ANTRAKS
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen safety
Dosen pengampu : Nur Baety,SKM,M.Kes
Disusun oleh :
Djenia Bugis
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah tugas mata kuliah Manajemen Safety yang berjudul “Antraks”
tepat waktu. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari
berbagai pihak.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini
di masa mendatang.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis yang
memiliki curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan
genangan air dimana-mana dan juga sering menyebabkan banjir. Itulah
yang menyebabkan bakteri-bakteri penyebab anthrax dapat berkembang
biak dan menyebar dengan sangat mudah di Indonesia .
Anthrax adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan
bersifat akut. Penyakit ini umumnya menyerang tenak domestik, seperti
domba, kambing dan sapi. Tetapi manusia juga dapat terinfeksi karena
mengkonsumsi daging yang sudah terkena bakteri, adanya kontak sembrono
dengan hewan yang sedang sakit anthrax atau terkena tanah yang tercemar
bakteri. Bakteri anthrax bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit, paru-paru
atau saluran pencernaan. Gejala umum serangan anthrax pada manusia
berupa mengalami halusinasi buruk dan pernapasannya terganggu , juga
bisul berwarna hitam kemerahan yang pabila pecah akan menimbulkan luka
dan meninggalkan cacat.
Penyebab Anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini
bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Bakteri ini berbentuk
spora bertangkai dan suka hidup serta berkembang biak di dalam tanah.
Keluarnya bakteri tersebut bisa terjadi di musim kemarau panjang, karena
ternak suka menarik rerumputan kering hingga keakar-akarnya. Akibatnya
spora anthrax yang selama ini bertahan hidup dalam tanah dan menempel di
rumput, terbawa keluar dan berubah menjadi bakteri ganas. Kondisi tubuh
ternak yang lemah akibat kekurangan makanan dan stres oleh suhu udara
yang panas, juga semakin memudahkan serangan anthrax. Selain itu spora
3
ini juga dapat menyebar karena terbawa banjir seperti kasus di Bogor.
Hewan yang mati akibat anthrax harus langsung dikubur atau dibakar, tidak
boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar.
Penyakit Anthrax atau radang limpa adalah salah satu penyakit
zoonotik penting , yang saat ini banyak dibicarakan orang di seluruh dunia.
Penyakit zoonotik berarti dapat menular dari hewan ke manusia. Penyakit
ini hampir setiap tahun selalu muncul di daerah endemis, yang akibatnya
dapat membawa kerugian bagi peternak dan masyarakat luas. Infeksi
antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-
herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat
ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-
negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum
untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti (Amerika
Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan
Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap
hewan-hewan dibandingkan manusia.
Penyakit Anthrax diketahui sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Di
tahun 1613, Eropa dilanda wabah penyakit ini dan tercatat sekitar 60 ribu
orang tewas. Penyakit anthrax sangat ditakuti, karena bakteri penyebabnya
dapat mematikan, mudah menyebar, sulit dimusnahkan dan bersifat
zoonotik (dapat menular pada manusia). Pada tahun 1877, Robert Koch
mencoba mengembangbiakan bakteri ini untuk pertama kali. Penelitiannya
menunjukkan adanya jamur sporadis pada jenis Bacillus yang terdapat
dalam tubuh hewan.
Menurut catatan, anthrax sudah dikenal di Indonesia sejak jaman
penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1884 di daerah Teluk Betung.
Selama tahun 1899 - 1900 di daerah Karesidenn Jepara tercatat sebanyak
311 ekor sapi terserang anthrax, dan sejumlah itu 207 ekor mati. Pada tahun
1975, penyakit itu ditemukan di enam daerah : Jambi, Jawa Barat, Nusa
4
Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Tenggara. Kemudian, 1976-1985, anthrax berjangkit di 9 propinsi dan
menyebabkan 4.310 ekor ternak mati. Dalam beberapa tahun terakhir ini,
hampir setiap tahun ada kejadian anthrax di Kabupaten Bogor yang
menelan korban jiwa manusia. Akhir-akhir ini diberitakan media elektronik
maupun cetak, 6 orang dan Babakan Madang meninggal dunia gara-gara
memakan daging yang berasal dan ternak sakit yang diduga terkena
anthrax. Kejadian ini telah mendorong Badan Litbang Pertanian mengambil
Iangkah proaktif untuk meneiti kejadian ini agar tidak menimbulkan
dampak negatif yang lebih luas.
