Foto Mikro Pewarnaan Gram bakteri Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.
ICD-10 A22.minor
ICD-9 022
OMIM [1] 606410 608041
DiseasesDB 1203
MedlinePlus 001325
eMedicine med/148
MeSH D000881
Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus
anthracis dalam bentuknya yang paling ganas.[1] Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa
Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling
sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan.[1] Penyakit ini bersifat
zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan
antara sesama manusia.[1]
Daftar isi
1 Faktor virulensi
o 2.1 Penjangkitan
o 2.2 Simptom
3 Penanganan
4 Jenis-jenis
5 Referensi
6 Pranala luar
Faktor virulensi
Faktor virulensi dari penyakit ini disebabkan oleh B. anthracis yang berasal dari kapsul dan
toksin.[2] Kapsul dari B. anthracis terdiri dari poly D-glutamic acid yang tidak berbahaya (non
toksik) bagi dirinya sendiri.[2] Kapsul ini dihasilkan oleh plasmid pX02 dan berfungsi untuk
melindungi sel dari fagositosis dan lisis.[2] Toksin yang dihasilkan oleh B. anthracis berasal dari
plasmid pX01 yang memiliki AB model (activating dan binding). Toksin dari B. anthracis terdiri
dari tiga jenis, yaitu protective antigen (PA) yang berasal dari kapsul poly D- glutamic acid,
edema factor (EF), dan lethal factor (LF).[2] Ketiga toksin ini tidak bersifat racun secara
individual, namun dapat bersifat toksik bahkan letal jika ada dua atau lebih. Toksin PA dan LF
akan mengakibatkan aktivitas yang letal, EF dan PA akan mengakibatkan penyakit edema (nama
lain dari penyakit anthrax), toksin EF dan LF akan saling merepresi (inaktif), sedangkan jika ada
ketiga toksin tersebut (PA, LF, dan EF), maka akan mengakibatkan edema, nekrosis dan pada
akhirnya mengakibatkan kematian (letal).[2]
Bila spora anthrax masuk ke dalam tubuh dan kemudian sudah tersebar di dalam peredaran
darah, akan tercipta suatu mekanisme pertahanan dari sel darah putih, namun sifatnya hanya
sementara.[3] Setelah spora dari pembuluh darah terakumulasi dalam sistem limpa, maka infeksi
akan mulai terjadi.[3] Racun dari toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif tersebut akan
mengakibatkan pendarahan internal (internal bleeding) sehingga mengakibatkan kerusakan pada
beberapa jaringan bahkan organ utama. Jika racun dari toksin tersebut telah tersebar, maka
antibiotik apapun tidak akan berguna lagi.[3]
Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora
seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit
ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program
kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti (Amerika
Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah)
melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.
Antraks biasa ditularkan kepada manusia disebabkan pengeksposan kepada hewan yang sakit
atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks.
Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang
sakit misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati
dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular B. anthracis, dan
antraks dalam ternakan liar dapat ditemukan di Amerika Serikat. Walaupun banyak pekerja
sering tertular kepada jumlah spora antraks yang banyak, kebanyakan tidak menunjukkan
simptom.
Penjangkitan
Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui
luka). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.
Bakteri B. anthracis ini termasuk bakteri gram positif, berbentuk basil, dan dapat membentuk
spora. Endospora yang dibentuk oleh B. anthracis akan bertahan dan akan terus berdormansi
hingga beberapa tahun di tanah. Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut,
spora akan bergerminasi menjadi sel vegatatif dan akan terus membelah di dalam tubuh. Setelah
itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora anthrax
dapat dengan tiga cara, yaitu :
1. inhaled anthrax, dimana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan.
2. cutaneous anthrax, dimana spora anthrax masuk melalui kulit yang terluka. Proses
masukkanya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan cutaneous anthrax (95%
kasus).
3. gastrointestinal anthrax, dimana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak
dengan baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.
Simptom
Beberapa gejala-gejala antraks tipe pencernaan adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan,
suhu badan meningkat, muntah berwarna coklat atau hitam, buang air besar berwarna hitam,
sakit perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit ialah bisul merah
kecil yang nyeri. Kemudian lesi tadi membesar, menjadi borok, pecah dan menjadi sebuah luka.
Jaringan di sekitarnya membengkak, dan lesi gatal tetapi agak terasa sakit. Antraks terjadi setelah
mengomsumsi daging yang terkena antraks. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.
Penanganan
Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrax dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik,
biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin.[4] Pemberian
antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel.[4] Terapi tambahan, seperti sedation
(pemberian obat penenang).[4] Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah
dan telah menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik
apapun.[4] Walaupun dengan pemeberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu
mempunyai rasio kematian.[4]
Jenis-jenis
Ada 4 jenis antraks yaitu[5] :
antraks kulit.
antraks meningitis.
Referensi
1. ^ a b c (Inggris) Todar K. 2005. Bacillus anthracis and anthrax. [terhubung
berkala]. http://www.textbookofbacteriology.net/Anthrax.html [31 Mei 2008].
