendiri dan air PDAM. Kondisi air
bersih, jernih, dan tidak berbau. Sampah dikumpulkan dan dibuang ketempaat pembuangan
sampah umum. Limbah rumah tangga dibuang ke sungai. Pekarangan rumah cukup bersih,
halaman rumah bagian depan tertutup semen sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk
menanam tumbuhan obat, sedangkan halaman rumah bagian belakang di Tanami bebrapa
tumbuhan yang diamnfaatkan sebagai bahan masak. Jamban/WC keluarga berada di dalam
rumah. Jarak septic tank dengan sumber air minum ± 10 meter.
Saat pengkajian, terlihat kondisi rumah cukup bersih dan rapi. Tidak ditemui barang-
barang yang berserakan dan semua perabotan tersusun rapi sesuai tempatnya. Tingkat
keamanan di rumah cukup baik, seperti tidak pernah terjadi kebakaran atau pun kemalingan.
15. Karakteristik tetangga dan komunitas
Hubungan keluarga Tn.S dengan tetangga berjalan baik. Interaksi dan komunikasi
dalan komunitas berjalan dengan baik. Keluarga sesekali ada menghadiri perkumpulan yang
ada di masyarakat. Penduduk di lingkungan rumah Tn.S dan Ny.L merupakan penduduk asli
dan hampir semuanya bersuku bangsa minang. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai
pedagang kecil, wiraswasta, dan petani. Jalanan yang terdapat di depan rumah adalah
jalanan perkampungan, biasanya dilalui oleh kendaraan bermotor. Rumah penduduk
beraneka ragam. Namun rata-rata berukuran sedang dan kecil, ada yang permanen, semi
permanen, bahkan ada yang tidak permanen. Tingkat kepadatan penduduk sedang. Di
lingkungan tempat tinggal ada terdapat beberapa praktek bidan baik praktek mandiri ataupun
milik pemerintah. Jarak rumah ke puskesmas adalah < 5 km dan jarak ke Rumah sakit < 10
km. Lingkungan rumah masih terlihat kental dengan budaya minang. Akses sekolah (TK,
SD, SMP dan SMA) di lingkungan komunitas cukup dekat, hanya berjarak kurang dari 10
km dari rumah. Ada beberapa fasilitas rekreasi di lingkungan komunitas salah satunya yang
populer yaitu acara pacu jawi yang diadakan 1x setahun yang juga merupakan acara hiburan
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

bagi masyarakat minang kabau. Insiden kejahatan jarang terjadi dan tidak ada masalah
keamanaan yang mengganggu di lingkungan komunitas.
16. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.S sudah tinggal di rumah yang saat ini ditempati sejak awal menikah 37 tahun
yang lalu dan belum ada pindah rumah.
17. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny.D merupakan anggota majelis taklim di lingkungan komunitas dan rutin mengikuti
kegiatan keagamaan seperti pengajian, yasinan dll. Sedangkan Tn.S merupakan anggota
keamanan di lingkungan rumahnya.

Struktur Keluarga
18. Struktur Peran
 Struktur Peran Formal
Tn.S berperan sebagai suami bagi istrinya,dan kepala keluarga yang bertanggung
jawab dan memberi nafkah bagi keluarga. Ny.L berperan sebagai istri bagi suami, ibu
yang juga bekerja dan merawat anak-anaknya. Tn.S dan Ny.L bertanggungjawab atas
peran masing-masing. Semua anggota keluarga Tn.S konsisten dengan peran masing-
masing di dalam rumah, termasuk anak-anak Tn.S. Tidak ada konflik peran formal dalam
keluarga.
 Struktur Peran Informal
Dalam keluarga Tn.S dan Ny.L merupakan seorang koordinator keluarga dan
pendamai. Selama ini, Ny.L mengatakan bahwa pernah terjadi konflik peran di dalam
keluarga karena pernikahan yang sudah berjalan puluhan tahun, namun konflik tersebut
dapat teratasi dengan baik. Tn.S dan Ny.L terlihat cukup mesra meskipun sudah
memasuki usia tua.
 Analisis Model Peran
Tn.S merupakan model peran dalam membentuk kepribadian keluarga kecilnya.
Tn.S memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang pertumbuhan, pengalaman baru, peran,
dan teknik komunikasi dalam mengatur dan merencanakan aktivitas untuk anggota
keluarga untuk meningkatkan hubungan antar anggota keluarga. Tn.S dan Ny.L bersama-
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

sama memberikan contoh kasih sayang dan nilai- nilai kehidupan untuk perkembangan
pada anak sebagai orangtua.