Inilah yang mendasari saya mengangkat masalah tentang penyakit
anthrax . Karena masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa dan
bagaimana penyakit anthrax itu sebenarnya. Anthrax termasuk kedalam
penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dan berbagai macam kerugian
lainnya. Untuk itu saya berharap dengan makalah ini masyarakat dapat
mengetahui bagaimana cara pencegahan pencegahan penyakit anthrax dan
pengobatannya jika telah terserang penyakit ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah :
1. Apakah penyebab penyakit anthrax ?
2. Bagaimanakah cara pencegahan penyakit antrax ?
3. Bagaimanakah cara pengobatan penyakit antrax ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dalam
penulisan makalah ini saya hanya membatasi di seputar penyakit anthrax
5
baserta cara pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit anthrax
tersebut.
D. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa penyebab penyakit anthrax .
2. Mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit antrax .
3. Mengetahui bagaimana cara pengobatan penyakit antrax .
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Selain penyakit anthrax yang disebabkan oleh spora yang masuk ke
tubuh manusia lewat saluran pernapasan, anthrax juga bisa ditularkan lewat
daging yang tercemar dan tidak dimasak dengan sempurna.
Kata para pakar kesehatan, spora anthrax baru bisa menimbulkan
bencana kalau masuk ke dalam tubuh manusia dalam jumlah cukup banyak,
yaitu antara 2,500 sampai 50,000 butir spora yang kecil.
Kalau orang terhirup spora anthrax dalam jumlah cukup banyak,
orang itu akan sakit seperti orang yang terkena demam influenza. Otot-otot
sakit, kemudian demam, yang dilanjutkan dengan kesulitan bernapas dan
akhirnya orang yang bersangkutan akan mati. Karena itulah bakteri anthrax
dalam bentuk spora itu dianggap sebagai bencana potensial kalau digunakan
sebagai senjata pemusnah massal.
B. Sejarah Antrhax
Penyakit antraks paling sering terjadi pada binatang herbivora akibat
tertelan spora dari tanah. Spora dapat bertahan hidup dalam jangka waktu
yang lama di dalam tanah. Burung gagak dikatakan dapat berperan dalam
penyebaran mikroorganisme ini. Kejadian luar biasa epizootik pada
herbivora pernah terjadi pada tahun 1945 di Iran yang mengakibatkan 1 juta
domba mati. Program vaksinasi pada binatang secara dramatis menurunkan
mortalitas pada binatang piaraan. Walaupun demikian spora antraks tetap
ada dalam tanah pada beberapa belahan dunia.
Pada manusia terdapat tiga tipe antraks yaitu: antraks kulit, antraks
inhalasi, dan antraks gastrointestinal. Antraks inhalasi secara alamiah
sangat jarang terjadi. Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus antraks
inhalasi dari tahun 1900-1976. Hampir semua kasus terjadi pada pekerja
yang mempunyai risiko tertular antraks, seperti tempat pemintalan bulu
kambing atau wool atau penyamakan kulit. Tidak ada kasus antraks inhalasi
di AS sejak tahun 1976.
8
Secara alamiah antraks kulit merupakan bentuk yang paling sering terjadi
dan diperkirakan terdapat 2000 kasus pertahunnya di seluruh dunia. Pada
umumnya penyakit timbul setelah seseorang terpajan dengan hewan yang
terinfeksi antraks. Di AS dilaporkan 224 kasus antraks kulit dari tahun
1944-1994. Centers for diseases Control and Prevention (CDC) melaporkan
kejadian antraks kulit dari tahun 1984-1993 hanya tiga orang, dan satu
kasus dilaporkan terjadi pada tahun 2000. Kejadian luar biasa terjadi di
Zimbabwe pada tahun 1978-1980 yang mengakibatkan 10.000 orang
terjangkit antraks kulit terutama pada pekerja perkebunan. Kejadian itu
terjadi akibat perang yang menyebabkan terhentinya program vaksinasi,
kerusakan infrastruktur medis dan veteriner.
Walaupun jarang terjadi, di Afrika dan Asia ledakan kasus antraks
gastrointestinal masih sering dilaporkan. Kejadian luar biasa 24 kasus
antraks gastrointestinal terjadi di Thailand pada tahun 1982. Kejadian itu
terjadi akibat konsumsi daging kerbau yang terkontaminasi dan proses
pemasakan yang tidak sempurna. Kejadian epidemi antraks pada manusia
berhubungan langsung dengan epizootik pada ternak.
