Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

Tugas ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Safety

Disusun oleh :

Arum Putri Nata

AOA0200928

Kelas: Bekisar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN D3 KEPERAWATAN

STIKES KENDEDES MALANG

2020/2021
A. Pengertian Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial (Hospital Acquired Infection/Nosocomial
Infection) adalah infeksi yang didapat dari rumah sakit atau ketika penderita te
rsebutdirawat di rumah sakit. Nosokomial berasal dari kata
Yunani nosocomium yang berarti rumah sakit. Jadi kata nosokomial artinya "y
ang berasal dari rumah sakit”, sementara kata infeksi artinya terkena hama pe
nyakit1. Infeksi ini baru timbul sekurang-kurangnya dalam waktu 3 x 24
jam sejak mulai dirawat, dan bukan infeksi kelanjutanperawatan sebelumnya. 
Rumah sakit merupakan tempat yang memudahkanpenularan berbagai p
enyakit infeksi. Infeksi di rumah sakitini juga dinamakan disebut juga sebagai ”
Health-care Associated Infections” atau ”Hospital-Acquired Infections
(HAIs)”, infeksi nosokomial ini merupakan persoalanserius karena dapat menj
adi penyebab langsung maupuntidak lagsung kematian pasien, kalaupun tak 
berakibatkematian, infeksi yang bisa terjadi melalui penularan antarpasien, bis
a terjadi dari pasien ke pengunjung ataupetugas rumah sakit dan dari petugas 
rumah sakit kepasien, hal ini mengakibatkan pasien dirawat lebih lama sehing
ga pasien harus membayar biaya rumah sakit lebihbanyak.
B. Epidemiologi Infeksi Nosokomial
Epidemologi adalah telah mengenai faktor-faktoryang mempengaruhi terj
adinya dan penyebaran penyakitpada sekelompok orang. Infeksi nosokomial 
banyakterjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di
Negara termiskin dan Negara yang sedang berkembangkarena penyakit-
penyakit infeksi masih menjadi masalahutama yang masih sulit untuk di atasi.
Suatu penelitian yang dilakukan oleh
WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7 % dari 55 rumah sakitdari 14 negara
yang berasal dari Eropa, Timur-Tengah, Asia Tenggara
dan Pasifik masih menunjukkan adanyainfeksi nosokomial dan
yang terbanyak terjadi di Asia Tenggara dengan Prosentase 10
%. Tiga faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi (termasuk infeksi yang di
peroleh dari Rumah Sakit yakni) :
1. Sumber Mikroorganisme yang dapat menmbulkaninfeksi. 
2. Rute penyebaran mikroorganisme tersebut. 
3. Inang yang rentan terhadap infeksi oleh mikroorganisme tersebut. 
 
C. Penularan Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial mulai dengan penyebab, yang ada pada sumber.
Kuman keluar dari sumber melaluitempat tertentu, kemudian dengan cara pen
ularan tertentumasuk ke tempat tertentu di pasien lain, karena banyakpasien 
di rumah sakit rentan terhadap infeksi (terutamaOdha yang mempunyai siste
m kekebalan yang lemah), mereka dapat tertular dan jatuh sakit ‘tambahan’. S
elanjutnya, kuman penyakit ini keluar dari pasientersebut dan meneruskan ran
tai penularan lagi. 
 
