Anda di halaman 1dari 13

ANTRAKS

Yersintha Trisanlia Katarina


18070287
Pengertian & Penyebab Penyakit Antraks
• Antraks merupakan penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan termasuk
salah satu penyakit zoonosis.
• Antraks disebut juga Radang Lympha.
• Penyakit antraks kebanyakan menyerang mamalia dan
beberapa spesies burung, terutama herbivora.
• Bacillus anthracis adalah bakteri berbentuk batang,
dengan ujung berbentuk persegi dan sudut sudut yang
tampak jelas, tersusun berderet sehingga tampak seperti
ruas-ruas bambu. Bakteri ini merupakan bakteri gram
positif yang mempunyai ukuran 1-1,2 um X 3-5 μm.
Jenis Penyakit Antraks

Berdasarkan cara antraks masuk ke dalam


tubuh:
• Antraks Kulit
• Antraks Inhalasi (paru-paru)
• Antraks Gastrointestinal
• Antraks Injeksi
Masa Inkubasi dan Gejala
• Infeksi pada hewan biasanya berkembang dari 1 hingga 7 hari setelah terpapar. Gejala
klinis antraks pada hewan diawali dengan suhu tubuh tinggi sekitar 41-42 °C, kehilangan
nafsu makan dan edema di sekitar leher.
• Pada tipe kulit, B. anthracis masa inkubasi 2 sampai 7 hari . Gejala klinis yang terlihat
adalah demam tinggi, sakit kepala, ulcus dengan jaringan nekrotik warna hitam di tengah
dan dikelilingi oleh vesikel-vesikel dan oedema.
• Pada tipe pencernaan (gastrointestinal anthrax masa inkubasinya 2 sampai 5 hari .
Mortalitas tipe ini dapat mencapai 25 - 60% dan dibedakan menjadi antraks intestinal dan
antraks oropharingeal . Pada antraks intestinal, gejala utama adalah demam tinggi, sakit
perut, diare berdarah, asites, dan toksemia . Antraks oropharingeal, gejala utamanya
demam tinggi, sakit tenggorokan, pembesaran limfoglandula regional, dan toksemia
• Tipe pernafasan (Pulmonary anthrax) masa inkubasi 2 - 6 hari . Jalannya penyakit perakut
sulit bernafas, sianosis, koma dan mati .
Patogenesis
• Perjalanan penyakit dimulai ketika spora bakteri masuk ke tubuh
inang melalui abrasi pada kulit, memakan makanan yang
terkontaminasi, atau melalui inhalasi.
• Setelah masuk ke dalam tubuh inang, spora akan ditangkap oleh
makrofag dan dibawa ke nodus limfatikus dan pada akhirnya
masuk ke pembuluh darah. 
• Bacillus anthracis memerlukan langkah intrasel untuk memulai
infeksi. Germinasi spora diawali dalam makrofag.
• Toksin memegang peranan penting dalam patogenesis penyakit
anthrax. Toksin diproduksi pada saat Bacillus anthracis berada
dalam bentuk vegetatif dalam inang.
• Toksin yang diproduksi oleh Bacillus anthracis  dapat
menyebabkan syok hingga kematian akibat respon makrofag.
• Infeksi yang terjadi dalam tubuh akan memicu respon sistemik
tubuh terhadap adanya infeksi yang disebut dengan sepsis
Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit
Diagnosis Laboratorium
Sumber & Cara penularan
• Manusia umumnya tertular penyakit secara langsung atau tidak langsung dari
hewan yang tertular, atau paparan pekerjaan terhadap produk hewani yang
terinfeksi atau terkontaminasi.
• Manusia dapat terinfeksi melalui salah satu dari ketiga kemungkinan yaitu melalui
kulit, melalui inhalasi atau melalui ingesti.
• Herbivora biasanya terinfeksi saat menelan cukup banyak spora di tanah atau pada
tanaman di padang rumput.
• Hewan karnivora biasanya terinfeksi setelah memakan daging yang terkontaminasi.
Burung pemakan bangkai dan lalat dapat menyebarkan antraks secara mekanis.
• Spora antraks dapat bertahan selama puluhan tahun di tanah atau produk hewani
seperti kulit kering atau olahan dan wol. Spora juga bisa bertahaning selama dua
tahun dalam air, 10 tahun dalam susu dan sampai 71 tahun pada benang sutera.
Pengobatan pada Manusia
• Terapi dari penyakit antraks yaitu dengan mengonsusi antibiotik,
yaitu penisilin
• Antibiotik lain yang dapat digunakan yaitu ciprofloxacillin, doxycyklin,
atau amoksisilin.
• Tipe gastrointestinal tetrasiklin 1 gram/ hari. Terapi supportif dan
simptomatis perlu diberikan, biasanya plasma ekspander dan
regiment vasopresor.
• Pengobatan antraks inhalasi yaitu dengan pengobatan intravena (IV)
pada dewasa dengan Ciprofloxacin 400 mg IV bd (dua kali sehari) atau
doksisiklin 100 mg IV bd ditambah 1 atau 2 antibiotik lainnya
• Pada anak yaitu dengan pemberian Ciprofloxacin 10-15 mg IV bd dan
Doksisiklin> 8 tahun> 45 kg: 100 mg IV bd 8 tahun
• Antitoksin. Saat spora antraks masuk ke dalam tubuh dan
menghasilkan racun. Saat racun masuk kedalam tubuh salah satu
pengobatan yang mungkin dilakukan adalah antitoksin.
Pencegahan dan Program pemberantasan Leptospirosis
pada Manusia dan Hewan

• Menghindari mengonsumsi daging ternak yang kurang


matang
• Melakukan pengecekan berkala kepada hewan ternak.
• Mengobati hewan yang terkontaminasi menggunakan
penisilin, tetrasiklin, dan preparat sulfa.
• Memutus rantai penularan, bangkai ternak tersangka
anthrax dan semua material yang diduga tercemar.
• Antibiotik
• Vaksin
Kesimpulan
Penyakit Antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthraci dan termasuk salah satu dari
penyakit zoonosis. Bakteri Bacillus anthraci menyebarkan infeksi dalam bentuk spora dan
manusia dapat terinfeksi melalui kulit (kontak dengan lesi hewan terkontaminasi), inhalasi
(spora B. antrhacis) atau melalui ingesti (konsumsi hewan terkontaminasi). Spora B.
anthraci akan membentuk kapsul dan toksin guna mempertahankan diri dan merusak sel
tubuh penderita. Penegakan diagnosis antraks dapat dilakukan dengan melihat riwayat
paparan dan manifestasi klinik. Gejala sistemik ringan berupa malaise dan demam
subfebrile. Doiagnosis antraks dapat menggunakan pewarnaan dan kultur bakteri, kultur
darah, ct scan dan uji serologi. Tatalaksananya yaitu dengan pemberian antibiotik penisilin
dan dapat ditambahkan antibiotik ciprofloxacillin, doxycyklin, atau amoksisilin.
Pencegahan penyakit antraks dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi daging yang
kurang matang, dan melakukan edukasi dan penggunaan apd pada pekerja beresiko tinggi
(dokter hewan, petani dan peternak) serta melakukan vaksin terhadap hewan ternak.
Daftar Pustaka
1. Clarasinta, Claudia., dan Tri Umiana Soleha. 2017. Penyakit Antraks: Ancaman untuk Petani dan
Peternak. Universitas Lampung Majority Volume 7 Nomor 1: Hal158-163. Diakses pada 8 September
2020 dari https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/176.pdf
2. Tanzil, Kunadi. 2013. Aspek Bakteriologi Penyakit Antraks. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Volume 1 Nomor 1: Hal 1-5. Diakses pada 8 September 2020 dari
https://media.neliti.com/media/publications/36793-ID-aspek-bakteriologi-penyakit-antraks.pdf
3. Adji, Rahmat Setya.,dan Lily Natalia. 2006. Pengendalian Penyakit Antraks, Diagnosis, vaksinasi dan
Investigasi. Bogor: Balai Besar Penelitian Veteriner Jurnal WARTAZOA Vol. 16 No . 4: Hal 198-204.
Diakses pada 8 September 2020 dari
http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/download/841/850
4. Kementerian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada
8 September 2020 dari https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf
5. https://www.cdc.gov/anthrax/basics/index.html
6. https://www.who.int/csr/disease/Anthrax/en/

Anda mungkin juga menyukai