0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan13 halaman
Penyakit antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan menyebarkan infeksi melalui spora. Manusia dapat terinfeksi melalui kulit, paru-paru, atau saluran pencernaan. Gejalanya bervariasi tergantung jalur masuknya, namun umumnya berupa demam dan bengkak pada kulit atau organ tertentu. Diagnosa didasarkan pada riwayat paparan dan hasil laboratorium. Pengobatan dilakukan dengan antibiotik seperti
Penyakit antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan menyebarkan infeksi melalui spora. Manusia dapat terinfeksi melalui kulit, paru-paru, atau saluran pencernaan. Gejalanya bervariasi tergantung jalur masuknya, namun umumnya berupa demam dan bengkak pada kulit atau organ tertentu. Diagnosa didasarkan pada riwayat paparan dan hasil laboratorium. Pengobatan dilakukan dengan antibiotik seperti
Penyakit antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan menyebarkan infeksi melalui spora. Manusia dapat terinfeksi melalui kulit, paru-paru, atau saluran pencernaan. Gejalanya bervariasi tergantung jalur masuknya, namun umumnya berupa demam dan bengkak pada kulit atau organ tertentu. Diagnosa didasarkan pada riwayat paparan dan hasil laboratorium. Pengobatan dilakukan dengan antibiotik seperti
18070287 Pengertian & Penyebab Penyakit Antraks • Antraks merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan termasuk salah satu penyakit zoonosis. • Antraks disebut juga Radang Lympha. • Penyakit antraks kebanyakan menyerang mamalia dan beberapa spesies burung, terutama herbivora. • Bacillus anthracis adalah bakteri berbentuk batang, dengan ujung berbentuk persegi dan sudut sudut yang tampak jelas, tersusun berderet sehingga tampak seperti ruas-ruas bambu. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif yang mempunyai ukuran 1-1,2 um X 3-5 μm. Jenis Penyakit Antraks
Berdasarkan cara antraks masuk ke dalam
tubuh: • Antraks Kulit • Antraks Inhalasi (paru-paru) • Antraks Gastrointestinal • Antraks Injeksi Masa Inkubasi dan Gejala • Infeksi pada hewan biasanya berkembang dari 1 hingga 7 hari setelah terpapar. Gejala klinis antraks pada hewan diawali dengan suhu tubuh tinggi sekitar 41-42 °C, kehilangan nafsu makan dan edema di sekitar leher. • Pada tipe kulit, B. anthracis masa inkubasi 2 sampai 7 hari . Gejala klinis yang terlihat adalah demam tinggi, sakit kepala, ulcus dengan jaringan nekrotik warna hitam di tengah dan dikelilingi oleh vesikel-vesikel dan oedema. • Pada tipe pencernaan (gastrointestinal anthrax masa inkubasinya 2 sampai 5 hari . Mortalitas tipe ini dapat mencapai 25 - 60% dan dibedakan menjadi antraks intestinal dan antraks oropharingeal . Pada antraks intestinal, gejala utama adalah demam tinggi, sakit perut, diare berdarah, asites, dan toksemia . Antraks oropharingeal, gejala utamanya demam tinggi, sakit tenggorokan, pembesaran limfoglandula regional, dan toksemia • Tipe pernafasan (Pulmonary anthrax) masa inkubasi 2 - 6 hari . Jalannya penyakit perakut sulit bernafas, sianosis, koma dan mati . Patogenesis • Perjalanan penyakit dimulai ketika spora bakteri masuk ke tubuh inang melalui abrasi pada kulit, memakan makanan yang terkontaminasi, atau melalui inhalasi. • Setelah masuk ke dalam tubuh inang, spora akan ditangkap oleh makrofag dan dibawa ke nodus limfatikus dan pada akhirnya masuk ke pembuluh darah. • Bacillus anthracis memerlukan langkah intrasel untuk memulai infeksi. Germinasi spora diawali dalam makrofag. • Toksin memegang peranan penting dalam patogenesis penyakit anthrax. Toksin diproduksi pada saat Bacillus anthracis berada dalam bentuk vegetatif dalam inang. • Toksin yang diproduksi oleh Bacillus anthracis dapat menyebabkan syok hingga kematian akibat respon makrofag. • Infeksi yang terjadi dalam tubuh akan memicu respon sistemik tubuh terhadap adanya infeksi yang disebut dengan sepsis Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit Diagnosis Laboratorium Sumber & Cara penularan • Manusia umumnya tertular penyakit secara langsung atau tidak langsung dari hewan yang tertular, atau paparan pekerjaan terhadap produk hewani yang terinfeksi atau terkontaminasi. • Manusia dapat