9
di Washington DC, dan hal itu setara dengan daya bunuh bom hidrogen.
Dari model ekonomi diperkirakan biaya yang harus dikeluarkan sebesar
26.2 milyar dolar tiap 100.000 orang tertular.
Sejak September 2001 tercatat 12 kasus antraks di AS, dua kasus
inhalasi (satu kasus fatal) terjadi pada pekerja penerbit tabloid di Boca
Raton, Florida, empat kasus inhalasi antraks (dua kasus fatal) terjadi pada
pekerja pengirim surat di Washington DC, Trenton, New Jersey. Enam
kasus lainnya menderita antraks kulit. Dari surat kabar dilaporkan 28 orang
di kantor senat terpapar antraks pada swab nasal.
10
Dari keempat jenis penyakit anthrax di atas, Inhalational anthrax
adalah jenis yang paling mematikan dan cutaneous anthrax adalah
yang paling banyak terjadi.
11
4. Oropharyngeal anthrax. Gejala yang terjadi berupa demam;
pembengkakan kelenjar getah bening di leher; sakit tenggorokan
yang berat; susah menelan; serta sakit lambung dan lidah.
12
dan dapat menjadi sumber untuk munculnya kembali wabah di masa
berikutnya. Cara penularan lain, bila ternak penderita sampai
dipotong/bedah atau kalau sudah mati sempat termakan burung liar
pemakan bangkai, sehingga sporanya dapat mencemari tanah sekitarnya,
serta menjadi sulit untuk menghilangkannya.
Hingga kini, para ahli tetap menyatakan penyebab penularan
penyakit antraks adalah kuman Bacillus anthracis Di alam, bakteri antraks
ni basanya ada dalam kondisi tidur. dan bersembunyi dalam tanah hingga
mampu bertahan sampai 50-70 tahun. Bakteri yang tergolong bersel satu ini
bisa terbangun kembali dan tidurnya ketika kondisi lingkungan sangat
mendukung untuk menyebarkan penyakit pada hewan dan manusia.
Dengan kata lain, spora yang tinggal dalam tanah itu akan hidup
kembali , bila tanah tempat ia tinggal tergenang air atau datang musim
hujan. Kuman ini akan tumbuh kembali dan siap menyerang hewan yang
ada di sekitarnya. Hebatnya lagi, kuman ini dapat terserap oleh akar
tumbuh-tumbuhan, bahkan hingga dapat masuk ke dalam daun dan buah.
Apa yang terjadi selanjutnya, kita bisa menebak bahwa akhirnya kuman
mampu menginfeksi ternak maupun manusia yang mengonsumsinya.
Sumber infeksi lainnya ialah bangkai tenak pengindap antraks. Pada
kondisi ini, miliaran Bacillus anthracis bisa memadat di darah dan organ-
organ dalam ternak. Bahkan keterangan lain meriyebutkan bahwa disinyalir
di seluruh bangkai hewan tersebut dianggap mengandung kuman penyakit
antraks.
Dalam satu milimeter darah, setidaknya mengandung satu miliar
kuman antraks. Bila kuman itu berinteraksi dengan oksigen, ia dapat segera
mengubah diri dalam bentuk spora. Bila kondismnya demikian, dipercaya
kuman ini memiki daya tahan tubuh yang lebih kebal dari sebelumnya.
Kuman-kuman dalam bentuk spora inilah yang dapat hidup hingga 70 tahun
lamanya.
13
I. Pintu Penularan Penyakit Anthrak
Pintu masuknya penyakit antraks pada hewan, umumnya bisa
melalui saluran pencernaan hewan, kontak kulit dan terhirup masuk melalui
saluran pernapasan. Sedangkan pada manusia, selain bisa menular melalul
kontak atau mengonsumsi daging hewan ternak yang terkena antraks,
penularan antarmanusia bisa terjadi melalui udara yang tercemar spora
antraks dan masuk ke paru-paru manusia.
Dengan kata lain, bakteri Bacillus anthracis akan bersifat menghancurkan
sel-sel darah, baik pada hewan maupun manusia. Apabila gejala klinis
sudah timbul, biasanya dilkuti dengan kematian, baik pada hewan maupun
manusia .Untuk itu, orang yang mengonsumsi daging hewan terkena
antraks akan sangat membahayakan. Apalagi kondisi daging hewan tersebut
tidak kita masak teriebih dahulu secara sempurna.