Pranala luar
(Indonesia) Artikel di situs depkes.go.id
Masa inkubasi antraks kulit terjadi sekitar dua sampai lima hari. Jenis antraks lain yang masuk
tubuh (menginfeksi paru-paru, saluran pencernaan, atau otak) mempunyai masa inkubasi 24 jam.
Dalam waktu tersebut gejala antraks sudah mulai terlihat.
Gejala penyakit antraks dimulai dari kulit terasa gatal, kemudian melepuh. Jika pecah
membentuk keropeng hitam ditengahnya. Disekitar keropeng bengkak dan nyeri.
Gejala pada antraks usus ialah perut terasa mual dan muntah darah. Batuk dan sesak napas
merupakan gejala antraks paru. Pada antraks otak, gejalanya antra lain sakit kepala dan kejang.
Penderita yang merasakan gejala antraks pada kulit pernapasan, saluran pencernaan, atau otak
setelah memakan daging hewan yang terkena antraks harus segera dibawa ke Puskesmas atau
rumah sakit terdekat untuk meminta pengobatan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan
obat antraks berupa penisilin.
Pencegahan
Tahukah kalian, bagaimana cara mencegah terjangkitnya penyakit antraks. Kita dapat mencegah
tertular penyakit antraks dengan membiasakan diri membeil daging ditempat pemotongan hewan
resmi. Memasak daging secara matang sehingga kumannya mati. Menjaga kebersihan diri
dengan selalu membiasakan diri mencuci tangan sebelum makan.
Biasanya yang mempunyai resiko terkena penyakit antraks ini adalah orang yang bersentuhan
langsung dengan hewan seperti dokter hewan, teknisi laboratorium, dan pekerja pemintalan
tekstil yang mengolah bulu binatang.
PENYAKIT ANTRAKS
Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis
dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks paling sering menyerang
herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan, namun juga dapat menjangkiti manusia
karena terekspos hewan-hewan yang telah dijangkiti, jaringan hewan yang tertular, atau spora
antraks dalam kadar tinggi. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular
melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. Antraks bermakna
batubara dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan
berubah hitam.
Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora
seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit
ini lebih umum di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan
umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia (Amerika Selatan dan Tengah,
Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks
yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia
[sunting] Jenis-jenis
Ada 4 jenis antraks yaitu:
antraks kulit
antraks pada saluran pencernaan
antraks pada paru-paru
antraks meningitis.
[sunting] Penularan
Antraks biasa ditularkan kepada manusia karena disebabkan pengeksposan pekerjaan kepada
hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang
tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari
produk hewan yang sakit misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular
kepada hewan yang mati dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat
tertular B. anthracis, dan antraks dalam ternakan liar dapat ditemukan di Amerika Serikat.
Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah spora antraks yang banyak, kebanyakan
tidak menunjukkan simptom.
Beberapa gejala-gejala antraks (tipe pencernaan) adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu
makan, suhu badan meningkat, muntah bercampur darah, buang air besar berwarna hitam, sakit
perut yang sangat hebat (melilit) atau (untuk tipe kulit) seperti borok setelah mengkonsumsi atau
mengolah daging asal hewan sakit antraks.
Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir,
berbau
Gejala Penyakit Antraks,- Tahukah anda? Anthraks adalah infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini membentuk spora yang bercangkang keras. Sedangkan
Spora adalah bentuk bakteri yang menyebabkan infeksi. Mereka dapat bertahan hidup di tanah
selama bertahun-tahun. Anthraks paling sering terjadi pada binatang seperti babi, sapi, kuda, dan
kambing, tetapi juga dapat menginfeksi manusia. Infeksi pada manusia dapat terjadi pada saat
melakukan kontak dengan spora melalui luka atau goresan di kulit (dikenal sebagai antraks
kulit), dengan menghirup spora (dikenal sebagai dihirup atau paru anthraks), atau dengan makan
daging yang mengandung spora (dikenal sebagai usus anthraks). Nah apa saja gejala penyakit
antraks dari macam macam yang saya sebutkan diatas?
Gejala Penyakit Antraks Penyebab dan
Pengobatannya
Gejala penyakit antraks pada umumnya yang terjadi pada setiap penyakit antraks biasanya
berbeda beda, seperti pada gejala antraks kulit, gejala yang terjadi akan cepat muncul antara satu
hari setelah terinfeksi, sedangkan gejala penyakit antraks pada paru biasanya muncul 2-6 hari
setelah terinfeksi, akan tetapi gejala yang muncul cukup lama antara 4-6 minggu. Dan gejala
pada antraks usus muncul dalam jangka waktu sekitar 1 sampai 7 hari. Akan tetapi sampai saat
ini belum terjadi kasus penularan antar manusia melalui sentuhan. Jika seseorang sudah diagnose
menderita penyakit antraks sebaiknya dilakukan tes laboratorium untuk mengetahui
perkembangan bakteri yang tumbuh pad tubuh. Berikut adalah penyebab penyakit antraks :
Timbul Korengan
Mual
Batuk
Demam
Sakit Kepala
Sesak Napas
Nyeri Dada
Diare
Demam
Sakit Perut
Diare Berdarah