terinfeksi melalui salah satu dari ketiga kemungkinan yaitu melalui kulit, melalui inhalasi atau melalui ingesti. • Herbivora biasanya terinfeksi saat menelan cukup banyak spora di tanah atau pada tanaman di padang rumput. • Hewan karnivora biasanya terinfeksi setelah memakan daging yang terkontaminasi. Burung pemakan bangkai dan lalat dapat menyebarkan antraks secara mekanis. • Spora antraks dapat bertahan selama puluhan tahun di tanah atau produk hewani seperti kulit kering atau olahan dan wol. Spora juga bisa bertahaning selama dua tahun dalam air, 10 tahun dalam susu dan sampai 71 tahun pada benang sutera. Pengobatan pada Manusia • Terapi dari penyakit antraks yaitu dengan mengonsusi antibiotik, yaitu penisilin • Antibiotik lain yang dapat digunakan yaitu ciprofloxacillin, doxycyklin, atau amoksisilin. • Tipe gastrointestinal tetrasiklin 1 gram/ hari. Terapi supportif dan simptomatis perlu diberikan, biasanya plasma ekspander dan regiment vasopresor. • Pengobatan antraks inhalasi yaitu dengan pengobatan intravena (IV) pada dewasa dengan Ciprofloxacin 400 mg IV bd (dua kali sehari) atau doksisiklin 100 mg IV bd ditambah 1 atau 2 antibiotik lainnya • Pada anak yaitu dengan pemberian Ciprofloxacin 10-15 mg IV bd dan Doksisiklin> 8 tahun> 45 kg: 100 mg IV bd 8 tahun • Antitoksin. Saat spora antraks masuk ke dalam tubuh dan menghasilkan racun. Saat racun masuk kedalam tubuh salah satu pengobatan yang mungkin dilakukan adalah antitoksin. Pencegahan dan Program pemberantasan Leptospirosis pada Manusia dan Hewan
• Menghindari mengonsumsi daging ternak yang kurang
matang • Melakukan pengecekan berkala kepada hewan ternak. • Mengobati hewan yang terkontaminasi menggunakan penisilin, tetrasiklin, dan preparat sulfa. • Memutus rantai penularan, bangkai ternak tersangka anthrax dan semua material yang diduga tercemar. • Antibiotik • Vaksin Kesimpulan Penyakit Antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthraci dan termasuk salah satu dari penyakit zoonosis. Bakteri Bacillus anthraci menyebarkan infeksi dalam bentuk spora dan manusia dapat terinfeksi melalui kulit (kontak dengan lesi hewan terkontaminasi), inhalasi (spora B. antrhacis) atau melalui ingesti (konsumsi hewan terkontaminasi). Spora B. anthraci akan membentuk kapsul dan toksin guna mempertahankan diri dan merusak sel tubuh penderita. Penegakan diagnosis antraks dapat dilakukan dengan melihat riwayat paparan dan manifestasi klinik. Gejala sistemik ringan berupa malaise dan demam subfebrile. Doiagnosis antraks dapat menggunakan pewarnaan dan kultur bakteri, kultur darah, ct scan dan uji serologi. Tatalaksananya yaitu dengan pemberian antibiotik penisilin dan dapat ditambahkan antibiotik ciprofloxacillin, doxycyklin, atau amoksisilin. Pencegahan penyakit antraks dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi daging yang kurang matang, dan melakukan edukasi dan penggunaan apd pada pekerja beresiko tinggi (dokter hewan, petani dan peternak) serta melakukan vaksin terhadap hewan ternak. Daftar Pustaka 1. Clarasinta, Claudia., dan Tri Umiana Soleha. 2017. Penyakit Antraks: Ancaman untuk Petani dan Peternak. Universitas Lampung Majority Volume 7 Nomor 1: Hal158-163. Diakses pada 8 September 2020 dari https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/176.pdf 2. Tanzil, Kunadi. 2013. Aspek Bakteriologi Penyakit Antraks. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Volume 1 Nomor 1: Hal 1-5. Diakses pada 8 September 2020 dari https://media.neliti.com/media/publications/36793-ID-aspek-bakteriologi-penyakit-antraks.pdf 3. Adji, Rahmat Setya.,dan Lily Natalia. 2006. Pengendalian Penyakit Antraks, Diagnosis, vaksinasi dan Investigasi. Bogor: Balai Besar Penelitian Veteriner Jurnal WARTAZOA Vol. 16 No . 4: Hal 198-204. Diakses pada 8 September 2020 dari http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/download/841/850 4. Kementerian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada 8 September 2020 dari https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan- indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf 5. https://www.cdc.gov/anthrax/basics/index.html 6. https://www.who.int/csr/disease/Anthrax/en/