Definisi
Antraks adalah penyakit yang disebabkan Bacillus anthracis .
Penyakit ini dapat menyerang hewan domestik maupun liar, terutama
hewan herbivora, seperti sapi, domba, kambing, beberapa spesies unggas
dan dapat menyerang manusia (zoonosis) (OIE, 2000 ; ToDAR, 2002).
Antraks merupakan penyakit zoonosis penting dan strategis sehingga
perlu ditangani dengan baik. Tingkat kematian karena antraks sangat
tinggi terutama pada hewan herbivora, mengakibatkan kerugian ekonomi
dan mengancam keselamatan manusia (WHO, 1998).
Untuk
mewaspadai
penyakit
antraks
di
Indonesia,
perlu
dengan
metode
diagnosis
cepat
dan
akurat
sehingga
sosialisasi
dan
pendidikan,
untuk
mengimplementasikan
apabila bakteri kontak dengan udara atau oksigen, sangat resisten dan
dapat survive bertahun-tahun di tanah, karena tahan terhadap perubahan
lingkungan (Dragon and Rennie, 1995), sehingga sulit dimusnahkan.
Spora antraks juga dapat hidup pada bulu hewan, wool, kulit, atau bahan
yang terkontaminasi sehingga dapat menyebar kemana-mana. Sehingga
suatu wilayah yang positif antraks dengan penanganan yang kurang
memadai sulit untuk penanggulangannya.
Infeksi
kuman
antraks
dapat
terjadi
melalui
kulit
dan
alat
Pola Penyakit
Di Indonesia berita tentang suatu penyakit yang sangat menyerupai
anthraks pada kerbau di daerah Teluk betung dimuat dalam
Courant"
tahun
1884.
Kemudian
berita
yang
lebih
jelas
"Javasche
tentang
medis
sudah
pernah
melihat
secara
langsung
kelainan
pathognomonis yang ada seperti eschar pada kulit, yaitu kerak hitam
yang berada ditengah ulkus yang mongering. Untuk mengenal penyakit
antraks
tersebut
maka
harus
diketahui
manifestasi
klinisnya.
Antraks kulit
Keluhan
penderita
demam
subfebris,
sakit
kepala.
malignant
pustule.
lebih
cepat.
kuda
pembesaran
limfoglandula
regional,
dan
toksemia
2.
3.
4.
5.
6.
7.
sampai
ke
tingkat
kecamatan/Puskesmas
khususnya
BRUCELLOSIS
Defenisi
Brucellosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
genus Brucella dan
dikategorikan oleh OFFICE INTERNATIONAL DES EPIZOOTIES (OIE) sebagai
penyakit zoonosis (ALTON et al., 1988) . Kuman Brucella oleh WORLD
HEALTH ORGANIZATION (WHO) diklasifikasikan sebagai mikroba kelompok
BSL III (OIE, 2004). Setiap spesies Brucella mempunyai hewan target
sebagai reservoir, yaitu Brucella abortus pada sapi, B. ovis pada domba,
B. melitensis pada kambing, B. suis pada babi,B neotomae dan B. canis
pada anjing (ALTON et al., 1988) .
Brucellosis
pada
hewan
betina
yang
terinfeksi
biasanya
dandapat
menyebabkan
terjadinya
komplikasi
berupa
Brucellosis pada
dilaporkan
serta
kurangnya
publikasi
brucellosis
sebagai
penyakit
akan
dimakan
oleh
neutrofil
dan
set
makrofag
masuk
ke
klinis
penyakit
anthrax
pada
manusia
dapat
apabila ditekan terasa sakit dan apabila meletus terjadi ulcus dengan
dinding curam, kerak warna coklat tua. Apabila tidak segera diobati maka
akan menyebar secara cepat melalui saluran lymphe ke peredaran darah.
Bentuk sepsis
Bentuk ini ditandai dengan demam, suhu sekitar 40 0C, sakit
kepala, rasa nyeri di daerah lumbar dan epigastrium, mual tanpa muntah.