19. Pola komunikasi keluarga


 Komunikasi antara anggota keluarga berjalan dengan baik. Ny.L mengatakan bahwa
komunikasi antar keluarga terbuka. Komunikasi pun dilakukan secara efektif dan
berlangsung dua arah. Bahasa komunikasi sehari-hari adalah bahasa minang. Apabila ada
suatu kendala anggota keluarga mendiskusikannya sampai ada hasil yang disepakati
bersama.
 Dalam komunikasi kepada anak-anak dan menantunya Tn.S memperlakukan sesuai
dengan konteks anak yang memasuki usia dewasa, Tn.S dan Ny.L walaupun tinggal
serumah dengan anak dan menantunya berusaha untuk tidak terlalu ikut campur masalah
rumah tangga anaknya dan membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri,
sedangkan anak dan menantu Tn.S akan selalu mendiskusikan sesuatu hal yang dirasa
perlu dengan Tn.S dan Ny.D.
20. Struktur kekuatan keluarga
Hasil akhir kekuasaan
Tn.S merupakan pemegang kendali untuk keluarganya dan Tn.S sebagai
pemimpin rumah tangga. Pengambilan keputusan di dalam keluarga diperoleh melalui
diskusi dan musyawarah dengan seluruh anggota keluarga. Hanya saja, ketika Tn.S tidak
mampu untuk memutuskan, maka Ny.L akan berusaha untuk mengambil keputusan dengan
tetap memusyawarahkan dengan anggota keluarga. Sedangkan anak dan menantu Tn.S yang
akan mengambil keputusan jika dirasa Tn.S dan Ny.L tidak mampu melakukannya dengan
baik. Dalam membuat keputusan untuk penganggaran biaya listrik dan keputusan
menggunakan waktu luang ditetapkan oleh Ny.L, tapi tetap melalui diskusi dengan anggota
keluarga yg lain.
Proses Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan dalam keluarga Tn.S dilakukan melalui diskusi
dan kadang-kadang keputusan diambil melalui tawar menawar seperti pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan keinginan anak. Tidak ada dominasi kekuasaan dalam
keluarga Tn.S, walaupun Tn.S merupakan kepala keluarga, setiap keputusan dalam keluarga
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

selalu melalui tahap diskusi yang melibatkan semua anggota keluarga tanpa membedakan
gender dan usia.

Fungsi Keluarga
21. Fungsi afektif
Tn.S mengatakan pernikahannya baik-baik saja dan dinilai cukup awet. Tn.S senang
mempunyai istri, Ny.L begitu juga sebaliknya. Tn.S senang dengan pernikahan yang telah
dijalaninya selama 37 tahun teakhir ini. Keluarga Tn.S mempunyai gambaran diri yang
baik. Hal ini terlihat dari hubungan keluarga yang akrab, harmonis, dan hangat. Keluarga
saling mendukung, menghormati, menghargai satu sama lainnya. Semua anggota keluarga
saling menyayangi dan keluarga merasa bangga apabila salah satu annggota keluarga
berhasil. Rasa saling memiliki tercipta dalam keluarga ini. Keluarga saling menguatkan dan
menjaga satu sama lain saat ada kehilangan atau berduka.
22. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa untuk membesarkan anak-anaknya, keluarga
menyesuaikannya dengan nilai-nilai agama, adat dan budaya yang berasal dari Tn.S dan
Ny.D. Di balik itu semua, baik itu Ny.L atau pun Tn.S, mengatakan bahwa proses
pengasuhan anak dilakukan bersama –sama. Anak–anak diikutsertakan dalam mengambil
keputusan yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari si anak termasuk masalah
pendidikan dan karir yang akan di ambil anak.
23. Fungsi Reproduksi
Tn.S sudah menikah selama 37 tahun yang lalu dan sudah mempunyai lima orang anak,
Tn.S mengatakan bahwa ia telah memasuki usia lansia dan istrinya Ny.L sudah menopause
dan hampir memasuki usia lansia, namun sejauh ini tidak ada gangguan kesehatan pada
sistem reproduksinya Tn.S ataupun Ny.L
24. Fungsi Ekonomi
Tn. S mengatakan untuk kebutuhan keluarga secara ekonomi sudah sangat cukup
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka, biaya hidup, maupun untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga yang lain.
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

25. Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatan
Nilai dan perilaku kesehatan keluarga berlandaskan kepada ilmu kesehatan yang di
ketahui keluarga serta adanya nilai adat minang dan agama islam selagi nilai tersebut
tidak bertentangan. Tujuan kesehatan keluarga adalah meningkatnya status kesehatan
dan kualitas hidup setiap anggota keluarga.
b. Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit
Menurut keluarga Tn.S, sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh
aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan. Sedangkan sakit adalah suatu
keadaan dimana seluruh kegiatan tidak dapat dilaksanakan/ seluruh aktivitas sehari-hari
tidak dapat dilakukan dengan baik dan optimal. Sumber informasi dan saran kesehatan
bagi keluarga berasal dari dokter atau bidan yang praktek di dekat rumah. Setiap anggota
keluarga akan saling mengingatkan tentang tanda dan gejala penyakit serta pencegahan
yang bisa di lakukan keluarga.
Keluarga mengatakan sudah mengetahui penyakit yang sudah di derita Tn.S, tanda dan
gejala penyakit tersebut dan cara pencegahannya. Penyakit Diabetes mellitus merupakan
penyakit gangguan metabolic yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam
darah.
c. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa:
Masalah kesehatan yang di rasakan keluarga saat ini adalah keluhan BAB berdarah dan
riwayat penyakit DM Tn.S yang bisa kambuh jika pola hidup mereka tidak dijaga
dengan baik. Keluarga berpendapat bahwa dengan rajin control ke pelayanan kesehatan
akan membuat mereka mengetahui perkembangan penyakit Tn S dan Ny.L dan dapat
melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Namun Tn.S mengatakan hanya pergi ke
rumah sakit/puskesmas jika kondisi mendesak atau di paksa anaknya. Tn.S mengatakan
jarang control ke pelayanan kesehatan karena hanya membuang-buang waktu untuk
mengantri di puskesmas/rumah sakit. Tn.S rutin kontrol ke puskesmas dan dokter
spesialis untuk melakukan perawatan luka post op debridement nya, dan setelah luka
mengering Tn.S tidak pernah lagi control ke pelayanan kesehatan. Begitu juga dengan
Ny.L yang hanya control ke pelayana kesehatan jika merasakan gejala dari penyakitnya.
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

d. Praktik diet keluarga:


Dalam keluarga sumber makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan diet yang
seimbang, konsumsi makanan disesuaikan dengan selera makan anggota keluarga.
Keluarga Tn.S yang juga menyukai konsumsi makanan pedas, berkuah/bersantan dan
kebiasaan anggota keluarga terutama Tn.S mengonsumsi kopi dan es teh manis tiap hari
yang beresiko memperburuk kondisi penyakitnya. Ny.L mengatakan tidak ada
pembatasan jumlah garam dalam konsumsi makanan. Jika memakan olahan daging,
Ny.D hanya akan memakan daging yang rendah lemak dan porsi di batasi. Namun
sesekali Ny.L akan mengonsumsi makanan kesukaannya seperti gulai daging. Jika ada
waktu luang Ny.L dan Ny.R juga akan menyempatkan untuk membuat cemilan keluarga
seperti gorengan, kue kering, kripik dan lain-lain.
e. Kebiasaan tidur dan beristirahat:
Kebutuhan tidur anggota keluarga dalam sehari rata-rata 6-8 jam sehari dan sesuai
dengan kebutuhan tidur yang dibutuhkan kecuali Tn.S yang mengeluhkan sulit tidur,
sering terbangun saat malam hari, dan mengeluhkan merasa mudah lelah dan mengantuk
saat siang hari. Kebiasaan tidur siang jarang dilakukan karena adanya aktivitas lain di
siang hari. Anggota keluarga lebih memenuhi kebutuhan tidur pada malam hari. Setiap
anggota keluarga tidur di kamar masing-masing yang telah di tentukan kecuali An.K
yang tidur bersama orangtuanya.
f. Praktik aktivitas fisik dan rekreasi:
Kegiatan fisik yang sering dilakukan oleh keluarga adalah jalan-jalan disekitar
lingkungan rumah setiap harinya. Aktivitas fisik ringan seperti pemanasan minimal 30
menit setiap harinya tidak ada dilakukan Tn.S. Tidak semua anggota keluarga mengikuti
kegiatan fisik ini pada waktu libur atau waktu luang. Untuk kebutuhan rekreasi keluarga
menghabiskan waktu dengan menonton TV di rumah dan sesekali jalan-jalan ke tempat
wisata. Kegiatan rekreasi dengan keluarga sangat bermanfaat bagi anak maupun orang
tua untuk menghilangkan kejenuhan dari pekerjaan dan tugas sekolah dan rutinitas
sehari-hari.
g. Praktik penggunaan obat terapuetik dan penenang, alkohol serta tembakau di keluarga:
Tidak ada penggunaan obat penenang dan alkohol di keluarga. Semua Pria dewasa di
keluarga Tn.S adalah perokok aktif dan biasa menghabiskan setidaknya setengah
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