D. Sumber Infeksi Nosokomial
Sumber yang paling vital
dan sebagai penyebabutama dari infeksi nosokomial adalahmikroorganisme.B
ermacam-macam mikroorganisme yang bisa menyebabkan infeksi ini yang bi
asanya terjadi di rumah sakit dan sebagian besar terdapat dalam tubuhinang 
manusia yang sehat,seperti, Escherichia Coli, Klebsiella
pneumonia, Candica albicans, Staphylococusaureus, Serratia marcescens,
Proteus mirabilis, Dan beberapa Actinomyces spp.
Mikroorganisme penyebab infeksi disebabkan oleh perubahan resistensi i
nang dan modifikasi mikrobiotainang, bila ketahanan tubuh pasien rendah aki
bat lukaberat, operasi,maka pathogen dapat berkembang biakdan menyebabk
an sakit. 
Menurut Setyawati (2002), terdapat beberapa faktoryang mempengaruhi t
erjadinya infeksi nosokomial antaralain :
a. Kuman penyakit (jumlah dan jenis kuman, lama kontak dan virulensi)
b. Sumber infeksi
c. Perantara atau pembawa kuman,
d. Tempat masuk kuman pada hospes baru,
e. Daya tahan tubuh hospes baru,
f. Keadaan rumah sakit meliputi; Prosedur kerja, alat, hygene, kebersihan, jumla
h pasien dan konstruksirumah sakit, 
g. Pemakaian antibiotik yang irasional,
h. Pemakaian obat seperti imunosupresi, kortikosteroid,
dan sitostatika, tindakan invasif dan instrumentasi,
i. Berat penyakit yang diderita
 
E. Gejala-gejala Infeksi Nosokomial
1. Demam
2. Bernapas cepat,
3. Kebingungan mental,
4. Tekanan darah rendah,
5. Dikurangi urine output, Pasien dengan urinary tract infection Mei ada rasa sakit
6. Ketika kencing dan darah dalam air seni
7. Tinggi sel darah putih dihitung.
8. Radang paru-paru mungkin termasuk kesulitanbernapas dan ketidak mampua
n untuk batuk.
9. Infeksi diterjemahkan: pembengkakan, kemerahan,
dan kesakitan pada kulit atau luka di sekitar bedahatau luka.
 
F. Faktor Penyebab perkembangan infeksi nosocomial
a. Agen infeksi
Pasien akan terpapar berbagai macammikroorganisme selama dirawat di 
rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macammikroorganisme i
ni tidak selalu menimbulkan gejalaklinis karena banyaknya faktor lain
yang dapatmenyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Kemungkinan ter
jadinya infeksi tergantung pada:
1) Karakteristik mikroorganisme
2) Resistensi terhadap zat-zat antibiotika
3) Tingkat virulensi, dan
4) Banyaknya materi infeksius.
b. Respon dan toleransi tubuh pasien
Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkattoleransi dan respon tubuh 
pasien dalam hal iniadalah: 
1) Usia
2) Status imunitas penderita
3) Penyakit yang diderita
4) Obesitas dan malnutrisi
5) Orang yang menggunakan obat-obatan
6) Imunosupresan dan steroid
7) Intervensi yang dilakukan pada tubuh untukmelakukan diagnosa dan terapi.
c. Infeksi melalui kontak langsung dan tidak langsung
Infeksi yang terjadi karena kontak secara langsungatau tidak langsung denga
n penyebab infeksi. Penularan infeksi ini dapat melalui tangan, kulit dan
baju, seperti golongan staphylococcus
aureus. Dapatjuga melalui cairan yang diberikan intravena dan jarum suntik,
hepatitis dan
HIV. Peralatan dan instrumen kedokteran, makanan yang tidak steril, tidak di
masak dan diambil menggunakan tanganyang menyebabkan terjadinya infeks
i silang.
 
d. Resistensi antibiotika
Seiring dengan penemuan dan penggunaanantibiotika penicillin antara tahun 
19501970, banyakpenyakit yang serius dan
fatal ketika itu dapat diterapidan disembuhkan. Bagaimana pun
juga, keberhasilan ini menyebabkan penggunaanberlebihan dan penyalahgun
aan dari antibiotika.
Banyak mikroorganisme yang kini menjadi lebihresisten. Meningkatnya resiste
nsi bakteri dapatmeningkatkan angka mortalitas terutama terhadappasien yan
g
immunocompromised. Resitensi daribakteri ditransmisikan antar pasien dan fa
ktorresistensinya dipindahkan antara bakteri. Penggunaan antibiotika yang ter
us-menerus ini justrumeningkatkan multiplikasi dan penyebaran strain
yang resisten. 
e. Faktor alat
Infeksi nosokomial sering disebabkan karena infeksidari kateter urin, infeksi ja
rum infus,jarum suntik, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari lukaoper
asi dan septikemia. Selain itu pemakaian infusdan kateter urin yang
lama tidak diganti-ganti, juga menjadi penyebab utamanya.
Di ruang penyakit, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan terapi infus. 
 