Sering ada diarrhe campur darah. Beberapa waktu kemudian menurun
tetapi disertai tymphani di daerah epigastrium. Meskipun tanda-tanda
sakit berkurang dan si penderita tenang, bisa terjadi kematian mendadak.
Beberapa menit sebelum mati, cyanotis kuku dan seluruh tubuh jadi biru,
sepuluh jam setelah mati, darah belum beku dan berwarna hitam. Pijat
ujung jari keluar darah. Bentuk ini bisa terjadi pada orang sepulang dari
sawah, orang tersebut tiba-tiba merasa sakit dan beberapa jam kemudian
mati
Bentuk pulmonair
Penularan terjadi secara inhalasi, Tanda -tanda : mula-mula
mempunyai tanda-tanda infeksi ringan pada alat pernapasan bagian atas.
kira-kira 3,5 hari kemudian memperlihatkan gejala-gejala sesak nafas akut
dan
shock,
kemudian
meninggal.
Kadang-kadang
ada
juga
yang
PENULARAN PENYAKIT
Anthrax tidak lazim ditularkan dari ternak yang satu ke ternak yang lain secara
langsung. Wabah anthrax pada umumnya ada hubungannya dengan tanah netral atau berkapur
yang alkalis yang menjadi daerah inkubator bakteri tersebut.
Bila penderita anthrax mati kemudian diseksi atau termakan burung-burung atau
ternak pemakan bangkai, maka sporanya akan dengan cepat terbentuk dan mencemari tanah
sekitarnya. Bila terjadi demikian, maka menjadi sulit untuk memusnahkannya. Hal tersebut
menjadi lebih sulit lagi, bila spora yang terbentuk itu tersebar angin. air pengolahan tanah,
rumput makanan ternak dan sebagainya. Di daerah iklim panas lalat penghisap darah antara
lain jenis Tabanus dapat bertindak sebagai pemindah penyakit.
Rumput pada lahan yang tercemari penyakit ini dapat ditempati spora. Apabila rumput
ini dimakan sapi perah maupun ternak lainnya, mereka akan tertulari.
Penyebaran penyakit ini umumnya dapat berkaitan dengan pakan yang kasar atau
ranting-ranting yang tumbuh di wilayah yang terjangkit penyakit anthrax. bahan pakan yang
kasar kadangkala menusuk membran di dalam mulut atau saluran pencernaan dan masuklah
bakteri Bacillus anthracis tersebut melalui luka-luka itu. jadi melalui luka-luka kecil tersebut
maka terjadi infeksi spora.
Penularan dapat terjadi karena ternak menelan tepung tulang atau pakan lain atau air
yang sudah terkontaminasi spora. Selain itu gigitan serangga pada ternak penderita di daerah
wabah yang kemudian serangga tersebut menggigit ternak lain yang peka di daerah yang
masih bebas merupakan cara penularan juga.
Pada manusia, biasanya infeksi berasal dari ternak melalui permukaan kulit terluka,
terutama pada orang-orang yang banyak berhubungan dengan ternak.
Infeksi melalui pernafasan mungkin terjadi pada pekerja-pekerja penyortir bulu
domba (wool-sarters disease), sedangkan infeksi melalui pencernaan terjadi pada orangorang yang makan daging asal ternak penderita anthrax.
Wanita hamil yang terinfeksi brucellosis dapat menularkan kuman
Brucella ke janin melalui plasenta yang mengakibatkan terjadinya abortus
spontan dan kematian fetus intrauterin pada kehamilan trimester pertama
dan kedua (GHOLAMI, 2000) .
DIAGNOSIS
Gambaran klinis dan lesi yang ditimbulkan oleh infeksi brucellosis
pada manusia sering kali sulit dikenali sehingga peneguhan diagnosis
hants didukung dengan uji secara laboratorium (SANTINI et al ., 1994 ;
MADKOUR, 1989). Beberapa uji brucellosis mempunyai tingkat sensitivitas
dan spesifitas yang berbeda-beda untuk peneguhan diagnosi Isolasi
dengan
phage-typing,
metabolisme
oksidasi
atau
genotyping .