bungkus rokok setiap harinya. Tidak ada anggota keluarga yang mengonsumsi obat-
obatan bebas yang di jual di warung, konsumsi obat rutin hanya di lakukan ketika
mendapat resep dokter. Untuk penyimpanan obat di tempatkan di dalam lemari dan di
ketahui semua anggota keluarga. Tidak ada obat-obatan yang di letakan sembarangan di
rumah.
h. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri:
Untuk memperbaiki status kesehatannya keluarga Tn.S menjaga pola hidup sehat dan
menjaga pola makan dengan baik agar penyakitnyanya tidak memburuk kembali .
Sedangkan untuk keluhan kesulitan tidur Tn.S keluarga tidak tau harus melakukan apa
untuk mengatasinya. Penyakit Ny.L hanya kambuh ketika Ny.L sedang banyak pikiran,
stress dan kelelahan. Keputusan kesehatan di dalam keluarga di ambil oleh Tn.S dan
Ny.L setelah berdiskusi dengan anak-anaknya terlebih dahulu. Pada perawatan diri pada
keluarga Tn.S berperan dalam menjaga kesehatan anggota keluarga. Apabila ada anggota
keluarga yang sakit Tn.S membawa berobat ke klinik bidan atau puskeskel di dekat
rumah. Jika kondisi lebih mendesak, Tn.S akan membawa ke rumah sakit atau
Puskesmas untuk penanganan lebih baik. Dalam tindakan pencegahan berbasis medis
keluarga sudah melakukan pemeriksaan fisik saat sehat. Keluarga berusaha menjaga pola
hidup sehat sedini mungkin untuk mencegah memberatnya faktor resiko yang ada.
i. Tindakan pencegahan secara medis:
Status imunisasi anggota keluarga lengkap. Pemeriksaan kesehatan keluarga dilakukan
jika dirasakan adanya gejala yang mengganggu. Kebiasaan higine oral dalam keluarga
dilakukan 2x sehari pada pagi dan malam hari.
j. Terapi komplementer dan alternatif:
Keluarga tidak menjalani praktik pengobatan alternative. Penggunaan herbal untuk
meningkatkan status kesehatan keluarga di dapatkan dari saran dokter atau tenaga medis.
k. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Orang tua Tn.S memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu Diabetes Melitus, sedangkan
orang tua Ny.L memiliki riwayat penyakit Jantung hipertensi. Tidak ada riwayat
keluarga tentang masalah emosi dan bunuh diri dan tidak ada riwayat penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan dalam keluarga. Anggota keluarga Tn.S mendapatkan
pelayanan kesehatan dari rumah sakit dan mengkonsumsi obat secara kontiniu.
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

Pelayanan kesehatan yang dirasakan oleh keluarga sangat membantu dalam mengurangi
gejala sakit yang dialami.
l. Layanan perawatan kesehatan yang diterima:
Untuk layanan kesehatan keluarga mendapatkan dari klinik bidan, puskesmas dan rumah
sakit.
m. Perasaan dan Persepsi Mengenai Pelayanan Kesehatan
Tn.S dan Ny.L mengatakan sangat menghargai adanya pelayanan kesehatan. Ny.L selalu
pergi ke puskeskel atau klinik bidan saat merasakan ada keluhan dan untuk
memeriksakan kesehatannya karena lebih efisien tanpa perlu mengantri. Namun Tn.S
dan Ny.L mengatakan hanya pergi ke rumah sakit/puskesmas jika kondisi mendesak atau
di paksa anaknya. Tn.S dan Ny.L mengatakan jarang control ke pelayanan kesehatan
karena hanya membuang-buang waktu untuk mengantri di puskesmas/rumah sakit.
n. Pelayanan Kesehatan Darurat
Ada puskeskel yang berada sekitar 50 meter dari rumah Tn.S dan praktek mandiri bidan
yang berjarak kurang dari 200 m dari rumah Tn.S, sehingga mudah untuk keluarga
mendapatkan pelayanan kesehatan darurat.
o. Sumber Pembayaran
Tn.S dan Ny.L mengatakan semua anggota keluarga memiliki kartu BPJS jadi kalau
berobat tidak terlalu membutuhkan biaya yang terlalu mahal.
p. Logistik untuk mendapatkan perawatan
Ada puskeskel yang berada sekitar 50 meter dari rumah Tn.S dan praktek mandiri bidan
yang berjarak kurang dari 200 m dari rumah Tn.S dan bisa ditempuh dengan berjalan
kaki. Sedangkan untuk puskesmas dan rumah sakit berjarak < 10km dari rumah. Untuk
transportasi ke unit pelayanan kesehatan keluarga menggunakan kendaraan pribadi.