Selain itu, Bacillus anthracis juga membentuk spora sebagai bentuk
resting cells. Pembentukan spora akan terjadi apabila nutrisi esensial yang
diperlukan tidak memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan, prosesnya
disebut sporulasi. Spora berbentuk elips atau oval, letaknya sentral dengan
diameter tidak lebih dari diameter bakteri itu sendiri. Spora Bacillus
anthracis ini tidak terbentuk pada jaringan atau darah binatang yang hidup,
spora tersebut tumbuh dengan baik di tanah maupun pada jaringan hewan
yang mati karena antraks.
Di sinilah keistimewaan bakteri ini, apabila keadaan lingkungan sekitar
menjadi baik kembali atau nutrisi esensial telah terpenuhi, spora akan
berubah kembali menjadi bentuk bakteri. Sporaispora ini dapat terus
bertahan hidup selama puluhan tahun dikarenakan sulit dirusak atau mati
14
oleh pemanasan atau bahan kimia tertentu, sehingga bakteri tersebut
bersifat dormant, hidup tapi tak berkembang biak.
15
menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk hewan besar
1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya pengebalannya
tinggi berlangsung selama satu tahun.
16
antraks inhalasi. Untuk kasus antraks inhalasi Food and Drug
Administration (FDA) menganjurkan penisilin, doksisiklin, dan
siprofloksasin sebagai antibiotik pilihan.
Untuk hewan tersangka sakit dapat dipilih salah satu dari perlakuan
sebagai berikut :
1. Penyuntikan antiserum dengan dosis pencegahan (hewan besar 20-30
ml, hewan kecil 10-1 ml)
2. Penyuntikan antibiotika
3. Penyuntikan kemoterapetika
4. Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan
kemoterapetika.
Cara penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan
untuk antiserum heterolog SC. Dua minggu kemudian bila tidak
timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi.
17
mencegah perluasan penyakit. Selain itu, penyembelihan hewan di
laksanakan di RPH resmi dibawah pengawasan dokter hewan dan
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum penyembelihan (ante
mortem) yaitu pemeriksaan kesehatan daging, karkas, jeroan dan kepala
setelah penyembelihan (post mortem) oleh dokter hewan atau para medis
kesehatan hewan dibawah pengawasan dokter hewan pun juga perlu di
lakukan.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Perlunya Mengetahui Penyebab Penyakit Anthrax
Penyakit anthrax memang sudah sepatutnya diketahui oleh
masyarakat karena penyakit ini dapat menimbulkan kematian. Selain
dapat menimbukan kematian, penyakit ini juga dapat menimbulkan
cacat permanen bagi pederitanya.Untuk itu masarakat perlu
mengetahui tentang penyakit anthax untuk dapat mencegah
berkembangnya kembali penyakit ini di masyarakat.
b. Cara Pencegahan Penyakit Anthrax
Anthrax pada manusia dapat dicegah dengan tindakan-tindakan
pencegahan yang bisa kita lakukan antara lain:
1. Cuci tangan sebelum makan
2. Hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah
terjangkit anthrax
3. Beli daging dari rumah potong hewan yang resmi
4. Masaklah daging dengan sempurna
5. Hindari menyentuh cairan dari luka anthrax
6. Melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang
terjangkit anthrax. Bagi peternak atau pemilik hewan ternak,
upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya. Dengan
Pemberian SC ,untuk hewan besar 1 ml dan untuk hewan
19
kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya pengebalannya tinggi
berlangsung selama 1 tahun.
c. Cara Pengobatan Penyakit Anthrax
Semua penyakit anthrax secara efektif dapat diobati dengan
menggunakan antibiotik, seperti penicillin, doksisiklin, atau
ciproflaksin.Pada inhalational dan gastrointestinal anthrax,
pemberian antibiotik harus segera diberikan pada saat penderita
melakukan kontak dengan bakteri anthrax. Hal ini karena pada saat
gejala timbul, anthrax jenis ini tidak merespon terhadap antibiotik.
Perawatan di rumah sakit yang berfasilitas lengkap merupakan
keharusan bagi penderita penyakit anthrax.
B. Saran
Saran saya agar dengan dibuatnya makalah ini, masyarakat lebih
membuka mata terhadap penyakit anthrax. Selain itu juga agar nantinya
masyarakat dapat mengusahakan seoptimal mungkin agar angka kasus
penyakit anthrax di daerah masing-masing tidak mengalami peningkatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21