G. Penyakit Akibat Pengaruh Alat Medis
1. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi ini merupakan kejadian tersering, infeksinyadihubungkan dengan 
penggunaan kateter urin. Walaupun tidak terlalu berbahaya, tetapi dapatme
nyebabkan terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian. Infeksi yan
g terjadi lebih awallebih disebabkan karena mikroorganisme endogen, seda
ngkan infeksi yang terjadi setelah beberapa waktuyang
lama biasanya karena mikroorganisme eksogen.
- Organisme yang menginfeksi : E.Coli, Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas, atau Enterococcus.
- Penyebaran : Mikroorganisme yang terdapat pada permukaan ujung kateter ya
ng masuk ke dalamuretra
- Penyebab : kontaminasi tangan atau sarung tanganketika pemasangan kateter
, atau air
yang digunakan untuk membesarkan balon kateter. Dapat juga karena sterilis
asi yang gagal dan teknikseptik dan aseptik. 
- Pencegahan : Alat yang digunakan harus di sterilkan terlebih dahulu. Dipastika
n bahwa alat-alat tersebut steril dan tidak terkontaminasi oleh alat-alat yang ti
dak steril.
 
2. Pneumonia Nosokomial
Pneumonia nosokomial dapat muncul, terutamapasien yang menggunak
an ventilator, tindakantrakeostomi, intubasi, pemasangan NGT,
dan terapiinhalasi.
- Organisme penyebab infeksi : Berasal dari gram negatif seperti Klebsiella,da
n Pseudomonas. Organisme ini sering berada di mulut, hidung, kerongkongan
, dan perut. Dari kelompok virus dapat disebabkan oleh cytomegalo virus,
influenza virus, adeno virus, para influenza virus, enterovirus dan corona
virus.
- Penyebaran : Infeksi karena adanya aspirasi oleh organisme ke traktus respira
torius bagian bawah.
- Faktor resiko terjadinya infeksi ini adalah: Tipedan jenis pernapasan, Perok
ok berat, Tidaksterilnya alat-alat bantu, Obesitas, Kualitasperawatan, Penyakit 
jantung kronis, Penyakit parukronis, Beratnya kondisi pasien dan kegagalanor
gan, Tingkat penggunaan antibiotika, Penggunaan ventilator
dan intubasi, Penurunankesadaran pasien
- Penyakit yang biasa ditemukan antara lain:respiratory syncytial virus dan
influenza. Pada pasien dengan sistem imun yang rendah,
pneumonia lebih disebabkan karena Legionella dan
Aspergillus. Sedangkan dinegara denganprevalensi penderita tuberkulosis ya
ng tinggi, kebersihan udara harus sangat diperhatikan. 
 
3. Bakteremi Nosokomial
Infeksi ini berisiko tinggi. Karena dapat menyebabkankematian. 
- Organisme penyebab infeksi : Terutamadisebabkan oleh bakteri yang resista
n antibiotikaseperti Staphylococcus dan Candida.
- Penyebaran : Infeksi dapat muncul di tempatmasuknya alat-alat seperti jarum 
suntik, kateterurin dan infus. 
- Penyebab : Panjangnya kateter, suhu tubuh saatmelakukan prosedur invasif,
dan perawatan daripemasangan kateter atau infus. 
 
4. Tuberkulosis
- Organisme penyebab infeksi : Mycobacterium tuberculose
- Penyebab : Adanya strain bakteri yang multi drugs resisten. 
- Pencegahan : Identifikasi yang baik, isolasi,
dan pengobatan serta tekanan negatif dalam ruangan. 
 