Stres dan Koping Keluarga


26. Stresor jangka pendek dan panjang
a. Stessor jangka pendek
Dalam stress jangka pendek keluarga Tn.S saat ini terbebani dengan adanya penyakit
yang dideritanya sekarang ditambah dengan pandemic Covid-19, Tn.S takut tertular
karena merasa dirinya yang sudah lansia dan memiliki factor pemberat yaitu penyakit
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

DM dan rentan tertular penyakit tersebut.Tn.S juga takut penyakitnya yang sekarang
tidak akan sembuh.
b. Stressor jangka panjang
Sedangkan dalam stress jangka panjang keluarga berharap Tn.S dan Ny.L selalu
diberikan kesehatan dan berharap penyakit Tn.S tidak semakin memburuk dan tidak
kambuh.
27. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Dalam mengurangi stressor keluarga berusaha selalu mengingatkan Tn.S tentang pola hidup
bersih dan sehat, menemani Tn.S bercerita untuk berbagi keluh kesah dengan anggota
keluarga lain. Sedangkan terhadap stress jangka panjang keluarga Tn.S mengupayakan
pengobatan, pencegahan, dan perawatan kesehatan terhadap Tn.S dan Ny.L
Tn.S mengatakan bahwa ketika ada masalah dalam keluarga, anggota keluarga akan merasa
terbebani, merasa pusing, sakit kepala, dan susah tidur. Namun, ketika sudah dibicarakan
bersama, semuanya kembali membaik lagi.
28. Strategi koping yg digunakan
Tn.S dan Ny.L mengatakan dapat menerima keadaan apa adanya dan sampai saat ini
keluarga baik-baik saja, cukup harmonis dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga dengan
penghasilan yang ada.
29. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. Tn.S dan Ny.L hampir tidak pernah melakukan kekerasan seperti pemukulan, sesekali
membentak, dan jarang ada masalah yang menimbulkan kekacauan besar dalam keluarga.
30. Harapan Keluarga
Harapan keluarga dapat lebih baik untuk kedepannya, dapat memahami masalah yang
dialami oleh lansia, dan memenuhi kebutuhan sekeluarga dengan sebaik-baiknya.Tidak
menyimpan masalah sendiri, namun menyelesaikannya secara bersama-sama. Keluarga
dapat tetap harmonis dan baik baik saja.
Harapan kelaurga terhadap kunjungan perawat mahasiswa yaitu perawat mahasiswa dapat
memberikan informasi terkait masalah keseahtan yang ada pada lansia yang saat ini sedang
dihadapi oleh keluarga, dan berharap masalah dapat teratasi dengan adanya bantuan dari
mahasiswa keperawatan.
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

B. PENGKAJIAN KLIEN
1. Fisik
Tanda-tanda vital

a. Suhu : 36,70C
b. Tekanan darah : 100/60 mmHg
c. Nadi : 100 x/i
d. Pernapasan : 23x/i
e. Tinggi badan : 175 cm
f. Berat badan : 70 Kg

Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Simetris, benjolan (-), lesi (-)


b. Rambut : Bewarna putih (uban), penyebaran rambut tidak merata, tidak mudah
rontok, bersih
c. Mata : Konjungtiva sub anemis, sklera tidak iktenik, mata sayu, mata panda
ada, fungsi penglihatan kurang baik, tidak pakai kacamata

d. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), Lendir (-), Penciuman baik, Simetris

e. Telinga : Bentuk normal cerumen (+) pendengaran baik, simetris

f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB

g. Dada :
I = Bentuk simetris, tidak ada lecet atau lesi, retraksi dinding dada (-) penggunaan
otot bantu nafas (-)
P = Tidak teraba benjolan, fremitus kiri dan kanan sama, ictus cordis teraba
P = Sonor di lapang paru, dan pekak di area jantung.
A = Tidak dilakukan pemeriksaan
h. Abdomen :
I = Simetris, lesi (-)
P= Tidak teraba benjolan, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
P = Tidak dilakukan pemeriksaan
A = Tidak dilakukan pemeriksaan
i. Ekstremitas:
Ekstremitas tidak edema, nyeri (-), akral teraba hangat, CRT <2 detik, varises (-)
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