PENGOBATAN
Pengobatan brucellosis hares segera dilakukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan relapsis . Pengobatan dilakukan dengan
pemberian antibiotik seperti doksisiklin, streptomisin dan rifampisin setiap
hari selama minimal 6 minggu (WHO, 1986). Pada orang dewasa dan anak
di atas umur 8 tahun, antibiotika yang diberikan adalah doksisiklin dan
rifampisin selama 6 - 8 minggu, sedangkan untuk anak di bawah 8 tahun
sebaiknya diberikan rifampisin dan trimethoprim-sulfamethoxazole (TMPSMX)
selama
minggu.
Penderita
brucellosis
dengan
spondilitis
alternatif
antibiotika
untuk
pengobatan
dengan
komplikasi
brucellosis
pada
manusia .
Brucellosis
meningoenchepalitis
memerlukan
pengobatan
endocarditis
dengan
atau
kombinasi
KONTROL BRUCELLOSIS
Pencegahan brucellosis pada manusia dapat dilakukan dengan
penanggulangan dan kontrol penyakit pada hewan sebagai hospes,
mengurangi kontak langsung den gan hewan terinfeksi, memasak susu
dan produk asal ternak sebelum dikonsumsi (CORBEL, 1997) . Kuman
Brucella sangat sensitif terhadap natrium hipoklorida 1%, etanol 70%,
yodium, glutaraldehida dan formaldehida serta kuman mudah mati pada
pemanasan basah, suhu 121'C selama 15 menit dan pemanasan kering,
suhu 160 - 170C selama satu jam (BRUCELLOSIS FACT SHEET, 2003) .
Kontrol brucellosis pada ternak melibatkan kombinasi dari manajemen
peternakan, program vaksinasi dan test and slaughter (CADDIS, 2003) .
Keputusan untuk memilih metode dalam kontrol brucellosis harus
berdasarkan atas studi epidemiologi dan ekonomi penyakit . Manajemen
peternakan harus diterapkan pada daerah peternakan dengan sejarah
brucellosis . Jika ada ternak yang didiagnosis brucellosis harus segera
dipisahkan dan jika ada kejadian abortus, fetus dan membran fetus harus
segera dikirim ke laboratorium untuk diuji . Kemudian, tempat terjadinya
abortus harus didesinfeksi dan semua material yang terkontaminasi
dipendam dalam tanah . Vaksinasi merupakan metode yang efektif untuk
mencegah brucellosis pada hewan . Anak sapi sampai umur 8 bulan dapat
divaksinasi dengan vaksin hidup' Brucella yang akan melindunginya dari
brucellosis .
Namun, metode yang paling efektif untuk kontrol brucellosis pada
ternak
adalah
dengan
test
and
slaughter
terhadap
ternak
yang
KESIMPULAN
Brucellosis merupakan penyakit zoonosis yang dapat menular dari
hewan ke manusia. Rendahnya publikasi brucellosis pada manusia serta
tidak adanya laporan kasus brucellosis pada manusia di Indonesia adalah
sebagai penyebab kurang dikenalnya brucellosis oleh masyarakat .
Tingginya prevalensi brucellosis pada sapi di Indonesia dan terdeteksinya
titer antibodi terhadap Brucella pada para pekerja kandang sapi perah,
kandang babi dan RPH bab i di DKI Jakarta memungkinkan terjadinya
penularan brucellosis pada harus dibakar atau manusia. Pengendalian
brucellosis pada hewan dengan program eradikasi yang komperhensif
berupa eliminasi
pada
manusia .
Daftar Pustaka
AGALAR, C ., S. USUBUTUN and R . TURKYILMAZ. 1999 . Ciprofloxacin and
rifampicin versus doxycycline and rifampicin in the treatment of
brucellosis . Eur. J . Clin . aaMicrobiol . Infect. Dis.18 : 535 - 538 .
Anthrax
Current,
Comprehensive
Information
on
prioritas
Departemen
Pertanian.
Pros.
Lokakarya
of
standards
diagnostic
and
vaccines,
World
Health
Organization.
Wasito, 2014. Pengendalian penyakit antraks: fungsi Sosialisasi dan
pendidikan
keluarga
serta
Inovator
dan
early
adopter.
Balai