5. Diarrhea dan gastroenteritis
- Organisme penyebab infeksi : E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae dan
Clostridium. Selain itu, darigologan virus lebih banyak disebabkan oleh golong
an enterovirus, adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A. 
- Faktor resiko dari gastroenteritis nosokomial dapatdibagi menjadi :
1) Faktor intrinsik:
• Abnormalitas dari pertahanan mukosa, seperti achlorhydria
• Lemahnya motilitas intestinal, dan
• Perubahan pada flora normal.
2) Faktor ekstrinsik:
• Pemasangan nasogastric tube dan mengkonsumsi obat-obatan saluran cerna.
 
6. Infeksi pembuluh darah
Penyebarannya melalui infus, kateter jantung dan suntikan. Infeksi ini dibagi 
menjadi dua kategoriutama: 
a) infeksi pembuluh darah primer, muncul tanpaadanya tanda infeksi sebelumnya
, dan berbedadengan organisme yang ditemukan dibagiantubuhnya yang lain 
b) Infeksi sekunder, muncul sebagai akibat dari infeksidari organisme yang sama 
dari sisi tubuh yang lain. 
Macam penyakit :
• Hepatitis B dan Hepatitis C
Organisme penyebab infeksi : Virus hepatitis B, virus hepatitis C virus lain :
Virus Mumps, Virus Rubella, Virus Cytomegalovirus, Virus Epstein-Barr, Virus
Herpes ü 
Penyebaran : Transfusi darah atau produkdarah dengan sumber d
arah yang belum di-skrining. Dan Pemakaian berulang jarum, kanul
a atau alat medis lainnya yang tidak steril.
Pencegahan : Kewajiban skrining darah/produkdarah dan
organ transplantasi, Inaktivasi virus dalam produk turunan plasma, 
Praktek kontrolinfeksi pada institusi kesehatan termasuksterilisasi al
at medis atau gigi (KewaspadaanUniversal atau Universal
Precaution).
H. Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial
Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukansuatu rencana yang teri
ntegrasi, monitoring dan program yang termasuk: 
1. Membatasi transmisi organisme dari atau antarpasien dengan cara mencuci ta
ngan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi 
dan disinfektan. 
2. Mengontrol resiko penularan dan lingkungan.
3. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotikayang adekuat, nutrisi yang c
ukup, dan vaksinasi.
4. Membatasi resiko infeksi endogen denganmeminimalkan prosedur invasive
5. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.
Cara pencegahan infeksi Nosokomial yaitu :
1. Dekontaminasi tangan
Transmisi penyakit melalui tangan dapatdiminimalisasi dengan menj
aga hiegene dari tangan. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakuka
ndengan benar,
Karena banyaknya alasan sepertikurangnya peralatan, alergi produk pen
cuci tangan, sedikitnya pengetahuan mengenai pentingnya hal ini,
clan waktu mencuci tangan yang
lama. Selain itu, penggunaan sarung tangan sangat dianjurkan bilaakan 
melakukan tindakan atau pemeriksaan pada pasien dengan penyakit-
penyakit infeksi. Hal
yang perlu diingat adalah : memakai sarung tangan ketikaakan mengamb
il atau menyentuh darah, cairantubuh, atau keringat, tinja, urin, membran 
mukosadan bahan yang kita anggap telah terkontaminasi,
clan segera mencuci tangan setelah melepas sarungtangan. 
 
2. Instrumen yang sering digunakan Rumah Sakit
Simonsen et al
(1999) menyimpulkan bahwalebih dari 50% suntikan yang dilakukan di
negara berkembang tidaklah aman (contohnya jarum, tabungatau keduan
ya yang dipakai berulang-ulang)
dan banyaknya suntikan yang tidak penting (misalnyapenyuntikan antibiot
ika).Tujuannya untuk mencegahpenyebaran penyakit melalui jarum suntik 
makadiperlukan: 
• Pengurangan penyuntikan yang kurangdiperlukan
• Pergunakan jarum steril
• Penggunaan alat suntik yang disposable. 
Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui uda
ra. Begitupun dengan pasienyang menderita infeksi saluran nafas, merek
a harusmenggunakan masker saat keluar dari kamarpenderita. Sarung ta
ngan, sebaiknya digunakanterutama ketika menyentuh darah, cairan tubu
h, feses maupun urine. Sarung tangan harus selaludiganti untuk tiap pasi
ennya.
Setelah membalut lukaatau terkena benda yang kotor, sanrung tanganha
rus segera diganti Baju khusus juga harus dipakaiuntuk melindungi kulit d
an pakaian selama kitamelakukan suatu tindakan untuk mencegah percik
andarah, cairan tubuh, urin dan feses.
 
3. Mencegah penularan dari lingkungan rumah sakit
Pembersihan yang rutin sangat penting untukmeyakinkan bahwa ruma
h sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotor
an. Perlu diingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoranyang terlihat pasti 
mengandung kuman. Harus adawaktu yang teratur untuk membersihkan 
dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-
alat medis yang telah dipakai berkalikali. Pengaturan udara yang baik suk
ar dilakukan di banyak fasilitas kesehatan. Usahakan adanyapemakaian 
penyaring udara, terutama bagi pendenitadengan status imun yang renda
h atau bagi penderitayang dapat menyebarkan penyakit melalui udara. K
amar dengan pengaturan udara yang baik akanlebih banyak menurunkan 
resiko terjadinya penularantuberkulosis.
Selain itu, rumah sakit harus membangun suatufasilitas penyaring air
dan menjaga kebersihanpemrosesan serta filternya untuk mencegahante
rjadinya pertumbuhan bakteri. Sterilisasi air
pada rumah sakit dengan prasarana yang terbatas dapatmenggunakan p
anas matahari. Toilet rumah sakitjuga harus dijaga, terutama pada
unit perawatanpasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antarpasie
n. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberi disinfektan. Disinfektan 
akan membunuhkuman dan mencegah penularan antar pasien.
 
Disinfeksi yang dipakai adalah :
• Mempunyai kriteria mernbunuh kuman
• Mempunyai efek sebagai detergen
• Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan
protein.
• Tidak sulit digunakan
• Tidak mudah menguap
• Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas maup
unpasien
• Efektif
• Tidak berbau, atau tidak berbau tak enak
 
4. Perbaiki ketahanan tubuh
Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, 
ada pula bakteri yang secaramutualistik yang ikut membantu dalam prose
s fisiologis tubuh,
dan membantu ketahanan tubuhmelawan invasi jasad renik patogen sert
a menjagakeseimbangan di antara populasi jasad renikkomensal pada u
mumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna manu
sia. Pengetahuantentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehatyang 
dapat mengendalikan jasad renik oportunisperlu diidentifikasi secara tunt
as, sehingga dapatdipakai dalam mempertahankan ketahanan tubuhterse
but pada penderita penyakit berat. Dengandemikian bahaya infeksi deng
an bakteri oportunispada penderita penyakit berat dapat diatasi tanpahar
us menggunakan antibiotika.
 
5. Ruangan Isolasi
Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapatdicegah dengan mem
buat suatu permisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan terutama 
untukpenyakit yang penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis,
dan SARS,
yang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan virus
, contohnya DHF dan
HIV. Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi rendah sepertileukimia 
dan pengguna obat immunosupresan juga perlu diisolasi agar terhindar d
ari infeksi. Tetapimenjaga kebersihan tangan dan makanan, peralatankes
ehatan di dalam ruang isolasi juga sangatpenting. Ruang isolasi ini harus 
selalu tertutupdengan ventilasi udara selalu menuju keluarsebaiknya satu 
pasien berada dalam satu ruangisolasi, tetapi bila sedang terjadi kejadian 
luar biasadan penderita melebihi kapasitas, beberapa pasiendalam satu r
uangan tidaklah apa-apa selama merekamenderita penyakit yang sama.

Anda mungkin juga menyukai