2. Status Mental
 Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian seperti biasanya
Jelaskan: Tn.S berpakaian rapi, memakai baju yang sesuai, celana pendek untuk di
rumah dan peci
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
 Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan: Tn.S mengatakan cemas dengan kondisi penyakit DM yang ia derita,
karena semenjak pandemi korona ini, karena ia takut untuk kontrol ke
Puskesmas atau rumah sakit. Tn.S mengatakan kadang susah tidur dimalam hari
karena cemas memikirkan kondisinya.
Masalah Keperawatan: Ansietas ringan
 Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi\
Jelaskan: Tn.S tampak sedih dan tampak gelisah ketika membicarakan kondisinya
dan pandemi korona.
Masalah Keperawatan: Ansietas ringan
 Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus Asa Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan: Tn.S tampak khawatir dengan kondisi penyakitnya dan khawatir jika
tertular virus corona.
Masalah Keperawatan: Ansietas ringan
 Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan: tidak ada masalah dengan afek klien
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah


 Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan Kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata Defensif Curiga
Jelaskan: Klien kooperatif saat interaksi
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
 Persepsi
Pendengaran Penglihatan
Perabaan
Pengecap Penghidu
Jelaskan: tidak ada masalah dengan persepsi klien
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
 Proses Pikir
Sikumtansial Tangensial Kehilangan
asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan
pembicaraan
Jelaskan: Tidak ada masalah dalam proses pikir Tn.S
Tn.S melakukan pembicaraan yang jelas dan tidak berbelit-belit.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
 Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran
Waham Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistic Sisip pikir Siar piker Kontrol pikir
Jelaskan: tidak ada masalah dengan isi pikir klien
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
 Tingkat Kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

Jelaskan: saat pengkajian Tn.S dalam kondisi sadar dan kooperatif (Compos
Mentis)
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
 Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan: tidak ada gangguan daya ingat, Tn. S dapat mengingat dengan baik saat
kelahiran cucu pertamanya 4 tahun yang lalu dan mengingat kegiatan yang ia
lakukan sehari sebelumnya.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
 Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: Tn.S mampu untuk berkenstrasi dengan baik dan melakukan perhitungan
angka yang sederhana.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
 Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan: Tn.S bisa memebedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk
dilakukan.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
 Daya Tilik Diri
Mengingkari peenyakit yang diderita Menyalahkan hal diluar diri
Jelaskan: Tn.S tidak mengingkari penyakit yang sedang dideritanya, Tn.S
mengatakan bahwa ia menderita penyakit gula (DM), jika ia sakit dibawa oleh
keluarga berobat ke Klinik. Tn.S mengatakan memiliki kemampuan positif dirinya
seperti bisa melakukan perawatan diri secara sendiri.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

 Sumber Koping

a. Personal ability

Biasanya Tn.S saat mengalami masalah mencoba untuk mengatasi masalah

tersebut secara sendiri, jika tidak terselesaikan maka Tn.S akan

mendiskusikannya dengan istri, anak dan menantunya.

b. Support system

Tn.S mengatakan sistem pendukungnya adalah keluarga besarnya, terutama

suami dan anak-anaknya.

c. Material asset

Tn.S mengatakan bahwa status sosial ekonomi keluarganya merupakan

ekonomi sedang. Dengan penghasilan keluarga berasal dari suami dan dirinya.

Keluarga Tn.S juga memiliki BPJS.

d. Positive believe

Nilai atau norma yang dianut dengan norma yang ada. Terdapat motivasi yang

kuat pada keluarga Tn.S untuk mendapatkan kesehatan yang optimal pada

keluarganya.

 Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alcohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olahraga Mencederai diri


Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

 HARS (Hamilton Anxiety Rantinf Scale)

Skor : 0 = tidak ada

1 = ringan

2 = sedang

3 = berat

4 = berat sekali

No Pertanyaan 0 1 2 3 4

1 Perasaan Ansietas √
 Cemas
 Firasat Buruk
 Takut Akan Pikiran Sendiri
 Mudah Tersinggung
2 Ketegangan √
 Merasa Tegang
 Lesu
 Tak Bisa Istirahat Tenang
 Mudah Terkejut
 Mudah Menangis
 Gemetar
 Gelisah
3 Ketakutan √
 Pada Gelap
 Pada Orang Asing
 Ditinggal Sendiri
 Pada Binatang Besar
 Pada Keramaian Lalu Lintas
 Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur √
 Sukar Masuk Tidur
 Terbangun Malam Hari
 Tidak Nyenyak
 Bangun dengan Lesu
 Banyak Mimpi-Mimpi
 Mimpi Buruk
 Mimpi Menakutkan
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

5 Gangguan Kecerdasan √

 Sukar Konsentrasi
 Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi √
 Hilangnya Minat
 Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
 Sedih
 Bangun Dini Hari
 Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot) √
 Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
 Kaku
 Kedutan Otot
 Gigi Gemerutuk
 Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik) √
 Tinitus
 Penglihatan Kabur
 Muka Merah atau Pucat
 Merasa Lemah
 Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler √
 Takhikardia
 Berdebar
 Nyeri di Dada
 Denyut Nadi Mengeras
 Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
 Detak Jantung Menghilang (Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori √
 Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
 Perasaan Tercekik - Sering
 Menarik Napas
 Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal √
 Sulit Menelan
 Perut Melilit
 Gangguan Pencernaan
 Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
 Perasaan Terbakar di Perut
 Rasa Penuh atau Kembung
 Mual - Muntah
 Buang Air Besar Lembek
 Kehilangan Berat Badan
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

 Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)


12 Gejala Urogenital √
 Sering Buang Air Kecil
 Tidak Dapat Menahan Air Seni
 Amenorrhoe
 Menorrhagia
 Menjadi Dingin (Frigid)
 Ejakulasi Praecocks
 Ereksi Hilang
 Impotensi
13 Gejala Otonom √
 Mulut Kering
 Muka Merah
 Mudah Berkeringat
 Pusing, Sakit Kepala
 Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara √
 Gelisah
 Tidak Tenang
 Jari Gemetar
 Kerut Kening
 Muka Tegang
 Tonus Otot Meningkat
 Napas Pendek dan Cepat
 Muka Merah

Total : 22

Keterangan Skor

kurang dari 14 = tidak ada kecemasan

14 – 20 = kecemasan ringan

21 – 27 = kecemasan sedang

28 – 41 = kecemasan berat

42 – 56 = kecemasan berat sekali

KESIMPULAN:

Tn.S mengalami Kecemasan Sedang


Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

C. ANALISA DATA
DATA MASALAH KEPERAWATAN
DS : Ansietas
 Tn.S mengatakan cemas akan kondisi
penyakit gula (DM) yang ia rasakan takut
kondisinya kembali memburuk dan
semenjak pandemi korona ini,Tn.S tidak
ada control ke pelayanan kesehatan karena
takut tertular penyakit corona karena
merasa dirinya beresiko tertular
 Tn.S mengatakan kadang susah tidur
dimalam hari karena cemas memikirkan
kondisinya
 Tn.S mengatakan sering terbangun di
malam hari
 Tn.S mengatakan terkadang sulit
berkonsentrasi disiang hari karena
kurangnya istirahat
DO :
 TD : 100/60 mmHg
 N : 100x/i
 RR : 23x/i
 Berbicara cepat
 Tampak sedih
 Tampak pucat
 Tampak gelisah
 Tn.S berfokus pada apa yang menjadi
perhatiannya
SKOR HARS: 22 (ansietas sedang)
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan
Ansietas Tingkat Ansietas Terapi Relaksasi
 Verbalisasi kebingungan menurun Observasi
 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang  Identifikasi penurunan tingkat energy,
dihadapi menurun ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
 Perilaku gelisah menurun gejala lain yang mengganggu kemampuan
 Perilaku tegang menurun kognitif

 Pucat menurun  Identifikasi teknik relaksasi yang pernah

 Konsentrasi membaik efektif digunakan

 Pola tidur membaik  Periksa ketegangan otot, frekuesnsi nadi,

 Perasaan keberdayaan membaik tekanan darah, dan suhu sebelum dan


sesudah latihan
 Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
 Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat dan berirama
Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

jenis relaksasi yang tersedia (mis. Music,


meditasi, nafas dalam, relaksasi otot
progresif)
 Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
 Anjurkan mengambil posisi nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
 Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
 Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
(mis. Nafas dalam, peregangan/relaksai
otot progresif atau imajinasi tembimbing/
hipnotis lima jari)
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

E. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Hari/ Pertemuan Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Tanggal Dan
Waktu
Senin/ 06-09- 1 Ansietas 1. Membina hubungan saling S :
2021 percaya menggunakan  Klien mengatakan cemas sedikit
Jam: 10.00 komunikasi terapeutik berkurang
2. Melakukan orientasi meleputi  Klien mengatakan memahami
memperkenalkan diri, tentang pengertian, tanda dan gejala,
menjelaskan tujuan dan proses terjadi, dan akibat dari
kontrak waktu dan tempat. ansietas
3. Melakukan pengkajian  Klien mengatakan paham tentang
keperawatan cara mengurangi kecemasan dengan
4. Mendiskusikan tentang teknik relaksasi nafas dalam dan
perasaan Tn.S distraksi
5. Menjelaskan pengertian O :
Ansietas  TD : 110/60 mmHg
6. Menjelaskan tanda dan gejala  N : 90 x/i
ansietas  RR : 21 x/i
7. Menjelaskan proses terjadinya
 SKOR HARS: 20
ansietas
 Klien mampu menjelaskan
8. Menjelaskan akibat dari
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

ansietas pengertian, tanda dan gejala, dan


9. Melaksanakan SP 1 ansietas akibat dari ansietas
yaitu teknik relaksasi nafas  Klien mampu mendemonstrasikan
dalam. Dan SP 2 yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam dan
teknik distraksi distraksi untuk mengurangi
10. Memberikan reinforcement kecemasan
positif A:
 Klien sudah mengenal ansietas
 Klien mampu mengatasi ansietas
dengan teknik relaksasi nafas dalam
dan pengalihan
P:
 Intervensi dilanjutkan dengan
 Melakukan SP 3 dan SP 4 ansietas
yaitu mengatasi ansietas dengan
teknik hipnotis 5 jari dan relaksasi
otot progresif di rumah Tn.S
selasa/ 2 Ansietas 1. Membina hubungan saling S :
07-09-2021 percaya  Klien mengatakan paham cara ketiga
Jam: 13.00 2. Melakukan evaluasi validasi dan keempat untuk mengatasi
3. Mendiskusikan tentang SP 1 ansietas yaitu dengan metode teknik
dan SP 2 ansietas pada relaksasi otot progresif dan hipnotis 5
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

pertemuan sebelumnya jari


4. Memberikan reinforcement  Klien mengatakan cemasnya sedikit
positif berkurang
5. Melaksanakan SP 3 Ansietas O :
yaitu melatih klien mengatasi  Klien tampak paham tentang cara
ansietas dengan cara teknik ketiga dan keempat untuk mengatasi
relaksasi otot progresif dan ansietas yaitu dengan teknik relaksasi
hipnotis 5 jari otot progresif dan hipmotis 5 jari
6. Memberikan reinforcement  SKOR HARS: 16 (ansietas ringan)
positif A:
Klien mampu mengatasi ansietas
melalui teknik relaksasi otot progresif
dan hipnotis 5 jari
P:
Intervensi dilanjutkan dengan
melakukan SP 5 ansietas yaitu dengan
teknik spiritual di rumah Tn.S
Rabu/ 3 Ansietas 1. Membina hubungan saling S :
08-09-2021 percaya  Klien mengatakan paham cara kelima
Jam: 16.00 2. Melakukan evaluasi validasi untuk mengatasi ansietas yaitu
3. Mendiskusikan tentang SP 1 dengan spiritual
SP 2 SP 3 DAN SP 4 ansietas  Klien mengatakan cemasnya sedikit
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

pada pertemuan sebelumnya berkurang


4. Memberikan reinforcement O :
positif  Klien tampak paham tentang cara
5. Melaksanakan SP 5 Ansietas kelima untuk mengatasi ansietas yaitu
yaitu melatih klien mengatasi dengan spiritual
ansietas dengan cara spiritual  Skor HARS (13): tidak ada
6. Memberikan reinforcement kecemasan
positif A:
Klien mampu mengatasi ansietas
melalui teknik spiritual yaitu dengan
berzikir dan mendengarkan murottal .
P:
Intervensi dihentikan
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

DOKUMENTASI

https://drive.google.com/file/d/1BH0S_o_RekmZbokghgC6jicyeRpalTbe/view?usp=drivesd
k

Foto hr 1

Foto hari 2
Praktek Profesi Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan UNAND 2021

MEDIA PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai